Formal Non Formal Kemampuan Hipotesis Penelitian Objek Penelitian Operasional Variabel

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

I. DATA PRIBADI

Nama : Reza Nur Arifin NIM : 21110043 Tempattgl Lahir : Bogor, 13 Desember 1993 Jenis Kelamin : Perempuan Agama : Islam Nama orang tua: Ayah: Pipin Arifin., SE Ibu : Lilis Lisnaeni Alamat : Perum Taman SingaPerbangsa Blok C6 No.1 Teluk Jambe, Karawang

II. DATA PENDIDIKAN

a. Formal

1. Tk Pembina 1996 - 1998 2. SDN Adiarsa 5 Karawang 1998 - 2005 3. SPM Negeri 2 Karawang 2005 - 2008 4. SMAN 1 Teluk Jambe 2008 - 2010 5. Universitas Komputer Indonesia 2010 – sampai sekarang

b. Non Formal

2010 KursusPajak Brevet A B

c. Kemampuan

1. KemampuanAkuntansiKeuangan 2. KemampuanKomputer MS Word, MS Excel, MS PowerPoint, dan Internet.

d. PengalamanKerja

Praktek Kerja di PT. Bank Rakyat Indonesia Persero Tbk Periode : 03 Juli 2013 – 21 Juli 2013 Tujuan : Persyaratan Kelulusan Mata Kuliah Kerja Praktek Posisi : Customer Service iii KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya kepada penulis, sehingga akhirnya penulis dapat menyelesaikan Skripsi yang berjudul “PENGARUH PROFITABILITAS ROI DAN INVESMENT OPPORTUNITY SET TERHADAP DIVIDEN KAS ” Studi Kasus Pada Perusahaan Asuransi yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Skripsi ini disusun oleh penulis dengan maksud memenuhi salah satu syarat utuk mengikuti ujian sidang Sarjana S1 Program Studi Akuntansi, Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia. Penulis menyadari dalam penulisan Skripsi ini masih banyak terdapat kekurangan baik dari isi maupun bahasannya. Selain itu penulis menyadari bahwa Skripsi ini tidak akan terwujud tanpa adanya bimbingan, dorongan, nasehat serta doa dan bantuan dari berbagai pihak, oleh karena itu dengan kesempatan ini perkenankanlah penulis mengucapkan terima kasih kepada semua yang telah membantu penulis, sehingga Skripsi ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada : 1. Dr. Ir. Eddy Soeryanto Soegoto, M.Sc selaku Rektor Universitas Komputer Indonesia. 2. Prof. Dr. Hj. Dwi Kartini, SE., Spec.Lic, Selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia. iv 3. Dr. Surtikanti SE, M.Si. Ak selaku Ketua Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Selaku Dosen Wali Ak1 dan selaku Dosen Penguji. 4. Lilis Puspitawati SE., M.Si., Ak.,CA selaku pembimbing yang telah banyak memberikan bimbingan dan arahan. 5. Wati Aris Astuti SE.,M.Si., Ak selaku Dosen Penguji 6. Seluruh Staf Dosen Pengajar dan karyawan UNIKOM yang telah memberikan informasi-informasi penting. 7. Seluruh Staf pada Kantor Pusat Informasi Pasar Modal PIPM. 8. Kepada kedua Orang Tua tercinta Mamah dan Papah yang selalu mendukung dan mendoakan saya . 9. Adik-adiku dan Seluruh keluarga besarku yang selalu memberikan dukungan dan semangat selama penulis menyusun skripsi. 10. Kepada sahabat-sahabatku Nurul, Shela, Aulia, Syifa, Via, Leni, Tia, Anna Pertiwi, Fitriana Suwardi, Susanti Utami, Rindi Lestari dan Novita terima kasih atas bantuan, tumpangan, dukungan, serta memberikan semangat dalam penyusunan skripsi ini, serta teman-teman Akuntansi Angkatan 2010 khususnya kelas AK-1, terima kasih atas kebersamaannya. 11. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah membantu penulis, secara langsung ataupun tidak langsung dalam menyelesaikan Skripsi ini. Harapan penulis semoga apa yang disajikan dalam laporan penelitian ini dapat memberikan manfaat yang besar bagi penulis khususnya, dan bagi pihak yang membaca pada umumnya. Akhir kata penulis panjatkan doa kepada Allah v SWT, semoga amal berupa bantuan, dorongan, dan doa yang telah diberikan kepada penulis akan mendapat balasan yang berlipat ganda. Bandung, April 2014 Penulis Reza Nur Arifin Nim : 21110043 14 BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Pustaka

2.1.1 Pengertian Profitabilitas

Setiap perusahaan mengharapkan mendapatkan profitlaba yang maksimal. Laba merupakan alat ukur utama kesuksesan suatu perusahaan. Profitabilitas adalah hasil akhir dari sejumlah kebijakan dan keputusan yang dilakukan oleh perusahaan. MenurutSutrisno2009:16Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan dengan semua modal yang bekerja di dalamnya. Profitabilitas menurut Agus Sartono 2008;114 menyatakan bahwa profitabilitas adalah kemampuan suatu perusahaan untuk memperoleh laba dalam hubunganya dengan penjualan, total aktiva maupun modal sendiri. Sedangkan menurut Sofyan Harahap 2009:304 Profitabilitas adalah : “Menggambarkan kemampuan perusahaan mendapatkan laba melalui semua kemampuan dan sumber daya yang ada seperti kegiatan penjualan, kas, modal, jumlah karyawan, jumlah cabang perusahaan, dan lain sebagainya”. Berdasarkan teori para ahli diatas dapat disimpulkan profitabilitas adalah kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dengan menggunakan sumber daya yang ada di dalam perusahaan itu sendiri.

2.1.1.1 Rasio Profitabilitas

Rasio Ptofitabilitas menurut Brigham and Houston 2009:107 Sekelompok rasio yang menunjukkan gabungan efek-efek dari likuiditas, manajemen aktiva, dan utang pada hasil operasi. Rasio ini meliputi margin laba atas penjualan, rasio kemampuan dasar untuk menghasilkan laba, tingkat pengembalian atas total aktiva, dan tingkat pengembalian ekuitas saham biasa. Rasio profitabilitas menurut Sutrisno 2009:222 adalah rasio untuk mengukur seberapa besar tingkat keuntungan yang dapat diperoleh oleh perusahaan. Rasio profitabilitas menurut J. Fred Weston dan Thomas E. Copeland 2010:237 adalah mengukur efektivitas manajemen berdasarkan hasil pengembalian yang dihasilkan dari penjualan dan investasi. Berdasarkan teori diatas tersebut maka rasio profitabilitas rasio untuk mengukur seberapa besar sebuah perusahaan mampu menghasilkan laba dengan menggunakan semua faktor perusahaan yang ada di dalamnya untuk menghasilkan laba yang maksimal.

