93
4.1.3 Deskripsi Data Keefektifan Kepemimpinan
Data keefektifan kepemimpinan kepala sekolah yang diambil dengan kuesioner yang berisi 60 butir soal yang
,
valid dengan 4 alternatif jawaban sesuai rating scale 1 s.d. 4 sehingga didapatkan
skor ideal maksimal 4 x 60 = 240 dan skor minimal 1 x 60 = 60, rentang skor ideal 60 s.d. 240. Dari hasil jawaban responden didapatkan
rentang skor 184 s.d. 240 dengan nilai rata-rata sebesar 214.88 dan standar deviasinya sebesar 12.037. Rata-rata tersebut berada hampir
mendekati jumlah skor idealnya. Jumlah skor yang didapatkan secara keseluruhan sebanyak 39968 sedangkan skor ideal totalnya sebesar 60 x
4 x 186 = 44640 sehingga persentase skor keseluruhan sebesar 3996844640 x 100 = 89,534. Angka tersebut termasuk dalam
kategori sangat tinggi . Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel
dan gambar berikut,
Tabel 4.4 Statistik Deskriptif Keefektifan Kepemimpinan
186 56
184 240
39968 214.88 12.037
186 Kepemimpinan
Valid N listwise N
Range Minimum
Maximum Sum
Mean Std. Deviation
Gambar 4.2 Posisi Prosentase Data Keefektifan Kepemimpinan pada skala kontinum 0 - 100
0 25 75 100 89.534
Sangat Tidak
baik Cukup
baik baik
Sangat baik
≈ Sangat baik
94
180 190
200 210
220 230
240
Kepemimpinan
5 10
15 20
25
Freq uen
c y
Mean = 214.88 Std. Dev. = 12.037
N = 186
Histogram
Gambar 4.3 Grafik Histogram Distribusi Frekuensi Keefektifan Kepemimpinan Kepala Sekolah
Grafik histogram pada gambar 4.2.1.2 di atas mengambarkan secara visual distribusi data dimana data tersebar pada interval 184
s.d. 240 yangmana berarti bahwa sangat tingginya skor keefektifan kepemimpinan kepala sekolah di SMK Negeri kota Semarang
kelompok teknologi industri yang berarti bahwa keefektifan kepemimpinan kepala sekolah di SMK Negeri kota Semarang
kelompok teknologi industri adalah sangat baik, hal ini juga
95 didukung dengan persentase secara keseluruhan mencapai 89.534 .
4.2 Pengaruh Budaya Organisasi terhadap Implementasi TQM dengan Variabel Kontrol Keefektifan Kepemimpinan.
Hasil penelitian ini menerima hipotesis kedua yang menyatakan ada pengaruh bud ay a or g an is as i terh a dap i mp l e men t a si TQM
deng a n v ar i ab le k on tr o l k e ef ek t if a n k ep e mi mp i n a n. Hal ini berarti bahwa semakin baik dan kuat budaya organisasi s e ko la h
maka akan diikuti peningkatan implementasi TQM. Kesimpulan diatas didasarkan pada hasil analisis korelasi parsial antara budaya organisasi
kepala sekolah dan implementasi TQM, dimana nilai korelasi sebesar 0.186 dengan taraf signifikansi 0.000 pada korelasi parsial dengan variabel
kontrol budaya organisasi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa upaya mewujudkan
implementasi TQM, salah satunya dipengaruhi oleh budaya organisasi sekolah. Dengan adanya budaya organisasi sekolah yang baik dan kuat
yang terindikasi pada individual initiative, risk tolerance, direction, integration, management support, control, identity, reward system, conflict
tolerance, dan communication patern akan mendorong pegawai untuk bekerja dengan sebaik-baiknya sehingga tingkat implementasi TQM
menjadi semakin baik, yang dalam hal ini adalah implementasi TQM di SMK Negeri di Kota Semarang kelompok teknologi dan industri.
Hasil analisis deskripsi menunjukkan bahwa budaya organisasi
96 kepala sekolah di SMK Negeri Kota Semarang kelompok teknologi
dan industri dalam kategori mendekati sangat baik yang ditunjukkan dan prosentase skor 89.026 dari skor maksimal 100 . Hal ini berarti
sebagian besar SMK Negeri di Kota Semarang pada kelompok teknologi dan industri mempunyai budaya organisasi yang baik dalam
hal ini meliputi individual initiative, risk tolerance, direction, integration, management support, control, identity, reward system, conflict tolerance,
dan communication patern. Dengan adanya kondisi budaya organisasi yang baik dan kuat
tersebut mampu memberikan suasana yang kondusif terhadap implementasi TQM. Implementasi TQM yang dimaksud disini
adalah suatu penerapan pola manaje me n y ang berorientasi pada mutu atau output pendidikan dan dilaksanakan secara menyeluruh
dengan melibatkan semua anggota yang terlibat dalam proses belajar mengajar yang ditandai dengan adanya proses perbaikan yang
berkelanjutan, peningkatan produktivitas, efisien dan efektif, yang diharapkan dapat memenuhi harapan pihak-pihak yang terlibat dalam proses
pendidikan. Hasil penelitian ini selaras dengan Syafarudin 2002 : 57 yang menyatakan bahwa implementasi TQM sangat dipengaruhi oleh beberapa
faktor dimana salah satu faktornya adalah budaya iklim organisasi sedangkan faktor-faktor yang lain adalah pendidikan dan pelatihan,
kepemimpinan, fokus pelanggan, metode ilmiah dan alat-alatnya, data-data yang bermakna, serta tim penyelesaian masalah.
97
4.2.1 Uji Regresi linear sederhana antara Budaya organisasi terhadap Implementasi TQM