3. Hambatan yang Dihadapi DPPKA Kota Surakarta dalam Upaya
Peningkatan Penerimaan Pajak Hotel
Prosedur pemungutan Pajak Hotel terdiri dari empat tahap, yaitu diawali dengan proses Pendaftaran dan Pendataan, Penetapan, Pembukuan,
dan yang terakhir adalah proses Penagihan. Dalam setiap tahapan terdapat beberapa potensi hambatan yang dihadapi oleh Dinas Pendapatan
Pengelolaan Keuangan dan Aset. Beberapa potensi hambatan tersebut dapat dirinci sebagai berikut:
a. Pendaftaran dan Pendataan
1 Pengelola Hotel yang baru tidak melaporkan atau memberitahukan
kepada DPPKA. 2
Pengelola Hotel mengisi data dalam Surat Pemberitahuan Pajak Daerah SPTPD secara tidak benar.
3 Pengelola Hotel belum memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak
Daerah NPWPD. b.
Penetapan 1
Pengelola Hotel tidak melampirkan bukti pembayaran, seperti kwitansi, nota, bill, dan lain sebagainya.
2 Pengelola Hotel tidak membuat pembukuan.
3 Pengelola Hotel berdalih tidak memungut Pajak Hotel dari
konsumen. c.
Pembukuan 1
Pengelola Hotel tidak membayar pajak untuk satu atau beberapa kali masa pajak tunggakan.
2 Pengelola Hotel membayar tunggakan pajak tetapi tidak dirinci
untuk masa pajak kapan atau bulan apa. d.
Penagihan 1
Ketidakmampuan Unability to pay Wajib Pajak untuk membayar pajak sesuai dengan ketentuan.
2 Ketidakmauan Unwillingness to pay Wajib Pajak untuk
membayar pajak sesuai dengan ketentuan.
4. Upaya yang Dilakukan Pihak DPPKA Kota Surakarta dalam
Mengoptimalkan Penerimaan Pajak Hotel di Surakarta
Ciri utama yang menunjukkan bahwa suatu daerah otonom mampu berotonomi yaitu terletak pada keuangan daerah. Artinya, daerah otonom
harus memiliki kewenangan dan kemampuan untuk menggali sumber- sumber keuangan sendiri, mengelola dan menggunakan keuangan sendiri
yang cukup memadai untuk membiayai penyelenggaraan pemerintahan daerahnya. Berkaitan dengan hal tersebut, optimalisasi sumber-sumber
PAD perlu dilakukan untuk meningkatkan keuangan daerah melalui beberapa langkah strategis yang dilakukan oleh Pemerintah Kota
Surakarta. Berdasarkan permasalahan yang terjadi di setiap tahapan prosedur
pemungutan pajak hotel di kota Surakarta, maka ada beberapa upaya yang dilakukan oleh Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Kota
Surakarta untuk mengoptimalkan penerimaan pajak hotel. Beberapa upaya tersebut antara lain adalah sebagai berikut.
a. Mengikuti berbagai kegiatan seperti sosialisasi maupun pertemuan
yang diadakan setiap satu bulan sekali oleh Persatuan Hotel dan Restoran Indonesia PHRI.
b. Mengundang paguyuban ke kantor Dinas Pendapatan, Pengelolaan
Keuangan dan Aset untuk sekedar berdiskusi sekaligus melakukan penyuluhan tentang berbagai permasalahan maupun peraturan yang
berkaitan dengan perpajakan agar Wajib Pajak semakin sadar akan pentingnya membayar pajak.
c. Melakukan pemeriksaan secara mendadak dan berkala terhadap Wajib
Pajak, yaitu pengusaha hotel yang ada di Kota Surakarta. Pemeriksaan tersebut dilakukan dengan cara datang ke tempat usaha hotel untuk
melihat atau mengawasi secara langsung tingkat omzet yang diperoleh, kemudian akan disesuaikan dengan besarnya pajak yang harus di
bayar. Dengan diadakannya pemeriksaan secara berkala, maka diharapkan dapat menaikkan besarnya pajak terutang secara periodik.
d. Menerapkan pengenaan sanksi administrasi berupa bunga terhadap
penunggak pajak sebesar 2 setiap bulan, maksimal 48 bulan. e.
Memperbaiki atau meningkatkan pelayanan yang diberikan oleh daerah kepada Wajib Pajak agar lebih mudah diakses. Peningkatan ini
dilakukan dengan cara memberikan kemudahan serta kenyamanan tempat maupun pelayanan kepada Wajib Pajak yang datang untuk
membayar pajak. f.
Melakukan operasi yustisi dengan cara mendatangkan Satpol PP, Pihak Kepolisian serta Pihak Hukum terhadap Wajib Pajak yang benar-benar