2.1.1.2 Jenis-jenis Rasio Profitabilitas

Rasio profitabilitas yang biasa digunakan adalah : 1. Gross Profit Margin RatioRrasio Margin Laba Kotor : Rasio ini menunjukan laba bruto perupiah penjualan. 2. Operating Income RatioRasio Operasi Perndapatan : Rasio ini menunjukan laba operasi sebelum bunga dan pajak netto operatingincome yang dihasilkan oleh setian rupiah penjualan. 3. Operating RatioRasio Operasi : Rasio ini menunjukan biaya operasi per rupiah penjualan. 4. Net Profit Margin RatioRasio Margin Laba Bersih : Rasio ini menunjukan keuntungan neto perupiah penjualan. 5. Earning Power of TotalInvesment RatioRasio Kemampuan Menghasilkan Laba atas Seluruh Investasi ROA : Rasio ini menunjukan kemampuan dari modal yang diinvestasikan dalam keseluruhan aktiva untuk menghasilkan keuntungan bagi semua investor pemegang saham dan obligasi. 6. Net Earning Power RatioRatio Kemampuan Menghasilkan Laba Bersih ROI : Rasio ini menunjukan kemampuan dari modal yang diinvestasikan dalam keseluruan aktiva untuk menghasilkan keuntungan neto. 7. Rate or Return For The Owner Ratio Rasio Tingkat Pengembalian Bagi Pemilik ROE : Rasio ini menunjukan kemampuan dari modal sendiri untuk menghasilkan keuntungan bagi pemegang saham preferen dan saham biasa. Ada 3 rasio profitabilitas yang digunakan pada umumnya menurut Manahan P. Tampubolon 2005:39 adalah sebagai berikut : Dalam penelitian ini peneliti menggunakan return on investment, karena return on investment merupakan tolak ukur para investor untuk melihat tingkat pengembalian atas investasi yang ditanamkan. Return on investment merupakan perhitungan yang digunakan untuk mengukur sejauh mana investasi digunakan untuk menghasilkan laba. Return On Invesment menurut Mahmud M Hanafi 2001:30 adalah merupakan rasio perbandingan antara pendapatan bersih earning before interest taxdengan total aktiva total asset. Sedangkan menurut Manahan P. Tampubolon 2005:39 Return On Invesment merupakan perhitungan yang digunakan untuk mengukur sejauh mana investasi digunakan untuk menghasilkan laba Dan menurut Kasmir 2012:202 : “Return On Invesment adalah rasio yang menunjukan hasil return atas sejumlah aktiva yang digunakan dalam perusahaan, ROI juga merupakan suatu ukuran tetang efektivitas manajemen dalam mengelola investasinya. Berdasarkan uraian diatas maka Return On Invesment adalah perhitungan yang digunakan sejauh mana investasidengan perbandingan antara pendapatan laba dengan total aktiva bersih. Berikut ini adalah rumus Return On Invesment ROI : Sumber Manahan P Tampubolon 2005:39 Dari Rumus diatas dapat dijelaskan sebagai berikut : 1. Laba Bersih Menurut Wild, Subramayan, dan Halsey 2005:25 Laba Bersih merupakan “Laba dari bisnis perusahaan yang sedang berjalan setelah bunga pajak”. 2. Total Aktiva Menurut Margaretha 2003 Total aktiva adalah total atau jumlah keseluruhan dari kekayaan perusahaan yang terdiri dari aktiva tetap, aktiva lancar dan aktiva lain-lain, yang nilainya seimbang dengan total kewajiban dan ekuitas.

2.1.1.3 Faktor-faktor yang mempengaruhi Return On Invesment

Menurut Wasis 1997:71 Rentabilitas ROI dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain volume penjualan, efisiensi penggunaan biaya, profit margin dan struktur modal. Sedangkan Riyanto 1998:91-93 menyebutkan bahwa earning power ROI dapat ditentukan oleh dua faktor yaitu profit margin dan turnover operating assets.

2.1.2 Pengertian Invesment Opportunity Set

2.1.2.1 Investasi 2.1.2.2 Pengertian Investasi

Menurut Edwardus Tendelilin 2010:2 mendefinisikan investasi sebagai berikut: “Investasi adalah komitmen atas sejumlah dana atas sumber daya lainnya yang dilakukan atas sejumlah dana atau sumber daya lainnya yang dilakukan saat ini dengan tujuan memperoleh sejumalah keuntungan di masa depan.” Menurut Sunariyah 2006mengatakan bahwa: “Investasi adalah penanaman modal untuk satu atau lebih aktiva yang dimiliki dan biasanya berjangka waktu lama dengan harapan mendapatkan keuntungan dimasa yang akan datang.” Dari berbagai definisi diatas maka dapat disimpulkan bahwa investasi adalah penanaman dana yang dilakukuan oleh suatu perusahaan kedalam suatu asset dengan harapan memeperoleh pendapatan dimasa yang akan datang. Dilihat dari jangka waktunya investasi dibedakan menjadi 3 macam yaitu investasi jangka pendek, jangka menengah, jangka panjang. Sedangkan dilihat dari jenis aktivanya investasi dibedakan kedalam investasi riil dan investasi non riil aktiva financial.

2.1.2.3 Tujuan Investasi

Menurut Edwardus Tendelilin 2010:5 ada beberapa tujuan alasan seseorang melakukan investasi antara lain adalah: a. Untuk mendapatakan keuntungan yang lebih layak dimasa yang akan datang. Seseorang akan berpikir bagaimana cara meningkatkan taraf hidupnya dari waktu ke waktu atau setidaknya bagaimana berusaha untuk mempertahankan tingkat pendapatan yang ada sekarang agar tidak berkurang dimasa datang. b. Mengurangi tekanan inflasi. Dengan melakukan investasi dalam memilih perusahaan atau objek lain seseotang dapat menghindarkan diri agar kekayaan atau harta miliknya tidak merosot nilainya karena di grogoti oleh inflasi. c. Dorongan untuk menghemat pajak beberapa negara didunia banyak melakukan kebijakan yang sifatnya mendorong tumbuhnya investasi dimasyarakat melalui fasilitas perpajakan yang diberikan kepada masyarakat yang mealakukan investasi pada bidang-bidang usaha tertentu. Investasi adalah penanaman dana yang dilakukuan oleh suatu perusahaan kedalam suatu asest dengan harapan memeperoleh pendapatan dimasa yang akan datang. Seorang investor membeli sejumlah saham saat ini dengan harapan memperoleh keuntungan dari kenaikan harga saham atau sejumlah deviden dimasa yang akan datang, sebagai imbalan atas waktu dan resiko yang terkait dengan investasi tersebut. Nilai suatu perusahaan value of the firm adalah kombinasi antara nilai aktiva riil asset in place dengan pilihan investasi dimasa yang akan datang.

2.1.2.4 Jenis-jenis Investasi

Terdapat beberapa pendapat mengenai jenis investasi. Menurut Irham Fahmi 2006:2 terdapat beberapa jenis investasi, yaitu : a. Investasi lancar adalah investasi yang dapat segera dicairkan dan dimaksudkan untuk dimiliki selama setahun kurang. b. Investasi jangka panjang adalah investasi selain investasi lancar. c. Investasi properti adalah investasi pada tanah atau bangunan yang tidak digunakan atau dioperasikan oleh perusahaan yang berinvestasi atau perusahaan lain dalam grup yang sama dengan perusahaan yang berinvestasi. d. Investasi dagang adalah investasi yang ditunjukan mempermudah atau mempertahankan bisnis atau hubungan perdagangan. Selain terdapat pendapat lain mengenai jenis investasi. Menurut IrhamFahmi 2006:3 disebutkan bahwa: “Investasi dikenal dalam dua bentuk yaitu, pertama investasi nyata real invesment secara umum melibatkan aset berwujud, seperti tanah, mesin- mesin pabrik. Kedua investasi keuangan financial invesment melibatkan kontrak tertulis, sperti saham biasa dan obligasi.

