BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Suatu penelitian diharapkan akan memperoleh hasil yang sesuai dengan tujuan yang ditetapkan dalam penelitian. Hasil penelitian yang dimaksud adalah data dari
instrumen tertentu, kemudian dianalisis dengan teknik dan metode yang telah ditetapkan. Pada bab ini akan disajikan beberapa hal yang berkaitan dengan
pembahasan hasil penelitian.
4.1 Hasil Penelitian
Persepsi guru pamong tentang kompetensi profesional mahasiswa program studi Pendidikan Teknik Bangunan ketika melakukan Praktik Pengalaman Lapangan
di SMK Kota Semarang dan Kota Salatiga pada tahun ajaran 20082009 dapat dilihat dari lima komponen: penguasaan bahan pengajaran, pengelolaan proses belajar
mengajar, pengelolaan kelas, penggunaan media belajar dan interaksi hasil belajar mengajar.
4.1.1 Penguasaan Bahan Pengajaran
Menguasai bahan pengajaran merupakan syarat mutlak bagi mahasiswa calon guru untuk melakukan kegiatan mengajar karena kompetensi ini merupakan roh
dalam sebuah pengajaran. Proses dari hasil belajar siswa tergantung pada penguasaan mata pelajaran dan ketrampilan mengajarnya. Ekspresi guru mahasiswa PPL yang
telah menguasai bahan pelajaran tercermin dari kemampuan mengkomunikasikan atau menjelaskan bahan pelajaran dalam arti guru tersebut mampu mewujudkan
kecakapannya, menguraikan atau menjabarkan teori-teori secara jelas, yang pada intinya memenuhi aspek-aspek yang diperlukan sebagai seorang guru di depan kelas.
Penguasaan bahan pengajaran ini diperoleh ketika di bangku kuliah sejak semeter 1 sampai semester 6. Selain itu pihak Universitas Negeri Semarang mensyaratkan bagi
mahasiswa yang akan mengikuti Praktik Pengalaman Lapangan PPL telah mengikuti minimal 110 SKS, lulus mata kuliah MKK Mata Kuliah Keilmuan dan
Ketrampilan, SBM 1, SBM 2 Dasar Proses Pembelajaran 1 dan Dasar Proses Pembelajaran 2 serta mata kuliah pendukung lainnya dengan mendapat persetujuan
ketua jurusan dan menunjukkan KHS Kartu Hasil Studi komulatif dengan IPK minimal 2,0 Peraturan Rektor UNNES no 22 Tahun 2008, pasal 15. Kegiatan
lainnya yang tidak kalah penting adalah microteaching, pembekalan PPL dan orientasi PPL yang diselenggarakan oleh pusat pengembangan PPL di kampus dan
mengikuti kegiatan di sekolah latihan meliputi observasi lapangan. Kegiatan tersebut tidak lain untuk memberikan bekal agar mahasiswa benar-benar menguasai bahan
ketika melakukan praktik pengajaran pedoman PPL, 2008: 13.
Tabel 4.1 Persepsi Guru Pamong tentang Penguasaan Bahan Pengajaran
Mahasiswa PPL
Awal Mengajar Akhir Mengajar
No Indikator
Rata-rata Kriteria Rata-rata Kriteria
1 Menguasai bahan studi dan
kurikulum sekolah 3,54 Baik 3,61 Baik
2 Menguasai bahan penunjang bidang
studi 3,4 Cukup 3,51 Baik
Rata-Rata 3,46 Baik 3,56 Baik
Sumber : Hasil penelitian yang diolah Berdasarkan tabel 4.1, bahwa menurut guru pamong, kompetensi profesional
mahasiswa Praktik Pengalaman Lapangan PPL dalam menguasai bahan dalam
kategori baik. Hal ini dapat dilihat dari penguasaan bahan studi dan kurikulum, serta menguasai bahan penunjang bidang studi.
Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Persepsi Guru Pamong tentang Penguasaan Bahan Pengajaran Mahasiswa PPL
Awal Mengajar Akhir PPL
Interval Kriteria Frekuensi Frekuensi
84 skor 100 Sangat Baik 1 2,3 2 4,5
68 skor 84 Baik
28 63,6 30 68,2 52 skor 68
Cukup 10 22,7 11 25,0
36 skor 52 Kurang
5 11,4 1 2,3 20 skor 36
Kurang Sekali 0 0,0 0 0,0
Jumlah 44 100 44 100
Sumber : Data penelitian yang diolah Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa guru pamong memandang para
mahasiswa yang dibimbingnya telah memiliki kemampuan yang baik dalam penguasaan bahan pengajaran. Dengan kata lain mahasiswa dianggap telah mampu
menyampaikan materi berdasarkan urutan yang ada pada rencana pengajaran, telah mampu menjelaskan materi dengan bahasa yang baik dan benar, telah terbiasa
mengajurkan kepada siswa untuk mempelajari buku pelajaran sebagai acuan, serta telah mampu memberikan penjelasan bahan pengajaran secara singkat telebih dahulu
sebelum masuk ke pokok pengajaran. Para mahasiswa Praktik Pengalaman Lapangan PPL juga telah mampu membawa materi secara konkrit dan memberi ringkasan
materi di akhir pelajaran dan mampu menanyakan pada siswa tentang materi yang belum dipahami siswa. Kegiatan pengajaran seperti ini menunjukkan bahwa
penguasaan materi yang relatif baik sehingga tidak canggung ketika mengikuti praktik mengajar.
