commit to user 50
50
BAB 4 PERHITUNGANDAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum
Setelah data data yang diperlukan didapat, maka dengan cara memasukkan nilainya dalam perhitungan dapat diketahui kondisi lalu lintas yang terjadi saat ini sehingga
dapat digunakan sebagai dasar untuk menentukan langkah penanganan yang akan diberlakukan pada simpang tersebut.
Simpang tak bersinyal Solo Paragon memiliki empat lebar pendekat yaitu pendekat Utara memiliki lebar masuk 3,16 m, Timur 4,44 m, Selatan 3,33 m, dan Barat 4,17 m.
Masing – masing pendekat tergolong dalam lingkungan komersial com.
4.2. Data SurveiGeometrik Simpang
Lokasi penelitian adalah simpang empat Solo Paragon.
Tabel 4.1.Data Geometrik Simpang Solo Paragon. Nama Jalan
Lebar m Jumlah
Lajur
Jl. DR Cipto Mangun KusumoUtara 6.82
2 lajur Jl. DR Cipto Mangun Kusumo Selatan
6.45 2 lajur
Jl. Yosodipuro Timur 8.74
2 lajur Jl. YosodipuroBarat
8,74 2 lajur
commit to user 51
51
Denah lokasi penelitian dapat dilihat pada Gambar 4.1.
Gambar 4.1. Geometrik Simpang Empat Solo Paragon
4.3. Data Volume Lalu Lintas
4.3.1. RekapitulasiArus Lalu-Lintas Simpang Empat Solo Paragon
Lokasi : Simpang Solo Paragon
Hari Tanggal : Selasa, 6 November 2012
Pendekat : Timur, Selatan, Barat, Utara
S o
lo P
a ra
g o
n Jl. Y o so d ip u ro
Jl. Y o so d ip u ro
J l.
D r
C ip
to M
a n
g u
n K
u s
u m
o J
l. D
r C
ip to
M a
n g
u n
K u
s u
m o
U
4 ,3
4 ,4
4 4
,1 7
4 ,5
7
3 ,6 6 3 ,1 6
3 ,3 3 3 ,1 2 P erto k o an
P eru m ah an P erto k o an
P eru m ah an
P e
rt o
k o
a n
P e
ru m
a h
a n
P eru m ah an
P e
ru m
a h
a n
P e
rt o
k o
a n
P e
ru m
a h
a n
8 .8 1 0 .9
8 .1 6 .8
commit to user 52
52
commit to user 53
53
4.4. Data Masukan dan Pembahasan
4.4.1 Geometrik dan Kondisi Lalu Lintas USIG I
Informasi untuk diisi pada bagian atas Form USIG-1: 1
Kondisi Geometrik Masukkan sketsa pola geometrik yang telah dibuat. Nama jalan minor dan
utama dan nama kota dicatat pada bagian atas sketsa sebagaimana juga nama pilihan dari alternatif rencana. Untuk orientasi sketsa sebaiknya juga memuat
panah penunjuk arah.
2 Kondisi Lalu Lintas
Masukkan data untuk kondisi lalu lintas yang terdiri dari periode jam puncak, Sketsa arus lalu-lintas menggambarkan berbagai gerakan dan arus lalu-lintas,
komposisi lalu-lintas , dan arus kendaraan tak bermotor. Data survei arus lalu lintas simpang Solo Paragon pada jam puncak pagi
dilakukan setiap 15 menit selama 2 jam. Survei dimulai pukul 06.00 – 08.00.
Data yang didapat adalah volume arus kendaraan yang melewati simpang. Arus kendaraan yang terdiri dari kendaraan bermotor dan kendaraan tak bermotor.
Kemudian data dijadikan dalam satuan smpjam.
Keterangan: Kolom 1
: Kode pendekat terdiri arah Timur, Utara, Barat, Selatan. Kolom 2
:Arah arus kendaraan terdiri LT belok kiri, ST lurus, RT belok Kanan
Kolom 3 : Jumlah arus kendaraanjam pada kendaraan ringan LV.
Kolom 4 : Hasil kali kendaraanjam dengan emp = 1,0
pada kendaraan ringan LV smpjam. Kolom 5
: Jumlah arus kendaraanjam pada kendaraan berat HV. Kolom 6
: Hasil kali kendaraanjam dengan emp = 1,3 pada kendaraan berat HV smpjam.
Kolom 7 : Jumlah arus kendaraanjam pada sepeda motor MC.
commit to user 54
54 Kolom 8
: Hasil kali kendaraanjam dengan emp = 0,5 pada sepeda motor MC smpjam.
Kolom 9 : Hasil total seluruh kendaraanjam.
