commit to user 27
KUHPerdata. Pengikatan terhadap jaminan dalam bentuk benda bergerak berupa hak tanggungan hipotik.
Penggolongan jaminan berdasarkan Terjadinya: 1. Jaminan yang lahir karena Undang-undang.
Merupakan jaminan yang ditunjuk keberadaannya oleh undang- undang, tanpa adanya perjanjian dari para pihak, sebagaimana yang
diatur dalam Pasal 1131 KUHPerdata, seperti jaminan umum, hak privelege dan hak retensi.
2. Jaminan yang lahir karena Perjanjian. Merupakan jaminan yang terjadi karena adanya perjanjian antara
para pihak sebelumnya, seperti gadai, fidusia, hipotik, dan hak tanggungan.
2. Tinjauan Umum Perjanjian
a. Pengertian Perjanjian
Hukum perjanjian diatur dalam Buku III KUHPerdata mengenai hukum perikatan Verbintenis. Verbintenis berasal dari kata kerja
verbinden yang artinya mengikat, adanya ikatan atau hubungan. Jadi suatu perikatan adalah suatu perhubungan hukum antara dua orang atau
dua pihak, berdasarkan mana pihak yang satu berhak menuntut sesuatu hal dari pihak yang lain dan pihak lain berkewajiban untuk memenuhi
tuntutan itu. Perhubungan antara dua orang atau dua pihak tadi adalah suatu perbuatan hukum. Dalam Buku III KUHPerdata dalam pasal-
commit to user 28
pasalnya dijelaskan tentang dua istilah yang sering digunakan yaitu Verbintenis dan Overeenkomst. Berbagai kepustakaan hukum di
Indonesia memakai bermacam-macam istilah untuk menterjemahkan Verbintenis dan Overeenkomst sebagai berikut:
1. KUHPerdata, Subekti dan Tjiptosudibio menggunakan istilah perikatan
untuk “Verbintenis”
dan persetujuan
untuk “Overeenkomst”.
2. Utrecht dalam bukunya “Pengantar Dalam Hukum Indonesia” memakai istilah perutangan untuk “Verbintenis” dan perjanjian
untuk “Overeenkomst”. 3. Achamd Ichsan dalam bukunya hukum Perdata IB menterjemahkan
“Verbintenis” dengan perjanjian dan “Overenkomst” dengan persetujuan R. Setiawan 1999: 1.
Dari uraian diatas ternyata bahwa untuk “Verbintenis” dikenal 3 istilah di Indonesia yaitu: perikatan, perutangan, dan perjanjian.
Sedangkan untuk “Overeenkomst” dipakai 2 istilah perjanjian dan persetujuan. Perbedaan penggunaan istilah diantara para ahli hukum
mengenai perjanjian seperti isi, bentuk, sifat, maksud dan lain sebagainya adalah untuk mengemukakan suatu pandangan atau
pendapat. Pembatasan suatu istilah adalah sangat penting karena untuk mencegah kesalahpahaman di dalam memberi makna, sehingga hal ini
akan mendoromg perkembangan ilmu hukum lebih lanjut.
commit to user 29
Perjanjian menurut Subekti adalah suatu peristiwa di mana seseorang berjanji kepada seorang lain atau di mana dua orang itu
saling berjanji untuk melaksanakan sesuatu hal Subekti, 2002: 36. Dari peristiwa ini timbulah suatu hubungan antara dua orang tersebut
yang dinamakan perikatan. Perjanjian itu menerbitkan suatu perikatan antara dua pihak yang membuatnya. Dengan demikian hubungan antara
perikatan dan perjanjian adalah bahwa perjanjian itu menerbitkan perikatan.
Perjanjian adalah sumber perikatan di samping sumber-sumber lainnya. Perjanjian merupakan sumber terpenting yang melahirkan
perikatan. Ada perikatan yang lahir dari suatu perjanjian dan ada perikatan yang lahir dari suatu Undang–undang. Perjanjian juga dapat
dikatakan sebagai persetujuan, karena kedua belah pihak itu setuju untuk melakukan sesuatu.
Dari kesimpulan di atas bahwa perjanjian itu merupakan sumber perikatan yang terpenting. Dapat kita lihat bahwa perikatan adalah suatu
pengertian yang abstrak, sedangkan perjanjian adalah suatu hal yang konkret atau suatu peristiwa. Kita tidak dapat melihat dengan mata
kepala kita suatu perikatan. Kita hanya dapat membayangkannya dalam pikiran kita saja, tetapi kita dapat membaca suatu perjanjian ataupun
mendengarkan perikatan-perikatannya. Perjanjian Verbintenis mengandung pengertian sebagai suatu
hubungan hukum kekayaan atau harta benda antara dua orang atau
commit to user 30
lebih, yang memberi kekuatan hak pada satu pihak untuk memperoleh prestasi dan sekaligus mewajibkan pada pihak lain untuk menunaikan
prestasi M. Yahya Harahap, 1986: 6. Perjanjian dapat terjadi karena adanya persetujuan. Persetujuan
adalah suatau perbuatan hukum, di mana satu orang atau lebih mengikatkan dirinya atau saling mengikatkan dirinya terhadap satu
orang atau lebih Moch. Chidir Ali, 1993 : 15. Dari beberapa pengertian diatas kita jumpai didalamnya beberapa
unsur yang memberi wujud pengertian perjanjian, antara lain: hubungan hukum rechtshandeling yang menyangkut hukum kekayaan antar dua
orang atau lebih yang memberi hak pada satu pihak dan kewajiban pada pihak lain tentang suatu prestasi. Hubungan hukum antara pihak yang
satu dengan yang lain tidak bisa timbul dengan sendirinya. Hubungan itu tercipta oleh karena adanya tindakan hukum rechtshandeling.
Tindakan atau perbuatan hukum yang dilakukan oleh pihak-pihak lain yang menimbulkan hubungan hukum perjanjian, sehingga terhadap satu
pihak diberi satu hak oleh pihak lain untuk memperoleh prestasi. Sedangkan pihak yang lain itupun menyediakan diri dibebani dengan
kewajiban untuk menunaikan prestasi. Jadi satu pihak memperoleh hak recht dan pihak lain memikul kewajiban plicht menyerahkan atau
menunaikan prestasi M. Yahya Harahap, 1986: 7.
commit to user 31
b. Subyek Perjanjian