BAB III RONA LINGKUNGAN
3.1. Iklim
Komponen iklim yang dikaji dalam penelitian ini meliputi tipe iklim, suhu dan kelembaban udara, curah hujan dan hari hujan dan angin. Data komponen
iklim tersebut diperoleh dari Stasiun Meteorologi dan Geofisika Wilayah II Bali.
a. Tipe Iklim
Tipe iklim di sekitar penelitian dan sekitarnya berdasarkan letak geografisnya termasuk iklim AW yaitu iklim tropis yang dicirikan dengan suhu dan kelembaban udara yang cukup tinggi dan
hujan bermusim Barry dan Chorley, 1976. Berdasarkan klasifikasi iklim menurut Schmidth dan Fergusson, lokasi ini termasuk tipe iklim C yang dicirikan dengan adanya rata-rata bulan basah 5
– 6 bulan dan indeks perbandingan rata-rata bulan kering dan bulan basah nilai Q 50 . Bulan basah
adalah bulan yang mempunyai curah hujan lebih dari 100 mm dan bulan kering ditandai dengan curah hujan kering dari 60 mm. Data curah hujan rata-rata adalah 990 mmtahun dengan jumlah
hari hujan 96 hari.
b. Suhu dan Kelembaban Udara
Suhu rata-rata bulanan berkisar 26,7
o
C, dan suhu udara minimum dan maksimum rata-rata adalah 23,4
– 30,4
o
C, sedangkan kelembaban relatif udara 79.
c. Angin
Berdasarkan data yang ada kecepatan angin berkisar antara 98 – 160 Kmjam dengan
kecepatan rata-rata 12,3 kmjam. Hal ini berarti dengan kecepatan tersebut di atas kecepatan angin tergolong rendah sampai sedang. Pada tahap operasional arah dan kecepatan angin
memberikan pengaruh terhadap penyebaran polutant dan kebisingan. Tekanan udara rata-rata adalah 1009,98 mB dengan tekanan udara maksimum 1011,09 mB
dan tekanan udara minimum 1009,68 mB. Adanya perbedaan tekanan udara rata-rata maksimum
dan minimum yang sangat kecil 1,34 mB menyebabkan di lokasi ini tidak pernahterjadi angina ribut maupun angin berputar Cycloon.
3.2. Geologi
a. Fisiografi
Bali secara umum pada bagian utara dari daerah penelitian dan sekitarnya terdapat jajaran pegunungan merupakan punggung
– punggung bukit yang curam, dan bergelombang dengan ketinggian 800 meter sampai 1400 meter dpal, yaitu meliputi daerah kawasan Bedudgul dan
sekitarnya. Sungai – sungainya mengalir kearah selatan. Sedangkan pada bagian selatan dengan
lereng miring sampai landai pada dataran pantai. Pada bagian selatan adalah daerah Bukit Peninsula yang batuannya terdiri dari batu gamping.
Lokasi kegiatan pemboran dan sekitarnya terletak pada dataran lereng kaki gunungapi dengan topografi miring hingga bergelombang. Kemiringan lereng berkisar 5
– 8 dan 8 – 15 . Ketinggian tempat
250 -300 m di atas permukaan laut. Berdasarkan peta Geologi Pulau Bali 1972, lokasi kegiatan merupakan Formasi Geologi Endapan Buyan Beratan dan Batur Purba Qbb dengan litologi
berupa endapan lahar, breksi, debu dan pasir. Berdasarkan sistem klasifikasi tanah Nasional Pusat Penelitian TanahSistem Klasifikasi lama, jenis tanah pada lokasi kegiatan batik termasuk
tanah Latosol Hitam kecoklatan. Berdasarkan Sistem Taxonomi Tanah Soil Taxonomy, 1994
tanah pada lokasi kegiatan termasuk order Inceptisol dan pada sub group termasuk Typic Tropaquepts.
Hasil pengamatan lapang menunjukkan bahwa stabilitas geologi dan stabilitas tanah pada lokasi pemboran cukup mantap, karena secara geologis merupakan endapan pasir, lumpur dan debu
serta tekstur tanahnya mengandung liat cukup sehingga struktur tanahnya cukup mantap. Pada lokasi kegiatan tidak dijumpai keunikan, keistimewaan dan kerawanan bentuk wilayah mengingat
areal kawasan ini merupakan bentang alam dataran lereng kaki gunung api yang menjadi pemukiman.
b. Geologi
Berdasarkan Peta Geologi tersebut lokasi kegiatan merupakan Formasi Geologi Endapan Buyan Beratan dan Batur Purba Qbb dengan litologi berupa endapan lahar, breksi, debu dan
pasir. Secara regional daerah penelitian tersusun oleh formasi batuan antara lain dari yang tertua
sampai ke yang muda adalah sebagai berikut :
Formasi Selatan
Formasi ini tersingkap dan ditemukan membentuk perbukitan di daerah Semenanjung Bukit, sebelah selatan daeah penyelidikan. Litologinya adalah batuan gamping keras dan masih dengan
ketebalan 600,0 meter, dan diendapkan pada masa Kala Mio –Pliosen. Endapan ini tidak
tersingkap didaerah lokasi penyelidikan
Formasi Palasari
Endapan ini tidak tersingkap didaerah lokasi penyelidikan, akan tetapi litologi batuannya diketahui dari hasil pemboran yang ada didaerah selatan penyelidikan seperti daerah Kapal,
Darmasaba, dan Denpasar. Formasi ini tersusun oleh jenis batuan yang diendapan pada lingkungan delta dan laut dangkal, dan litologinya terdiri dari konglomerat, batu pasir, dan
setempat batu gamping terumbu. Satuan batuan ini diendapkan pada kuarter bawah, ketebalan mencapai lebih dari 300 meter.
Formasi batuan Volkanik Kuarter Atas
Batuan yang terdiri dari endapan tufa dan endapan lahar Buyan Bratan dan Batur yang batuannya terdiri dari tufa halus, tufa pasiran, breksi volkanik dalam fragmen batu apung dan
lava, serta endapan laharik dalam fragmen gunung api berukuran kerikil sampai bongkah dan mempunyai permebilitas yang sedang tinggi. Batuan volkanik tersebut menutupi hampir seluruh
daerah penyelidikan yang merupakan produk dari kegiatan gunung api tersebut, ketebalan kelompok batuan ini bervariasi, di daerah bagian utara tebal mencapai lebih dari 200 meter dan
akan menipis kearah barat.
Endapan Alluvial berumur resent
Satuan batuan ini umunya tersusun oleh endapan laut yaitu pasir, dengan kelulusan yang tinggi – sangat tinggi; Endapan ini menempati daerah bagian selatan, yaitu disepanjang pantai Legian,
Sanur dan Kuta serta tempat –tempat dibagian lembah sungai yang tidak begitu curam. Penyusun
batuannya adalah material lepas dari berbagai ukuran butir, hasil pengendapan sungai dan pantai seperti lempung, lanau, pasir dan kerikil.
3.3. Hidrologi Air Permukaan