Pengetahuan dan Sikap Suami Terhadap Kesehatan Reproduksi Wanita di Dusun III Desa Tanjung Anom Kecamatan Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang Tahun 2010

(1)

PENGETAHUAN DAN SIKAP SUAMI TERHADAP KESEHATAN

REPRODUKSI WANITA DI DUSUN III DESA TANJUNG

ANOM KECAMATAN PANCUR BATU KABUPATEN

DELI SERDANG TAHUN 2010

DISUSUN OLEH:

NIM: 095102064 EKA SIAHAAN

KARYA TULIS ILMIAH

PROGAM D-IV BIDAN PENDIDIK FAKULTAS KEPERAWATAN

UNIVERSITAS SUMATRA UTARA


(2)

PROGRAM D-IV BIDAN PENDIDIK FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Karya Tulis Ilmiah, JUNI 2010 Eka Siahaan

Pengetahuan dan Sikap Suami Terhadap Kesehatan Reproduksi Wanita di Dusun III Desa Tanjung Anom Kecamatan Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang

Tahun 2010

ix + 49 hal + 6 tabel + 1 skema + 8 lampiran Abstrak

Kesehatan reproduksi adalah kesejahteraan fisik, mental, yang utuh dan bukan hanya karena tidak adanya penyakit atau kelemahan dalam segala hal yang berhubungan dengan sistem reproduksi dan fungsi serta prosesnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi pengetahuan dan sikap suami terhadap kesehatan reproduksi wanita di Dusun III Desa Tanjung Anom Kecamatan Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang Tahun 2010. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif dengan besar sampel sebanyak 100 orang dengan metode pengambilan sampel simple random

sampling. Penelitian dilakukan pada bulan Januari 2010 sampai Juni 2010. Instrumen

dalam penelitian ini berupa kuesioner yang meliputi data demografi, pertanyaan pengetahuan dan penyataan sikap tentang Kesehatan reproduksi wanita. Hasil penelitian menunjukkan mayoritas dari segi demografi yaitu berdasarkan umur 26-30 tahun sebanyak 29 orang (29%), berdasarkan pendidikan yaitu mayoritas SMP sebanyak 35 orang (35%), berdasarkan pekerjaan sebanyak 66 orang (66%), berdasarkan sumber informasi secara tidak langsung sebanyak 61 orang (61%). Dari segi pengetahuan responden berpengetahuan baik sebanyak 87 orang (87%), dan dari segi sikap responden bersikap positif sebanyak 100 orang (100%). Diharapkan tenaga kesehatan lebih meningkatkan penyuluhan-penyuluhan yang dilakukan di seluruh wilayah kerjanya sehingga suami memiliki pengetahuan dan pemahaman tentang kesehatan reproduksi wanita sehingga suami mau melakukannya dalam kehidupannya.

Kata Kunci : Pengetahuan, Sikap, Kesehatan Reproduksi Wanita Daftar pustaka 21 (1999-2009)


(3)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur peneliti ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah memberikan berkat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini dengan judul “Pengetahuan Dan Sikap Suami Terhadap Kesehatan Reproduksi Wanita Dusun III Desa Tanjung Anom Kecamatan Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang Tahun 2010” yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat dalam menyelesaikan pendidikan pada Program Studi D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

Dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini penulis mendapatkan bimbingan, masukan dan arahan dari berbagai pihak, sehingga penulis dapat membuat Karya Tulis Ilmiah ini tepat pada waktunya.

Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapakan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. dr. Dedi Ardinata,M.Kes selaku Dekan Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara

2. dr. Murniati Manik, MSc, SpKK selaku ketua program studi D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara

3. Ibu Dina Indarsita,M.Kes selaku pembimbing yang telah memberikan bimbingan bantuan dan arahan selama penyusunan Proposal Karya Tulis Ilmiah.


(4)

4. Seluruh dosen, staf dan pegawai administrasi Program Studi D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara

5. Bapak Marsono selaku Kepala Desa Tanjung Anom yang telah memberikan kesempatan kepada penulis dalam melakukan penelitian.

6. Kedua orang tuaku (W. Siahaan dan B. Marpaung ) dan adik-adikku yang telah banyak membantu baik moril maupun materil, memberikan dorongan dan semangat serta do’a yang tiada henti-hentinya kepada penulis dalam membuat Karya Tulis Ilmiah ini.

7. Teman-teman Program Studi D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara yang telah memberi dukungan dan masukan kepada penulis

8. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu yang telah memberikan bantuan dan dukungan pada penulis dalam penyusunan Proposal Karya Tulis Ilmiah ini.

Penulis menyadari bahwa Karya Tulis Ilmiah ini Masih terdapat kekurangan, untuk itu masukan dan saran yang membangun sangatlah diharapkan demi perbaikan dimasa yang akan datang. Akhirnya hanya kepada TYME penulis berserah diri, semoga penelitian ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Medan, Desember 2010


(5)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... iii

DAFTAR SKEMA ... DAFTAR TABEL ... DAFTAR LAMPIRAN ... BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Perumusan Masalah ... 5

1.3 Tujuan Penelitian ... 5

1.3.1 Tujuan Umum ... 5

1.3.2 Tujuan Khusus ... 5

1.4 Manfaat Penelitian ... 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 7

1. Pengetahuan ... 7

1.1 Defenisi Pengetahuan ... ... 7

1.2 Tingkat Pengetahuan ... 8

1.3 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi ... 9

2. Sikap ... 11


(6)

2.2 Komponen Pokok Sikap ... 11

2.3 Berbagai Tingkatan Sikap... 11

3. Suami ... 12

4. Kesehatan Reproduksi ... 12

4.1 Defenisi Kesehatan Reproduksi ... 12

4.2 Hak-Hak Reproduksi Wanita ... 14

4.3 Tujuan Kesehatan Reproduksi ... 16

4.4 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kesehatan Reproduksi ... 17

4.5 Menilai Derajat Kesehatan Reproduksi ... 18

4.5 Hak Reproduksi Dan Kesehatan Reproduksi Di Kaitkan Dengan Isu Gender ... 19

4.7 Masalah Kesehatan Reproduksi ... 21

BAB III KERANGKA PENELITIAN ... 23

A. Kerangka Konsep ... 23

B. Defenisi Operasional ... 24

BAB IV METODE PENELITIAN ... 28

A. Desain Penelitian ... 28

B. Populasi dan Sampel ... 28

C. Tempat Penelitian ... 29

D. Waktu Penelitian ... 29

E. Etika Penelitian ... 29


(7)

G. Prosedur Pengumpulan Data ... 32

H. Analisa Data ... 34

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN ... 36

A. Hasil Penelitian ... 36

B. Pembahasan ... 44

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN ... 48

A. Kesimpulan Menjawab Penelitian... 48

B. Saran Menjawab Penelitian ... 49

DAFTAR PUSTAKA ...


(8)

DAFTAR SKEMA

Halaman


(9)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1.1 : Defenisi Operasional………27

Tabel 5.1 : Distribusi Responden Berdasarakan Karakteristik...37

Tabel 5.2 : Distribusi Responden Berdasarkan Petanyaan Pengetahuan...39

Tabel 5.3 : Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan...40

Tabel 5.4 : Distribusi Responden Berdasarkan Pertanyaan Sikap...41


(10)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Lembar Informed Consent

Lampiran 2 : Lembar Kuesioner

Lampiran 3 : Lembar konsul

Lampiran 4 : Master Tabel


(11)

PROGRAM D-IV BIDAN PENDIDIK FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Karya Tulis Ilmiah, JUNI 2010 Eka Siahaan

Pengetahuan dan Sikap Suami Terhadap Kesehatan Reproduksi Wanita di Dusun III Desa Tanjung Anom Kecamatan Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang

Tahun 2010

ix + 49 hal + 6 tabel + 1 skema + 8 lampiran Abstrak

Kesehatan reproduksi adalah kesejahteraan fisik, mental, yang utuh dan bukan hanya karena tidak adanya penyakit atau kelemahan dalam segala hal yang berhubungan dengan sistem reproduksi dan fungsi serta prosesnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi pengetahuan dan sikap suami terhadap kesehatan reproduksi wanita di Dusun III Desa Tanjung Anom Kecamatan Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang Tahun 2010. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif dengan besar sampel sebanyak 100 orang dengan metode pengambilan sampel simple random

sampling. Penelitian dilakukan pada bulan Januari 2010 sampai Juni 2010. Instrumen

dalam penelitian ini berupa kuesioner yang meliputi data demografi, pertanyaan pengetahuan dan penyataan sikap tentang Kesehatan reproduksi wanita. Hasil penelitian menunjukkan mayoritas dari segi demografi yaitu berdasarkan umur 26-30 tahun sebanyak 29 orang (29%), berdasarkan pendidikan yaitu mayoritas SMP sebanyak 35 orang (35%), berdasarkan pekerjaan sebanyak 66 orang (66%), berdasarkan sumber informasi secara tidak langsung sebanyak 61 orang (61%). Dari segi pengetahuan responden berpengetahuan baik sebanyak 87 orang (87%), dan dari segi sikap responden bersikap positif sebanyak 100 orang (100%). Diharapkan tenaga kesehatan lebih meningkatkan penyuluhan-penyuluhan yang dilakukan di seluruh wilayah kerjanya sehingga suami memiliki pengetahuan dan pemahaman tentang kesehatan reproduksi wanita sehingga suami mau melakukannya dalam kehidupannya.

