Hasil Estimasi Model Regressi

aquarium mayoritas sudah cukup puas dengan produk yang ada pada toko aqita namun sebagian responden ada yang tidak setuju sehingga pihak toko harus lebih meningkatkan kualitas produk yang dijualnya.

4.4 Analisis Verifikatif

Pada bagian ini hipotesis penelitian yang sebelumnya diajukan akan diuji dan dibuktikan melalui uji statistik. Hipotesis penelitian seperti yang telah dituangkan di dalam bab II adalah adanya pengaruh dari variabel store atmosphere dan motivasi belanja berdasarkan kesenangan terhadap keputusan pembelian konsumen. Analisis statistik yang digunakan adalah analisis regresi linier berganda.

4.4.1 Hasil Estimasi Model Regressi

Pada bagian ini akan disajikan hasil estimasi regresi pengaruh store atmosphere dan motivasi belanja berdasarkan kesenangan terhadapkeputusan pembelian konsumen pada toko Aqita Aquarium menggunakan regressi linear berganda. Namun karena data hasil kuesioner masih memiliki skala ordinal, jadi sebelum melakukan analisis regresi terlebih dahulu data ordinal tersebut dikonversi menjadi data interval melalui methods of succesive interval.Bentuk model persamaan regressi yang akan diuji diformulasikan sebagai berikut. Y = b + b 1 X 1 + b 2 X 2 +  Dimana: Y = Keputusan pembelian konsumen X 1 = Store atmosphere X 2 = Motivasi belanja berdasarkan kesenangan b = konstanta bi = koefisien regressi variabel Xi  = Pengaruh faktor lain Model regressi tersebut digunakan untuk memprediksi dan menguji perubahan yang terjadi pada keputusan pembelian konsumen yang dapat diterangkan atau dijelaskan oleh perubahan kedua variabel independen store atmosphere dan motivasi belanja berdasarkan kesenangan. Berdasarkan hasil pengolahan data store atmosphere dan motivasi belanja berdasarkan kesenangan terhadap keputusan pembelian konsumenpada toko Aqita Aquarium di peroleh hasil regressi sebagai berikut. Tabel 4.34 Hasil Estimasi Model Regressi Coefficients a Model Unstandardized Coefficients Standardi zed Coefficient s t Sig. Correlatio ns B Std. Error Beta Zero- order 1 Constan t .771 .195 3.951 .000 X1 .321 .072 .349 4.440 .000 .596 X2 .515 .081 .500 6.357 .000 .673 a. Dependent Variable: Y Melalui hasil pengolahan data seperti diuraikan pada tabel 4.4 maka dapat dibentuk model prediksi variabel store atmosphere dan motivasi belanja berdasarkan kesenangan terhadap keputusan pembelian konsumen sebagai berikut. Y = 0,771+0,321 X 1 + 0,515 X 2 Nilai a dan bi dalam persamaan di atas dapat diinterpretasikan sebagai berikut: a = 0,771 artinya: jika store atmosphere dan motivasi belanja berdasarkan kesenangan hedonic bernilai 0 persen maka keputusan pembelian akan bernilai 0,771 persen. b1 = 0,321 artinya: jika store atmosphere meningkat sebesar satu persen sementara motivasi belanja hedonis konstan maka keputusan pembelian akan menurun sebesar 0,321 persen. Hal ini sesuai dengan yang dikemukakan oleh Mariri Tendai 2009:101 bahwa semakin bagus penataan toko tidak akan mempengaruhi keputusan pembelian, hal ini akibat adanya faktor lain yang mempengaruhi pembelian impulsif, yaitu, promosi toko, harga, dan sales promotion. b2= 0,515 artinya: jika motivasi belanja hedonis meningkat sebesar satu persen sementara store atmosphere konstan maka keputusan pembelian akan meningkat sebesar 0,515 persen. Pada persamaan tersebut dapat dilihat store atmosphere ememiliki koefisien bertanda positif yang menunjukkan bahwa store atmosphere yang baik akan membuat keputusan pembelian konsumen akan semakin baik. Demikian juga motivasi belanja berdasarkan kesenangan bertanda positif yang menunjukkan bahwa semakin tinggi motivasi belanja berdasarkan kesenangan akan membuat keputusan pembelian konsumen akan semakin baik. Sebelum dilakukan pengujian hipotesis, terlebih dahulu dilakukan pengujian asumsi klasik untuk menguji kesahihan atau keabsahan hasil estimasi model regressi. Beberapa asumsi klasik yang harus terpenuhi agar kesimpulan dari hasil regressi tersebut tidak bias, diantaranya adalah uji normlitas, uji multikolinieritas untuk regressi linear berganda, uji heteroskedastisitas dan uji autokorelasi untuk data yang berbentuk deret waktu. Pada penelitian ini hanya tiga asumsi yang disebutkan tersebut diuji, karena data tidak mengandung unsur deret waktu sehingga tidak dilakukan uji autokorelasi. 