Menurut persepsi guru pamong, kemampuan sangat baik pada aspek penguasaan bahan adalah kemampuan menyampaikan materi berdasarkan urutan-
urutan yang ada pada RP Rencana Pengajaran. Dalam hal ini guru pamong bisa memberikan penilaian sangat baik didasari oleh pengamatan pada saat proses
Kegiatan Belajar Mengajar KBM yang dianggap telah sesuai dengan RP Rencana Pengajaran yang sebelumnya telah dikonsultasikan dan disetujui oleh guru pamong.
Sedangkan dalam kemampuan memberi ringkasan materi pelajaran saat pelajaran berakhir dirasa sebagian mahasiswa kurang mampu. Memberi ringkasan materi
pelajaran merupakan suatu proses memberi kesimpulan bagi siswa dan langkah ini jarang dilakukan karena pada umumnya terbentur oleh terbatasnya waktu
pembelajaran atau kurang mampu mengatur alokasi waktu secara cermat dan efisien, sehingga kegiatan menutup pelajaran menjadi terlupakan oleh mahasiswa Praktik
Pengalaman Lapangan PPL. Menurut persepsi guru pamong kurangnya pemberian ringkasan materi pelajaran oleh mahasiswa dikarenakan dinilai mahasiswa kurang
mempunyai pengalaman mengajar, jadi dalam pemberian ringkasan materi pelajaran mereka belum mampu secara efektif. Kurangnya pengetahuan awal mahasiswa
tentang keguruaan merupakan salah satu penyebab tidak berhasilnya mahasiswa dalam pemberian ringkasan materi pelajaran.
Agar penelitian ini seimbang, para siswa yang diajar oleh mahasiswa Praktik Pengalaman Lapangan PPL juga diberikan kuesioner pertanyaan. Dari hasil
penelitian menunjukkan bahwa persepsi siswa terhadap kompetensi penguasaan bahan mengajar mencapai 66,55 lihat Lampiran 15 dalam kategori cukup. Jika dirinci lebih
lanjut, kemampuan mahasiswa Praktik Pengalaman Lapangan PPL dalam menerangkan materi secara urut sesuai dengan modul dipandang sebagai aspek yang
paling baik menurut persepsi siswa. Sedangkan pada kemampuan memberikan
ringkasan materi pada saat berakhir pelajaran adalah aspek yang paling rendah. Ada juga sebagian siswa berpendapat bahwa mahasiswa Praktik Pengalaman Lapangan
PPL dalam menyampaikan materi sering berbelit-belit dalam menanggapi pertanyaan dari siswa. Mahasiswa juga kurang mampu merespon pertanyaan siswa
sehingga jawaban argumen kurang kuat. Hendaknya mahasiswa belajar melalui pengalaman untuk dapat mengungkap dan berbicara berdasarkan pengalaman dan
ilmu yang didapatkan. Guru memandang mahasiswa yang diampunya telah mampu dengan baik
dalam menyampaikan materi. Namun siswa memandang mahasiswa masih banyak kekurangan dalam menyampaikan materi. Perbedaan cara pendang guru dan siswa
dikarenakan guru hanya melihat sekilas mahasiswa mengajar meskipun sebelum melakukan Kegiatan Belajar Mengajar KBM mahasiswa mengajukan Rencana
Pengajaran RP kepada guru, hal itu tidak dapat dijadikan sebagai acuan karena pada dasarnya yang merasakan langsung proses Kegiatan Belajar Mengajar KBM adalah
siswa. Dalam hal ini penilaian siswa cenderung objektif tanpa adanya rasa tolerasi, kasihan dan sebagainya. Untuk menjembatani antara persepsi guru dengan siswa
sebaiknya mahasiswa lebih fokus mempersiapkan diri untuk mengajar dan meng up_date
hal-hal baru yang berkaitan dengan teknik bangunan.
4.1.2 Pengelolaan Program Belajar Mengajar