Kerangka Berpikir PENDAHULUAN A.

satuan kuantitas per faktor produksi. Oleh karena itu produktivitas usahatani kakao adalah tingkat produksi yang dihasulkan petani persatuan ha yang di ukur dalam tonha per tahun. Menurut Rakhmat 2004, pengalaman mempengaruhi kecermatan persepsi. Pengalaman tidak hanya lewat proses belajar formal namun juga melalui rangkaian peristiwa yang pernah dihadapi. Pengalaman petani kakao akan dapat mempengaruhi budidaya kakao yang di usahakan petani kakao. Tingkat pengetahuan merupakan hasil yang terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu obyek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indera manusia yaitu : indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga Soekidjo dan Notoadmodjo, 2003. Tingkat interaksi sosial adalah suatu hubungan antara dua individu atau lebih, dimana kelakuan individu yang satu mempengaruhi, mengubah, atau memperbaiki kelakuan individu yang lain atau sebaliknya Bonner, 1994 dalam Ahmadi, 2002. Tingkat interaksi sosial petani dalam hal ini informasi pengendalian hama dan penyakit tanaman dalam budidaya kakao berdampak kepada meningkatkan produksi usahatani kakao yang dibudidayakan. Oleh sebab itu semakin banyak informasi yang didapat, maka diduga tingkat persepsi petani terhadap program SL-PHT dalam budidaya kakao akan semakin baik. Tingkat pemenuhan kebutuhan adalah merupakan suatu hal yang sangat penting, bermanfaat, atau diperlukan untuk menjaga homeostasis dan kehidupan itu sendiri Mubarak dan Chayatin, 2008. kebutuhan hidup petani anggota kelompok tani diduga akan berhubungan dengan tingkat persepsi anggota kelompok terhadap penerapan pengendalian hama terpadu dalam budidaya kakao. Berdasarkan uraian tersebut, maka faktor-faktor yang diduga berhubungan dengan tingkat persepsi petani terhadap program SL-PHT dalam meningkatkan produktivitas dan pendapatan berusahatani kakao diidentifikasi sebagai variabel X yaitu X1 tingkat pengalaman petani berusahatani kakao, X2 tingkat pengetahuan petani, X3 tingkat interaksi sosial petani, X4 tingkat pemenuhan kebutuhan hidup petani. Untuk lebih jelasnya, maka hubungan antara faktor-faktor yang diduga berhubungan dengan tingkat persepsi petani terhadap program SL- PHTdalam meningkatkan produktivitasdan pendapatan berusahatani kakao Variabel Y, sehingga mempengaruhi produktivitas usahatani kakao dapat dilihat pada Gambar 3 Gambar 3.Kerangka pikir faktor-faktor yang berhubungan dengan persepsi petani faktor-faktor yang diduga berhubungan dengan persepsi petani terhadap X Tingkat Pengalaman Petani berusahatani kakaoX1 Tingkat persepsi petani terhadap program SL-PHT kakao dalam meningkatkan produktivitas dan pendapatan usahatani kakao Y: 1. Manfaat 2. Persyaratan SL- PHT 3. Pelaksanaan 4. Pendanaan Tingkat PemenuhanKebutuhan Hidup Petani X4 Tingkat Interaksi Sosial Petani X3 Tingkat Pengetahuan Petani X2 Produktivitas usahatani kakao Pendapatan usahatani kakao Harga Pelaksanaan SL-PHT Keragaan budidaya kakao

