Rincian Kegiatan Magang kerja

kepada karyawan tentang prosedur maupun sistem yang digunakan dalam pelaksanaan tugas karyawan. Aktivitas rutin yang dilakukan oleh mahasiswa selama kegiatan magang, berkaitan dengan pekerjaan yang dilakukan oleh karyawan DPPKA setiap hari. Mahasiswa diajari untuk menyelesaikan suatu pekerjaan yang biasanya diselesaikan dan menjadi tugas serta tanggung jawab karyawan. Aktivitas tersebut antara lain menetapkan Surat Ketetapan Pajak Daerah SKPD dan Surat Ketetapan Retribusi Daerah SKRD. SKPD digunakan untuk menentukan besarnya pajak yang terutang pada periode tertentu dan diterbitkan dengan cara memasukkan Nomor Pokok Wajib Pajak Daerah NPWPD yang secara otomatis akan diproses dalam sebuah program yang telah tersedia. Program yang digunakan telah dirancang dan disesuaikan dengan kebutuhan karyawan, sehingga akan mempermudah tugas karyawan dalam menyelesaikan pekerjaannya. Setelah SKPD dicetak, maka untuk selanjutnya yaitu dilakukan perhitungan atas besarnya pajak yang harus dibayar oleh Wajib Pajak dengan sistem komputerisasi juga tentunya. Setelah perhitungan selesai dan dokumen diparaf oleh karyawan yang bertugas, maka SKPD diserahkan kepada kepala bidang untuk ditandatangani. SKPD yang telah ditandatangani kemudian ditransfer ke bagian Customer Service Operator CSO untuk diserahkan kepada Wajib Pajak. Kegiatan tersebut rutin dilakukan oleh mahasiswa magang, karena hampir setiap hari ada Wajib Pajak yang datang untuk membayar atau sekedar melaporkan pajaknya. Selain itu, aktivitas lain yang hampir setiap hari dilakukan oleh mahasiswa magang yaitu membantu karyawan untuk mengarsip dokumen perhitungan pajak. Kegiatan ini diawali dengan memisahkan lembar arsip dari dokemen aslinya setelah diparaf oleh karyawan yang bertugas. Lembar arsip yang telah dipisah tersebut kemudian dicatat berdasarkan urutan tanggal ke dalam buku arsip yang ditulis secara manual. Setelah dicatat ke dalam buku arsip dan diberi nomor urut berdasarkan tanggal, langkah selanjutnya yaitu memasukkan lembar arsip ke dalam sebuah map besar yang khusus digunakan untuk menyimpan dokumen-dokumen kantor yang sifatnya penting. Dokumen-dokumen arsip tersebut digunakan sebagai data dan bukti ketika ada pemeriksaan dari Badan Pemeriksa Keuangan BPK. Selain melaksanakan tugas-tugas tersebut, Bidang Penetapan juga diberi wewenang untuk menjadi koordinator Pajak Hiburan. Sehingga yang bertanggungjawab atas semua permasalahan yang terkait dengan Pajak Hiburan adalah Bidang Penetapan, baik tentang pelaksanaan pemungutan maupun pelaksanaan upaya-upaya untuk menaikkan penerimaan Pajak Hiburan. Dalam hal ini mahasiswa magang membantu karyawan ketika ada Wajib Pajak yang datang untuk melakukan porporasi, yaitu memberi tanda semua tiket yang akan dijual dengan menggunakan alat khusus yang telah disediakan. Tiket yang akan dijual oleh penyelenggara kegiatan harus diporporasi terlebih dahulu, jika diketahui ada tiket yang tidak diporporasi maka akan dikenakan denda sebesar 300 dari jumlah pajak yang terutang. Kegiatan