Analisa struktur berdasarkan peta gempa tahun 2010 Pengecekan kapasitas dan kebutuhan C D Perbaikan

44 Tabel 7. Momen Inersia terfaktor Modulus Elastis Ec Momen Inersia Balok 0,35 Ig Kolom 0,70 Ig Dinding : tidak retak 0,70 Ig : retak 0,35 Ig Pelat datar dan lantai dasar 0,25 Ig Luas 1,0 Ig Sumber : SNI – 03-2487-2002

5. Analisa struktur berdasarkan peta gempa tahun 2010

Analisa struktur dilakukan untuk memperoleh kebutuhan D tiap – tiap elemen struktur, dengan menghitung kembali struktur dengan memasukkan beban gempa sesuai peta gempa tahun 2010. Hasil dari analisis ini memperlihatkan stabilitas struktur setelah diberikan kombinasi beban dengan beban gempa sesuai peta gempa tahun 2010.

6. Pengecekan kapasitas dan kebutuhan C D

Dilakukan pengecekan C D apakah kapasitas C penampang telah terlampaui oleh kebutuhan D dengan melewati analisis – analisis sebelumnya. Selesih antara kapasitas penampang dan kebutuhan penampang C – D merupakan nilai suatu perbaikan yang akan dilakukan terhadap elemen struktur guna mencapai 45 kebutuhan D. Yang mana kapasitas C penampang yang ada telah mengalami reduksi akibat gempa yang terjadi terhadap struktur, dan kebutuhan D penampang adalah nilai analisa struktur dengan menggunakan beban gempa tahun 2010 yang akan dicaapai.

