politik, sumberdaya alam yang dimiliki serta kemampuan dalam mengelola. Khusus pada Negara berkembang pola kebijaksanaan
pembangunan ekonomi sangat banyak.
E. Konsep Etika Dalam Ekonomi.
Pembahasan mengenai etika dalam perkembangan pemikiran manusia lahir bersamaan dengan filsafat, begitu juga dalam kajian ekonomi yang menitik
beratkan pada manusia sebagai subjek studi maka pembahasan etika tidak dapat dipisahkan dalam kajian ekonomi.
Filsafat moral merupakan kajian awal dalam ilmu ekonomi pada zaman Yunani Kuno, Aristoteles mengarang sebuah karya yang berjudul The
Nichomachean Ethics yang membahas keterikatan ekonomi dengan tujuan akhir manusia yang merupakan deskripsi dari kesejahteraan, Aristoteles melihat politik
sebagai “Guru Seni” dalam mengelaborasi segala jenis ilmu pengetahuan, termasuk Ilmu Ekonomi. Dengan merangkai peraturan-peraturan yang mana harus
dijalankan dan harus ditinggalkan, sehingga tujuan dari peraturan tersebut membentuk manusia yang baik.
46
Hubungan antara perilaku manusia, etika dan politik sangat jelas disini dalam menjelaskan pencapaian sosial dengan bingkai
keterikatan antara ekonomi dan etika dalam mencapai kesejahteraan yang merupakan tujuan utama dalam Filosofi Ekonomi.
Rasionalitas juga sangat berperan penting ketika mengarahkan perilaku manusia, asumsi-asumsi ekonomi yang kemudian menjadi teori sebagai solusi
permasalahan sebagian lahir dari kemampuan rasional manusia dalam menjadikan peraturan yang erat kaitannya dengan etika menjadi suatu konsistensi. Walaupun
pada kajian ekonomi modern asumsi-asumsi dapat dikatakan terangkai dengan prediksi-prediksi yang lebih mengutamakan pendekatan positivistik yang lebih
sempit seperti rumus matematika. Secara alur pemikiran, matematis yang kental
46
Amartya Sen, On Ethics and Economics, Oxford, U.K: Blackwell Publishing, 1987, h. 3-4.
92
dalam ilmu ekonomi harus ditafsirkan sebegai alat untuk mencapai tujuan bukan menjadi tujuan dalam disiplin ilmu ekonomi, sepantasnya mesin matematika
ekonomi adalah intelektual yang berharga hanya sejauh dalam memberi kontribusi untuk pemahaman yang lebih baik dari yang sebenarnya, secara empiris
memberikan manfaat dalam proses, sebab-akibat, dan sistem ekonomi. Oleh karena itu kajian tersebut kurang bisa mengatasi permasalahan ekonomi dengan
asumsi-asumsi yang tidak dapat dijadikan sandaran dalam menyelesaikan permasalahan ekonomi karena kurang mampu menjawab fenomena-fenomena
sosial. Dalam kisah Hayy bin Yaqzan Etika merupakan pokok pembahasan
penting bagi pemeren utama cerita tersebut dalam menjalankan kehidupan di pulau jauh dari masyarakat lainnya. Dalam kisah tersebut Hayy dengan seksama
memenuhi kebutuhan dasar dalam hidupnya yang kemudian dikenal dengan kebutuhan ekonomi oleh seorang manusia. Peran emosional pada diri Hayy juga
sangat berperan penting dalam kehidupannya, bagaimana memerankan menjadi binatang melalui dengan meniru suara, tingkah laku sampai ke tahap bagaimana
mengatasi serangan dari berbagai binatang, memberikan kasih sayang kepada binatang yang memang beperilaku lembut dengannya, sehingga Hayy memahami
makna sedihnya kematian yang terjadi ketika Rusa sebagai ibu angkatnya mati. Kondisi tersebut membuat Hayy lebih sadar sehingga lebih mengarahkannya
antara baik dan buruk. Adapun mengenai nilai etika, Hayy pertama sekali melakukan percobaan
untuk menutup dirinya dengan pakaian, memenuhi kebutuhan pakaian merupakan bagian dari refleksi akhlak manusia. Selain untuk menjaga bagian tubuh, menutup
dirinya dengan pakaian merupakan naluri seorang manusia dalam menutup aurat dan menjalankan hidupnya dengan lebih baik. Sampai ketika Hayy mampu
memahami tentang benda-benda alam sekitar dari apa yang tampak sampai kepada apa yang tidak tampak dalam kehidupannya, Hayy berperan penting dalam
mengarahkan dirinya dalam membentuk perilaku yang harus dia jalani. Seperti yang diketahui pada bab sebelumnya, bahwa Hayy setelah
menjalani kehidupan yang bersentuhan dengan benda-benda materialistik
93