porporasi ini dilaksanakan di Bidang Aset, sedangkan Bidang Penetapan hanya menjadi perantaranya saja. Setelah kegiatan diselenggarakan, maka Wajib Pajak harus melaporkan kembali jumlah tiket yang benar-benar terjual dengan membawa bukti tiket yang masih tersisa. Dalam proses pelaporan ini, mahasiswa magang membantu karyawan menghitung dan mencocokkan kembali jumlah tiket yang masih tersisa dengan data yang telah dibuat oleh Wajib Pajak. Tiket yang masih tersisa tersebut tidak boleh dibawa pulang, karena akan digunakan sebagai bukti jika suatu saat nanti ada pemeriksaan. Di samping aktivitas yang berkaitan dengan tugas maupun pekerjaan karyawan tersebut, mahasiswa juga ikut berpartisipasi dalam beberapa kegiatan yang diadakan di lingkungan DPPKA. Kegiatan tersebut antara lain kerja bakti yang dilaksanakan secara serempak oleh semua bagian di DPPKA, sehingga mahasiswa ikut membantu karyawan merapikan dan menata kembali dokumen-dokumen serta membersihkan ruangan kantor agar terlihat rapi dan nyaman. Kerja bakti ini dilaksanakan pada hari Jumat, sehingga tidak akan mengganggu pekerjaan karyawan karena biasanya tidak banyak Wajib Pajak yang datang di hari pendek. Kegiatan lain yang diadakan pada hari Jumat yang diikuti oleh seluruh karyawan di lingkungan Pemerintah Kota Surakarta dan mahasiswa magang khususnya di Bidang Penetapan adalah kegiatan senam paru. Senam paru ini bertujuan untuk menyegarkan kembali para karyawan yang telah melaksanakan tugas dan pekerjaannya selama beberapa waktu. Sehingga ketika kembali bekerja lagi, setiap karyawan diharapkan akan lebih bersemangat dengan kondisi fisik yang sehat. Kegiatan senam sehat juga dilaksanakan setiap hari Jumat, namun tidak semua karyawan ikut dalam kegiatan ini, kecuali ada acara-acara tertentu seperti kegiatan senam paru yang ditujukan untuk seluruh karyawan. Pada tanggal 17 Februari 2010 bertepatan dengan hari jadi kota Surakarta, seluruh karyawan dan mahasiswa magang khususnya di Bidang Penetapan diwajibkan untuk memakai baju kebaya bagi yang putri dan baju lurik bagi yang putra. Tidak hanya itu, pada hari yang bersamaan bahasa yang digunakan untuk berkomunikasi di lingkungan kantor DPPKA adalah bahasa Jawa. Penggunaan bahasa Jawa ini dimaksudkan untuk tetap menjaga dan melestarikan budaya Jawa di semua kalangan, terutama di kalangan pegawai pemerintahan. Disela-sela aktivitas yang dilakukan mahasiswa dalam bidang masing-masing, biasanya mahasiswa juga mengunjungi perpustakaan DPPKA untuk sekedar membaca buku atau mencari data yang dibutuhkan dalam pembuatan Tugas Akhir. Selain berkunjung ke perpustakaan, mahasiswa juga mengunjungi bidang lain untuk mencari informasi dan melengkapi data-data yang dibutuhkan. Setelah mahasiswa melaksanakan magang selama dua bulan, kegiatan yang terakhir dilakukan oleh mahasiswa adalah perpisahan dengan instansi terkait. Pada tanggal 31 Maret 2010 yaitu hari terakhir kegiatan magang, mahasiswa mengadakan perpisahan denagn cara berpamitan kepada setiap karyawan yang ada di bidang masing-masing.

