Tingkat Partisipasi Petani dalam Kegiatan Pemanfaatan Burung

awal sebelum menentukan tempat pembangunan rubuha, ikut membantu dalam proses pembangunan, merawat dan memeriksa rubuha, serta menghadiri rapat evaluasi kegiatan pemanfaatan Tyto alba . Diposisi berikutnya, paduan partisipasi dalam bentuk tenaga dan uang sebesar 23 dilakukan oleh warga Tlogoweru. Uang merupakan bentuk parisipasi harta benda masyarakat yang diberikan secara sukarela terhadap kegiatan pemanfaatan Tyto alba , dengan jumlah yang beragam dari Rp 10.000,00 hingga jutaan rupiah digunakan untuk membangun rubuha di sekitar sawah. Sedangkan sisanya adalah gabungan bermacam bentuk partisipasi yang menyebar secara merata dengan presentase antara 3 sampai dengan 7. Pikiran di dalam partisipasi adalah bentuk sumbangan berupa pertanyaan, ide dan gagasan yang bertujuan untuk memajukan kegiatan Tyto alba . Sedangkan yang dimaksud dengan partisipasi keahlian adalah sumbangan dalam bentuk kemampuan khusus. Misalkan, kemampuan dalam memimpin jalannya diskusi atau serta kemampuan mengarahkan tentang cara membangun rubuha dalam proses pembangungan. Terakhir adalah bentuk partispasi barang, di dalam partisipasi ini warga menyumbangkan material-material bangunan dan makananminumanrokok kepada tukangpihak yang sedang mengerjakan pembangunan rubuha di sawah.

4.1.3.2 Tingkat Partisipasi Petani dalam Kegiatan Pemanfaatan Burung

Hantu Tyto alba Bila kita mencoba membandingkan 8 anak tangga Arnstein dengan hasil penelitian di Tlogoweru, maka partisipasi petani dalam kegiatan pemanfaatan burung hantu Tyto alba baru mencapai anak tangga ke enam yaitu Partnership kemitraan. Pada anak tangga Manipulation 1: 100 responden setuju bila mereka memiliki wakil yang dilibatkan dalam rapat dan proses pengambilan keputusan terkait Tyto alba . Namun ada kecenderungan publik bersifat pasif dan hanya bergantung pada wakil mereka untuk mendapatkan informasi. Hal ini dibuktikan dengan, sebanyak 83 responden menyatakan setuju bahwa mereka cukup menunggu informasi tentang apa yang sedang dan telah terjadi di Tlogoweru terkait burung hantu. Untuk informasi yang beredar, 100 responden setuju jika tidak ada pihak yang memonopoli informasi. Selanjutnya di tingkat Therapy 2: 100 responden menyatakan setuju jika mereka berkesempatan untuk terlibat dalam proses pengambilan keputusan. Melalui wakil yang hadir dalam rapat, warga menyampaikan aspirasi dan pendapat mereka. Naik ke anak tangga berikutnya yaitu Informing 3: Publik tidak setuju jika dinyatakan komunikasi bersifat searah. Terbukti 100 responden menyatakan bahwa mereka setuju jika ada pembahasandialog bersama dengan Tim Tyto. Beberapa responden juga sudah mulai mencoba melakukan komunikasi secara langsung, seperti ketika mereka menemukan anak burung hantu yang jatuh dari rubuha dan membawanya ke pusat penangkaran burung hantu. Memasuki tangga Consulation 4: Responden berpartisipasi dengan cara berkonsultasi dan Tim Tyto mencari jawaban dari permasalahan warga. Lalu apabila terdapat masukan serta saran dari masyarakat Desa Tlogoweru, maka Tim Tyto akan memperhitungkan pendapat tersebut apakah patut untuk ditindaklanjuti atau tidak. Dari total 30 responden, 100 setuju terhadap pernyataan di atas. Di anak tangga selanjutnya, Placation 5: kinerja Tim Tyto dianggap bagus oleh warga, banyak masukan dan saran dari warga yang diterima. Hingga akhirnya, mulai timbul mutual trust rasa saling percaya. Dibuktikan dengan 77 responden memberikan sumbangan secara ikhlas dalam kegiatan pemanfaatan burung hantu. Tim Tyto menjawab kepercayaan tersebut dengan meminta warga untuk menjaga rubuha sebagai hak milik perorangan di sawah masing-masing. Sebanyak 97 responden menyambut positif hal tersebut dan bersedia menjaga rubuha walaupun misal kegiatan pemanfaatan burung hantu berakhir. Partnership atau kemitraan 6: di mana pada anak tangga ini Tim Tyto dan warga berhubungan selayaknya rekan kerja. Saling bermitra dalam merancang dan mengimplementasi aneka kebijakan publik yang ada kaitannya dengan burung hantu. Sebanyak 43 responden bersama-sama dengan rekan petani di sekitar sawah berinisiatif membentuk kelompok kecil. Hanya saja, 53 responden belum mampu merencanakan kegiatan dan melakukan penguatan kelembagaan sendiri. Porsi kerja dari Tim Tyto lebih berat dari kewajiban yang seharusnya mulai ditanggung bersama warga. Dengan demikian tingkat artisipasi petani di Tlogoweru baru mencapai awal anak tangga ke 6, alasannya persentase jumlah yang tidak setuju dan setuju tidak jauh terlalu berbeda. Kondisi berlawanan dapat ditemukan pada level ke 7 dan ke 8, di mana terlihat jika petani Tlogoweru belum mampu untuk mencapai level Delegated Power dan Citizen Control . Tabel 4. Rekapitulasi Indikator Tingkat Partisipasi Petani No Indikator Partisipasi Setuju persen Tidak Setuju Persen Keterangan 1 Masyarakat hanya tinggal menerima pemberitaan apa yang sedang terjadi dan telah terjadi 83 17 Manipulasi Pengumuman dari pihak Tyto alba selalu memperhatikan tanggapan masyarakat 93 7 Informasi yang diperlukan dapat diakses dan tersedia bagi semua kalangan 100 - 2 Masyarakat berkesempatan untuk terlibat dalam proses pengambilan keputusan dan menjawab pertanyaan- pertanyaan terkait program 100 - Terapi 3 Akurasi hasil studi dibahas bersama masyarakat 100 - Informasi 4 Masyarakat berpartisipasi dengan cara berkonsultasi, sedangkan pihak Tyto alba mencari jawaban dari permasalahan warga 100 - Konsultasi Pandangan dan saran dari masyarakat akan ditindaklanjuti oleh pihakt Tyto alba 100 - 5 Masyarakat memberikan pengorbanan dan jasa, walau tidak dilibatkan dalam proses pembelajaran atau eksperimen-eksperimen yang dilakukan 77 23 Peredaman Masyarakat memiliki andil untuk melanjutkan kegiatan-kegiatan setelah insentif dihentikan 97 3 6 Masyarakat membentuk kelompok sebagai bagian proyek, setelah ada keputusan utama yang disepakati 43 57 Kemitraan Pada tahap awal, masyarakat bergantung kepada pihak luar, tetapi secara bertahap menunjukkan kemandiriannya 43 57 Masyarakat berperan dalam proses analisis untuk perencanaan kegiatan dan penguatan kelembagaan 47 53 7 Masyarakat memiliki peran untuk mengontrol pelaksanaan keputusan, sehingga memiliki andil dalam keseluruhan proses kegiatan 47 53 Pendelegasian kekuasaan Masyarakat mengambil inisiatif sendiri secara bebas tidak dipengaruhi pihak luar untuk mengubah sistem atau nilai-nilai yang mereka junjung 17 83 8 Masyarakat mengembangkan kontak dengan lembaga- lembaga lain untuk mendapatkan bantuan dan dukungan teknis serta sumberdaya yang diperlukan 27 73 Pengawasaan masyarakat Masyarakat juga memegang kendali atas pemanfaatan sumber daya yang digunakan 27 73 Sumber: Data primer 2015