Kata Kunci : Pengetahuan, Sikap, Kesehatan Reproduksi Wanita Daftar pustaka 21 (1999-2009)


(12)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Bahwasanya secara normatif wanita mempunyai hak dan kewajiban serta kesempatan yang sama dengan pria dalam segala bidang kehidupan dan bidang pembangunan seperti yang tercantum dalam GBHN, tetapi secara faktual persamaan tersebut saat ini belum terwujud, diantaranya di bidang kesehatan. Masih banyak wanita yang mengalami diskriminasi dalam bidang kesehatan, umpamanya: pembedaan pemberian makanan bergizi pada anak laki-laki dan wanita, akses informasi, dan akses pelayanan kesehatan dan sebagainya.

Untuk menghilangkan hambatan-hambatan ini salah satu usaha pemerintah berusaha untuk meningkatkan pelayanan terhadap wanita usia produktif dengan menyediakan puskesmas dan rumah sakit dengan berbagai fasilitasnya. Tingginya angka kematian ibu penyebab utamanya adalah perdarahan, infeksi, dan toksemia dan penyebab tak langsung adalah kemiskinan, tradisi sosial budaya, status gizi yang tidak memadai, dan kurangnya akses pemanfaatan dan fasilitas kesehatan serta rendahnya status wanita. Masalah kesehatan reproduksi wanita ini tidak terlepas dari faktor sosial, budaya, dan ekonomi secara keseluruhan. Oleh sebab itu diperlukan


(13)

usaha-usaha yang lebih sederhana, lebih mudah terjangkau, lebih sesuai dengan kondisi sosial ekonomi dan budaya setempat, dan juga mengikut sertakan masyarakat secara umum dan terpadu.

Hal yang lebih penting dalam memasyarakatkan kesehatan reproduksi ini adalah kesadaran dan motivasi masyarakat sendiri (terutama pihak wanita) yang menjaga kesehatan reproduksinya. Artinya hal ini membawa pemikiran baru untuk mengefektifkan serta mengintensifkan pelaksanaan berdasarkan kesadaran masyarakat dan kebutuhannya sendiri. Terobosan dan strategi bagaimana memasyarakatkan program kesehatan reproduksi khususnya reproduksi wanita tanpa arahan atau paksaan

Kesehatan reproduksi adalah kesejahteraan fisik, mental dan sosial yang utuh dan bukan hanya tidak adanya penyakit atau kelemahan, dalam segala hal yang berhubungan dengan sistem reproduksi dan fungsi-fungsinya serta proses-prosesnya. Oleh karena itu, kesehatan reproduksi berarti orang dapat mempunyai kehidupan seks yang memuaskan dan aman, dan bahwa mereka memiliki kemampuan untuk bereproduksi dan kebebasan untuk menentukan apakah mereka ingin melakukannya, bilamana dan seberapa seringkah.(Juliandi,2003)

Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia saat ini masih merupakan yang tertinggi dibandingkan dengan AKI di Negara-negara ASEAN lainnya. Menurut statistik tahun 2006, Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia 225/100.000 kelahiran hidup. Nomor 4 dibawah di ASEAN sesudah Kamboja, Myanmar, dan Laos (Barata, 2008).


(14)

Sedangkan AKI di Sumatera utara pada tahun 2006 adalah 320/100.000 KH, Tahun 2006 adalah 315/100.000 dan tahun 2007 adalah 275/100.000 (Dinkes Propsu, 2008).

Menurut Depkes (2001) dari kesepakatan internasional tersebut setiap orang terutama wanita berhak untuk mengatur jumlah keluarganya termasuk mendapatkan penjelasan yang lengkap untuk mendapatkan pelayanan kesehatan reproduksi lainnya seperti pelayanan antenatal, persalinan, nifas, pelayanan BBL, hingga menopause. (Yesi Azwar,2005)

Menurut Suprihastusti (2000), 97% pengguna kontrasepsi adalah perempuan sehingga banyak perempuan yang mengalami gangguan akibat efek samping dari alat kontrasepsi. Di samping itu adanya pola fikir bahwa hamil, melahirkan adalah kodrat perempuan, maka perempuanlah yang harus menggunakan kontrasepsi. Itu membuat semakin rendahnya partisipasi pria, pria yang jumlahnya 50% dari penduduk dunia hanya kurang dari 1/3 nya pengguna kontrasepsi.

Berdasarkan hasil prasurvei BKKBN Oktober 2009 di Sumatera Utara, jumlah pasangan yang aktif pada Mei 2009 sebanyak 1.266.071 peserta KB, yakni peserta KB IUD 2.488, Metode Operasi Wanita sebanyak 920 peserta, Metode Operasi Pria 257 peserta, kondom 2.212 peserta, implant 4.325 peserta, suntik 9.974 peserta dan dan pil sebanyak 10.931 peserta. Data ini menunjukkan bahwa peran serta pria dalam penggunaan alat kontrasepsi masih rendah.

Penyebab utama kematian ibu adalah perdarahan 28%, infeksi 13%, eklampsi 10%, partus lama 9%, dan komplikasi abortus. Sesungguhnya tragedi kematian Ibu


(15)

ini dapat dicegah dengan cara meningkatkan kesehatan ibu, status gizi, dan fasilitas yang tersedia (Fauzih, 2008). Berdasarkan dari hasil studi pendahuluan yang dilakukan penulis di Dusun III Desa Tanjung Anom Kecamatan Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang Tahun 2009, dari 30 orang ibu hamil hanya 12 orang yang melakukan kunjungan ANC secara rutin, 63 % pria bukan merupakan akseptor kontrasepsi, setiap bulannya data kunjungan menunjukkan adanya minimal 2 orang ibu hamil mengalami anemis, di Dusun III Desa Tanjung Anom belum digalakkan program suami siaga, tentunya peran dan dukungan suami merupakan satu aspek yang sangat penting untuk mensejahterakan kesehatan reproduksi wanita. Untuk mewujudkannya tentu suami harus mengetahui dan bagaimana menyikapi tentang kesehatan reproduksi wanita.

Melihat fenomena di atas, penulis tertarik untuk menyusun Karya Tulis Ilmiah yang berjudul “Pengetahuan Dan Sikap Suami Terhadap Kesehatan Reproduksi Wanita di Dusun III Desa Tanjung Anom Kecamatan Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang Tahun 2010”.


(16)

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan dari latar belakang di atas dapat dirumuskan masalah penelitian yaitu bagaimana pengetahuan dan sikap suami terhadap kesehatan reproduksi wanita di Dusun III Desa Tanjung Anom Kecamatan Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang Tahun 2010.

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1. Tujuan Umum

Untuk mengidentifikasi Pengetahuan dan Sikap Suami terhadap Kesehatan Reproduksi Wanita di Dusun III Desa Tanjung Anom Kecamatan Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang Tahun 2010.

1.3.2. Tujuan Khusus

a. Untuk mengidentifikasi karakteristik responden tentang kesehatan reproduksi wanita di Dusun III Desa Tanjung Anom Kecamatan Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang Tahun 2010.

b. Untuk mengidentifikasi pengetahuan suami terhadap kesehatan repoduksi wanita di Dusun III Desa Tanjung Anom Kecamatan Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang Tahun 2010.

c. Untuk mengidentifikasi sikap suami terhadap kesehatan repoduksi wanita di Dusun III Desa Tanjung Anom Kecamatan Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang


(17)

1.4 Manfaat Penelitian

a. Bagi masyarakat Dusun III Desa Tanjung Anom Kecamatan Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang, Khususnya bagi para suami sebagai sumber informasi mensejahterakan kesehatan reproduksi wanita.

b. Bagi Pendidikan Kebidanan

Penelitian ini dapat dijadikan sebagai sumber informasi untuk mahasiswa kebidanan dan sebagai pembanding untuk penelitian berikutnya agar menjadi lebih baik.


(18)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

1. Pengetahuan

1.1. Definisi Pengetahuan

Pengetahuan adalah merupakan hasil dari “Tahu” dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indra manusia, yaitu: indra penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui pendidikan, pengalaman orang lain, media massa maupun lingkungan (Notoatmodjo, 2003).

Pengetahuan merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang. Pengetahuan diperlukan sebagai dukungan dalam menumbuhkan rasa percaya diri maupun sikap dan perilaku setiap hari, sehingga dapat dikatakan bahwa pengetahuan merupakan fakta yang mendukung tindakan seseorang (Notoatmodjo, 2003).

Rogers (1974) mengungkapkan bahwa sebelum orang mengadopsi perilaku baru dalam diri orang tersebut menjadi proses berurutan :

1. Awarenes, dimana orang tersebut menyadari pengetahuan terlebih dahulu

terhadap stimulus (objek).

2. Interest, dimana orang mulai tertarik pada stimulus.

3. Evaluation, merupakan suatu keadaan mempertimbangkan terhadap baik


(19)

4. Trial, dimana orang telah mulai mecoba perilaku baru.

5. Adaptation, dimana orang telah berperilaku baru sesuai dengan pengetahuan

kesadaran dan sikap.

1.2. Tingkat Pengetahuan

Notoatmodjo mengemukakan yang dicakup dalam domain kognitif yang mempunyai enam tingkatan, pengetahuan mempunyai tingkatan sebagai berikut (Notoatmodjo, 2003) :

a. Tahu (Know)

Kemampuan untuk mengingat suatu materi yang telah dipelajari, dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang diterima. Cara kerja untuk mengukur bahwa orang tahu tentang apa yang dipelajari antara lain : menyebutkan, menguraikan, mengidentifikasikan dan mengatakan.

b. Memahami (Comprehension)

Kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui dan dapat menginterpretasikan materi tersebut secara benar.

c. Aplikasi (Aplication)

Kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi yang sebenarnya. Aplikasi disini dapat diartikan sebagai pengguna hukum-hukum, rumus, metode, prinsip-prinsip dan sebagainya.