Kolom 10 : Hasil total seluruh kendaraan terlindung smpjam. Kolom 11
: Rasio kendaraan belok kiri P
LT
.
jam smp
Total jam
smp LT
P
LT
Rasio kendaraan belok kanan P
RT
jam smp
Total jam
smp RT
P
RT
Kolom 12
: Jumlah arus kendaraan tak bermotor UM. Rasio kendaraan tak bermotor P
UM
.
MV UM
P
UM
4.4.2. Data Analisa Lebar Pendekat dan Tipe Simpang, Kapasitas dan Perilaku Lalu Lintas USIG II.
Setelah perhitungan pada USIG-1 selesai dilakukan, kemudian menuju ke USIG-2 untuk mengetahui lebar pendekat, tipe simpang, kapasitas, dan perilaku lalu lintas.
Untuk lebar pendekat dan tipe simpang, data diperoleh dari hasil survei pengukuran geometrik jalan. Data pada lebar pendekat dan tipe simpang
digunakan untuk menghitung kapasitas.
Keterangan: Kolom 1
: Jumlah lengan simpang dengan lalu lintas masuk atau keluar atau keduanya.
Kolom 2 : Lebar pendekat jalan minor W
A
Kolom 3 :Lebar pendekat jalan minor W
C
Kolom 4 : Lebar rata-rata pendekat jalan minor.
W
AC
= W
A
+ W
C
2 Kolom 5
: Lebar pendekat jalan utama W
B
commit to user 55
55 Kolom 6
:Lebar pendekat jalan utama W
D
Kolom 7 : Lebar rata
– rata pendekat jalan utama. W
BD
= W
B
+ W
D
2 Kolom 8
: Lebar rata – rata semua pendekat.
W
1
= W
A
+ W
C
+ W
B
+ W
D
Jumlah lengan simpang. Kolom 9
: Jumlah lajur jalan minor. Kolom 10
: Jumlah lajur jalan utama. Kolom 11
: Tipe simpang yang menentukan jumlah lengan dan jumlah lajur pada jalan utama dan jalan minor.
Kolom 12 : Kapasitas dasar menurut tipe simpang. Kolom 13 : Faktor penyesuaian lebar pendekat F
w
diperoleh dengan rumus: 0,7 + 0,0866 W
1
Kolom 14 : Faktor penyesuaian untuk kapasitas dasar sehubungan dengan tipe median jalan utama F
M
.. Kolom 15 : Faktor penyesuaian ukuran kota F
cs
, disesuaikan dengan jumlah penduduk pada kota yang disurvei.
Kolom 16 : Faktor penyesuaian kapasitas dasar akibat tipe lingkungan jalan,
hambatan samping dan kendaraan tak bermotor F
RSU
. Kolom 17
: Faktor penyesuaian kapasitas dasar akibat belok kiri F
LT
, dengan rumus:
F
LT
= 0,84 + 1,61 P
LT
Kolom 18 : Faktor penyesuaian kapasitas dasar akibat belok kanan F
RT
. Kolom 19
: Faktor penyesuaian kapasitas dasar akibat rasio arus jalan minor F
MI
, dengan rumus: 1,19 x P
MI2
– 1,19 x P
MI
+ 1,19 Kolom 20
: Kapasitas total untuk seluruh lengan simpang C, dihitung dengan rumus :
C = Co x Fw x F
M
x F
CS
x F
RSU
x F
LT
x F
RT
x F
MI
smpjam Kolom 21
:Arus kendaraan bermotor total pada persimpangan dinyatakan dalam smpjam.
Kolom 22 : Derajat Kejenuhan DS dihitung dengan rumus:
DS = QC Kolom 23
: Tundaan lalu lintas rata – rata untuk semua kendaraan bermotor
commit to user 56
56 yang masuk simpang DT
1
, dihitung dengan rumus: DT
1
=1,0504 0,2742 – 0,2042 DS - 1 - DS 2
Kolom 24 : Tundaan lalu lintas rata
– rata semua kendaraan bermotor yang masuk persimpangan dari jalan utama DT
MA
, dihitung dengan rumus :
DT
MA
= 1,05034 0,346 - 0,24 DS - 1 - DS 1,8 Kolom 25
: Tundaan lalu lintas jalan minor DT
MI
, dihitung dengan rumus: DT
MI
= Q
TOT
x DT
1
- Q
MA
x DT
MA
Q
MI
Kolom 26 : Tundaan geometrik rata
– rata seluruh kendaraan bermotor yang masuk simpang DG, dihitung dengan rumus :
DS = 1-DS x PT x 6+ 1 - PT x 3 + DS x 4 Kolom 27
: Tundaan simpang D dihitung dengan rumus : D = DG + DT
1
detsmp Kolom 28 : Peluang antrian QP , ditentukan dari hubungan empiris antara
peluang antrian dan derajat kejenuhan. Kolom 29
: Penilaian pada simpang, sesuai dengan derajat kejenuhan DS. DS 0,85
commit to user 57
commit to user 58
commit to user 59
4.5. Kinerja Simpang