Sejarah Perkembangan Notaris Peranan Notaris Dalam Hal Pembuatan Perjanjian Kredit

Notaris sebagaimana yang perlu diketahui bersama bahwa ia diangkat sebagai notaris oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia berdasarkan Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia nomor: M.01.HT.03.01. Tahun 2006 tentang Syarat dan Tata Cara Pengangkatan, Perpindahan dan Pemberhentian Notaris. Maka, setelah ada SK resmi pengangkatan Notaris, barulah seseorang layak diangkat menjadi notaris.

B. Sejarah Perkembangan Notaris

Adapun sejarah notaris ini dahulu dimulai dari negara-negara civil law yaitu negara Perancis, Belgia, Luxemburg, Austria, Swiss, Skandinavia, Italia, Yunani, Spanyol, dan negara-negara lainnya. Namun, ternyata jauh sebelum itu, kita akan memulai sejarah notaris dari luar Indonesia yang dimulai dari Negara Romawi kuno. Di zaman Romawi dahulu, sudah ada mereka mengenal yang disebut penulis umum atau public schrijvers. Kalau pada zaman sekarang bisa disebut notaris yang berasal dari kata notae yang berarti semacam penulis steno. Kemudian dimana notae ini mencatat tulisannya disemacam papan yang disebut tabularius, dan orang yang menulisnya disebut Tabellio. 44 Tabellio ini diperkirakan mulai muncul di dalam Kerajaan Romawi pada abag ketiga, dimana kebutuhan akan penulisan kata-kata dengan baik dan benar sangat popular pada masa itu sehingga muncullah Tabellio. Tabellio ini kemudian 44 Komar Andasasmita, Notaris I, op., cit., hal. 10 UNIVERSITAS SUMATERA UTARA mujlai menulis untuk orang-orang yang berada dipinggir jalan, dipasar-pasar ketika ada forum, dan ditempat-tempat lain yang mempunyai kebutuhan akan Tabellio ini. Pada awalnya, Tabellio ini bekerja secara bebas vrij breoep, tidak dibawah naungan pemerintah kerajaan. Namun untuk menajalankan pekerjaannya Tabellio perlu mendapat izin agar legal dari pemerintah kerajaan. Kemudian, dalam kurun waktu beberapa ratus ketika Kaisar Justianus naik tahta barulah dibuat peraturan mengenai Tabellio yang disebut tabelinaat, yang didalamnya memujat bahwa akta yang dibuat oleh para Tabellio mempunyai kekuatan hukum tetap dan sifatnya lebih kuat dibandingkan dengan akta-akta yang lainnya. Barulah pada sekitar abad ke lima para pemilik kekuasaan dari negara- negara Eropa mulai memakai istilah lain yaitu notarius. 45 Dalam kurun waktu yang tidak terlalu lama, notarius kemudian mjulai tersebar diseluruh Eropa dengan kebutuhan terhadap mereka yang tidak bisa dikesampingkan begitu saja. Hal ini juga dipengaruhi oleh sikap Raja Karel Agung yang banyak mengangkat notaris pada tahun 803 sampai 805 sesudah masehi untuk memenuhi kebutuhan akan penulisan akta-akta yang sah didalam kerajaan Eropa yang luas itu yang merupakan pecahan dari Kerajaan Romawi sebelumnya. Kemudian, pada abad berikutnya, Perancis membagi notaris kedalam tiga bagian, yaitu: 46 45 Ibid UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 1. Notaris Kerajaan, fungsinya adalah untuk menjalankan jabatannya didalam kerajaan; 2. Notaris Mulia atau Heerlijke, fungsinya adalah menjalankan wewenangnya dalam daerah yang terbatas oleh para penguasa saja; dan 3. Notaris Rasuli atau Apostolis, yang menjalankan fungsinya untuk membuat akta-akta yang berhubungan dengan urusan-urusan gerejawi. Kemudian, setelah ada pembagian atau pengelompokan notaris tersebut, maka pada abad ketigabelas barulah akta-akta yang telah dibuat notaris itu memperoleh sifat authenticiteit. 47 Maksud dari authenticiteit ini adalah bahwa akta-akta tersebut dapat dipercaya, asli, dan resmi. Lalu, pada seabad kemudian tepatnya diabad ke - 14 maka ada penambahan kekuatan dari akta yang sudah autentik tersebut, yaitu bahwa akta tersebut sudah mempunyai kekuatan executorial kracht atau mempunyai kekuatan eksekusi. Maksudnya adalah bahwa keputusan yang terdapat didalam akta dapat mempunyai kekuatan untuk dieksekusi atau dilaksanakan isi dari perjanjian akta tersebut apabila ada pihak-pihak yang melanggar. Kalau kita kaji dan lihat dengan saksama, sebenarnya notaris baik dari segi fungsi maupun dari struktur jabatannya dari