(20)

Kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek dalam suatu komponen-komponen, tetapi masih dalam struktur organisasi dan masih ada kaitannya satu sama lain. Kemampuan analisis dapat dilihat dari penggunaan kata kerja seperti kata

kerja mengelompokkan, menggambarkan, memisahkan.

e. Sintesis (Sinthesis)

Kemampuan untuk menghubungkan bagian-bagian dalam bentuk keseluruhan yang baru, dengan kata lain sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari formulasi yang ada.

f. Evaluasi (Evaluation)

Kemampuan untuk melakukan penelitian terhadap suatu materi atau objek tersebut berdasarkan suatu cerita yang sudah ditentukan sendiri atau menggunakan kriteria yang sudah ada (Notoatmodjo, 2003).

1.3. Pengukuran Pengetahuan

Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau angket yang menanyakan tentang isi materi yang akan diukur dari subjek penelitian atau responden. Kedalamam pengetahuan yang ingin kita ketahui atau kita ukur dapat kita sesuaikan dengan tingkatan-tingkatan diatas (Notoadmojo, 2003)

a. Tingkat pengetahuan baik bila skor > 75%-100%


(21)

c. Tingkat pengetahuan kurang bila skor < 60%

1.4 Pengetahuan Suami tentang Kesehatan Reproduksi

Pendekatan baru dalam peningkatan pengetahuan laki-laki dalam kesehatan reproduksi adalah dengan membekali laki-laki dengan informasi yang benar dan mengikutsertakan mereka dalam setiap upaya untuk meningkatkan derajat kesehatan reproduksi. Beberapa kegiatan yang dapat melibatkan laki-laki antara lain:

1. Perencanaan Keluarga

Bersama dengan istri/pasangannya merencanakan keluarga, misalnya dalam menentukan jumlah anak, kapan istri hamil, dimana istri akan melahirkan, metoda KB yang digunakan, dsb.

2. Aktif dalam penggunaan kontrasepsi

Laki-laki dalam memilih metoda kontrasepsi seperti kondom dan vasektomi. Metoda kontrasepsi harus dipelajari bersama dan metoda apa yang dipilih, meskipun pihak istri yang akan menggunakan. Selanjutnya pihak laki-laki dapat berperan aktif, misalnya dalam:

a. Mengingatkan pasangan, misalnya dalam meminum pil KB, kapan waktunya suntik KB atau menghitung waktu masa subur bila memilih metoda pantang berkala. b. Membawa pasangan ke fasilitas kesehatan bila terjadi efek samping.

c. Merencanakan ulang metoda pengganti bila cara yang telah dipilih tidak memuaskan.


(22)

3. Memperhatikan kesehatan ibu hamil

Pada waktu isterinya hamil laki-laki dapat menjamin bahwa isterinya:

a. Mendapatkan pelayanan antenatal dengan baik dan teratur. b. Memperoleh makanan bergizi dan cukup istirahat.

c. Merasa tenang dan bahagia.

d. Mempunyai persediaan biaya persalinan dan rujukan ke rumah sakit bila terjadi komplikasi.

e. Diajak bicara tentang siapa yang akan menolong persalinan dan mendorong pertolongan persalinan dilakukan oleh bidan atau dokter.

f. Mempelajari gejala komplikasi bersama dirinya dan sejak awal menyusun rencana transportasi ke rumah sakit bila terjadi komplikasi, diantar dan didampingi sesuai kebutuhan.

4. Memastikan persalinan yang aman oleh tenaga kesehatan, laki-laki dapat menjamin bahwa :

a. Penolong persalinan adalah bidan atau dokter

b. Menyediakan dana, perlengkapan dan transportasi yang dibutuhkan

c. Mendampingi selama proses persalinan berlangsung dan mendukung upaya rujukan bila diperlukan.

5. Membantu setelah bayi lahir

Setelah bayi lahir suami dapat membantu dalam hal:


(23)

b. Menjamin tersedianya makanan bergizi

c. Membantu pekerjaan rumah tangga yang cukup berat seperti menimba air, mencuci pakaian, dsb.

d. Membantu memelihara bayi, misalnya memandikan bayi, mengganti popok, membawa bayi untuk iminisasi, dsb.

e. Segera memilih metoda kontrasepsi. 6. Menjadi seorang ayah yang baik

Laki-laki dapat menjadi seorang ayah yang baik dengan cara:

a. Membantu mengasuh dan mendidik anak dengan aktif misalnya membantu anak belajar, ikut bermain bersama anak, dsb.

b. Menjadi model panutan bagi anak yang telah menginjak usia remaja.

7. Mengakhiri kekerasan terhadap perempuan

Tindakan yang dapat dilakukan oleh laki-laki untuk mengakhiri kekerasan antara lain:

a. Mengakhiri kekerasan terhadap perempuan/istri

b. Memanfaatkan pengaruhnya yang besar untuk mengubah norma/perilaku masyarakat dalam menghapus kekerasan terhadap perempuan.

8. Membantu pencegahan PMS, termasuk HIV/AIDS dengan melakukan:

a. Hubungan seksual yang aman dan bertanggung jawab (hanya dengan satu pasangan seksual).


(24)

b. Mencegah kehamilan yang tidak diinginkan yang mungkin dapat berakibat fatal bagi pasangan bila melakukan aborsi.

c. Mengubah norma perilaku hubungan seksual yang tidak bertanggung jawab dibeberapa wilayah/suku tertentu.

Dengan adanya cara pandang yang baru terhadap peran laki-laki dalam kesehatan reproduksi, diharapkan dampak akhirnya adalah menurunnya kejadian kematian ibu dan bayi, serta meningkatnya status kesehatan perempuan secara keseluruhan.

2. Sikap

2.1 Pengertian

Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang terhadap suatu stimulus atau objek (Notoadmojo, 2003). Manifestasi sikap itu tidak dapat langsung dilihat, tetapi hanya dapat ditafsirkan terlebih dahulu dari perilaku yang tertutup

2.2 Komponen Pokok Sikap

Dalam buku Notoadmojo 2003, Allport menjelaskan bahwa sikap itu mempunyai 3 komponen pokok.

a. Kepercayaan (keyakinan), ide dan konsep terhadap suatu objek

b. Kehidupan emosional atau evaluasi terhadap suatu objek


(25)

ketiga komponen ini secara bersama-sama membentuk sikap yang utuh. Dalam penentuan sikap yang utuh ini, pengetahuan, pikiran, keyakinan, dan emosi memegang peranan penting.

2.3 Berbagai Tingkatan Sikap

a. Menerima (receiving)

Menerima diartikan bahwa orang (subjek) mau dan memperhatikan stimulus yang diberikan (objek)

b. Merespon (Responding)

Memberikan jawaban apabila ditanya, mengerjakan, dan menyelesaikan tugas yang diberikan adalah suatu indikasi dari sikap

c. Menghargai (valuing)

Mengajak orang lain untuk mengerjakan atau mendiskusikan suatu masalah adalah indikasi sikap tingkat tiga.

d. Bertanggung Jawab (Responsible)

Bertanggung jawab atas segala sesuatu yang telah dipilihnya dengan segala resiko merupakan sikap paling tinggi.

2.4 Sikap Suami terhadap Kesehatan Reproduksi

Dalam masyarakat laki-laki telah dikukuhkan sebagai kepala keluarga yang mempunyai hak penuh untuk membesarkan, menetapkan masa depan dan bila


(26)

perlu menghukum anggota keluarganya. Ini berhubungan erat dengan isu ketidak setaraan jender dan adanya budaya patriarki dalam masyarakat yang menempatkan posisi laki-laki lebih tinggi dari posisi perempuan.

Dari aspek sikap, laki-laki diharapkan dapat memberi kontribusi positif terhadap kesehatan reproduksi sangat berpengaruh terhadap kesehatan perempuan. Keputusan penting seperti siapa yang akan menolong istri melahirkan, memilih metoda kontrasepsi yang dipakai istri masih banyak ditentukan oleh suami. Dilain pihak banyak laki-laki tidak mendapatkan pelayanan dan informasi yang memadai tentang kesehatan reproduksi misalnya dalam hal hubungan seksual sebelum nikah, berganti-ganti pasangan, kesetaraan ber-KB serta sikap lainnya sehingga membahayakan perempuan yang menjadi pasangannya. (Saroha, 2009)

3. Suami

Suami adalah seseorang yang memiliki istri dan merupakan kepala keluarga yang bertugas memimpin keluarga namun memiliki kedudukan yang sama dengan istri, sehingga suami juga dapat membantu istri dalam melakukan pekerjaan dalam rumah tangga. (Poerwadarminta, 1976). Peran dan partisipasi suami juga sangat dibutuhkan oleh istri dalam memelihara kesehatan reproduksinya.