7. Perbaikan

Retrofitting dan Meruntuhkan Demolishing Tahap yang terakhir adalah perbaikan, acuan dalam melakukan perbaikan adalah selisih antara kapasitas C dan Kebutuhan D yang harus ditambahkan ke kapasitas C sekarang guna mencapai kebutuhan yang ada terhadap struktur dengan analisis beban gempa 2010. Mencari alternatif perbaikan yang dapat dilakukan terhadap elemen struktur baik secara teknis dan ketersediaan bahan di wilayah tersebut. Adapun bentuk – bentuk perbaikan yang diperoleh dari berbagai sumber adalah sebagai berikut : a. Dinding yang retak a b Gambar 14. Dinding retak a dan Metode Injeksi b Keretakan dibedakan retak struktur dan non-struktur. Retak struktur umumnya terjadi pada elemen struktur beton bertulang, sedang retak non-struktur terjadi dinding bata atau dinding non-beton lainnya.Untuk retak non-struktur, dapat digunakan metode injeksi dengan material pasta semen yang dicampur dengan expanding agent serta latex atau hanya melakukan sealing saja dengan material 46 polymer mortar atau polyurethane sealant. Sedang pada retak struktur, digunakan metode injeksi dengan material epoxy yang mempunyai viskositas yang rendah, sehingga dapat mengisi dan sekaligus melekatkan kembali bagian beton yang terpisah. Proses injeksi dapat dilakukan secara manual maupun dengan mesin yang bertekanan, tergantung pada lebar dan dalamnya keretakan. b. Perbaikan Kolom yang Rusak Gambar 15. Perbaikan kolom yang telah rusak Retak pada beton: 47 1 Retak rambut pada beton kurang dari 0.2 mm atau retak tidak terlihat mengindikasikan kerusakan yang tidak berarti. 2 Umumnya, retak pada komponen beton dengan lebar sampai dengan 2 mm tidak dianggap sebagai sesuatu yang berbahaya dan mengindikasikan kerusakan yang ringan. 3 Retak pada komponen beton dengan lebar sampai dengan 5 mm Mengindikasikan kerusakan yang sedang. 4 Retak dalam komponen beton dengan lebar lebih besar dari 5 mm mengindikasikan kerusakan yang berat dengan pengurangan kekuatan yang berarti. 5 Tertekuknya tulangan pada komponen beton mengindikasikan terjadinya kerusakan yang berat, dengan tidak memperhatikan lebar retak beton. Umumnya, teknik untuk memperkuat kolom balok beton adalah sebagai berikut: 1 Menambah jumlah tulangan dan sengkang di luar kolom balok Beton, kemudian ditutup kembali dengan coran beton. 2 Menyelimuti kolom balok beton dengan tulangan yang sudah difabrikasi welded wire fabric dan kemudian tutup dengan mortar. 3 Menyelubungi kolom beton dengan profil baja persegi atau pipa, dan kemudian grouting celah-celah antara beton dan baja. 4 Memasang bandage dari pelat baja yang dilas ke profil baja siku yang Dipasang di setiap sudut kolom, dan kemudian grouting celah yang ada. Untuk menambah kekuatan geser kolom tanpa meningkatkan kapasitas lentur kolom, buat celah di ujung atas dan di ujung bawah kolom yang akan diperkuat sehingga penambahan perkuatan dengan teknik-teknik tersebut di atas tidak perlu dijangkar masuk ke balok sekitarnya. Untuk kolom yang mengalami retak sedang, bagian yang rusak dibobok dan dibersihkan, setelah itu dicor kembali. sebelum dibobok kolom harus disangga terlebih dahulu. untuk kolom yang rusak berat, yaitu kolom yang berkurang kekuatannya berdasarkan pengamatan dan perhitungan, bagian yang rusak dibobok dan setelah itu jika dari hasil perhitungan diperlukan penambahan tulangan, maka dapat digunakan 48 salah satu dari teknik-teknik untuk memperkuat kolom seperti tersebut di atas. sebelum dibobok, balok dan pelat sekeliling kolom harus disangga. c. Perbaikan Kolom yang Rusak pada bagian atas Gambar 16. Kolom yang rusak pada bagian atas cara perbaikan: 1 Balok di antara kolom yang diperbaiki disangga dengan perancah selama perbaikan. 2 Balok yang miring disangga dengan dongkrak jack untuk mengembalikan level yang miring. gambar i catatan: jika sulit dijack, besi kolom boleh dipotong dahulu. 3 Bobok kolom yang hancur miring. 4 Potong tulangan yang bengkok. gambar ii 5 Atur dongkrak jack hingga level yang diinginkan. 6 Bobok bagian bawah balok yang berbatasan dengan kolom bagian atas untuk penjangkaran tulangan kolom. gambar ii 7 Setelah level yang diinginkan tercapai, dongkrak jack dilepas diganti dengan balok kayu. gambar iii 8 Sambung tulangan utama kolom lama dengan tulangan baru. Panjang penyambungan tulangan kolom lama dengan tulangan kolom yang baru adalah minimum 40d. gambar iii pasang sengkang kolom lama, tambahkan sengkang bila perlu. 49 9 Pasang bekisting dari multiplek 9 mm. buat corong di bagian atas kolom. gambar iv 10 Kalau ruang gerak untuk pengecoran terlalu sempit, maka sebaiknya pelat dilubangi pengecoran dilakukan melalui lubang pelat. 11 Cor kolom setelah bekisting terpasang. 12 Setelah 24 jam, bekisting dilepas bagian beton yang menonjol akibat corong dibuang. Gambar 17. Perbaikan kolom yang rusak pada bagian atas 50 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Adapun garis besar metode evaluasi yang akan dilakukan dimulai dengan menganalisis kapasitas penampang eksisting kolom dan balok, dilanjutkan dengan menganalisis struktur gedung dengan mengunakan beban gempa berdasarkan peta gempa tahun 2002 dan 2010. Dari hasil tersebut maka diketahui suatu nilai kapsitas C dan kebutuhan D yang akan dijadikan sebagai patokan untuk mengevaluasi struktur tersebut. Adapun langkah-langkah metode evaluasi dijabarkan di bawah ini sebagai berikut:

A. Evaluasi Struktur