setiap negara mempunyai sistem yang berbeda-beda. Seperti yang telah diuraikan sebelumnya bahwa notaris dahulu kala adalah merupakan pekerjaan bebas yang tidak ada kaitan dengan pemerintah terkecuali izin untuk memulai pekerjaannya, ada juga notaris yang merupakan jabatan 46 Ibid, Hal. 11 47 Ibid UNIVERSITAS SUMATERA UTARA pemerintah dimana notaris diberi penghasilan dari pemerintah, dan ada juga notaris yang tidak digaji, dan juga notaris yang dipakai menjadi pejabat-pejabat pemerintah dan diberi jabatan honorer. Perbedaan itu juga meliputi dari tata cara perekrutan notaris itu sendiri. Ada negara yang tidak memerlukan gelar sarjana hukum untuk menjadi seorang notaris, sementara ada negara seperti Indonesia yang mewajibkan seorang notaris haruslah menempuh jalur pendidikan sarjana hukum dan magister kenotariatan barulah bisa diangkat menjadi seorang notaris. Sebagai tambahan perbedaan yang tampak, di negara Amerika Serikat, notaris disebut dengan notary public. 48 Hal ini dikatakan karena notaris di negara ini turut campur tangan dalam pemberian sertipikat dan penyumpahan beraneka keterangan. Izenic mempunyai teori yang didasarkan pada pemikiran bahwa notaris itu merupakan atau erat sekali hubungannya dengan kekuasaan kehakiman atau pengadilan, sebagaimana terdapat didalam Perancis atau Belanda, sehingga Izenic mengelompokkannya kedalam 2 bagian besar, yaitu sebagai berikut: 49 1. Notariat fonctioneel, yaitu notaris yang dalam penulisan akta-aktanya mempunyai kebenaran terhadap isi akta tersebut, mempunyai pembuktian formil, dan mempunyai kekuatan atau daya eksekutorial. 2. Notariat professional, yaitu notaris yang adlam penulisan akta-aktanya tidak dijamin kebenaran terhadap isi aktanya, dan juga tidak 48 Ibid 49 Ibid UNIVERSITAS SUMATERA UTARA mempunyai akibat-akibat khusus terhadap akta tersebut dan tidakada kekuatan eksekutorialnya. Sementara dilain sisi, ada juga penulis dari berbagai sudut pandang yang berbeda mengelompokkan notaris-notaris tersebut. Ada yang membagi kedalam tiga kelompok notaris yaitu dari kelompok civil law, common law, dan dari negara-negara komunis. Berikut ini diuraikan secara singkat tentang pembagian terhadap notaris di negara-negara yang telah disebut diparagraf sebelumnya. Adapun penjelasannya adalah sebagai berikut: 50 1. Notaris di negara-negara civil law Didalam negara-negara civil law, yang perlu disampaikan adalah bahwa notaris di negara-negara ini diyakini mempunyai akta-akta yang memmiliki kekuatan eksekutorial, diyakini kebenarannya, dan mempunyai bukti-bukti formil. Pada umumnya, yang membuat ada perbedaan mencolok yang terjadi kepada notaris-notaris di setiap negara adalah dikarenakan beberapa faktor berikut ini, yaitu: a. Wewenang-wewenang yang diberikan terhadap notaris berbeda-beda. b. Formalitas-formalitas yang didapat berbeda-beda, dan c. Lapangan kerja notaris yang diberikan juga wilayahnya berbeda-beda. Adapun negara-negara yang menganut sistem hukum common law, maka perbedaan itu akan bisa dilihat. Berikut adalah negara-negara common law yang akan diberikan gambaran mengenai notaris-notaris dinegara-negaranya, yaitu: 51 50 Ibid, hal. 13 UNIVERSITAS SUMATERA UTARA a. Perancis Di negara Perancis, seorang notaris sebelum diangkat, harus bisa menempuh ujian, disusul dengan stage, yaitu masa percobaan selama 6 tahun lamanya, dan harus menjadi semacam kerani utama, dan ini berlaku untuk seorang yang bukan sarjana hukum, sementara untuk sarjana hukum cukup setahun saja percobaannya. Pengangkatan notaris ini dilakukan oleh kepala negara dan notaris disini dipandang cukup tinggi kedudukan dan harkat martabatnya. Kelemahan yang terdapat disini adanya istilah jual beli, artinya notaris yang sudah tua dapat digantikan oleh ahli warisnya, sementara orang yang ingin menjadi notaris dikarenakan tidak punya kemampuan secara financial tidak dapat diangkat menjadi notaris, hanya dapat menjadi premier clerk. Pada tahun 1947 barulah muncul wadah yang mengawasi protokol notaris dan wadah ini disebut dengan conseil superieur. 