(27)

4. Kesehatan Reproduksi

4.1 Definisi Kesehatan Reproduksi

Konfrensi Internasional tentang Kependuduka n dan Pembangunan/ ICPD (Interenational Confererence on Population and Development), di Kairo Mesir tahun 1994 diikuti 180 negara menyepakati perubahan paradigma dalam pengelolaan masalah kependudukan dan pembangunan dari pendekatan dan pengendalian populasi dan penurunan fertilitas /keluarga berencana menjadi pendekatan yang terfokus pada kesehatan reproduksi serta hak reproduksi. Tahun 1995 konferensi sedunia IV tentang wanita dilaksanakan di Beijing, Cina, Haque 1999, di New York tahun 2000 menyepakati antara lain:

Definisi kesehatan reproduksi adalah: suatu keadaan sejahtera fisik, mental dan dan sosial secara utuh, tidak semata-mata bebas dari penyakit atau kecacatan dalam semua hal yang berkaitan dengan system reproduksi, serta fungsi dan prosesnya.(Widyastuti, 2009 )

Menurut Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN, 1996) yang dimaksud dengan kesehatan reproduksi adalah apa yang disebut sebagai Reproduksi Sehat Sejahtera , dengan definisi: “ Adalah suatu keadaan sehat mental, fisik dan kesejahteraan sosial secara utuh pada semua hal yang berhubungan dengan sistem dan fungsi serta proses reproduksidan bukan hanya kondisi yang bebas dari penyakit dan kecacatan serta dibentuk berdasarkan atas perkawinan yang sah, mampu memenuhi kebutuhan spiritual dan material yang layak, bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,


(28)

spiritual memiliki hubungan yang serasi-selaras-seimbang antara anggota keluarga dengan masyarakat dan lingkungan “. (Saroha, 2009)

Dari beberapa definisi diatas jelaslah bahwa masalah kesehatan reproduksi bukan hanya menyangkut kehamilan atau langsung berkaitan dengan kehamilan saja, tetapi mencakup area-area yang lebih luas. Kesehatan reproduksi bukanlah sekedar masalah biomedik saja, tetapi merupakan masalah sosial karena dipengaruhi oleh berbagai faktor sosial seperti bagaimana masyarakat mempersepsikan peran perempuan dalam masyarakat, kekerasan terhadap perempuan, sejauh mana masyarakat mengetahui bahwa merekapun dapat membantu kesehatan kaum perempuan, nilai anak, keluarga dan sebagainya.

4.2Hak – Hak Reproduksi Wanita

Hak-hak reproduksi menurut kesepakatan dan Konferensi Internasional Kependudukan dan Pembangunan bertujuan untuk mewujudkan kesehatan bagi individu secara utuh, baik kesehatan jasmani maupun rohani, meliputi:

1. Hak mendapatkan informasi dan pendidikan kesehatan reproduksi. 2. Hak mendapat pelayanan dan perlindungan kesehatan reproduksi. 3. Hak kebebasan berfikir tentang pelayanan kesehatan reproduksi. 4. Hak untuk dilindungi dari kematian karena kehamilan.

5. Hak untuk menentukan jumlah dan jarak kelahiran anak.

6. Hak atas kebebasan dan keamanan berkaitan dengan kehidupan reproduksinya.

7. Hak untuk bebas dari penganiayaan dan berkelakuan buruk termasuk perlindungan dari perkosaan, kekerasan, penyiksaan, dan pelecehan seksual.


(29)

8. Hak mendapatkan manfaat kemajuan ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan kesehatan reproduksi.

9. Hak atas pelayanan dan kehidupan reproduksinya. 10.Hak untuk membangun dan merencanakan keluarga.

11.Hak untuk bebas dari segala bentuk diskriminasi dalam kehidupan berkeluarga dan kehidupan reproduksi.

12.Hak atas kebebasan berkumpul dan berpartisipasi dalam politik yang berkaitan dengan kesehatan reproduksi.(Widyastuti, 2009)

Dalam ICPD 1994 di Kairo, telah disepakati paradigma baru dalam pengelolaan masalah kependudukan dan pembangunan yaitu dengan pendekatan yang terfokus pada kesehatan reproduksi dan hak reproduksi. Dengan demikian, upaya pengendalian penduduk, perlu mempertimbangkan pemenuhan kebutuhan kesehatan reproduksi laki-laki dan perempuan sepanjang siklus hidup dan hak reproduksi mendapat perhatian khusus. Hak reproduksi didasarkan pada pengakuan hak-hak asasi manusia yang diakui didunia internasional. Hak reproduksi perorangan dapat dapat diartikan bahwa: setiap orang, baik laki-laki maupun perempuan (tanpa memandang perbedaan kelas sosial, suku, umur, agama, dll), mempunyai hak yang sama untuk memutuskan secara bebas dan bertanggung jawab (kepada diri, keluarga dan masyarakat) mengenai jumlah anak, jarak antar anak, untuk menentukan waktu kelahiran anak dan dimana akan melahirkan. Hak reproduksi antara lain adalah sebagai berikut: setiap orang berhak memperoleh standar pelayanan kesehatan reproduksi yang terbaik. Ini berarti:


(30)

a. Penyedia pelayanan harus memberikan pelayanan kesehatan reproduksi yang berkualiatas dengan memperhatikan kebutuhan klien, sehingga menjamin keselamatan dan keamanan klien.

b. Laki-laki dan perempuan baik sebagai individu maupun sebagai pasangan, berhak memperoleh informasi lengkap tentang seksualitas, kesehatan reproduksi, manfaat serta efek samping obat-obatan, serta alat dan tindakan medis yang digunakan untuk mengatasi masalah kesehatan reproduksi.

c. Adanya hak untuk memperoleh pelayanan Keluarga Berencana yang aman, efektif, terjangkau, dapat diterima, sesuai dengan pilihan, tanpa paksaan dan tidak melawan hukum.

d. Perempuan berhak memperoleh pelayanan kesehatan yang dibutuhkannya yang memungkinkannya sehat dan selamat dalam kehamilan serta memperoleh bayi yang sehat.

e. Hubungan suami-istri didasari penghargaan terhadap pasangan masing-masing dan dilakukan dalam situasi dan kondisi yang diinginkan bersama, tanpa unsur pemaksaan, ancaman dan kekerasan.

f. Para remaja, laki-laki maupun perempuan, berhak memperoleh informasi yang tepat dan benar tentang reproduksi remaja, sehingga dapat berperilaku sehat dan menjalani kehidupan sosial yang bertanggung jawab.

g. Laki-laki dan perempuan berhak mendapat informasi yang mudah diperoleh, lengkap dan akurat mengenai penyakit menular seksual, termasuk HIV/AIDS. (Saroha, 2009)


(31)

Menurut BKKBN 2000, kebijakan teknis operasional di Indonesia, untuk mewujudkan pemenuhan hak-hak reproduksi:

1. Promosi hak-hak reproduksi

Dilaksanakan dengan menganalisis perundang-undangan, peraturan dan kebijakan yang saat ini berlaku apakah sudah seiring dan mendukung hak-hak reproduksi dengan tidak melupakan kondisi lokal sosial budaya masyarakat. Pelaksanaan upaya pemenuhan hak reproduksi memerlukan dukungan secara politik, dan legisltif sehingga bisa tercipta undang-undang hak reproduksi yang memuat aspek pelanggaran hak-hak reproduksi hak-hak reproduksi.

2. Advokasi hak-hak reproduksi

Advokasi yang dimaksudkan agar mendapatkan dukungan komitmen dari para tokoh politik, tokoh agama, tokoh masyarakat, LSM, dan swata. Dukungan swasta dan LSM sangat dibutuhkan karena ruang gerak pemerintah lebih terbatas. Dukungan para tokoh sangat membantu memperlancar terciptanya pemenuhan hak-hak reproduksi sangat penting artinya untuk terwujudnya pemenuhan hak-hak reproduksi.

4.3 Tujuan Kesehatan Reproduksi

a. Tujuan Utama Kesehatan Reproduksi adalah:

Memberikan pelayanan kesehatan reproduksi yang konferehensif kepada perempuan termasuk kehidupan seksual dan hak-hak reproduksi perempuan sehingga dapat meningkatkan kemandirian perempuan dalam mengatur fungsi dan proses


(32)

reproduksinya yang pada akhirnya dapat membawa pada peningkatan kualitas kehidupannya.

b. Tujuan Khusus Kesehatan Reproduksi adalah:

a. Meningkatkan kemandirian perempuan, khususnya dalam peranan dan fungsi reproduksinya.

b. Meningkatkan peran dan tanggung jawab sosial perempuan dalam konteks: kapan ingin hamil, berapa jumlah anak yang diinginkan dan jarak antar kehamilan c. Meningkatkan peran dan tanggung jawab sosial laki-laki.

d. Menciptakan dukungan laki-laki dalam membuat keputusan, mencari informasi dan pelayanan yang memenuhi kebutuhan kesehatan reproduksi.

4.4 Ruang Lingkup Kesehatan Reproduksi

Digunakan pendekatan siklus hidup (Life-Cycle Approach), yang berarti memperhatikan kekhususan penanganan sistem reproduksi pada setiap fase kehidupan, serta kesinambungan antar fase kehidupan tersebut sehinggadiperoleh komponen pelayanan yang nyata dan dapat dilaksanakan. Lima tahap pendekatan siklus:

a. Konsepsi, pada masa ini mulai dari kehamilan sampai bayi baru lahir mempunyai proporsi pelayanan yang sama.

b. Bayi dan Anak, pada masa bayi dan anak mempunyai kebutuhan antara lain: - ASI Ekslusif, dan penyapihan yang layak

- Tumbuh kembang anak, pemberian makanan dan gizi seimbang - Imunisasi dan manajemen terpadu balita sakit


(33)

- Pencegahan dan penanggulangan kekerasan

- Pendidikan dan kesempatan yang sama pada anak laki-laki dan perempuan. c. Remaja, pada masa remaja juga diketahui beberapa kebutuhan yakni:

- Gizi seimbang

- Informasi tentang kesehatan reproduksi - Pencegahan kekerasan termasuk seksual - Pencegahan terhadap ketergantungan NAPZA - Perkawinan pada usia yang wajar

- Pendidikan dan penigkatan ketrampilan - Peningkatan penghargaan diri

- Peningkatan pertahanan terhdap godaan dan ancaman. d. Usia Subur, pada usia subur juga terdapat kebutuhan yaitu:

- Kehamilan dan persalinan yang aman

- Pencegahan kecacatan dan kematian akibat kehamilan pada ibu dan bayi

- Menjaga jarak kelahiran dan jumlah kehamilan dengan penggunaan alat kontrasepsi (KB)

