Uji Perolehan Kembali Recovery Simpangan Baku Relatif Penentuan Batas Deteksi Limit of Detection dan Batas Kuantitasi

Apabila dari hasilnya diperoleh F o tidak melewati nilai kritis F maka dilanjutkan uji dengan distribusi t dengan rumus : X 1 – X 2 t o = Sp √1n 1 + 1n 2 Keterangan : X 1 = kadar rata-rata sampel 1 n 1 = Jumlah perlakuan sampel 1 X 2 = kadar rata-rata sampel 2 n 2 = Jumlah perlakuan sampel 2 Sp = Simpangan baku jika F o melewati nilai kritis F, dilanjutkan uji dengan distribusi t dengan rumus : X 1 – X 2 t o = √S 1 2 n 1 + S 2 2 n 2 Keterangan : X 1 = kadar rata-rata sampel 1 S 1 = Standar deviasi sampel 1 X 2 = kadar rata-rata sampel 2 S 2 = Standar deviasi sampel 2 n 1 = Jumlah perlakuan sampel 1 n 2 = Jumlah perlakuan sampel 2 Kedua sampel dinyatakan berbeda apabila t o yang diperoleh melewati nilai kritis t, dan sebaliknya.

3.5.8 Uji Perolehan Kembali Recovery

Uji perolehan kembali atau recovery dilakukan dengan metode penambahan larutan standar standard addition method. Dalam metode ini, kadar mineral dalam sampel ditentukan terlebih dahulu, selanjutnya dilakukan penentuan kadar mineral dalam sampel setelah penambahan larutan standar dengan konsentrasi tertentu Ermer, 2005. Larutan baku yang ditambahkan yaitu, 1,25 ml larutan baku kalsium konsentrasi 1000 µgml dan 12 ml larutan baku kalium konsentrasi 1000 µgml . Brokoli yang telah dihaluskan ditimbang secara seksama sebanyak 25 gram di dalam krus porselen, lalu ditambahkan 1,25 ml larutan baku kalsium Universitas Sumatera Utara konsentrasi 1000 µgml dan 12 ml larutan baku kalium 1000 µgml, kemudian dilanjutkan dengan prosedur destruksi kering seperti yang telah dilakukan sebelumnya. Menurut Harmita, 2004 persen perolehan kembali dapat dihitung dengan rumus di bawah ini: 100 n ditambahka yang baku larutan Kadar awal sampel dalam logam rata - Kadarrata sampel dalam logam total Kadar × −

3.5.9 Simpangan Baku Relatif

Keseksamaan atau presisi diukur sebagai simpangan baku relatif atau koefisien variasi. Keseksamaan atau presisi merupakan ukuran yang menunjukkan derajat kesesuaian antara hasil uji individual ketika suatu metode dilakukan secara berulang untuk sampel yang homogen. Nilai simpangan baku relatif yang memenuhi persyaratan menunjukkan adanya keseksamaan metode yang dilakukan. Menurut Harmita, 2004, rumus untuk menghitung simpangan baku relatif adalah sebagai berikut: RSD = 100 × X SD Keterangan : − X = Kadar rata-rata sampel SD = Standar Deviasi RSD = Relative Standard Deviation Universitas Sumatera Utara

3.5.10 Penentuan Batas Deteksi Limit of Detection dan Batas Kuantitasi

Limit of Quantitation Batas deteksi merupakan jumlah terkecil analit dalam sampel yang dapat dideteksi yang masih memberikan respon signifikan. Sedangkan batas kuantitasi merupakan kuantitas terkecil analit dalam sampel yang masih dapat memenuhi kriteria cermat dan seksama. Menurut Harmita, 2004, batas deteksi dan batas kuantitasi ini dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut Simpangan Baku X SY = 2 2 − − ∑ n Yi Y Batas deteksi LOD = slope X SY x 3 Batas kuantitasi LOQ = slope X SY x 10 Universitas Sumatera Utara

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Analisis Kualitatif

Analisis kualitatif dilakukan sebagai analisis pendahuluan untuk mengetahui ada atau tidaknya ion kalsium dan ion kalsium dalam sampel. Data dapat dilihat pada Tabel 1 dan Lampiran 5, halaman 42. Tabel 1. Hasil Analisis Kualitatif No. Ion yang dianalisis Pereaksi Hasil Reaksi Keterangan 1. Kalsium Asam sulfat 1 N + etanol 96 Kristal jarum + 2. Kalium Asam Pikrat 1 Kristal Jarum + Keterangan : + : Mengandung ion Tabel di atas menunjukkan bahwa larutan sampel yang diperiksa mengandung ion kalsium dan ion kalium. Sampel dikatakan positif mengandung ion kalsium jika menghasilkan endapan putih berbentuk kristal jarum dengan penambahan asam sulfat 1 N dan etanol 96 vv, mengandung ion kalium jika menghasilkan kristal jarum. Berdasarkan hasil reaksi kristal dari masing-masing kedua ion tersebut membuktikan larutan sampel mengandung ion kalsium dan ion kalium. Hasil serapan dengan spektrofotometer serapan atom menunjukkan adanya absorbansi pada panjang gelombang kalsium yaitu 422,7 dan kalium 766,50 nm sesuai yang tercantum pada literatur Khopkar, 1985. Hal ini juga membuktikan secara kualitatif bahwa sampel mengandung mineral kalsium dan mineral kalium. Universitas Sumatera Utara