52 Kemudian pada tahun 1948 barulah wanita bisa menjadi seorang notaris. b. Belgia Di negara ini, tidak jauh bedanya pengaruh notaris dengan di negara Perancis, notaris sama-sama mempunyai pengaruh yang besar terhadap kondisi sosial dan hukum di negara ini. 51 Ibid 52 Ibid UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Wewenang notaris di negara Belgia ini hanya sebatas di pengadilan-pengadilan sekitarnya saja, dimana wilayah notaris itu berkedudukan. Notaris disini diangkat oleh raja, dan lamanya stage yang ditempuh disini hanya tiga tahun, dengan ketentuan bahwa waktu itu dapat dipersingkat apabila mereka telah mengikuti pendidikan hukum sebelumnya. Honorariannya dari notaris ini ditetapkan oleh Raja. c. Luxemburg Di Luxemburg, notaris diangkat oleh Menteri Kehakiman. Banyak kesamaan notaris disini dengan Italia karena dahulu Italia dan Luxemburg sangat berhubungan erat sekali. Ada tambahan di negara ini tentang profesi notaris yang unik. Disini ada notaris yang digabungkan dengan pengacara, hanya saja syaratnya apabila si notaris sudah ada sekitara sepuluh tahun menjabat sebagai pengacara. Notaris ini disebut notaris kelas dua atau anwaltnotariat. d. Austria Notaris di negara ini baru boleh menjadi notaris apabila telah mengikuti stage selama 7 tahun, termasuk didalamnya sudah magang selama 3 tahun. Wewenang notaris di negara ini meliputi seluruh negeri, bahkan bisa lewat dari kekuasaan wilayahnya sendiri. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Bedanya dengan negara Luxemburg, notaris disini dilarang digabung dengan pengacara, sama seperti di Indonesia tidak boleh rangkap jabatan. e. Negara-negara Skandinavia Notaris di negara-negara Skandinavia ini tidak ditujukan untuk membuat akta-akta otentik, melainkann sama seperti negara-negara Anglo saxon, yaitu lebih kepada legalisasi, keterangan tentang perbuatan tertentu, lotere-lotere dan wisselprotesten yang terjadi. f. Spanyol Di negara ini, Notaris diangkat oleh Hakim. Dan pada umumnya notaris di sini adalah para sarjana hukum, yang setelah lulus mereka menempuh sekolah khusus Notaris seperti Magister Kenotariatan di Indonesia. 2. Notaris di negara-negara common law a. Inggris Di negara ini, notaris pada umumnya dibagi kedalam 3 kelompok notaris, yaitu sebagai berikut: 1. General Notaries, yaitu notaris yang hanya terdapat di London 2. Ecclesiastical Notaries, yaitu notaris yang khusus berada dan menangani masalah-masalah gereja 3. Notaris-notaris distrik, yaitu notaris yang merupakan jabatan tambahan dari solicitors, yang hanya mempunyai wewenang untuk bekerja di satu distrik saja. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA b. Amerika Serikat Notaris di Amerika Serikat tidak mesti harus sarjana hukum. Untuk beberapa negara bagian seperti Florida dan Miami, notaris mempunyai kewenangan untuk menikahkan. Ada beberapa keanekaragaman notaris dan sistemnya dibeberapa negara bagian, seperti ada negara bagian yang mengangkat notarisnya oleh gubernur, ada notaris yang bisa menempuh ujian terlebih dahulu, ada yang tidak perlu, tidak ada satu negara bagian yang menetapkan jumlah notaris kecuali Lousiana, dan ada perbedaan usia mengenai syarat usia minimum yang diperbolehkan untuk menjadi seorang notaris. 3. Notaris di negara-negara komunis a. Cekoslovakia Di negara komunis ini yang dapat mengisi jabatan notaris adalah wajib sarjana hukum, yang telah mengikuti praktek selama dua tahun paling sedikit. Disini, notaris berhak untuk mengadili perselesihan-perselisihan yang terjadi dalam bidang perdata atau dikena dengan civiele geschillen. b. Jerman Timur Pada negara ini, notaris dalam situasi kehidupannya tidak jauh berbeda dengan negara Cekoslovakia dan Rumania walau peraturan- peraturannya lebih sederhana. c. Bulgaria UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Di Bulgaria, dalam keadaan darurat, notaris dapat diwakili dengan hakim rakyat atau volksrechter. Tugas dan kewajiban notaris di negara ini lebih terbatas dibandingkan dengan negara komunis lainnya. Dan masih banyak lagi negara lainnya yang mempunyai peraturan- peraturan berbeda tentang notarisnya yang diatur oleh siapa yang