2.1.2.5 Pengertian Invesment Opportunity Set IOS

Menurut Hartono 2003:58 menyatakan bahwa “Kesempatan Investasi atau Invesment Opportunity Set IOS menggambarkan tentang luasnya kesempatan atau peluang investasi bagi suatu perusahaan. Kemudian menurut Sunariyah 2006:56 Set Kesempatan Investasi adalah kombinasi antara aktiva yang dimiliki perusahaan assets in placedan pemilihan investasi pada masa yang akan datang dengan net present value NPV yang positif. Sedangkan menurut Sriwardani 2006 IOS merupakan keputusan Investasi dalam bentuk aktiva yang dimiliki assets in place dan opsi investasi di masa yang akan datang, dimana IOS tersebut akan mempengaruhi nilai suatu perusahaan. Dengan demikian investment opportunity set merupakan kesempatan berinvestasi atau peluang investasi yang dimiliki oleh perusahaan dan memiliki pengaruh terhadap cara pandang manajer, pemilik, kreditur dan investor terhadap kemampuan profitabilitas serta prospek pertumbuhan perusahaan. Selain itu, investment opportunity set bersifat tidak dapat diobservasi, sehingga perlu dipilih suatu proksi yang dapat dihubungkan dengan variabel lain dalam perusahaan.

2.1.2.6 Faktor-faktor yang mempengaruhi Invesment OpportunitySet

Invesment Opportunity Set yang dimiliki perusahaan dipengaruhi oleh kelebihan dan keterbatasan yang dimiliki perusahaan. Contoh kelebihan yang dimiliki perusahaan adalah profitabilitas, ukuran, dan multinasionalitas. Sedangkan keterbatasan perusahaan adalah struktur keuanganmodal perusahaan dan risiko sistematis yang dihadapi perusahaan Al-Najjar dan Riahi-Belkaouni 2001.

2.1.2.7 Jenis-jenis Proksi Invesment Opportunity Set IOS

Menurut Kallapur dan Trombley 2001 proksi IOS yang digunakan dalam bidang akuntansi dan keuangan digolongkan menjdi 3 jenis yaitu: 1. Proksi IOS berbasis dengan harga 2. Proksi IOS berbasis pada Investasi 3. Proksi IOS pada Varian Adapun penjelasan mengenai jenis-jenis proksi investment opportunity set adalah sebagai berikut : 1. Proksi IOS berbasis dengan harga Proksi IOS yang berbasis pada harga merupakan proksi yang menyatakan bahwa prospek pertumbuhan perusahaan sebagian dinyatakan dalam harga pasar. Proksi berdasarkan anggapan yang menyatakan bahwa prospek pertumbuhan perusahaan secara parsial dinyatakan dalam harga saham, dan perusahaan yang tumbuh memiliki nilai pasar yang lebih tinggi secara relatif untuk aktiva yang dimiliki dibandingkan perusahaan yang tumbuh. IOS yang didasarkan harga akan berbentuk suatu rasio sebagai ukuran aktiva yang dimiliki dan nilai pasar perusahaan. 2. Proksi berbasis Investasi Proksi IOS berbasis pada investasi merupakan proksi yang percaya pada gagasan bahwa suatu level kegiatan investasi yang tinggi berkaitan secara positif dengan nilai IOS suatu perusahaan. 3. Proksi berbasis pada varian Proksi IOS berbasis pada varian merupakan proksi yang mengungkapkan bahwa suatu opsi akan menjadi bernilai jika menggunakan variabilitas ukuran untuk memperkirakan besarnya opsi yang tumbuh seperti variabel return yang mendasari peningkatan aktiva.

2.1.2.8 Proksi yang digunakan untuk mengukur Invesment Opoortunity Set

IOS Menurut Erlina 2007:43 terdapat 3 proksi untuk mengukur IOS antara lain sebagai berikut : 1. Rasio Market to Book Value of Equity MVEBVE 2. Earning Per SharePrice Ratio EPSP 3. Capital Assets to Book Value of AssetCAPBVA 4. Adapun penjelasan mengenai proksi yang digunakan untuk mengukur investment opportunity set adalah sebagai berikut : 1. Rasio Market to Book Value of Equity MVEBVE Rasio nilai buku ekuitas terhadap nilai pasar. Chung dan Charoen Wong mendefinisikan market to book value of equity MVEBVE dimana : Pemilihan proksi ini karena dapat mencerminkan besarnya return dari aktiva yang ada dan investasi yang diharapkan dimasa yang akan datang akan melebihi return dari equitas yang diinginkan. Rasio ini dipilih karena 2 alasan, alasan yang pertama yaitu karena adanya pendekatan yang berbeda dalam mengukur nilai pasar ekuitas dan nilai buku ekuitas yang dihadapi oleh perusahaan. Alasan yang kedua yaitu karena futur earning yang perusahaan harapkan dan expected growth rate dari earning dan cash flow tersebut diukur dengan jumlah growth opportunities. 2. Earning Per SharePrice Ratio EPSP Rasio laba per lembar saham terhadap harga saham merupakan ukuran IOS yang menggambarkan seberapa besar Earning Power yang dimiliki perusahaan. Beaver dan Morse mendefinisikan Earning Per Share dimana:

3. Capital Asset to Book Value of Asset CAPBVA

Rasio pendapatan modal terhadap nilai aset perusahaan.Rasio ini untuk menghubungkan adanya aliran tambahan modal saham perusahaan untuk aktiva produktif sehingga berpotensi sebagai indikator perusahaan tumbuh. Para investor dapat melihat seberapa besar aliran modal tambahan suatu perusahaan dengan membagi capital Assest dengan total asset. Semakin besar aliran tambahan modal saham, semakin besar kemampuan perusahaan untuk memanfaatkannya sebagai tambahan investasi sehingga perusahaan tersebut mempunyai kesempatan untuk dapat tumbuh. Keterangan: Tambahan aktiva tetap dalam satu tahun : Dari arus kas investasi Total Assest : Total kekayaan perusahaan Meskipun terdapat tiga proksi IOS, namun penelitian ini hanya akan menggunakan satu proksi IOS saja yaitu MVEBVE

2.1.3 Deviden

Dividen merupakan sumber informasi yang memberikan sinyal kepada investor di pasar modal. Dividen yang dibayarkan perusahaan mencerminkan kemampuan perusahaan untuk mendapatkan laba dan prospek yang baik di masa yang akan datang. Pada umumnya investor mempunyai tujuan untuk meningkatkan kesejahteraannya dengan mengharapkan return dalam bentuk dividen maupun capital gain.

