59 terhadap tindakan beresiko, c Direction pengarahan, d Integration
pengintegrasian, e Management support, f Control, g Identity, h Reward Sistem, i Conflict Tolerance, j Communication Patterns pola-pola
komunikasi.
2.4 Kerangka Berpikir
Total Quality Management atau Manajemen Mutu Terpadu sangat dibutuhkan dalam upaya menciptakan pendidikan yang bermutu. Total Quality
Management merupakan proses kontinyu yang melibatkan segenap pegawai melalui organisasi dalam pemecahan masalah secara kreatif untuk meningkatkan
kualitas atau mutu atas output dan proses. Ada lima aspek yang menjadi tolak ukur penerapan manajemen mutu TQM dalam pendidikan yaitu : fokus pelanggan
internal maupun eksternal, adanya keterlibatan total, adanya standar baku mutu lulusan, adanya komitmen dan adanya perbaikan yang berkelanjutan.
Usaha untuk mengimplementasikan manajemen mutu terpadu pendidikan pada sekolah-sekolah perlu memperhatikan tujuh komponen. Komponen-
komponen tersebut yaitu : 1.
kepemimpinan 2.
pendidikan dan pelatihan 3.
budaya iklim organisasi 4.
fokus pelanggan 5.
Metode ilmiah dan alat-alatnya
60 6.
Data-data yang bermakna 7.
Tim penyelesaian masalah Sekolah Menengah Kejuruan sebagai bentuk satuan pendidikan yang
diselenggaran untuk menyiapkan tenaga kerja tingkat menengah kerja tingkat menengah, sebagaimana sekolah-sekolah yang lain, dalam upaya menyiapkan
lulusan yang bermutu perlu memenuhi tuntutan mutu sebagaimana tertuang dalam standar mutu yang digunakan melalui penerapan implementasi Total
Quality Management dalam pengelolaanya. Kondisi aktual di lapangan, di SMK Sekolah Menengah Kejuruan Negeri
kota Semarang kelompok teknologi dan industri, menunjukkan bahwa tingkat keberhasilan implementasi TQM Total Quality Management dipengaruhi oleh
keefektifan kepemimpinan kepala sekolahnya dan kondisi budaya organisasi sekolah tersebut. Tingkat keberhasilan implementasi TQM di SMK Negeri kota
Semarang kelompok teknologi dan industri cenderung meningkat seiring dengan semakin efektif kepemimpinan kepala sekolah dan semakin baiknya budaya
organisasi sekolah tersebut. Kepemimpinan memiliki peran penting dalam TQM. Kepemimpinan
adalah kemampuan dan ketrampilan yang dimiliki untuk mempengaruhi orang lain, terutama bawahanya untuk berpikir dan bertindak sehingga melalui perilaku
yang positif ia memberikan sumbangsih nyata dalam pencapaian tujuan organisasi. Kepala sekolah sebagai pemimpin mempunyai tugas memadukan
unsur-unsur sekolah demi terciptanya sekolah efektif. Kepala sekolah sebagai seorang pemimpin, harus memiliki sifat atau watak
61 atau psikologi seorang pemimpin seperti pendekatan sifat kepemimpinan,
menerapkan secara bersama relation behaviour dan task behaviour serta memiliki conceptual skill, human relation skill dan technical skill dalam pendekatan
perilaku kepemimpinan. Selain dua hal diatas, Kepala sekolah sebagai seorang pemimpin juga perlu melihat lingkungan atau situasi yang ada serta berusaha
menjaga kharisma dirinya sebagai seorang pemimpin. Budaya organisasi organization culture juga merupakan hal penting bagi
organisasi, termasuk dalam implementasi total quality management dalam organisasi tersebut. Budaya organisasi merupakan pola atas asumsi, kepercayaan,
nilai, dan norma yang mana dibagi kepada semua anggota organisasi. Berdasarkan uraian diatas, dengan kata lain, budaya organisasi merupakan
aturan tidak tertulis yang dianut para pegawai dan sangat berpengaruh pada perilaku pegawai yangmana pada kelanjutanya sangat berpengaruh terhadap
keberhasilan organisasi, termasuk dalam implentasi total quality management di sekolah. Budaya organisasi atau organization culture beberapa dimensi yang
membedakan tingkatan budaya suatu organisasi yangmana meliputi : individual initiative, risk tolerance, direction, integration, management support, control,
identity, reward system, conflict tolerance, dan communication patern. Memperhatikan pentingnya kepemimpinan kepala sekolah dan budaya
organisasi dalam implementasi total quality management yangmana memiliki tujuan untuk mewujudkan pendidikan yang bermutu yang pada kelanjutanya
ditujukan untuk menciptakan sumberdaya manusia yang bermutu atau berkualitas, maka dalam penelitian ini akan diteliti tentang “ Pengaruh Keefektifan
62 kepemimpinan dan Budaya Organisasi terhadap Implementasi Total Quality
Management”. Fokus penelitian ini adalah guru-guru SMK Negeri Kota Semarang
kelompok teknologi dan industri yang telah memiliki sertifikasi ISO. Dengan penelitian ini diharapkan dapar memberi manfaat bagi kepala sekolah, guru,
stakeholder, siswa dan elemen-elemen lain yang terkait dengan pendidikan baik secara langsung maupun tidak langsung dalam implementasi TQM dalam upaya
mewujudkan pendidikan bermutu dan menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas.
Untuk mempermudah memahami alur pemikiran penulis dalam penelitian ini dapat digambarkan kerangka berpikir seperti bagan berikut,
Gambar 2.8 Kerangka berpikir penelitian
X
1
KEEFEKTIFAN KEPEMIMPINAN
1. Traits Leadership
2. Relation behaviour
3. Task behaviour
4. Conceptual skill
5. Human relation skill
6. Technical skill
7. Penyesuaian terhadap
situasi 8.
Kharisma pemimpin
X
2
BUDAYA ORGANISASI
1. Individual initiative
2. Risk tolerance
3. Direction
4. Integration
5. Management support
6. Control
7. Identity
8. Rewar system
9. Conflict tolerance
10. Communication pattern
Y IMPLEMENTASI TOTAL
QUALITY MANAGEMENT
1. Fokus pelanggan internal maupun
eksternal 2.
Keterlibatan total 3.
Adanya standar baku mutu lulusan 4.
Adanya komitmen 5.
Adanya perbaikan berkelanjutan
63 Keterangan :
X1 dan X2 : Variabel IndependenBebas
Y :
Variabel DependenTerikat
2.5 Hipotesis Penelitian