- Pencegahan terhadap penyakit menular seksual: HIV/AIDS - Pelayanan kesehatan reproduksi berkualitas

- Pencegahan dan penanggulangan masalah aborsi secara rasional - Deteksi dini kanker payudara dan kanker leher rahim

- Pencegahan dan menejemen infertilitas

e. Usia Lanjut, pada usia lanjut ini juga sangat memerlukan kebutuhan antara lain: - Perhatian pada masa meno/andro pause


(34)

- Perhatian pada penyakit utamadegeneratif termasuk rabun, gangguan mobilitas dan osteoporosis

- Deteksi dini kanker leher rahim dan kanker prostat. (Saroha,2009) Secara luas, ruang lingkup kesehatan reproduksi meliputi:

1. Kesehatan ibu dan bayi baru lahir.

2. Pencegahan dan penanggulangan Infeksi Saluran Reproduksi (ISR) termasuk PMS-HIV/AIDS

3. Pencegahan dan penanggulangan komplikasi aborsi 4. kesehatan reproduksi remaja.

5. Pencegahan dan penanganan infertilitas 6. Kanker pada usia lanjut dan osteoporosis.

7. Berbagai aspek kesehatan reproduksi lain, misalnya kanker serviks, mutilasi genital, fistula, dll.

Kesehatan reproduksi ibu dan bayi baru lahir meliputi perkembangan berbagai organ reproduksi mulai dari sejak dalm kandungan, bayi, remaja, wanita usia subur, klimakterium, menopause hingga meninggal. Kondisi kesehatan seorang ibu hamilmempengaruhi pada kondisi bayi yang dilahirkannya, termasuk didalamnya kondisi kesehatan organ-organ reproduksi bayinya. Permasalahan kesehatan reproduksi remaja termasuk pada saat pertama anak perempuan mengalami haid /menarche yang bisa beresiko timbulnya anemia, perilaku seksual yang mana bila kurang pengetahuan dapat tertularpenyakit hubungan seksual, termasuk HIV/AIDS. Selain tersebut diatas ICPD juga menyebutkan bahwa kesehatan reproduksi juga mengimplikasikan seseorang berhak atas kehidupan seksual yang memuaskan dan aman. Seseorang berhak terbebas dari


(35)

kemungkinan tertulari penyakit infeksi menular seksual yang bisa berpengaruh pada fungsi organ reproduksi, dan terbebas dari paksaan. Hubungn seksual dilakukan dengan memahami sesuai etika dan budaya yang berlaku.

4.5 Dampak dalam Masalah Kesehatan Reproduksi

1. Masalah Reproduksi

- Kesehatan, morbiditas atau gangguan kesehatan dan kematian perempuan berkaitan dengan kehamilan, termasuk didalamnya masalah gizi dan anemia dikalangan perempuan, penyebab serta komplikasidari kehamilan, masalah kemandulan dan ketidak suburan.

- Peranan atau kendali sosial budaya terhadap reproduksi. Maksudnya bagaimana pandangan masyarakat terhadap kesuburan dan kemandulan, nilai anak dan kelurga, sikap masyarakat terhadap perempuan hamil.

- Intervensi pemerintah atau negara terhadap masalah reproduksi. Misalnya antar lain program kelurga berencana, undang-undang yang berkaitan dengan masalah genetik, dan lain sebagainya.

- Tersedianya pelayanan kesehatan reproduksi dan keluarga berencana, serta terjangkaunya secara ekonomi oleh kelompok perempuan dan anak-anak. - Kesehatan bayi dan anak-anak terutama anak berusia dibawah lima tahun. - Dampak pembangunan ekonomi, industrialisasi dan perubahan linkungan


(36)

2. Masalah Gender dan Seksualitas

- Pengaturan negara terhdap masalah seksualitas; maksudnya adalah peraturan dan kebijakan negar mengenai masalah pornografi, pelacuran, pendidikan seksualitas.

- Pengendalian sosial budaya terhadap masalah seksualitas, bagaimana norma-norma susila yang berlaku tentang perilaku seks, homoseks, poligami dan perceraian.

- Seksualitas dikalangan remaja - Status dan peranan perempuan

- Perlindungan terhadap perempuan pekerja

3. Masalah yang berkaitan dengan kehamilan yang tidak dinginkan - Pembunuhan bayi

- Pengguguran kandungan, terutama yang dilakukan secara tidak aman

- Dampak kehamilan yang tidak diinginkan serta pengguguran kandungan yang tidak aman

- Kebijakan pemerintah dalam menghadapi hal tersebut. 4. Masalah kekerasan dan perkosaan terhadap perempuan

- Kecenderungan penggunaan kekerasan secara sengaja terhadap perempuan, perkosaan, serta dampaknya terhadap perempuan

- Norma sosial mengenai kekerasan dalam rumah tangga, serta mengenai berbagai tindakan kekerasan terhadap perempuan

- Sikap masyarakat mengenai kekerasan dan perkosaan terhadap pelacur. - Berbagai langkah untuk mengatasi masalah-masalah tersebut.


(37)

5. Masalah penyakit yang ditularkan melalui hubungan seksual

- Masalah penyakit menular seksual lama, seperti sifilis dan gonorrhoe

- Masalah penyakit menular seksualitas yang relatif baruseperti clamydia dan herpes.

- Masalah HIV/AIDS (Human Immunodeficiency Virus/Acquired

Immunodefecincy syndrome)

- Dampak sosial dan ekonomi dari penyakit menular seksual

- Kebijakan dan program pemerintah dalam penyakit tersebut (termasuk penyediaan pelayanan kesehatan bagi pelacur/pekerja seks komersial)

- Sikap masyarakat terhadap penyakit menular seksual. 6. Masalah Pelacuran

- Demografi pekerja seks

- Faktor-faktor yang menjadi pendorong pelacuran dan sikap pemerintah terhadapnya

- Dampaknya tehadap kesehatan reproduksi, baik bagi pelacur itu sendiri maupun bagi konsumennya dan keluarganya.

7. Masalah sekitar teknologi

- Teknologi reproduksi dengan bantuan (inseminasi buatan dan bayi tabung) - Pemilihan bayi berdasarkan jenis kelamin (gender fetal screening)

- Penapisan genetik (genetic screening) - Keterjangkauan dan kesamaan kesempatan


(38)

BAB III

KERANGKA PENELITIAN

A. Kerangka Konsep

Kerangka konsep dalam penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan variabel yang terdiri atas : pengetahuan dan sikap suami terhadap kesehatan reproduksi meliputi (defenisi, hak-hak, tujuan, ruang lingkup, dan dampak kesehatan reproduksi) sebagai berikut :

Skema 1: Kerangka Konsep PENGETAHUAN SUAMI

SIKAP SUAMI

KESEHATAN REPRODUKSI WANITA

- Defenisi kesehatan reproduksi

- Hak-hak kesehatan reproduksi

- Tujuan kesehatan reproduksi

- Ruang lingkup


(39)

B. Definisi Operasional

Defenisi operasional adalah defenisi yang membatasi ruang lingkup atau pengertian variabel-variabel yang diteliti (Notoadmojo,2003).

Tabel 1.1 Definisi Operasional

No Variabel Defenisi

Operasional

Alat ukur Hasil Ukur Skala

1 Pengetahuan suami tentang kesehatan reproduksi wanita

Segala sesuatu yang diketahui suami tentang: a.Defenisi kesehatan reproduksi. b.Hak-hak kesehatan reproduksi. c.Tujuan kesehatan

Reproduksi. d. Ruang Lingkup

kesehatan reproduksi e.Dampak masalah

dalam kesshatan reproduksi Kuesioner pertanyaan tentang pengetahuan

1.Kurang : bila responden menjawab benar pertanyaan 0-6 dari 20

pertanyaan 2.Cukup : bila

responden menjawab benar pertanyaan 7-13 dari 20

pertanyaan 3 Baik : bila responden menjawab benar pertanyaan 14-20 dari 20 pertanyaan Ordinal


(40)

2 Sikap suami terhadap kesehatan reproduksi wanita Adalah tanggapan dan keyakinan suami berdasarkan hasil penalaran atau pengolahan terhadap informasi terhadap kesehatan reproduksi wanita meliputi Pertanyaan sikap yang positif yaitu sikap yang baik dan pertanyaan sikap yang negatif yaitu sikap yang tidak baik.

Kuesioner pertanyaan tentang sikap.

1.Positif : bila responden

memiliki jumlah kategori > 15 2. Negatif : bila

responden memiliki jumlah kategori < 15

Ordinal

3 Umur Usia suami yang

terhitung dari umur 21-45 tahun saat dilakukannya penelitian ini

Kuesioner 1.21-25 tahun 2.26-30 tahun 3.31-35 tahun 4. 36-40 tahun 5. 41-45 tahun

Interval

4 Pendidikan Jenjang pendidikan yang dilalui oleh suami

Kuesioner 1.Pendidikan dasar: TK dan SD/ sederajat 2.Pendidikan menengah: SMP dan SMA/ sederajat Ordinal


(41)

3.Pendidikan tinggi: D-I, D-II, D-III, D-IV, S-I, S-II, S-III

5 Pekerjaan Kegiatan atau aktivitas sehari-hari yang dilakukan oleh suami

Kuesioner 1.Pns

2.Wiraswasta 3.Bertani 4.Polri

5.Tidak bekerja

Nomina l

6 Sumber informasi

Media yang sering digunakan oleh suami untuk memperoleh informasi tentang kesehatan

reproduksi wanita

Kuesioner 1.Langsung: keluarga, teman dan tenaga kesehatan 2 Tidak langsung:

media cetak, media elektronik dan media papan

Nomina l


(42)

BAB IV

METODOLOGI PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriftif dengan pendekatan cross sectional yang bertujuan untuk mengidentifikasi gambaran pengetahuan dan sikap suami terhadap kesehatan reproduksi di Dusun III Desa Tanjung Anom Kecamatan Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang Tahun 2010.

B. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh suami yang ada di Dusun III Desa Tanjung Anom Kecamatan Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang Tahun 2010. Data yang diperoleh sebanyak 137 orang

2. Sampel

Pengambilan Sampel dalam penelitian ini menggunakan tekhnik Simple

Random Sampling yaitu tekhnik secara acak dengan menggunakan pengundian

nomor. Untuk mencapai sampling ini, setiap elemen diseleksi secara acak. Nama ditulis pada secarik kertas, diambil secara acak setelah semuanya terkumpul. Terdapat rumus yang dapat dipergunakan untuk menentukan besar sampel.


(43)

1 + N (d)2

Keterangan: n = Jumlah sampel

N = Jumlah Populasi

d = Tingkat signifikansi (p)

dari rumus diatas didapatkan sampel yang dijadikan responden pada penelitian ini, yaitu:

n = 137

1 + 137 (0,05)2

= 100,3

Jumlah sampel yang akan diteliti sebanyak 100 suami yang ada di Dusun III Desa Tanjung Anom Kecamatan Pancur Batu Deli Serdang Tahun 2010

Peneliti menyusun kriteria responden sebagai subjek penelitian antara lain : a) suami yang mempunyai istri dan berusia 21-45 tahun b) Dapat membaca, menulis dan berbahasa Indonesia dengan baik; c) Bersedia menjadi responden penelitian


(44)

C. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Dusun III Desa Tanjung Anom Kecamatan Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang Tahun 2010.

D. Pertimbangan Etika Penelitian

Penelitian ini dilakukan setelah peneliti mendapat persetujuan dari institusi pendidikan yaitu Program Studi D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan USU dan izin Bapak Kepala Desa Dusun III Tanjung Anom. Dalam penelitian ini terdapat beberapa hal yang berkaitan dengan permasalahan etik, yaitu : memberikan penjelasan kepada calon responden tentang tujuan dan prosedur pelaksanaan penelitian. Apabila calon responden bersedia, maka calon responden dipersilahkan untuk menandatangani

informed consent. Tetapi jika calon responden tidak bersedia, maka calon responden

berhak untuk menolak dan mengundurkan diri. Responden juga berhak mengundurkan diri selama proses pengumpulan data berlangsung. Kerahasiaan catatan mengenai data responden dijaga dengan cara tidak menuliskan nama responden pada instrumen penelitian, tetapi menggunakan inisial. Data-data yang diperoleh dari responden juga hanya digunakan untuk kepentingan penelitian. untuk mendapatkan mengetahui pengetahuan dan sikap responden di Dusun III Tanjung anom setelah mengisi kuesioner.

F. Instrumen Penelitian

1. Kuesioner Penelitian

Alat pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner yang dibuat sendiri oleh peneliti yang disusun berdasarkan tinjauan pustaka dan


(45)

peneliti mengonsultasikan kuesioner kepada pembimbing sehingga responden hanya memilih jawaban yang telah ada. Alat pengumpulan data ini terdiri dari tiga bagian, yaitu : bagian pertama instrumen penelitian berisi data demografi, bagian pengetahuan, dan bagian sikap.

Kuesioner ini berisi pertanyaan untuk mengetahui pengetahuan suami terhadap pkesehatan reproduksi wanita. Bagian ini terdiri dari 20 pertanyaan. Untuk menilai pengetahuan suami, dilakukan penyekoran dengan jawaban benar diberi nilai 1 (satu) dan jawaban yang salah diberi nilai 0 (nol).

Untuk mendapatkan kriteria digunakan perhitungan berikut: a) Menentukan skor terbesar dan terkecil. Skor terbesar : 20. Skor terkecil : 0; b) Menentukan nilai rentang (R). Rentang = skor terbesar – skor terkecil = 60-20 = 30; c) Menentukan nilai

panjang kelas (i). Panjang kelas (i) =

kelas banyaknya

R g ntan ( ) Re

= 40/2 = 20 d) Menentukan

skor kategori: i) Kurang = 0 + 6,6 = 6,6 (Dari jumlah pertanyaan, responden hanya benar menjawab 0-6 pertanyaan); ii) Cukup = 6,7 + 6,6 = 13,3 (Dari jumlah pertanyaan, responden hanya benar menjawab 7-13 pertanyaan); iii) Baik = 13,4 + 6,6 = 20 (Dari jumlah pertanyaan, responden hanya benar menjawab 14-20 pertanyaan)

Bagian ketiga instrumen juga dibuat sendiri oleh peneliti berdasarkan tinjauan pustaka. Kuesioner ini berisi pernyataan untuk mengetahui sikap suami terhadap kesehatan reproduksi wanita Bagian ini terdiri dari 20 pernyataan. Untuk menilai sikap suami dilakukan dengan cara mengisi kuesioner dengan menggunakan skala


(46)

likert yang menggunakan empat kategori untuk setiap pernyataan positif, alternatif

jawaban : sangat setuju (SS) skornya 4 (empat), setuju (S) skornya 3 (tiga), tidak setuju (TS) skornya 2 (dua), sangat tidak setuju skornya 1 (satu). Dan untuk pertanyaan negatif, alternatif jawaban : sangat setuju (SS) skornya 1 (satu), setuju (S) skornya 2 (dua), tidak setuju (TS) skornya 3 (tiga), dan sangat tidak setuju (STS) skornya 4 (empat).

Untuk mandapatkan kriteria digunakan perhitungan berikut : a) Menentukan skor terbesar dan terkecil. Skor terbesar : 60. Skor terkecil : 10; b) Menentukan nilai rentang (R). Rentang = skor terbesar–skor terkecil = 40-10 = 30; c) Menentukan nilai

panjang kelas (i). Panjang kelas (i) =

kelas banyaknya

R g ntan ( ) Re

=

2 30

= 15; d) Menentukan

skor kategori: i) Positif : jika responden memiliki skor > 15; ii) Negatif : jika responden memiliki skor < 15

2. Validitas dan Reliabilitas Instrumen

a. Uji Validitas

Uji validitas, dimaksudkan agar pertanyaan yang termuat dalam kuesioner bisa mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh instrumen atau kuesioner tersebut. Content validity index sudah dilakukan dengan dr. M. Fahdy, SpOG. MSc didapatkan nilai validitas 0,69.


(47)

b. Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas dimaksudkan untuk mengukur tingkat kestabilan atau kekonsistenan jawaban yang diberikan reponden atas pertanyaan dari kuesioner. Uji validitas dilakukan pada 10 suami yang mempunyai kriteria sama dengan responden di Jln. Tanah tinggi Binjai dilakukan pada bulan Februari 2010. Lalu data diolah menggunakan komputerisasi dengan cara analyze kemudian scale setelah itu reliability statistic untuk mencari nilai koefisien alpha cronbach sebesar 0,7

G. Prosedur Pengumpulan Data

Prosedur yang dilakukan dalam pengumpulan data penelitian ini yaitu: mendapatkan surat permohonan izin pelaksanaan penelitian dari Program D-IV Bidan Pendidik, kemudian mengajukan permohonan izin melaksanakan penelitian kepada Kepala Dusun III Desa Tanjung Anom Kecamatan Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang Tahun 2010, setelah mendapatkan persetujuan maka peneliti melakukan penyebaran kuesioner dengan cara mendatangi rumah responden setelah itu menyatakan persetujuan responden menjadi responden secara sukarela jika calon responden bersedia maka diminta untuk menandatangani lembar persetujuan (informed consent). Menjelaskan cara pengisian kuesioner kepada responden dan selanjutnya dipersilahkan untuk mengisi lembar kuesioner dengan jujur dan agar mengisi seluruh pertanyaan.


(48)

Peneliti mendampingi responden dalam pengisian untuk menjelaskan apabila ada pertanyaan yang kurang jelas dalam pengisian kuesioner. Setelah kuesioner diisi, dikumpulkan kembali oleh peneliti dan diperiksa kelengkapannya sehingga data yang diperoleh terpenuhi, kemudian dianalisis oleh peneliti.

H. Analisis Data

Analisa data dilakukan dengan menggunakan komputerisasi, dengan cara : 1) data dimasukkan ke variabel data memasukkan nomor responden, umur, pendidikan, paritas, sumber informasi, skor pengetahuan, skor sikap, kategori pengetahuan, dan kategori sikap; 2) setelah itu masukkan hasil data ke data view sesuai dengan variabel masing-masing; 3) setelah itu di analyze; 4) descriptif statistic; 5) serta hasil data yang sudah diolah dimasukkan ke dalam bentuk tabel distribusi dan frekuensi yaitu dalam karakteristik (umur, pendidikan, paritas dan sumber informasi), skor pengetahuan, skor sikap, kategori pengetahuan dan kategori sikap. Kemudian data dimasukkan ke dalam bab lima dan dikonsulkan ke pembimbing.


(49)

BAB V

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Pada bab ini diuraikan hasil penelitian dan pembahasan penelitian mengenai Pengetahuan dan Sikap Suami Terhadap Kesehatan Reproduksi Wanita di Dusun III Desa Tanjung Anom Kabupaten Deli Serdang tahun 2010. Penelitian ini telah dilaksanakan mulai Januari sampai dengan April 2010 di Dusun III tanjung Anom dengan jumlah responden sebanyak 100 orang.