2.1.3 Pengertian Deviden

Pengertian dividen menurut Brigham and Houston 2009:172, dividen adalah distribusi laba kepada pemegang investasi ekuitas sesuai dengan proporsi mereka dan jenis modal tertentu. Menurut PSAK No.23 2007:103 menyatakan bahwa : Dividen adalah distribusi laba kepada pemegang ekuitas sesuai dengan proporsi mereka dari jenis modal tertentu. Sedangkan menurut Arief Suadi 2007:434 yaitu : ”Dividen adalah proporsi laba atau keuntungan yang dibagikan kepada para pemegang saham dalam jumlah yang sebanding dengan jumlah lembar saham yang dimilikinya”. Dari beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa dividen adalah distribusi laba yang dihasilkan perusahaan kepada pemegang saham yang telah mendanai perusahaan tersebut dengan cara membeli saham perusahaan tersebut. Kebijakan pembagian dividen adalah suatu keputusan untuk menentukan berapa besar bagian laba akan dibagikan kepada para pemegang saham dan akan ditahan dalam perusahaan selanjutnya diinvestasikan kembali. Kebijakan pembagian dividen tergantung pada keputusan rapat umum pemegang saham RUPS. Menurut Brigham dan Houston 2006:80 ada dua alasan penting bagi perusahaan dalam kebijakan dividen yaitu : Kebijakan dividen, laba ditahan, ketersediaan kas perusahaan, dan lain – lain. Dividen yang dibagikan oleh perusahaan bisa tetap tidak mengalami perubahan dan bisa mengalami perubahan ada kenaikan atau penurunan dari dividen yang dibagikan sebelumnya. Dividen dapat berupa uang, skrip script, barang atau saham modal saham. Ada tiga macam tanggal yang relevan dengan pembagian dividen yaitu: 1 tanggal pengumuman yaitu tanggal direksi mengumumkan akan membayar dividen, 2 tanggal pencatatan dividen, 3 tanggal pembayaran dividen. Tanggal pencatatan adalah batas tanggal untuk mendaftarkan nama pemilik saham. Dividen dibayarkan kepada orang yang tercatat sebagai pemilik saham pada tanggal pencatatan. Kalau jual beli saham terjadi setelah tanggal pencatatan, maka saham tersebut namanya dijual ex-taripa dividen artinya dividen tidak diterima oleh pembeli saham. Sedangkan yang dimaksud dengan tanggal pembayaran adalah tanggal saat dividen dibayar.

2.1.3.1 Jenis-jenis Deviden

Menurut Wibowo dan Arif 2003:64-67 dividen dapat dibedakan menjadi lima jenis yaitu : 1. Cash Devidend 2. Property Devidend 3. Scrip Devidend 4. Liquidating Devidend 5. Stock Devidend Adapun penjelasan mengenai jenis-jenis dividen tersebut adalah sebagai berikut : 1. Cash Deviidend Merupakan distribusi laba kepada para pemegang sahan yang berbentuk tunai atau kas. 2. Property Devidend Merupakan distribusi laba kepada para pemegang saham dalam bentuk asset selain kas, baik itu berupa peralatan, real estate atau investasi tergantung dari keputusan dewan direksi. 3. Scrip Devidend Merupakan distribusi laba kepada para pemegang saham oleh perusahaan dengan cara menerbitkan surat wesel khusus kepada para pemegang saham yang akan dibayarkan pada waktu yang akan datang ditambah dengan bunga tertentu. 4. Liquidating Devidend Merupakan distribusi laba kepada para pemegang saham yang didasarkan kepada modal disetor paid in capital bukan didasarkan kepada laba ditahan. Jenis ini jarang digunakan, biasanya dibayar ketika perusahaan menurunkan kegiatan operasinya secara permanen atau mengakhiri segala urusannya. 5. Stock Deviidend Merupakan distribusi laba kepada para pemegang saham daam bentuk saham atau stock. Hal ini dimaksudkan untuk mengkapitalisasikan pendapatan perusahaan sehingga tidak ada asset yang diberikan. Dari kelima jenis dividen tersebut, yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah dividen dalam bentuk tunai cash dividend. Pembayaran dividen dalam bentuk tunai lebih banyak diinginkan investor daripada dalam bentuk lain, karena pembayaran dividen tunai membantu mengurangi ketidakpastian investor dalam aktivitas investasinya ke dalam perusahaan.

2.1.3.2 Deviden Kas

Menurut John J.Wild, K.R. Subramanyam, dan Robert F. Halsey2008:221 Deviden tunai cash devidend merupakan distribusi kas kepada pemegang saham. Sedangkan Warsono 2003:272 Deviden tunai merupakan deviden yang disenangi investor dibandingkan deviden saham. Menurut Gitman 2009:611 pengertian dari dividen kas adalah : deviden kas mencerminkan arus kas kepada pemegang saham dan menginformasikan kinerja perusahaan saat ini dan yang akan datang. Dividen kas atau cash dividend merupakan salah satu dari jenis dividen. Dividen kas adalah dividen yang banyak disukai oleh para pemegang saham karena bersifat likuid. Dividen kas berasal dari laba yang dihasilkan oleh perusahaan. Menurut Van Horne dan Wachowicz 2007:270 menyatakan bahwa dividen merupakan rasio yang menentukan jumlah laba yang dapat ditahan dalam perusahaan sebagai sumber pendanaan. Rasio tersebut menunjukkan persentase laba perusahaan yang dibayarkan kepada pemegang saham secara tunai. Dari beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa dividen kas adalah distribusi laba yang dihasilkan perusahaan berupa uang tunai kepada pemegang saham yang telah mendanai perusahaan tersebut.

2.1.3.3 Kebijakan Deviden

Kebijakan dividen adalah suatu keputusan manajemen apakah laba yang diperoleh perusahaan akan dibagikan kepada pemegang saham atau direinvestasikan kembali oleh pihak manajemen. Kebijakan Deviden Menurut Handono Mardiyanto 2009:4 Kebijakan dividen adalah seluruh kebijakan manajerial yang dilakukan untuk menetapkan berapa besar laba bersih yang dibagikan kepada para pemegang saham dan berapa besar laba bersih yang tetap ditahan untuk cadangan investasi tahun depan. Kebijakan itu tercermin dari besarnya perbandingan laba yang dibayarkan sebagai dividen terhadap laba bersih dividend payout. Menurut Agus Sartono 2010 terdapat beberapa Kebijakan deviden, yaitu: 1. Teori Deviden adalah tidak relevan Modigliani-Miller MM berpendapat bahwa di dalam kondisi bahwa keputusan investasi yang given, pembayaran dividen tidak berpengaruh terhadap kemakmuran pemegang saham. Lebih lanjut lagi MM berpendapat bahwa nilai perusahaan ditentukan oleh earning power Idari asset perusahaan. Dengan demikian perusahaan ditentukan oleh keputusan investasi. 2. Teori Bird-in-the Hand Theory Salah satu asumsi dalam pendekatan MM ini adalah bahwa kebijakan dividen tidak mempengaruhi tingkat keuntungan yang disyaratkan oleh investor. 3. Tax Differential Theory Teori ini berpendapat bahwa karena dividen cenderung dikenakan pajak yang lebih tinggi daripada capital gain, maka investor akan meminta tingkat keuntungan yang lebih tinggi untuk saham dengan dividend yield yang tinggi. 4. Information Content Hypotesis Pada teori ini berpendapat berdasarkan kenyataan bahwa manajemen cenderung memiliki informasi yang lebih baik tentang prospek perusahaan dibandingkan dengan investor. 5. Clientile Effects Kepentingan Terdapat banyak kelompok investor. Disatu pihak, terdapat investor yang lebih menyukai memperoleh pendapatn saat ini dalam bentuk dividen, dipihak lain terdapat investor yang lebih menyukai untuk menginvestasikan kembali pendapatan mereka karena kelompok investor ini berada dalam tarif pajak yang cukup tinggi.