4.2 Karateristik Petani Responden

Dokumen yang terkait

IbM PEMANFAATAN BURUNG HANTU (Tyto alba) UNTUK MENGENDALIKAN HAMA TIKUS DI KECAMATAN SEMBORO KABUPATEN JEMBER

3 36 28

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Analisis Partisipasi Petani Padi Dalam Pemanfaatan Burung Hantu (Tyto alba) di Desa Tlogoweru Kabupaten Demak T1 522010011 BAB I

0 0 4

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Analisis Partisipasi Petani Padi Dalam Pemanfaatan Burung Hantu (Tyto alba) di Desa Tlogoweru Kabupaten Demak T1 522010011 BAB II

0 0 5

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Analisis Partisipasi Petani Padi Dalam Pemanfaatan Burung Hantu (Tyto alba) di Desa Tlogoweru Kabupaten Demak T1 522010011 BAB V

0 0 1

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Analisis Partisipasi Petani Padi Dalam Pemanfaatan Burung Hantu (Tyto alba) di Desa Tlogoweru Kabupaten Demak

0 0 12

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Analisis Partisipasi Petani Padi Dalam Pemanfaatan Burung Hantu (Tyto alba) di Desa Tlogoweru Kabupaten Demak

0 0 17

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Alasan Petani Dalam Pengambilan Keputusan Menanam Suatu Jenis Varietas Padi T1 522000601 BAB IV

0 0 22

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pemberdayaan Masyarakat Alam Pembangunan Desa Tlogoweru

0 1 19

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pemberdayaan Masyarakat Alam Pembangunan Desa Tlogoweru D 902007005 BAB IV

0 0 19

T1__BAB IV Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pemanfaatan Layanan Kesehatan Maternal Primer di Desa Nogosaren Kecamatan Getasanabupaten Semarang T1 BAB IV

0 0 31