berwenang mengaturnya. Kemudian, notaris masuk ke Indonesia sebenarnya sudah ada sejak jaman penjajahan Belanda dahulu. Kemunculan notaris di bumi Indonesia dibagi kedalam tiga zaman, yaitu 53 : 1. Zaman pemerintahan Hindia Belanda Pada masa pemerintahan Hindia Belanda ini, dimana penjajah Belanda seperti yang telah diketahui mempunyai tujuan ingin memiliki rempah-rempah dari bumi Indonesia. Kemudian, di masa yang sarat dengan perdagangan ini, Belanda membutuhkan tenaga professional yang mampu menulis akta-akta perjanjian, ahli waris, akta perkawinan, dan terutama akta-akta yang terkait dengan perdagangan. Maka, pada tanggal 14 Maret 1621 untuk pertama sekali didirikan di Jakarta sebagai ibukota negara pada waktu itu pusat kota. Lalu, pemerintah Hindia Belanda mengangkat notarium publicium yang dapat ditulis juga dengan notaris publicius yang bernama Melchior Kerchem, yang juga merupakan sekretaris College Van Schenpen yang bertugas membuat dokumen-dokumen legal dibidang keperdataan. 53 A.A. Andi Prajitno, Pengetahuan Praktis tentang Apa dan Siapa Notaris Di Indonesia, op.,cit., hal 11 UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Sebenarnya, notaris dipekerjakan untuk mengatur persaingan dagang yang berlatar belakang dengan penjajahan. Lalu, pada tanggal 16 Juni 1625, dibuat peraturan yang menyatakan bahwa notaris wajib merahasiakan seluruh akta yang dibuatnya kepada publik maupun informasi yang diterimanya dari klien yang dihadapinya. Peraturan ini pun disebut dengan “Instruksi untuk para Notaris. Pada peraturan ini, berisi sepuluh buah pasal yang kemudian dikenal dengan nama Instructie Voor de Notarissen Residerende in Nederlands Indie 54 yang akhirnya mengarah kepada Notariswet atau kemudian dikenal dengan Peraturan Jabatan Notaris. Pada masa ini, notaris tidak bisa bebas seperti yang kita lihat pada masa sekarang, karena pada masa penjajahan Belanda ini notaris masih dibawah wewenang penuh dari Oost Indische Compagnie, perusahaan yang dibentuk untuk kepentingan Belanda di Indonesia. Barulah kemudian pada tanggal 26 Januari 1860 notarisweet diadopsi kedalam Peraturan Jabatan Notaris. Pada masa ini, yang menjadi notaris ialah pegawai pemerintah Belanda ataupun orang barat yang dengan sengaja dilatih secara kilat untuk menjadi notaris. Kemudian, sejak Belanda diambil alih kekuasaan penjajahannya oleh pemuda pemudi Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945, maka seluruh notaris di Indonesia yang merupakan pelatihan orang Belanda ditarik kembali pulang ke dalam daerah asalnya. 54 Ibid, hal. 12 UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Isitilah notaris di Indonesia dikenal dengan sebutan Pejabat Umum atau Openbaar Ambtenaar. 2. Zaman pemerintahan penjajah Jepang Pada masa ini, dimana Jepang mengaku sebagai saudara tua dari Indonesia, padahal mereka juga menjajah. Tidak banyak yang bisa diceritakan disini dikarenakan tidak banyak pula perubahan terhadap notaris dan profesinya yang telah dibuat dikarenakan terlalu singkatnya penjajahan yang dilakukan dan lagipula Jepang telah diporakporandakan oleh Amerika Serikat pada waktu itu. 3. Zaman pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia Zaman ini dibagi kedalam 2 masaperiode, yaitu pada masa sebelum reformasi dan pada masa reformasi. Pada masa ini, tidak banyak yang berubah terhadap dunia notaris, yang ada perubahannya hanya pada bentuk dari Peraturan Jabatan Notaris menjadi Undang- Undang Jabatan Notaris nomor 30 tahun 2004, dimana kemudian dikenal dengan naman UUJN. Dan juga perlindungan terhadap notaris beserta protokol notaris mulai diberlakukan dengan adanya Nota Kesepahaman Antara Kepolisina Negara Republik Indonesia dengan Ikatan Notaris Indonesia No. Pol: B1056V2006 Nomor 01MoUPP-INIV2006 TENTANG PEMBINAAN dan PENINGKATAN PROFESIONALISME di BIDANG PENEGAKAN HUKUM. Dimana isinya salah satu adalah bahwa hakim, penyidik, penuntut umum tidak dibenarkan mengambil minuta akta atau protokol notaris dalam penyimpanan notaris. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

C. Syarat-Syarat Untuk Diangkat Menjadi Notaris