Untuk mengidentifikasi pengetahuan dan sikap suami terhadap kesehatan reproduksi wanita di Dusun III Desa Tanjung Anom Kecamatan Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang Tahun 2010, peneliti menggunakan kuesioner yang berisikan 20 pertanyaan pengetahuan dan 10 pernyataan sikap. Berikut ini akan dijabarkan mengenai hasil penelitian tersebut yaitu karakteristik responden, pengetahuan dan sikap suami terhadap kesehatan reproduksi wanita di Dusun III Desa Tanjung Anom Kab. Deli Serdang Tahun 2010.

1. Karakteristik responden

Pada penelitian ini karakteristik responden mencakup umur, pendidikan, pekerjaan dan sumber informasi. Secara rinci dapat dilihat sebagai berikut


(50)

Tabel 5.1

Distribusi Responden Berdasarkan Karakteristik Suami Terhadap Kesehatan Reproduksi Wanita di Dusun III Kec. Pancur Batu

Kab. Deli serdangTahun 2010 (n = 100)

No Karakteristik F %

A. 1. 2. 3. 4. 5. Umur 21-25 tahun 26-30 tahun 31-35 tahun 36-40 tahun 41-45 tahun 16 29 27 18 10 16 29 27 18 10

Total 100 100.0

B. 1. 2. 3. 4. Pendidikan SD SMP SMA Perg. Tinggi 25 35 33 6 25 35 33 6

Total 100 100.0

C.

1.

Pekerjaan


(51)

2. 3. 4. 5.

Wiraswata Bertani

Polri Tidak Bekerja

27 66 1 1

27 66 1 1

Total 100 100.0

D.

1. 2.

Sumber Informasi

Langsung Tidak langsung

39 61

39 61

Total 100 100.0

Berdasarkan tabel di atas diketahui berumur 26-30 tahun merupakan responden terbanyak yaitu 29 orang (29 %), pendidikan terbanyak tamatan SMP yaitu 35 orang (35 %), pekerjaan terbanyak yaitu mayoritas bertani sebanyak 66 orang (66 %) sumber informasi yang didapat suami mengenai kesehatan terbanyak berasal dari tidak langsung seperti media cetak, media elektronik dan media papan (billboard di jalan yang memuat tentang kesehatan reproduksi wanita) yaitu sebanyak 61 orang (61 %).

2. Pengetahuan Responden

Pengetahuan (Knowledge) merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indera manusia, yakni indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa, dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga.


(52)

Tabel 5.2

Distribusi Responden Berdasarkan Pertanyaan Pengetahuan Suami Terhadap Kesehatan Reproduksi Wanita di Dusun III Kec. Pancur Batu

Kab. Deli Serdang Tahun 2010 (n = 100)

No Pertanyaan Pilihan Jawaban

Benar Salah

F % F %

1 Definisi kesehatan reproduksi wanita 88 88% 12 12%

2 Informasi kesehatan reproduksi wanita 89 89% 11 11%

3 Hak kesehatan reproduksi wanita 87 87% 13 13%

4 Hak menentukan jumlah anak 84 84% 16 16%

5 Bebas dari penganiayaan dan perlakuan buruk 73 73% 27 27%

6 Hak kebebasan berkumpul 80 80% 20 20%

7 Memberi pelayanan kesehatan reproduksi 80 80% 20 20%

8 Perempuan tidak berhak mendapat informasi 81 81% 19 19%

9 Pelayan kesehatn reproduksi yang konfrehensif 78 78% 22 22%

10 Meningkatkan kemandirian perempuan 87 87% 13 13%

11 Meningkatkan peran dan tanggung jawab sosial 57 57% 43 43%

12 Tujuan utama kesehatan reproduksi 55 55% 45 45%

13 Dukungan laki-laki dalam membuat keputusan 68 68% 32 32%


(53)

15 Pencegan kecacatan dan kematian 77 77% 23 23%

16 Kanker pada usia lanjut 80 80% 20 20%

17 Pengengendalian sosial budaya 80 80% 20 20%

18 Pengguguran kandungan 77 77% 23 23%

19 HIV/AIDS 71 71% 29 29%

20 Masalah kesehatan reproduksi wanita 73 73% 27 27%

Berdasarkan hasil pilihan jawaban pengetahuan suami, didapati bahwa suami yang banyak menjawab pertanyaan yang benar pada pertanyaan nomor 2 ada 89 orang (89 %), didapat bahwa suami yang sedikit menjawab pertanyaan yang benar pada pertanyaan nomor 12 ada 55 orang (55 %). Sedangkan suami yang banyak menjawab salah pada pertanyaan nomor 12 ada 45 orang (45 %), didapati bahwa suami yang sedikit menjawab salah pertanyaan nomor 2 ada 11 orang (11 %).

Tabel 5.3

Distribusi responden berdasarkan Pengetahuan suami Terhadap Kesehatan Reproduksi Wanita di Dusun III Desa Tanjung Anom Kec. Pancur Batu

Kab. Deli Serdang Tahun 2010 (n = 100)

Variabel Frekuensi Persentase (%)

Kurang 2 2

Cukup 11 11

Baik 87 87


(54)

Berdasarkan tabel 5.3 di atas menyatakan pengetahuan responden sebagian mayoritas menunjukkan berpengetahuan baik tentang kesehatan reproduksi wanita yaitu sebanyak 87 orang (87 %).

3. Sikap Responden

Sikap merupakan reaksi atau respon seseorang yang masih tertutup terhadap suatu stimulus atau objek. Sikap secara nyata menunjukkan adanya kesesuaian reaksi terhadap stimulus tertentu.

Tabel 5.4

Distribusi Responden Berdasarkan Pernyataan Sikap Terhadap Kesehatan Reproduksi Wanita di Dusun III Tanjung Anom

Kab. Deli SerdangTahun 2010 (n = 100)

NO Pertanyaan Pilihan Jawaban

Sangat Setuju

Setuju Tidak Setuju

Sangat Tidak Setuju

F % F % F % F %

1 Kesehatan reproduksi tidak semata-mata bebas dari penyakit akan tetapi juga suatu keadaan sejahtera fisik, mental dan sosial.

37 37% 46 46% 16 16% 1 1%

2 Hubungan suami istri didasari penghargaan terhadap pasangan masing-masing sehingga dapat


(55)

kesejahteraan reproduksi. 3 Kebutuhan

kesehatan reproduksi akan terpenuhi karena adanya dukungan dari suami

45 45% 39 39% 8 8% 8 8%

4 Istri dapat

menentukan jumlah anak yang diinginkannyakarena istri juga mempunyai kedudukan yang sama di dalam rumah tangga

34 34% 53 53% 8 8% 5 5%

5 Suami seharusnya tidak berganti-ganti pasangan karena dapat mengakibatkan penularan penyakit seksual

47 47% 43 43% 4 4% 6 6%

6 Kesehatan reproduksi seutuhnya adalah tanggung jawab istri sehingga tidk

berpengaruh pada suami

12 12% 1 1% 59 59% 28 28%

7 Menentukan jumlah anak muthlak diputuskan oleh suami karena suami adalah kepala rumah tangga.

8 8% 9 9% 42 42% 41 41%

8 Ketika istri

mengalami masalah kesehatan

reproduksitidak perlu memberitahukan pada suami Karen suami tidak ada hubungannya dengan kesehatan reproduksi


(56)

wanita 9 Suami tidak

dianjurkan

menggunakan alat kontrasepsi karena suami memiliki kedudukan yang lebih tinggi daripada istri

10 10% 19 19% 43 43% 28 28%

10 Pembunuhan bayi dapat dilakukan Karena itu adalah hal yang wajar

13 13% 10 10% 46 46% 31 31%

Berdasarkan hasil pilihan jawaban sikap suami, didapati bahwa suami yang banyak menjawab pertanyaan sangat setuju pada nomor 5 ada 47 orang (47%), didapat bahwa suami yang paling sedikit menjawab pertanyaan sangat tidak setuju pada nomor 8 ada 7 orang (7%), didapat bahwa suami yang paling banyak menjawab pertanyaan setuju pada nomor 4 ada 53 orang (53%), didapat bahwa suami paling sedikit menjawab pertanyaan setuju pada nomor 6 ada 1 orang (1%), didapat bahwa suami yang paling banyak menjawab pertanyaan tidak setuju pada nomor 6 ada 59 orang (59 %), didapat bahwa suami yang paling sedikit menjawab pertanyaan tidak setuju tidak setuju pada nomor 5 ada 4 orang (4 %), didapat bahwa suami yang paling banyak menjawab pertanyaan sangat tidak setuju pada nomor 8 ada 46 orang (46%), didapat bahwa suami yang paling sedikit menjawab pertanyaan sangat tidak setuju pada nomor 1 ada 1 orang (1%).


(57)

Tabel 5.5

Distribusi Responden Berdasarkan Sikap Suami tentang Kesehatan Reproduksi Wanita di Dusun III Desa Tanjung Anom Kec. Pancur Batu

Kab. Deli Serdang Tahun 2010 (n = 100)

Variabel Frekuensi Persentase (%)

Positif 100 100

Negatif - -

Total 100 100

Berdasarkan tabel 5.5 di atas menyatakan sikap responden mayoritas bersikap positif tentang kesehatan reproduksi wanita sebanyak 100 orang (100%).

B. Pembahasan

1. Pengetahuan suami tentang kesehatan reproduksi wanita

Berdasarkan hasil penelitian diketahui pada tabel 5.3 dapat dilihat bahwa dari 100 responden yang diteliti ditemukan responden berpengetahuan baik tentang kesehatan reproduksi wanita sebanyak 87 orang (87 %) dan minoritas responden berpengetahuan kurang tentang kesehatan reproduksi wanita sebanyak 2 orang (2 %). Hal ini dikarenakan responden mengetahui manfaat kesehatan reproduksi wanita.