2.1.3.4 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kebijakan Deviden

Ada lima faktor menurut Handono Mardiyanto 2009:284 yang perlu diperhatikan seorang manajer keuangan dalam memutuskan jumlah dividen yang akan dibayarkan : 1. Kendala dalam pembayaran dividen. Besar kecilnya pembayaran dividen dalam prakteknya dibatatasi oleh hal-hal berikut : 1 syarat-syarat dalam kontrak utang yang ditetapkan pihak kreditor, misalnya, dividen hanya boleh dibayarkan apabila rasio keuangan tertentu melebihi batas minimum; 2 pembayaran dividen tidak boleh melebihi laba ditahan dalam neraca impairment of capital rule; 3 tersedianya kas yang mencukupi; dan 4 peraturan perpajakan. 2. Kesempatan investasi. Perusahaan yang mempunyai banyak kesempatan investasi tentu membutuhkan dana lebih besar sehingga lebih senang memilih rasio pembayaran dividen yang rendah. Demikian juga sebaliknya. Di lain pihak, perusahaan yang berkemampuan untuk mempercepat atau menunda proyeknya yang mempunyai fleksibilitas tinggi akan lebih konsisten dalam menjalani kebijakan dividennya. 3. Alternatif sumber dana. Bilamana biaya emisi saham baru relatif tinggi untuk mendanai investasinya, perusahaan akan memilih sumber dana internal laba ditahan daripada menerbitkan saham baru. Pilihan itu tentu saja akan diikuti oleh penurunan rasio pembayaran dividen. Lebih lanjut, jika perusahaan dapat menyesuaikan rasio utang terhadap aktivanya debt ratio tanpa menyebabkan kenaikan mencolok pada biaya modal, perusahaan umumnya akan memilih kebijakan dividen yang stabil meskipun terjadi fluktuasi pada laba. 4. Kepemilikan Manajer yang lebih mementingkan pengendalian atas perusahaan, cenderung menolak menjual saham baru sehingga akan mendanai proyek investasi melalui laba ditahan serta menurunkan rasio pembayaran dividennya. 5. Pengaruh kebijakan dividen terhadap resiko. Dalam memutuskan kebijakan dividen, manajer keuangan perlu pula memperhatikan pengaruhnya terhadap tingkat risiko bagi investor. Tingginya risiko investor dipengaruhi oleh empat faktor, yaitu 1 kesediaan investor memperoleh pendapatan sekarang atau menunda di tahun depan, 2 penerimaan risiko atas dividen atau keuntungan modal capital gain, 3 penghematan pajak dari dividen atau keuntungan modal, dan 4 kandungan informasi information content atau sinyal signaling yang dipahami investor atas suatu kebijakan dividen. Pengaruh masing-masing faktor itu berbeda-beda untuk setiap perusahaan, tergantung pada harapan investor pemegang saham saat ini dan yang akan datang. Sedangkan menurut Bambang Riyanto 2008:267 faktor-faktor yang mempengaruhi kebijakan dividen adalah : 1. Posisi Likuiditas Perusahaan Posisi kas atau likuiditas dari suatu perusahaan merupakan faktor yang pentingyang harus dipertimbangkan sebelum mengambil keputusan untuk menetapkan besarnya dividen yang akan dibayarkan kepada para pemegang saham. Oleh karena dividen merupakan cash outflow , maka makin kuatnya posisi likuiditas perusahaan, berarti makin besar kemampuannya untuk membayar dividen. 2. Kebutuhan Dana untuk Membayar Hutang Apabila suatu perusahaan akan memperoleh utang baru atau menjual obligasi baru untuk membiayai perluasan perusahaan, sebelumnya harus sudah direncanakan bagaimana caranya untuk membayar kembali utang tersebut. Utang dapat dilunasi pada hari jatuh temponya dengan mengganti utang tersebut dengan ntang baru. Atau alternative lain adalah perusahaan harus menyediakan dana sendiri yang berasal dari keuntungan untuk melunasi utang tersebut. Apabila perusahaan menetapkan bahwa pelunasan utangnya akan diambil dari laba ditahan, berarti perusahaan harus menahan sebagian besar dari pendapatannya untuk keperluan tersebut, yang ini berarti bahwa hanya sebagian kecil saja dari pendapatan atau earning yang dapat dibayarkan sebagai dividen. Dengan kata lain perusahaan harus menetapkan dividend payout ratio yang rendah. 3. Tingkat Pertumbuhan Perusahaan Makin cepat tingkat pertumbuhan suatu perusahaan, makin besar kebutuhan akan dana untuk membiayai perusahaan tersebut. Makin besar kebutuhan dana untuk waktu mendatang untuk membiayai pertumbuhannya, perusahaan tersebut biasanya lebih senang untuk menahan earning nya daripada dibayarkan sebagai dividen kepada para pemegang saham dengan mengingat batasan-batasan biayanya. Dengan demikian dapatlah dikatakan bahwa makin cepat tingkat pertumbuhan perusahaan makin besar dana uang dibutuhkan, makin besar kesempatan untuk memperoleh keuntungan, makin besar bagian dari pendapatan yang ditahan dalam perusahaan, ini berarti makin rendah dividend payout ratio nya. 4. Pengawasaan terhadap Perusahaan Variabel penting lainnya adalah control atau pengawasan terhadap perusahaan. Ada perusahaan yang mempunyai kebijakan hanya membiayai ekspansinya dengan dana yang berasal dari sumber intern saja. Kebijakan tersebut dijalankan atas dasar pertimbangan bahwa jika ekspansi dibiayai oleh dana yang berasal dari hasil penjualan saham baru akan melemahkan control dari kelompok dominan di dalam perusahaan. Demikian pula jika membiayai ekspansi dengan utang akan memperbesar risiko finansialnya. Mempercayakan pada pembelanjaan intern dalam rangka usaha mempertahankan control terhadap perusahaan, berarti mengurangi dividend payout ratio nya.

2.1.3.5 Prosedur Pembayaran Deviden

Menurut Wibowo dan Arif 2003:64 terdapat tiga tanggal yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan pembayaran dividen : 1. Tanggal pengumuman date of declaration, meruppakan tanggal pada saat dewan direksi mengumumkanakan dibagi deviden. 2. Tanggal pencatatan date of record merupakan saat waktu ketika proses administrasi terhadap para pemegang saham yang bentuk memperoleh deviden. 3. Tanggal pembayaran date of payment,merupakan saat perseroan membayarkan atau mendistribusikan deviden kepada para pemegang saham.