1 Uji Asumsi Normalitas Asumsi normalitas merupakan persyaratan yang sangat penting pada pengujian kebermaknaan signifikansi koefisien regressi, apabila model regressi tidak berdistribusi normal maka kesimpulan dari uji F dan uji t masih meragukan, karena statistik uji F dan uji t pada analisis regressi diturunkan dari distribusi normal. Pada penelitian ini digunakan uji satu sampel Kolmogorov-Smirnov untuk menguji normalitas model regressi. Tabel 4.35 Hasil Pengujian Asumsi Normalitas One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Unstandardi zed Residual N 100 Normal Parameters a,b Mean 0E-7 Std. Deviation .47163609 Most Extreme Differences Absolute .051 Positive .041 Negative -.051 Kolmogorov-Smirnov Z .507 Asymp. Sig. 2-tailed .960 a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data. Pada tabel 4.23 dapat dilihat nilai signifikansi asymp.sig. yang diperoleh dari uji Kolmogorov-Smirnov sebesar 0,960. Karena nilai probabilitas pada uji Kolmogorov-Smirnov masih lebih besar dari tingkat kekeliruan 5 0.05, maka disimpulkan bahwa model regressi berdistribusi normal. 2 Uji Asumsi Multikolinieritas Multikolinieritas berarti adanya hubungan yang kuat di antara beberapa atau semua variabel independen pada model regresi. Jika terdapat Multikolinieritas maka koefisien regresi menjadi tidak tentu, tingkat kesalahannya menjadi sangat besar dan biasanya ditandai dengan nilai koefisien determinasi yang sangat besar, tetapi pada pengujian parsial koefisien regresi, tidak ada ataupun kalau ada sangat sedikit sekali koefisien regresi yang signifikan. Pada penelitian ini digunakan nilai variance inflation factors VIF sebagai indikator ada tidaknya multikolinieritas diantara variabel independen. Tabel 4.36 Hasil Pengujian Asumsi Multikolinieritas Coefficients a Model Collinearity Statistics Toleranc e VIF 1 X1 .757 1.321 X2 .757 1.321 a. Dependent Variable: Y Melalui nilai VIF yang diperoleh seperti pada tabel 4.24 diatas menunjukkan tidak ada korelasi yang cukup kuat antara sesama variabel independen.Hal ini dapat dilihat dari nilai VIF dari kedua variabel independen masih lebih kecil dari 10 sehingga dapat disimpulkan tidak terdapat multikolinieritas diantara kedua variabel independen. 3 Uji Asumsi Heteroskedastisitas Heteroskedastisitas merupakan indikasi varian antar residual tidak homogen yang mengakibatkan nilai taksiran yang diperoleh tidak lagi efisien. Untuk menguji apakah varian dari residual homogen digunakan uji rank Spearman, yaitu dengan mengkorelasikan variabel independen terhadap nilai absolut dari residualerror. Apabila ada koefisien korelasi yang signifikan pada tingkat kekeliruan 5, mengindikasikan terjadinya heteroskedastisitas. Pada tabel 4.25 berikut dapat dilihat nilai signifikansi masing-masing koefisien korelasi variabel independen terhadap nilai absolut dari residual. Tabel 4.37 Hasil Pengujian Asumsi Heteroskedastisitas Correlations absolut_residu al Spearmans rho X1 Correlation Coefficient -.073 Sig. 2-tailed .472 N 100 X2 Correlation Coefficient .047 Sig. 2-tailed .640 N 100 Berdasarkan koefisien korelasi yang diperoleh seperti dapat dilihat pada tabel 4.25 diatas memberikan suatu indikasi bahwa residual error yang muncul dari persamaan regresi mempunyai varians yang sama tidak terjadi heteroskedastisitas.Hal ini terlihat dari nilai signifikansi masing-masing korelasi kedua variabel independen dengan absolut residual yaitu 0,472 dan 0,640 masih lebih besar dari 0,05.

4.4.2 Pengaruh Store atmosphere Terhadap Keputusan Pembelian