Perencanaan Strategis Definisi Balanced Scorecard

13 BAB II KAJIAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori dan Konsep

2.1.1 Perencanaan Strategis

Perencanaan strategis penyusunan rencana jangka panjang merupakan salah satu tahapan dalam manajemen strategis yaitu serangkaian tindakan manajerial yang dilakukan oleh manajemen perusahaan untuk jangka panjang Setiawan, 2011. Penyusunan rencana strategis dilakukan oleh perusahaan dalam mendefinisikan tujuan dan sasaran yang ingin dicapai perusahaan Pirtea et al., 2009. Penyusunan rencana strategis penting untuk dilakukan oleh perusahaan karena tanpa rencana strategis, perusahaan tidak memiliki pedoman dalam pencapaian tujuannya sehingga kegiatan operasional perusahaan akan menjadi tidak terarah. Perusahaan yang beroperasi tanpa adanya suatu rencana strategis berpeluang lebih besar dalam mengalami kegagalan dibandingkan perusahaan yang memiliki rencana strategis Lawlor, 2011. Pada organisasi sektor publik, strategi yang dibuat untuk dapat mencapai visi dan misi organisasi dipengaruhi oleh kebijakan pemerintah sebagai pembuat peraturan, badan pengawas, serta masyarakat. Organisasi sektor publik biasanya memiliki strategi utama yang ditujukan untuk pemenuhan kebutuhan masyarakat atau peningkatan efisiensi operasional organisasi. Strategi utama tersebut kemudian 14 dijabarkan menjadi beberapa strategi yang berfungsi sebagai dasar kegiatan operasional organisasi Rohm, 2002.

2.1.2 Definisi Balanced Scorecard

Konsep Balanced Scorecard pertama kali diperkenalkan oleh Kaplan dan Norton pada tahun 1992. Balanced Scorecard pada awalnya merupakan suatu konsep pengukuran kinerja. Balanced Scorecard sebagai suatu sistem pengukuran kinerja digunakan sebagai alat pengendalian, analisa, dan untuk merevisi strategi organisasi Campbell et al., 2009. Istilah Balanced Scorecard terdiri dari dua kata yaitu balanced yang berarti berimbang dan scorecard yang berarti kartu skor. Berimbang balanced diartikan sebagai pengukuran kinerja secara berimbang dari dua perspektif yaitu keuangan dan nonkeuangan sedangkan kartu skor scorecard adalah suatu kartu untuk mencatat hasil kinerja sekarang dan perencanaan di masa mendatang. Dari definisi tersebut, pengertian Balanced Scorecard ialah kartu skor yang digunakan dalam pengukuran kinerja keuangan dan nonkeuangan untuk jangka pendek dan jangka panjang Rangkuti, 2011: 3. Konsep Balanced Scorecard memberi gambaran komperhensif kepada manajer tentang kegiatan yang dijalankan organisasi baik sektor privat maupun sektor publik. Kemunculan Balanced Scorecard melengkapi sistem pengukuran kinerja tradisional yang umumnya hanya menggunakan perspektif finansial saja sebagai tolok ukur keberhasilan organisasi. Sistem pengukuran kinerja keuangan tradisional seperti perhitungan Return on Investment dan Earning Per Share tidak mencerminkan 15 kondisi yang sesungguhnya sehingga sering menyebabkan kesalahan dalam pengambilan keputusan terutama keputusan organisasi untuk melakukan peningkatan kinerja secara berkesinambungan Kaplan dan Norton 1992. Dalam perkembangan selanjutnya sebagai suatu sistem manajemen strategis, Balanced Scorecard digunakan untuk menerjemahkan misi dan strategi organisasi ke dalam tujuan dan ukuran operasional Hansen Mowen, 2003. Tujuan dan ukuran operasional tersebut dinyatakan ke dalam empat perspektif Kaplan Norton, 1996 yang dijelaskan sebagai berikut. 1 Perspektif Pertumbuhan dan Pembelajaran Perspektif ini menggambarkan kemampuan organisasi untuk menciptakan pertumbuhan jangka panjang. Tujuan dalam perspektif ini adalah menyediakan infrastruktur bagi perspektif finansial, pelanggan, dan proses bisnis internal, agar tujuan dari perspektif-perspektif tersebut tercapai. Perspektif pertumbuhan dan pembelajaran bertujuan antara lain untuk meningkatkan kemampuan karyawan, meningkatkan kemampuan sistem informasi, dan peningkatan motivasi kerja karyawan. 2 Perspektif Proses Bisnis Internal Komponen utama dalam proses bisnis internal adalah: 1 proses inovasi, yang diukur dengan banyaknya produk baru yang dihasilkan; 2 proses operasional, yang diukur dengan peningkatan kualitas produk atau jasa serta waktu proses produksi yang lebih pendek; 3 proses pelayanan, yang diukur 16 dengan pelayanan purna jual dan waktu yang dibutuhkan untuk memberikan pelayanan kepada pelanggan. 3 Perspektif Pelanggan Tujuan dalam perspektif pelanggan adalah pemuasan kebutuhan pelanggan. Ukuran-ukuran yang digunakan dalam perspektif ini antara lain retensi pelanggan, kepuasan pelanggan, akuisisi pelanggan baru, dan market share. Dalam perspektif ini organisasi menyusun strategi yang bertujuan untuk melayani dan memenuhi kebutuhan pelanggan yang pada akhirnya dapat memberikan keuntungan finansial keuangan bagi organisasi. 4 Perspektif Keuangan Dalam perspektif keuangan, organisasi merumuskan tujuan finansial yang ingin dicapai organisasi dimasa yang akan datang. Selanjutnya tujuan finansial tersebut dijadikan dasar bagi ketiga perspektif lainnya dalam menetapkan tujuan dan ukurannya. Tujuan perspektif keuangan organisasi sektor privat umumnya berkaitan dengan pencapaian keuntungan, sedangkan untuk organisasi sektor publik yang bersifat non profit tujuannya berkaitan dengan efisiensi biaya Rohm, 2002. Antara tujuan yang satu dengan yang lain dalam setiap perspektif memiliki hubungan sebab akibat. Jika tujuan dari perspektif pertumbuhan dan pembelajaran, perspektif proses bisnis internal, dan perspektif pelanggan tercapai, maka tujuan perspektif keuangan juga tercapai Malina dan Selto, 2004. 17

2.1.3 Perkembangan Balanced Scorecard