2.1.3.6 Jenis-jenis Kebijakan Pembayaran Deviden

Menurut Ridwan dan Inge 2003:391-393 ada tiga jenis kebijakan pembayaran dividen, yaitu : 1. Stable Amount Per Share 2. Constan Payout Ratio 3. Loin Reguler Pius Extra Adapun penjelasan mengenai jenis kebijakan pembayaran dividen adalah sebagai berikut : 1. Stable Amount Per Share Pada kebijaksanaan ini besarnya dividend per share yang dibayarkan selalu stabil dalam jumlah yang relatif tetap setiap tahunnya walaupun terjadi fluktuasi dalam earning per share. Dividen stabil ini dipertahankan untuk beberapa tahun kemudian apabila ternyata pendapatan perusahaan meningkat dan kenaikan pendapatan tersebut permanen barulah besarnya dividend per share dinaikkan dan dividen yang sudah dinaikkan ini akan dipertahankan untk jangka waktu yang relatif panjang. 2. Constan Payout Ratio Pembayaran dividen merupakan persentase yang tetap dari pendapatan perusahaan. Jarang sekali perusahaan menjalankan kebijakan dividen jenis ini dimana perusahaan membayarkan dividen dalam persentase yang konstan terhadap pendapatan perusahaan berfluktuasi, maka jumlah dividen yang dibayarkan juga akan ikut berfluktuasi. 3. Loin Reguler Plus Extra Kebijakan dividen ini merupakan kombinasi antara jenis pertama dan jenis kedua. Perusahaan membayarkan dividen tetap yang rendah tetapi ditambah dengan pembayran ekstra pada saat tertentu. Dengan cara ini perusahaan dapat menghilangkan ketidakpastian bagi investor mengenai pendapatan dividen yang akan diterimanya. Untuk perusahaan yang pendapatannya berfluktuasi maka jenis ini merupakan pilihan terbaik.

2.1.3.7 Devidend Payout Ratio DPR

Pengertian Dividend Payout Ratio DPR menurut Sundjaja dan Inge Barlian 2003:391 : “Dividend Payout Ratio DPR mencerminkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi seluruh kewajibannya, peningkatan hutang akan mempengaruhi besar kecilnya laba bersih yang tersedia bagi para pemegang saham karena kewajiban tersebut lebih diprioritaskan dari pada pembagian dividen”. Sedangkan Dividend payout ratio menurutBambangRiyanto 2008:623 adalah: “Dividend payout ratio adalahpersentasedaripendapatan yang dibayarkankepadapemegangsahamsebagai cash dividend disebutDividend Payout Ratio ”. Dari pengertian-pengertian di atas maka dapat disimpulkan dividend payout ratio DPR merupakan laba yang diterima oleh para pemegang saham dari laba bersih yang didapat oleh perusahaan. Rumus untuk menghitung deviden payout ratio DPR, yaitu: Sumber : Bambang Riyanto 2008:36 Dividend Payout Ratio DPR diukur dengan membandingkan dividen kas per lembar saham terhadap laba yang diperoleh per lembar saham. Pada perusahaan, dividen jenis berhubungan dengan pengurangan pada rekening laba ditahan dan kas. Earning per share EPS atau laba perlembar saham adalah laba yang didapat dari saham yang beredar per lembarnya.

2.2 Kerangka Pemikiran

Kerangka pemikiran dalam penelitian ini berawal dari adanya anggapan bahwa kebijakan dividen dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu profitabilitas, dan invesment opportunity set. Profitabilitas dalam penelitian ini diproksikan ke Return On Invesment ROI dan Invesment Opportunity Set diproksikan ke MBVBVE. Hermi 2004 dalam Suarli 2005 mengungkapkan bahwa semakin tinggi profitabilitas maka semakin besar jumlah dividen yang dibagikan. Rara Putri Emmayanti 2008 menyebutkan bahwa profitabilitas memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap kebijakan dividen tunai. Suharli 2006 yang menunjukkan bahwa ROI berpengaruh sangat signifikan terhadap dividen kas. Prasetyo 2000 mengutip hasilpenelitian Kallapur dan Trombley 1999 yang mengevaluasi berbagai proksi untuk mengukur Invesment Opportunity Set berdasarkan hubungan dengan pertumbuhan sesungguhnyarealiz grow, hasil penelitian menunjukan bahwa perusahaan dengan pertumbuhan yang tinggi memiliki banyak kesempatan investasi. Dana yang seharusnya dibayarkan sebagai dividen tunai kepada pemegang sahm akan digunakan untuk pembelian investasi yang menguntungkan. Sebaliknya perusahaan yang mengalami pertumbuhan lambat cenderung membagikan dividen lebih tinggi untuk mengatasi underinvesment. Menurut Mahadwartha dan Hartono 2002 menjelaskan adanya hubungan positif antara IOS dengan kebijkan dividen. Perusahaan dengan IOS yang rendah mencerminkan growth yang tinggi akan membagikan dividen yang rendah, karena IOS yang rendah mencerminkan growth yang tinggi. Dalam Free Cash Flow Hypotesis dijelaskan bahwa growthyang semakin tinggi akan menyebabkan perusahaan membayarkan dividen yang rendah karena sebagian retained earning digunakan untuk investasi.

2.2.1 Hubungan Profitabilitas ROI dengan Deviden Kas

ROI merupakan ukuran efektifitas perusahaan dalam menghasilkan keuntungan dengan memanfaatkan aktiva tetap yang digunakan untuk operasi. Menurut Hanafi 2004:375 : “Perusahaan yang mempunyai aliran kas atau profitabilitas yang baik bisa membayarkan deviden atau meningkatkan deviden.” Sedangkan Menurut Atmaja 2008:292 : “Perusahaan penghasil profit mampu membayar deviden sekaligus menimpan dana internal berupa laba ditahan untuk membiayai investasinyaAl-Makalwi 2007 dengan syarat profit yang dihasilkannya cenderung stabil Atmaja 2008:292. Menurut Kuswandi 2006:134 : “ ROI atau ROA merupakan rasio yang dapat memberikan indikasi tentang baik atau buruknya manajmen dalam melaksanakan control biaya ataupun pengelolaan hartanya. ROI merupakan salah satu rasio profitabilitas sehingga jika dihubungkan dengan rasio pembayaraan dividen ada hubungan positif antara ROI dan rasio pembayaran dividen. maka semakin tinggi nilai ROI berarti semakin tinggi pula dividen yang dapat dibayarkan”. Dan menurut Agung Satmoko dan Sri Isworo Ediningsih 2009 “ROI merupakan ukuran efektifitas perusahaan dalam menghasilkan keuntungan dengan memanfaatkan aktiva tetap yang digunakan untuk operasi. Semakin besar ROI menunjukan kinerja perusahaan yang baik, karena tingkat pengembalian investasi return semakin besar. Return yang akan diterima oleh investor dapat berupa pendapatan deviden dan capital gain ”. Sebagaimana lazimnya pengukuran ROI didapat dari earnings after tax EAT dan total investasi aktiva operasi. Besarnya EAT diperoleh dari laporan laba rugi, sedangkan total investasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah total aktiva. Hal ini didukung oleh penelitian Emmi Suryani,Muhammad Arfan, Muslim A Djalil 2009 bahwa profitabilitas berpengaruh secara simultan terhadap deviden kas, begitu Rizal Ahmad 2009 profitabilitas ROI berpengaruh terhadap deviden kas, Sulastri dan Hamadi 2009 menyatakan bahwa ROI berpengaruh terhadap deviden kas dan Michell Suharli 2007 menyatakan bahwa profitabilitas yang diukur menggunakan ROI berpengaruh terhadap deviden. Maka dapat disimpulkan dari beberapa penelitian tersebut bahwa Return On Invesment mempengaruhi Deviden Kas.

