Hidrologi Air Permukaan RONA LINGKUNGAN

3.3. Hidrologi Air Permukaan

Air permukaan disekitar daerah penelitian berupa saluran air irigasi pada subak Pacung Babakan dan Subak Delod Banjar Sayan, tidak terdapat sungai. Daerah ini lebih banyak sebagai daerah recharge area ditandai dengan kedalaman air bawah tanah lebih dari 25 m dan kondisi tanah dengan porositas dan permeabilitas yang tinggi. Air Bawah Tanah Air bawah tanah disekitar pengeboran dengan tinggi muka air tanah lebih dari 25 m, terdapat 6 sumur bor di sebelah timur dan selatan lokasi bor dengan jarak lebih dari 200 m. Sumur bor yang ada umumnya dengan kedalaman 45 m dengan fluktuasi muka air tanah yang besar 15 m pada saat musim penghujan dan kemarau. Sumur bor ditandai pada musim kemarau air sedikit sekali bahkan kering. Berdasarkan penyelidikan geologi dan studi geofisika yang ada di daerah sekitar penyelidikan, termasuk hasil dari data –data sumur bor seperti daerah Kapal, Darmasaba, Denpasar dan sekitarnya bagian selatan daerah lokasi pemboran . Satuan batuan yang utama untuk kondisi hidrogeologi adalah batuan yang dominan diendapakan dari batuan volkanik muda yang berumur kuarter atas dengan susunan batuannya volkanik. Pada lapisan batuan volkanik muda tersebut diharapkan adanya rekahan –rekahan terutama pada lava. Disampimg lapisan batuan tersebut diatas, juga ada kelompok batuan sedimen kuarter tua yang batuannya terdiri dari sedimen seperti pasir, krikil, dan sistem akifer pada kelompok batuan ini dicirikan oleh pengerakan air tanah melalui ruang antar butir rekahan. Adapula batuannya yang mempunyai ukuran halus sampai sangat kasar, yakni lempung, lanau, pasir, dan kerikil dan sistim akuifer pada endapan ini dicirikan oleh sistem rongga antara berupa ruang dan butir. Pada daerah penyelidikan secara hidrogeologi diperkirakan masuk pada akuifer semi tertekan. Untuk akuifer semi tertekan Semi Unconfined Aquifer pada daerah penyelidikan lebih dominan, sebab lapisan penyekat pada lapisan ini umumnya bersifat lanauan atau secara hidrogeologi disebut lapisan perlambat aquitard, dan akuifer jenis ini juga terdapat pada kedudukan relatif dalam, bahkan sampai mencapai 300,0 meter Peta Geologi. Hasil kajian ini menunjukan bahwa lapisan akuifer sampai kedalaman 150 m merupakan akuser semi tertekan hasil dari pengisian antar butir dan rekahan sehingga adanya pengeboran akan mempengaruhi muka air tanah yang ada di akifer dangkal. 3.4. Flora dan Fauna Pengamatan terhadap flora dan fauna dilakukan pada lokasi rencana kegiatan pembangunan sumur dalam dan disekitarnya. 3.4.1. Flora Pengambilan data tentang flora ini adalah dengan pengamatan langsung dan mencatat jenis-jenis yang ditemukan. Flora yang diamati di lokasi pengamatan meliputi tumbuhan jenis pohon, perdu dan herba. Dari hasil pengamatan didapatkan bahwa flora yang dijumpai kebanyakan merupakan tanaman yang berfungsi sebagai peneduh jalantanaman penghijauan, tanaman pekarangantanaman hias maupun tanaman perkebunan. Adapun jenis-jenis yang ditemukan adalah : mangga Mangifera indica, kelapa Cocos nucifera, rambutan Nepheliun laplaceum, gamal Gliricidia sp. Pisang Musa sp., ketela pohon Manihot utilisima, jambu biji Psidium sp., dapdap Erythrina sp. dan tidak dijumpai adanya flora yang dilindungi. 3.4.2. Fauna Fauna yang diamati dengan cara melihat langsung baik fauna liar maupun peliharaan. Satwa liar yang ditemukan disekitar lokasi adalah jenis-jenis burung yang hidup liar seperti : burung Gereja Passer montanus, emprit Lonchura leucogastra, walet sapi Collocalia esculenta dan perkutut Geopelia striata, beberapa jenis reptilia seperti kadal Mabouya multifasciata,tokek Gecko gecko, dan tidak diketemukan jenis-jenis faunasatwa yang dilindungi. 3.5. Sosial Ekonomi dan Budaya Berdasarkan data dari Buku Kecamatan Mengwi dalam Angka tahun 2003, maka luas wilayah Desa Werdibhuana adalah 2,53 km 2 , dengan peruntukan sebagai berikut : persawahan 171 ha, tegalan 28 ha, pekarangan 25 ha, perkebunan 20 ha, dan lain-lain 9 ha. Penduduk Desa Werdibhuana adalah 1.116 KK dengan 4.440 jiwa yang terdiri dari 2.200 jiwa laki-laki dan 2.240 jiwa perempuan. Kepadatan penduduknya adalah 1.775 jiwakm 2 . Distribusi penduduk berdasarkan agama adalah sebagai berikut : Hindu 4.192 orang, Islam 192 orang, Katholik 56 orang. Berdasarkan tingkat pendidikannya maka penduduk Desa Werdibhuana terdistribusi sebagai berikut : belum tamat SD 1.076 orang, tamat SD 1.494 orang, tamat SLTP 636 orang, tamat SLTA 990 orang, diploma 79 orang dan sarjana 38 orang. Sedangkan distribusi penduduk berdasarkan mata pencaharian adalah : pertanian bahan makanan 852 orang, peternakan 35 orang, perdagangan 158 orang, industri 37 orang, Angkutan dan komunikasi 98 orang, bank dan lembaga keuangan 29 orang, pemerintahan dan jasa 281 orang dan pertambangan 6 orang. Pusat-pusat pertumbuhan ekonomi yang ada di Desa Werdibhana merupakan motor penggerak perekonomian, yang ada hanya pasar 1 buah. Warisan sosial budaya yang dapat kita saksikan sampai sekarang ini adalah berupa pura tempat ibadah bagi umat Hidu, warisan lain berupa seni arsitektur Bali yang sampai kini menjadi cerminan budaya masyarakat Bali yang tertuang dalam setiap pembangunan hotel maupun bangunan lainnya harus bernuansa seni arsitektur Bali. Selain itu, kegiatan upacara adat dan agama yang khas dengan segala keunikannya yang mencerminkan konsep upacara panca yadnya. Khusus untuk Desa Werdibhuana telah berkembang seni tradisional berupa sekehe perkumpulan gong, sekehe legong, dan sebagainya.

BAB IV DAMPAK-DAMPAK YANG AKAN TERJADI