C. Pembahasan Masalah

1. Kontribusi Pajak Hotel di Kota Surakarta

Keberhasilan suatu daerah dapat diukur dengan melihat kemampuan daerah dalam menghasilkan PAD yang akan digunakan untuk membiayai pengeluaran daerah. PAD terdiri dari beberapa komponen, salah satunya adalah Pendapatan Pajak Daerah yang di dalamnya terdapat 6 enam jenis pajak diantaranya yaitu Pajak Hotel. Berikut ini adalah penerimaan masing-masing jenis pajak di Kota Surakarta selama kurun waktu tahun angggaran 2005 – 2009 dalam bentuk tabel III.1 sebagai berikut. Tabel III.1 Realisasi Penerimaan Pajak daerah Tahun Anggaran 2005 – 2009 Jenis Pajak 2005 2006 2007 2008 2009 Pajak Hotel 3.559.767.048 4.202.494.848 4.403.515.967 5.213.358.162 7.251.331.746 Pajak Restoran 4.731.154.369 5.779.781.864 6.193.638.884 7.647.041.788 9.044.588.060 Pajak Hiburan 2.737.865.634 3.714.192.086 3.958.358.031 4.812.372.657 5.107.465.262 Pajak Reklame 2.319.096.340 3.579.599.930 3.441.757.063 3.527.909.910 3.850.377.341 Pajak Penerangan Jalan 15.453.676.492 17.949.141.972 22.860.946.389 24.902.623.244 25.937.479.080 Pajak Parkir 251.660.000 364.554.800 545.865.700 752.316.260 972.577.200 Sumber: DPPKA Kota Surakarta Dari tabel III.1 tersebut dapat dilihat penerimaan yang dihasilkan oleh masing-masing jenis pajak daerah selama kurun waktu anggaran 2005-2009. Pada tahun anggaran 2005 sampai dengan tahun anggaran 2009 pajak hotel menduduki peringkat ke tiga dengan masing-masing penerimaan sebesar Rp3.595.767.048,00, Rp4.202.494.848,00, Rp4.403.515.967,00, Rp5.213.358.162,00, dan Rp7.251.331.746,00. a. Kontribusi Penerimaan Pajak Hotel terhadap Pendapatan Pajak Daerah Besarnya kontribusi yang diberikan oleh Pajak Hotel terhadap Pajak Daerah dapat diketahui dengan membandingkan antara realisasi penerimaan pajak hotel dengan realisasi penerimaan pajak daerah. Realisasi merupakan jumlah yang diterima dari hasil pemungutan pajak pada periode tertentu selama satu tahun sesuai dengan potensi yang ada pada Pajak Hotel. Kontribusi Pajak Hotel terhadap Pendapatan Pajak Daerah dapat dihitung dengan formula berikut. Dari formula diatas maka dapat dihitung kontribusi penerimaan pajak hotel terhadap penerimaan pajak daerah untuk tahun 2005 sampai dengan tahun 2009 sebagai berikut. Kontribusi pajak hotel terhadap pajak daerah tahun 2005 = 12,36 Kontribusi pajak hotel terhadap pajak daerah tahun 2006 = 11,81 Kontribusi pajak hotel terhadap pajak daerah tahun 2007 = 10,64 Kontribusi pajak hotel terhadap pajak daerah tahun 2008 = 11,13 Kontribusi pajak hotel terhadap pajak daerah tahun 2009 = 13,90 Table III.2 Rekapitulasi Kontribusi Pajak Hotel Terhadap Pajak Daerah Tahun Anggaran Realisasi Pajak Hotel Jumlah Pajak Daerah Prosentase 2005 3.595.767.048 29.089.219.883 12,36 2006 4.202.494.848 35.589.765.500 11,81 2007 4.403.515.967 41.404.082.034 10,64 2008 5.213.358.162 46.855.622.021 11,13 2009 7.251.331.746 52.163.818.689 13,90 Rata-rata 4.933.293.554 41.020.501.625 12,03 Sumber: DPPKA Kota Surakarta data diolah Berdasarkan data diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa kontribusi Pajak Hotel terhadap Pajak Daerah pada tahun anggaran 2005 mencapai 12,36 dari total penerimaan daerah dari pos pajak daerah. Tetapi pada tahun anggaran 2006 kontribusi pajak hotel