2.2.2 Hubungan Invesment Opportunity Set dengan Deviden Kas

Menurut Riyanto 2001:268 Pertumbuhan perusahaan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi kebijakan deviden. Haruman 2008 mengungkapakan bahwa: “Peningkatan dividen merupakan sebuah sinyal positif tentang pertumbuhan perusahaan di masa yang akan datang, karena meningkatnya dividen diartikan sebagai adanya keuntungan yang akan diperoleh sebagai hasil yang diperoleh dari keputusan investasi”. Investasi di masa depan mempengaruhi besarnya nilai perusahaan. Menurut Myers 1977 dalam Ismiyanti dan Hanafi 2003 nilai perusahaan merupakan gabungan dari aktiva dengan investasi di masa depan. Kesempatan investasi yang tinggi di masa depan, bisa dihubungkan dengan tingkat pertumbuhan yang tinggi. Jika tingkat pertumbuhan perusahaan tinggi maka perusahaan akan membagikan dividen yang kecil. Hal ini dikarenakan laba yang didapatkan perusahaan akan digunakan sebagai dana internal untuk keperluan investasi. Sedangkan penelitian menurut Elyzabet Indrawati, Marpaung Bram Hardianto 2009.Invesment Opportunity Set dengan Proksi MVEBVE berpengaruh positif terhadap kebijakan deviden. dan Cecilia Triana,Dewi LestariEmbara, Ni Luh Putu Wiagustini, Ida Bagus Badjra 2012 mengungkapkan bahwa Set Kesempatan Investasi berpengaruh tidak signifikan terhadap Deviden Kas. Dari beberapa penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa Invesment Opportunity Set berpengaruh terhadap Deviden Kas. Adapun paradigma penelitian mengenai pengaruh profitabilitas return on invesment dan invesment opportunity set terhadap dividen kas dapat dilihat pada gambar 2.2 dibawah ini Gambar 2.1 Paradigma Penelitian

2.3 Hipotesis Penelitian

Hipotesis menurut Sugiyono 2010:159 adalah sebagai berikut: “Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian yang selanjutnya akan dibuktikan kebenarannya secara empiris atau nyata.” Berdasarkan kajian teori tersebut maka hipotesis penelitian adalah sebagai berikut: H 1 = Profitabilitas ROI berpengaruh Deviden Kas H 2 = Invesment Opportunity Set berpengaruh terhadap Deviden Kas H 3 = Profitabilitas ROIdan Invesment Opportunity Setberpengaruh terhadap Deviden Kas Profitabilitas return on invesment 1. Sutrisno 2009 2. Agus Sartono 2008 3. Sofyan Harahap 2009 4. Mahmud Hanafi 2001 5. Manahan P Tampubolon 2005 6. Kasmir 2012 Invesment Opportunity Set 1. Hartono 2003 2. Mayers dalam Isnaeni 2005 3. Sriwardani 2005 Dividen Kas 1. Jhon J.wild, K.R Subramanya m dan Robert F.Hasley 2008 2. Warsono200 3 3. Gitman2009 Hanafi 2004 Atnaja 2008 Kuswandi 2006 Hanafi 2004 Haruman 2008 38

BAB III OBJEK DAN METEDEOLOGI PENELITIAN

3.1 Objek Penelitian

Pengertian objek penelitian menurut Sugiyono 2011:32 adalah sebagai berikut : “Objek penelitian meupakan suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, objek atau kegiatan yang mempunyai variabel tertentu yang ditetapkan untuk dipelajari dan ditarik kesimpulan”. Berdasarkan definisi diatas objek penelitian dalam ini adalah variabel independen yang terdiri dari profitabilitas dan invesment opportunity set serta variabel dependen adalah deviden kas.

3.2 Metode Penelitian

Pengertian metode penelitian menurut sugiyono 2010:2 adalah sebagai berikut: “Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiyah untuk mendapatkan d ata dengan tujuan kegunaan tertentu”. Berdasarkan dari pengertian diatas, maka metode penelitian adalah teknik atau cara mencari, memperoleh, mengumpulkan dan mencatat data, baik data primer maupun sekunder yang dapat digunakan untuk keperluan menyusun karya ilmiah yang kemudian menganalisis faktor-faktor yang berhubungan dengan pokok-pokok permasalahan sehingga akan didapat suatu kebenaran atau data yang akan diinginkan. Dalam melakukan penelitian ini penulis menggunakan metode deskriptif analis dan verifikatif. Dengan menggunakan metode penelitian ini akan diketahui hubungan yang signifikan antara variabel yang diteliti sehingga menghasilkan kesimpulan yang akan memperjelas gambaran mengenai objek penelitian. Menurut Nazir 2008:54 pengertian dari metode deskriptif analisis adalah: “Metode analisis deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti status kelompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran, ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang dengan tujuan membuat deskripsi, gambaran, lukisan secara sistematis, faktual, dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat, serta hubungan antar fenomena yang diselidiki”. Metode deskriptif analisis dalam penelitian ini digunakan untuk menguraikan berbagai data yang terkumpul untuk dipilih, diklasifikasikan, diolah dalam pengujian hipotesis statistik dan diinterpretasikan dengan menarik suatu kesimpulan. Sedangkan menurut Sugiyono 2010:16 pengertian metode verifikatif adalah sebagai berikut: “Metode verifikatif adalah metode yang digunakan untuk memilih metode penelitian, menyusun instrumen penelitian, mengumpulkan data dan menganalisanya”. Dalam penelitian ini metode deskriptif analisis dan verifikatif yang digunakan digunakan untuk menganalisis pengaruh profitability dan investment opportunity set terhadap dividen kas dengan likuiditas. Data tersebut diperoleh dari laporan keuangan financial statement dan laporan tahunan financial report yang dapat dihitung berupa angka-angka ataupun tentang data berupa statement yang dikumpulkan dan dinyatakan dalam bentuk angka-angka.

