33
C. Kerangka Berpikir
Salah satu komponen yang tidak dapat dipisahkan dalam proses pembelajaran adalah sumber belajar. Ketersediaan sumber belajar menjadi salah
satu penunjang keberhasilan pelaksanaan proses pembelajaran. Sumber belajar berisikan susunan seperangkat materi untuk menciptakan lingkungansuasana
yang memungkinkan peserta didik untuk belajar. Dengan demikian, salah satu tujuan penyediaan bahan ajar adalah untuk mempermudah proses belajar siswa.
Hubungan antara guru, peserta didik, dan bahan ajar bersifat dinamis dan kompleks.
Bahan ajar dapat membantu guru dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar di kelas. Oleh karena itu, guru harus dapat memilih bahan ajar yang
sesuai untuk diterapkan dalam proses belajar mengajar untuk mempermudah peserta didik dalam memahami materi pembelajaran, sehingga dapat mencapai
tujuan yang diharapkan. Pemilihan bahan ajar harus disesuaikan kepada kurikulum pembelajaran yang diterapkan.Buku pelajaran sudah menjadi bahan
ajar pokok dalam pembelajaran, sedangkan modul masih sangat jarang dimanfaatkan. Padahal, modul merupakan salah satu bahan ajar yang sangat
menunjang proses belajar siswa secara mandiri, salah satu bahan ajar tersebut adalah modul.
Boga Dasar merupakan salah satu mata pelajaran yang ada disekolah menengah kejuruan yang diperlukan dalam dunia pendidikan. Oleh karena itu
pembelajaran Boga Dasar harus ditingkatkan, karena pada saat ini pelajaran Boga Dasar adalah salah satu pelajaran yang membosankan. Kesulitan-kesulitan
tersebut dapat diatasi dengan cara siswa belajar memahami konsep-konsep Boga
34 Dasar. Sedangkan peran guru yaitu harus mampu membuat siswa senang dan
semangat dalam mengikuti pelajaran Boga Dasar dengan cara menggunakan metode pembelajaran yang bervariasi.
Rendahnya hasil belajar juga disebabkan oleh proses belajar mengajar yang berlangsung masih terfokus pada guru sebagai sumber belajar utama.
Kebanyakan guru kurang memvariasikan metode pembelajaran dan sumber belajar yang digunakan, karena masih mendominasi dari buku teks saja. Hal itu
juga yang menyebabkan hasil belajar peserta didik selama proses belajar berlangsung juga masih rendah. Salah satu faktor lainnya adalah belum
dimanfaatkan media pembelajaran dalam proses belajar mengajar. Metode ceramah masih digunakan dalam kegiatan belajar mengajar. Dalam
metode ini guru hanya menyampaikan materi pelajaran secara lisan, sehingga siswa cenderung bersifat pasif. Dengan menggunakan metode konvensional ini
pembelajaran menjadi kurang efektif dalam proses belajar mengajar, karena dengan selesainya pembelajaran, materi akan dilupakan siswa begitu saja. Hal ini
tentunya akan menghambat pencapaian kompetensi yang diharapkan. Selain itu metode ceramah merupakan metode yang bersifat satu arah yaitu berfokus pada
guru saja dalam kegiatan pembelajaran, akibatnya proses pembelajaran kurang efektif sehingga hasil belajar siswa rendah.
Modul pembelajaran dapat digunakan oleh guru dalam proses pembelajaran yang dapat meningkatkan hasil belajar siswa, karena didalam pembelajaran
modul, guru hanya bertindak sebagai fasilitator saja, oleh karena itu dalam proses pembelajaran guru tidak menggunakan metode ceramah lagi.
Penggunaan modul dapat mendorong siswa untuk lebih aktif, kreatif, dan mandiri
35 dalam mempelajari materi pelajaran. Dengan adanya tujuan yang jelas, sikap
aktif, kreatif, dan mandiri siswa. Peningkatan pemahaman materi pelajaran yang dialami siswa diharapkan akan mampu menigkatkan hasil belajar.
Dari uraian diatas dapat dapat digambarkan dalam kerangka berfikir sebagai berikut:
Gambar 1. Kerangka Berpikir