mulai dari gerakan
gropyok
yaitu membongkar sarang tikus dan memasang jaring serta jebakan, lalu juga memburu tikus dengan cara menembak dan menggunakan
umpan beracun serta melakukan pengasapan dengan belerang. Kepala Desa Tlogoweru pada waktu itu juga sampai mengeluarkan peraturan desa yang
mewajibkan kepala keluarga menyetorkan 50-300 ekor tikus setiap tahunnya. Namun setelah semua usaha dan upaya yang dilakukan, nampaknya tidak
memunculkan hasil yang memuaskan. Sampai akhirnya pada awal 2011, para petani di Tlogoweru mendengar kabar
bahwa petani di Kabupaten Ngawi, Jawa Timur berhasil menanggulangi hama tikus. Sejumlah petani Tlogoweru dikirim ke Ngawi untuk menimba ilmu membasmi
tikus dengan predatornya, yakni burung hantu
Tyto alba
. Bulan April 2011, warga Tlogoweru mulai menangkarkan dan mengembangkan burung hantu sendiri. Di
lahan penangkaran seluas 6 x 12 meter persegi, mereka bersama-sama merawat burung hantu hingga beranak pinak. Inilah awal mula terbentuknya program
pemanfaatan burung hantu
Tyto alba
, dan tim penggerak yang akrab dikenal sebagai Tim Tyto.
4.1.3 Partisipasi Petani Desa Tlogoweru
4.1.3.1 Bentuk Partisipasi
Tabel 3. Bentuk Partisipasi Petani Tlogoweru
Bentuk Partisipasi Jumlah
Presentase
Tenaga 14
47 Tenaga dan keahlian
1 3
Tenaga dan uang 7
23 Pikiran, tenaga dan barang
1 3
Pikiran, tenaga dan keahlian 1
3 Pikiran, tenaga dan uang
2 7
Pikiran, tenaga, barang, dan uang 1
3 Pikiran, tenaga, keahlian dan uang
1 3
Pikiran, tenaga, barang, keahlian dan uang 2
7 Total
30 100
Sumber : Data primer 2015
Menempati posisi pertama adalah partisipasi tunggal dalam bentuk tenaga. Dengan besaran persentase 47, warga Desa Tlogoweru turut berpartisipasi dalam
bentuk sumbangsih tenaga. Partisipasi tenaga yang dimaksudkan adalah cara masyarakat terlibat secara fisik dalam perencanaan, pelaksanaan kegiatan,
pemeliharaan dan pelestarian serta evaluasi. Dimulai dari menghadiri rapat-rapat
awal sebelum menentukan tempat pembangunan rubuha, ikut membantu dalam proses pembangunan, merawat dan memeriksa rubuha, serta menghadiri rapat
evaluasi kegiatan pemanfaatan
Tyto alba
. Diposisi berikutnya, paduan partisipasi dalam bentuk tenaga dan uang
sebesar 23 dilakukan oleh warga Tlogoweru. Uang merupakan bentuk parisipasi harta benda masyarakat yang diberikan secara sukarela terhadap kegiatan
pemanfaatan
Tyto alba
, dengan jumlah yang beragam dari Rp 10.000,00 hingga jutaan rupiah digunakan untuk membangun rubuha di sekitar sawah. Sedangkan
sisanya adalah gabungan bermacam bentuk partisipasi yang menyebar secara merata dengan presentase antara 3 sampai dengan 7.
Pikiran di dalam partisipasi adalah bentuk sumbangan berupa pertanyaan, ide dan gagasan yang bertujuan untuk memajukan kegiatan
Tyto alba
. Sedangkan yang dimaksud dengan partisipasi keahlian adalah sumbangan dalam bentuk
kemampuan khusus. Misalkan, kemampuan dalam memimpin jalannya diskusi atau serta kemampuan mengarahkan tentang cara membangun rubuha dalam proses
pembangungan. Terakhir adalah bentuk partispasi barang, di dalam partisipasi ini warga menyumbangkan material-material bangunan dan makananminumanrokok
kepada tukangpihak yang sedang mengerjakan pembangunan rubuha di sawah.
4.1.3.2 Tingkat Partisipasi Petani dalam Kegiatan Pemanfaatan Burung