3.2.1 Desain Penelitian

Sebelum melakukan penelitian sangatlah perlu kita melakukan suatu perencanaan penelitian agar penelitian yang dilakukan dapat berjalan dengan lancar dan sistematis. Desain Penelitian menurut Umi Narimawati 2008 adalah sebagai berikut: “Desain penelitian adalah suatu rencana struktur dan strategi untuk menjawab permasalahan yang mengoptimasi validitas”. Menurut Moh.Nasir 2009:84 mendefinisikan desain penelitian sebagai berikut: “Desain penelitian adalah semua proses yang diperlukan dalam perencanaan dan pelaksanaan penelitian”. Dari uraian diatas tersebut maka dapat disimpulkan bahwa desain penelitian merupakan rancangan utama penelitian yang menyatakan metode- metode dan prosedur-prosedur yang digunakan oleh penulis dalam pemilihan, pengumpulan dan analisis data. Menurut Sugiyono 2010:30 penjelasan proses penelitian dapat disimpulkan sebagai berikut : 1. Rumusan Masalah 2. Landasan Teori 3. Perumusan Hipotesis 4. Pengumpulan Data a. Populasi dan Sampel b. Instrumen Penelitian 5. Analisis Data 6. Kesimpulan dan Saran. Berdasarkan proses penelitian yang dijelaskan diatas, maka desain penelitian ini dijelaskan sebagai berikut : 1. Rumusan Masalah Rumusan masalah merupakan suuatu pertanyaan yang akan dicari jawabanya melalui pengumpulan data. Berikut rumusan masalah dalam penelitian ini : 1. Seberapa besar pengaruh profitability return on invesment terhadap deviden kas. 2. Seberapa besar pengaruh invesment opportunity set terhadap deviden kas. 3. Seberapa besar pengaruh profitability return on invesment dan invesment opportunity set terhadap deviden kas. 2. Landasan Teori Untuk menjawab rumusan masalah sifatnya sementara maka peneliti dapat membaca referensi teoritis yang relevan dengan masalah dan berfikir. Selain itu penelitian sebelumnya yang relevan juga dapat digunakan sebagai bahan untuk memberikan jawaban sementara terhadap masalah penelitian hipotesis. Pemahaman pada teori mempunyai tujuan untuk menjawab masalah atau pertanyaan peneliti yang merupakan tahap penelitian dengan menguji terpenuhinya kriteria pengetahuan yang rasional. 3. Perumusan Hipotesis Jawaban terhadap rumusan masalah yang baru didasarkan pada teori dan didukung oleh penelitian yang relevan tetapi belumada pembuktian secara empiris. 4. Pengumpulan Data Hipotesis masih merupakan jawaban sementara yang harus dibuktikan kebenaranya secara empiris atau nyata. Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data kuantitatif yanitu data yang menunjukan jumlah atau banyakanya sesuatu. Data yangdigunakan merupakan data sekunder berupa historis perusahaan yang diperoleh dari Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang berhubungan dengan objek penelitian. 5. Analisis Data Setelah metode penelitian yang sesuai dipilih untuk menguji adanya pengaruh Profitability ROI X 1 , Invesment Opportunity Set X 2 dan Deviden Kas variabel dependen Y di Bursa Efek Indonesia. 6. Kesimpulan dan Saran Kesimpulan adalah langkah dari suatu periode yang berupa jawaban terhadap rumusan masalah. Dengan menekankan pada pemecahan masalah berupa informasi mengenai masalah yang bermanfaat sebaagai dasar untuk pembuatan keputusan. Tabel 3.1 Desain Penelitian TujuanPen elitian DesainPenelitian JenisPeneli tian Metode Yang Digunakan Unit Analisis Time Horizon T – 1 Descriptive Decriptivedan Survey Perusahaan Asuransi Time Series T – 2 Descriptive Verifikatif Descriptive danExplanatory Survey Perusahaan Asuransi Time Series T – 3 Descriptive Verifikatif Descriptive danExplanatory Survey Perusahaan Asuransi Time Series Sumber : Umi Narimawati 2010:31 Dari tabel diatas maka penelitian menguraikan sebagai berikut: 1. Tujuan penelitian pertama adalah untuk mengetahui Profitability return on invesment, Invesment Opportunity Set dan Deviden Kas dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul, melalui unit analisis yaitu perusahaan farmasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. 2. Tujuan penelitian kedua adalah untuk menganalisis besarnya pengaruh Profitability return on invesment, Invesement Opportunity Set dan Deviden Kas secara parsial, melalui unit analisis yaitu perusahaan farmasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. 3. Tujuan penelitian kedua adalah untuk menganalisis besarnya pengaruh Profitability return on invesment, Invesement Opportunity Set dan Deviden Kas secara simultan, melalui unit analisis yaitu perusahaan farmasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

3.3 Operasional Variabel

Untuk memahami penggunaan variabel dalam penelitian ini, serta untuk memudahkan pengukuran variabel dalam penelitian ini maka diperlukan operasionalisasi variabel. Operasionalisasi variabel adalh memecah variabel yang terkandung di dalam masalah tersebut di atas menjadi bagian-bagian yang terkecil sehingga dapat diketahui klasifikasi ukurannya. Maka selanjutnya disusun operasionalisasi variabel sebagai berikut : a. Variabel bebas Independent Variable Menurut Sugiyono 2010:59 mendefinisikan variabel bebas adalah sebagai berikut : “Variabel bebas merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya at au timbulnya variabel dependen terikat”. Pada penelitian ini yang menjadi variabel bebas adalah Profitability ROI X 1 dan Invesment Opportunity Set X 2 . b. Variabel terikat Devenden Variable Menurut Sugiyono 2010:59 mendefinisikan sebagai berikut : “Variabel terikat addalah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas”. Pada penelitian ini yang menjadi variabel terikat adalah Deviden Kas Y Tabel 3.2 Operasionalisasi Variabel Variabel Konsep Indikator Skala Profittabil ity ROI Return On Invesmentmerupa kanperhitungan yang digunakanuntukm engukursejauhma nainvestasidiguna kanuntukmenghas ilkanlaba Manahan P.Tampubolon 2005:39 Manahan P.Tampubolon 2005:39 Rasio Invesment Opportuni ty Set KesempatanInves tasiatauInvesment Opportunity Set IOS menggambarkant entangluasnyakes empatanataupelua nginvestasibagisu atuperusahaan Hartono 2003:58 Proksike MVEBVE Erina 2007 Rasio DividenK as Y Dividenmerupaka nrasio yang menentukanjumla hlaba yang dapatditahandala mperusahaanseba gaisumberpendan aan.Van Horne danWachowicz 2007:270 Van Horne danWachowicz 2007:270 Rasio Sumber Umi Narimawati2008

3.4 Sumber DatadanTeknikPenentuan Data

Dokumen yang terkait

Analisis Pengaruh Investment Opportunity Set Terhadap Kebijakan Deviden Dengan Struktur Modal Sebagai Variabel Moderating Pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia

2 116 92

Intervensi Profitabilitas dalam Pengaruh Investment Opportunity Set (IOS) dan Struktur Modal terhadap Nilai Perusahaan Publik Sektor Industri Manufaktur di Indonesia Tahun 2011-2013

2 58 135

Pengaruh Profitabilitas, Free Cash Flow dan Investment Opportunity Set terhadap Cash Dividend dengan Likuiditas sebagai Variabel Moderating pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia Tahun 2008 - 2011

1 64 141

Pengaruh Kemampulabaan Dan Invesment Opportunity Set Serta Pertumbuhan Perusahaan Terhadap Kebijakan Dividen Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Indonesia

1 37 96

Pengaruh Investment Opportunity Set Terhadap Leverage Dan Return Saham Lq 45 Di Bursa Efek Indonesia

15 175 99

Pengaruh Investment Opportunity Set, Return on Investment, dan Net Profit Margin Terhadap Devidend Payout Ratio pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia Periode 2008-2010

0 34 89

Analisis Pengaruh Kepemilikan Manajerial, Investment Opportunity Set, Free Cash Flow, dan Ukuran Perusahaan Terhadap Kebijakan Hutang pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar pada Bursa Efek Indonesia (BEI)

1 46 91

Pengaruh Investment Opportunity Set dan Profitabilitas terhadap Return Saham dan Kebijakan Dividen pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

4 59 170

Pengaruh Profitability dan Investment Opportunity Set (IOS) Terhadap Dividen Kas Pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia

5 70 119

Pengaruh Profitability dan Investment Opportunity Set Terhadap Cash Dividend Pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia Tahun 2013

1 49 103