D. Hipotesis

Berdasarkan kerangka pemikiran diatas, maka dapat diajukan hipotesis penelitian sebagai berikut: 1 Diduga terdapat hubungan antara tingkat pengalaman petani berusahatani kakao dengan tingkat persepsi petani terhadap program SL-PHT kakao dalam meningkatkan produktivitas dan pendapatan usahatani kakao. 2 Diduga terdapat hubungan antara tingkat pengetahuan petani dengan tingkat persepsi petani terhadap program SL-PHT kakao dalam meningkatkan produktivitas dan pendapatan usahatani kakao. 3 Diduga terdapat hubungan antara tingkat interaksi sosial petani dengan tingkat persepsi petani terhadap program SL-PHT kakao dalam meningkatkan produktivitas dan pendapatan usahatani kakao. 4 Diduga terdapat hubungan antara tingkat pemenuhan kebutuhan hidup petani dengan tingkat persepsi petani terhadap program SL-PHT kakao dalam meningkatkan produktivitas dan pendapatan usahatani kakao. III METODE PENELITIAN A. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel Definisi operasional merupakan pengertian dan petunjuk mengenai variabel- variabel yang digunakan dalam penelitian ini. Faktor-faktor yang diteliti dalam penelitian ini meliputi faktor-faktor yang diduga berhubungan dengan tingkat persepsi terhadap program SL-PHT kakao dalam meningkatkan produktivitas dan pendapatan usahatani kakao yaitu: 1 tingkat pengalaman berusahatani petani kakao X 1 , 2 tingkat pengetahuan petani X 2 , 3 tingkat interaksi sosial petani X 3 ,dan 4 tingkat pemenuhan kebutuhan hidup petani X 4 ,dengan tingkat persepsi petani terhadap program SL-PHT kakao dalam meningkatkan produktivitas dan pendapatan usahatani kakao Y, sehingga mempengaruhi produktivitas dan pendapatan usahatani kakao dengan asumsi harga akan mempengaruhi. 1 Tingkat pengalaman berusahatani kakao X 1 adalah lamanya petani dalam berusahatani kakao. Tingkat pengalaman petani berusahatani kakao dilihat berdasarkan indikator a lama berusahatani kakao , b cara budidaya tanaman kakao, c pengalaman petani dalam HPT Hama Penyakit Tanaman. Tingkat pengalaman petani berusahatani kakao, diukur dalam satuan skor. Tingkat pengalaman berusahatani kakao dikatakan rendah jika 6,00-10,00; sedang jika 10,01-14,00; dan tinggi jika 14,01-18,00. 2 Tingkat pengetahuan petani X 2 adalah merupakan hasil yang terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu obyek tertentu. Tingkat pengetahuan petani berusahatani kakao dilihat berdasarkan indikator a jenis hama, penyakit dan musuh alami kakao, b cara pengendalian hama dan penyakit tanaman kakao, c waktu dan formulasi pengendalian hama dan penyakit tanaman kakao. Tingkat pengetahuan petani berusahatani kakao, diukur dalam satuan skor. Tingkat pengetahuan berusahatani kakao dikatakan rendah jika 9,00-15,00; sedang jika 15,01- 21,00; dan tinggi jika 21,01-27,00. 3 Tingkat interaksi sosial petani X 3 adalah interaksi yang dilakukan petani responden dengan lingkungan internal dalam kelompok tani dan lingkungan eksternal tetangga kelompok tani. Tingkat interaksi internal petani dilihat berdasarkan indikator a interaksi petani responden dengan sesama anggota kelompok tani, b berinteraksi dengan anggota kelompok tani dalam memperoleh informasi mengenai cara dalam PHT kakao. Tingkat interaksi eksternal petani dilihat berdasarkan indikator, a berinteraksi dengan Pengamat Organisme Pengganggu Tanaman POPT, b berinteraksi dengan anggota kelompok tani sekitar tentang PHT kakao. Tingkat interaksi sosial petani diukur dengan menggunakan skor. Tingkat interaksi sosial dikatakan rendah jika 7,00-11,66; sedang jika 11,67- 16,33; dan tinggi jika 16,34-21,00. 4 Tingkat pemenuhan kebutuhan hidup petani X 4 adalah sesuatu yang dibutuhkan oleh petani seseorang untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari- hari. Tingkat pemenuhan kebutuhan hidup dilihat berdasarkan indikator a pemenuhan kebutuhan pangan, b pemenuhan kebutuhan sandang, c pemenuhan kebutuhan papan, pendidikan dan kesehatan. Tingkat pemenuhan kebutuhan petani diukur dengan menggunakan skor. Tingkat pemenuhan kebutuhan petani dikatakan rendah jika 5,00-8,33; sedang jika 8,34-11,66; dan tinggi jika 11,67-15,00. 5 Tingkat persepsi petani terhadap program SL-PHT kakao dalam meningkatkan produktivitas dan pendapatan usahatani kakao Y. Persepsi petani terhadap penerapan program SL-PHT dalam budidaya kakao dilihat berdasarkan beberapa indikator yaitu a manfaat SL-PHT kakao, b persyaratan SL-PHT kakao, c pelaksanaan SL-PHT kakao, dan d pendanaan SL-PHT kakao. Tingkat persepsi petani terhadap program SL- PHT kakao diukur dengan menggunakan skor. Tingkat persepsi petani terhadap program SL-PHT kakao dikatakan rendah jika 10-16,66; sedang jika 16,67-23,33; dan tinggi jika 23,34-30,00. 6 Produktivitas usahatani kakao adalah tingkat produksi yang dihasilkan petani persatuan ha yang diukur dalam tonha. Poduktivitas budidaya kakao dengan menerapkan program SL-PHT kakao diukur dengan satuan ton perhektar pertahun. Produktivitas usahatani kakao dikatakan rendah jika 0,400-0,833 tonha, sedang jika 0,834- 1,267 tonha dan tinggi jika 1.268-1,700 tonha.

