commit to user 14
g.
Penyesuaian rasio arus jalan minor ditentukan dari grafik 2.4
Grafik 2.4 Faktor Penyesuaian Arus Jalan Minor P
RT
2.2.5. Kapasitas Simpang Tak Bersinyal
MKJI 1997 mendefenisikan bahwa kapasitas adalah arus lalu lintas maksimum yang dapat dipertahankan tetap pada suatu bagian jalan dalam kondisi tertentu
dinyatakan dalam kendjam atau smpjam. Kapasitas total suatu persimpangan dapat dinyatakan sebagai hasil perkalian antara kapasitas dasar C
o
dan faktor- faktor penyesuaian F. Rumusan kapasitas simpang menurut MKJI 1997
dituliskan sebagai berikut :
C = C
o
x F
W
x F
M
x F
CS
x F
RSU
x F
LT
x F
RT
x F
MI
…………….………………4
keterangan ; C
= Kapasitas aktual sesuai kondisi yang ada C
o
= Kapasitas Dasar F
W
= Faktor penyesuaian lebar masuk
commit to user 15
F
M
= Faktor penyesuaian median jalan utama F
CS
= Faktor penyesuaian ukuran kota F
LT
= Faktor penyesuaian rasio belok kiri F
RT
= Faktor penyesuaian rasio belok kanan F
MI
= Faktor penyesuaian rasio arus jalan minor
2.2.
6.
Derajat Kejenuhan
Derajat kejenuhan DS merupakan rasio arus lalu lintas smpjam terhadap kapasitas smpjam, dapat ditulis dengan persamaan sebagai berikut :
DS
=
Qsmp
C….. ……………………………………………………..………5
keterangan ; DS
= Derajat kejenuhan C
= Kapasitas smpjam Q
smp
= Arus total sesungguhnyasmpjam, dihitung sebagai berikut : Q
smp
= Q
kend
X F
smp
F
smp
= merupakan faktor ekivalen mobil penumpang emp.
2.2.7. Tundaan D
Tundaan di persimpangan adalah total waktu hambatan rata-rata yang dialami oleh kendaraan sewaktu melewati suatu. Hambatan tersebut muncul jika
kendaraan berhenti karena terjadinya antrian di simpang sampai kendaraan itu keluar dari simpang karena adanya pengaruh kapasitas simpang yang sudah tidak
memadai. Nilai tundaan mempengaruhi nilai waktu tempuh kendaraan. Semakin tinggi nilai tundaan, semakin tinggi pula waktu tempuh.
a. Tundaan lalu lintas rata-rata untuk seluruh simpang D
TI
Tundaan lalu lintas rata-rata D
TI
detiksmp adalah tundaan rata-rata untuk seluruh kendaraan yang masuk simpang. Tundaan D
TI
ditentukan dari hubungan empiris antara tundaan D
TI
dan derajat kejenuhan DS.
commit to user 16
-
Untuk DS ≤ 0,6 :
DT
I
=
2+ 8.2078xDS - [1 – DSx2]
…………………….………………………..6
-
Untuk DS 0,6 :
DT
I
=1,0504 0,2742 – 0,2042 DS - 1 - DS 2………………………….7
b. Tundaan lalu lintas rata-rata untuk jalan major DT
MA
Tundaan lalu lintas rata-rata untuk jalan major merupakan tundaan lalu lintas rata-ratauntuk seluruh kendaraan yang masuk di simpang melalui jalan major.
- Untuk DS ≤ 0,6 :
DT
MA
=1,8 + 5,8234 DS - 1 – DS 1,8…………………………………….8
- Untuk DS ≤ 0,6 :
DT
MA
=1,05034 0,346-0,24DS - 1 - DS 1,8 ……………………………..9
c. Tundaan lalu lintas rata-rata jalan minor DT
MI
Tundaan lalu lintas rata-rata jalan minor ditentukan berdasarkan tundaan lalu lintas rata-rata DTi dan tundaan lalu lintas rata-rata jalan major DT
MA
.
DT
MI
= Q
TOT
x DT
1
- Q
MA
x DT
MA
Q
MI
………………………………….10
commit to user 17
keterangan ;
Q
smp
= Arus total sesungguhnyasmpjam, Q
MA
= Jumlah kendaraan yang masuk di simpang memalui jalan major smpjam
Q
MI
= Jumlah kendaraan yang masuk di simpang memalui jalan minor
smpjam
d. Tundaan geometrik simpang DG
Tundaan geometrik simpang adalah tundaan geometrik rata-rata seluruh kendaraan bermotor yang masuk di simpang. DG dihitung menggunakan
persamaan :
-
Untuk DS 1,0 :
DG = 1 – DS x P
T
x 6 + 1 - P
T
x 3 + DS x 4 …..……………………………..11
-
Untuk DS ≥ 1,0
: DG
= 4 detiksmp ……………………………………….……………………….. 12
5. Tundaan simpang D
Tundaan simpang dihitung menggunakan persamaan sebagai berikut :
D = DG + DTi ……………………………………………………..………….13
2.3. Simpang Bersinyal