Klasifikasi Poros Menurut Pembebanan Hal–Hal Penting Dalam Perencanaan Poros Persamaan yang Dipakai dalam Perhitungan Poros

commit to user 24

2.2.5.1 Klasifikasi Poros Menurut Pembebanan

1. Poros transmisi Poros transmisi berfungsi sebagai pemindah tenaga yang mendapat beban puntir dan lenturan. Elemen lain yang terpasang berupa roda gigi, puli, rantai, sabuk dan lain-lain. 2. Spindel Poros transmisi yang relatif pendek seperti poros utama mesin perkakas, dimana beban utamanya berupa puntiran. Poros ini deformasinya harus kecil, bentuk dan ukuranya harus teliti. 3. Gandar Poros yang dipasang antara roda gigi kereta barang yang tidak mendapat beban puntir dan kadang-kadang tidak berputar, ini disebut gandar. Jenis beban yang diterima gandar adalah beban lentur, kecuali jika digerakkan oleh penggerak mula yang mendapat beban puntir.

2.2.5.2 Hal–Hal Penting Dalam Perencanaan Poros

1. Kekuatan Poros Suatu poros transmisi dapat mengalami beban puntir atau gabungan antara puntir dan lentur, juga ada poros yang mendapat beban tarik atau tekan. Maka suatu poros harus direncanakan hingga cukup kuat untuk menahan beban. 2. Kekakuan Poros Jika lenturan atau defleksi puntirnya terlalu besar dapat mengakibatkan ketidaktelitian, atau suara dan getaran misalnya pada kotak roda gigi atau turbin. Oleh karena itu, disamping kekuatan poros juga harus diperhatikan kekakuan poros sesuai dengan mesin yang akan dilayani. 3. Putaran Kritis Bila putaran mesin dinaikkan maka pada suatu harga putaran tertentu dapat terjadi getaran yang sangat besar, putaran ini disebut putaran kritis. Hal ini dapat terjadi pada turbin atau motor torak sehingga dapat commit to user 25 menyebabkan kerusakan pada poros dan bagian yang lainnya, maka putaran kerjanya harus dibawah putaran kritisnya.

2.2.5.3 Persamaan yang Dipakai dalam Perhitungan Poros

1. Momen Puntir Ekuivalen Momen puntir ekuivalen dirumuskan sebagai berikut: 말 쐐 . 쐐 . ...............................................................2.8 Keterangan : T = Momen Puntir Ekuivalen N mm T = Torsi N mm M = Momen Lentur N mm K = Faktor kejut dan fatik untuk torsi = Faktor kejut dan fatik untuk momen lentur R.S. Khurmy, 2002, hlm 474 2. Momen Lentur Ekuivalen M E Momen lentur ekuivalen dirumuskan sebagai berikut: 말 ఈ 쐐 . ...................................................................2.12 R.S. Khurmy, 2002, hlm. 474 3. Diameter Poros Terhadap Momen Lentur Ekuivalen Diameter poros terhadap momen lentur ekuivalen dirumuskan sebagai berikut: 말 . . ........................................................................................2.9 Keterangan: σ b = tegangan bending Nmm 2 R.S. Khurmy, 2002, hlm. 474 commit to user 26

2.2.6 Bantalan