Dokumen yang terkait

Pengaruh Ekstrak Kulit Buah Kakao (Theobroma cacao L) 3% dalam Bentuk Obat Kumur terhadap Akumulasi Plak pada Mahasiswa FKG USU Angkatan 2011

3 71 65

Respon pertumbuhan Bibit Kakao (Theobroma cacao.L) Terhadap Beberapa Koposisi Kompos Kulit Buah Kakao Dengan Suboil Ultisol Dan Pupuk Daun

3 69 83

Analisis Usaha Pemanfaatan Kulit Buah Kakao (Theobroma cacao L,.)Difermentasi Rhizopus sp, Saccharomyces sp dan Lactobacillus sp Terhadap Ternak Babi Jantan Peranakan Landrace

3 67 60

Substitusi Dedak Padi Dengan Pod Kakao(Theobroma cacao L) Dipermentasi Dengan Rhizopus SP, Saccharomyces SP, Lactobacilus SP Terhadap Performans Ternak Babi Perternakan Larance Jantan

0 46 68

Mempelajari Pengaruh Lama Fermentasi Dan Penyangraian Biji Kakao (Theobroma cacao L.) Terhadap Mutu Bubuk Kakao

10 71 93

Pemanfaatan Limbah Cair Biji Kakao (Theobroma cacao L.) Untuk Pembuatan ”Nata De Kakao”

0 18 163

PERSEPSI PETANI TERHADAP PENGGUNAAN PUPUK ORGANIK DALAM BUDIDAYA KAKAO (Theobroma cacao L) (Kasus di Desa Sukosari, Kecamatan Kalirejo, Kabupaten Lampung Tengah)

0 9 59

KONTRIBUSI AGROFORESTRI TERHADAP PENDAPATAN PETANI DI DESA SUKOHARJO 1 KECAMATAN SUKOHARJO KABUPATEN PRINGSEWU

11 48 68

JUDUL INDONESIA: PERSEPSI PETANI TERHADAP PROGRAM SL-PHT DALAM MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS DAN PENDAPATAN USAHATANI KAKAO (Kasus Petani Kakao di Desa Sukoharjo 1 Kecamatan Sukoharjo Kabupaten Pringsewu) JUDUL INGGRIS: COCOA FARMERS’ PERCEPTION TOWARD SL-PH

0 26 76

ANALISIS KEUNTUNGAN DAN PRODUKTIVITAS USAHATANI KAKAO (Studi Kasus di Desa Seppong, Kecamatan Tammerodo Sendana, Kabupaten Majene, Propinsi Sulawesi Barat)

0 1 91