(58)

Pada tabel 5.1 dapat dilihat bahwa dari 100 responden yang diteliti, ditemukan mayoritas responden berumur 26-30 tahun sebanyak 29 orang (29%) dan minoritas responden yang berumur 41-45 tahun sebanyak 10 orang (10%). Sesuai pendapat Hurlock (2002), bahwa usia dewasa (20-40 tahun) merupakan masa dimana seseorang secara maksimal mencapai prestasi yang memuaskan, pada usia tengah (41-60 tahun) adalah usia tidak peroduktif memang lebih aktif mencari dan mendapatkan informasi dibandingkan dengan usia yang tidak produktif lagi.

Pada tingkat pendidikan juga ditemukan responden mayoritas berpendidikan sekolah menengah sebanyak 35 orang (35 %), dan minoritas responden berpendidikan dari perguruan tinggi sebanyak 6 orang (6 %). Sesuai pendapat Notoadmodjo (2003) yang mengatakan bahwa, pendidikan mempunyai peranan penting dalam menentukan kualitas manusia. Tingkat pendidikan masyarakat dikaitkan dengan kemampuan dalam menyerap dan menerima informasi dalam bidang kesehatan dan keluarga. Hal ini bertujuan melihat bahwa semakin tinggi pendidikan yang dimiliki responden, maka semakin mudah dan berwawasan luas mengetahui tentang kesehatan reproduksi wanita.

Pada pekerjaan juga ditemukan mayoritas responden yaitu bertani sebanyak 66 orang (66 %), sesuai pendapat Notoadmodjo (2003) dikatakan bahwa, terdapat kecenderungan pengetahuan dari suami yang berpenghasilan kurang.

Bila dilihat dari sumber informasi yang didapat responden tentang kesehatan reproduksi bahwa mayoritas responden mendapat secara tidak langsung seperti media cetak (koran, majalah), media elektronik (televisi, radio, CD) dan media papan


(59)

(billbord) sebanyak 61 orang (61%), dan minoritas responden mendapatkan sumber informasi secara langsung (kelurga, tenaga kesehatan seperti: bidan, perawat dan dokter) sebanyak 39 orang (39%). Sesuai BKKBN (2000) bahwa penggunaan media elektronik (radio/televisi) sebagai promosi menjadi salah satu faktor penyebab. Media televisi atau radio merupakan media yang paling mudah diakses masyarakat. Banyak faktor yang menyebabkan informasi tentang kesehatan reproduksi tidak banyak diketahui oleh responden diantaranya kurangnya komunikasi dan informasi.

Sesuai pendapat Notoadmodjo (2003), menyatakan bahwa, isi stimulasi yang dikeluarkan sumber (komunikator) kepada penerima (komunikan). Isi stimulasi berupa peran atau informasi yang dikeluarkan oleh komunikator, tetapi diharapkan agar direspon secara positif untuk aktif melakukan sesuatu hal berupa perilaku atau tindakan.

Petugas kesehatan tidak mengetahui tentang keuntungan kesehatan reproduksi bagi wanita. Petugas kesehatan perlu meningkatkan informasi kepada responden dalam pelaksanaan serta banyaknya manfat kesehatan reproduksi bagi wanita. Petugas kesehatan masih kurang mengikuti seminar-seminar, baik yang dilakukan oleh organisasi maupun yang oleh pemerintah.

2. Sikap responden tentang kesehatan reproduksi wanita

Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa seluruh suami/responden di Dusun III Desa Tanjung Anom Kecamatan Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang Tahun 2010 memiliki sikap positif tentang kesehatan reproduksi yaitu sebanyak 100 orang


(60)

(100%). Sikap positif ini disebabkan oleh pengetahuan responden yang seluruhnya dengan latar belakang memiliki pendidikan yang baik.

Menurut Azwar (2007) dengan berkembangnya intelegensi bertambahnya pengalaman sejalan dengan bertambahnya usia maka ada hal yang tadinya dianggap sejenis sekarang dipandang tersendiri lepas dari jenisnya terdapatnya objek tersebut dapat sikap tersendiri pula.

Howard Kenle mengemukakan bahwa sikap merupakan kecenderungan untuk mendekati atau menjauhi atau melakukan sesuatu baik secara positif maupun negatif terhadap suatu lembaga, peristiwa, gagasan, atau konsep dan menurut peneliti pengetahuan seseorang bisa mempengaruhi sikap.


(61)

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan menjawab penelitian

Dari hasil penelitian pengetahuan dan sikap suami terhadap kesehatan reproduksi wanita di Dusun III Desa Tanjung Anom tahun 2010. Maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :

1. Mayoritas responden dari segi karakteristik tentang kesehatan reproduksi wanita bahwa berdasarkan umur sebagian besar responden 29 orang (29%) pada rentang usia 26-30 tahun. Sedangkan berdasarkan pendidikan, sebagian besar responden 35 orang (35%) responden berpendidikan sekolah menengah. Dan sebagian besar responden bertani sebanyak 66 orang (66%). Serta sebagian besar mendapatkan informasi secara tidak langsung sebanyak 61 orang (61%).

2. Mayoritas responden dari segi pengetahuan tentang kesehatan reproduksi, sebagian besar responden memiliki pengetahuan baik sebanyak 87 orang (87%). 3. Mayoritas responden dari segi sikap tentang kesehatan reproduksi, Tabel 5.3

menunjukkan bahwa sebagian besar responden memiliki sikap positif sebanyak 93 orang (93%).


(62)

B. Saran menjawab penelitian

Adapun saran pada penelitian ini yaitu:

1. Untuk masyarakat (khususnya responden/ suami)

Masyarakat khususnya para responden yang mempunyai istri agar lebih aktif dalam mencari informasi tentang kesehatan reproduksi wanita sehingga responden yang masih memiliki pengetahuan kurang dapat lebih meningkatkan pengetahuannya.

2. Tenaga kesehatan

Diharapkan tenaga kesehatan lebih meningkatkan pemahaman dan informasi mengenai kesehatan reproduksi wanita melalui penyuluhan-penyuluhan yang dilakukan di seluruh wilayah kerja seperti menggalakkan program suami siaga sehingga suami yang mempunyai istri memiliki pengetahuan dan pemahaman tentang kesehatan reproduksi wanita dan mau menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari..

3. Peneliti lanjut

Peneliti lainnya dapat melanjutkan secara lebih spesifik dari sisi korelasi, agar dapat dilihat adakah hubungan antara pengetahuan dan sikap suami terhadap kesehatan reproduksi wanita.


(63)

DAFTAR PUSTAKA

Sihite Romany, 2007. Perempuan, Kesehatan, & Keadilan. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Manurung Ria, 2002. Kekerasan Terhadap Perempuan Pada Masyarakat

Multietnik. Yogyakarta: Pusat Study Kependudukan Dan Kebijakan UGM

Darwin Muhadjir dan Tukiran, 2001. Menggugat Budaya Patriarkhi. Yogyakarta: Kerja sama Pusat Penelitian Kependudukan Universitas Gadjah Mada dengan Ford Foundation.

Widyastuti Yani, dkk, 2009. Kesehatan Reproduksi. Yogyakarta: Fitramaya

Pinem Saroha, 2009. Kesehatan Reproduksi dan Kontrasepsi. Jakarta: Trans Info Media.

Llewellyn Derek, Jones. 2000. Setiap Wanita. Jakarta: Pustaka Delapratasa

Nadesul Hendrawan, dr. 2007. Buku Calon Pengantin dan Keluarga Muda. Jakarta: Kompas.

Sastroasmoro Sudigdo, dkk. 2008. Dasar-Dasar Metodologi Penelitian Klinis. Jakarta: Sangung Seto

Sarwono Jonathan, 2006. Metode Penelitian Kuntitatif dan Kualitatif. Yogyakarta: Graha Ilmu.


(64)

Notoadmojo Soekidjo, 2005. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.

Arikunto Suharsimi, 2006. Prosedur Penelitian. Jarkarta: Rineka cipta

Nursalam, 2008. Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Edisi 2, Jakarta: Salemba Medika

Poerwadarminta, 1976. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka

Harahap Juliandi, 2003. Kesehatan Reproduksi. berkarya.

Wordpress.com//

Habsari Ririn, 2006. Menguak Misteri Dibalik Kesakitan Perempuan. Dibuka pada situs

. Di peroleh 19 oktober 2009

Savitri Nita, 2003. Memasyarakatkan Kesehatan Reproduksi Wanita. Dibuka pada situs


(1)

2 0

29 SD Tidak bekerj a

Langs ung

1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 0 1 15 Ba ik 2

1

35 SMP Berta ni

Tdk langs ung

1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 0 0 1 15 Ba ik 2

2

38 SD Berta ni

Tdk langs ung

1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 17 Ba ik 2

3

34 SMP Berta ni

Langs ung

1 0 0 0 1 0 1 0 0 1 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 6 Ku ran g 2

4

25 SD Berta ni

Tdk langs ung

1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 16 Ba ik 2

5

31 SD Berta ni

Langs ung

1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 19 Ba ik 2

6

39 SD Berta ni

Tdk langs ung

1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 0 1 0 15 Ba ik 2

7

45 SD Berta ni

Langs ung

1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 0 1 0 15 Ba ik 2

8

34 SD Berta ni

Tdk langs ung

1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 0 1 1 16 Ba ik 2

9

32 SMP Berta ni

Langs ung

1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 18 Ba ik 3

0

24 Perg. Tinggi

PNS Tdk langs ung

1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 15 Ba ik 3

1

33 SMP Berta ni

Tdk langs ung

1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 1 1 16 Ba ik 3

2

39 SMP Berta ni

Tdk langs ung

1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 15 Ba ik 3

3

28 SMA Polri Langs ung

1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 14 Ba ik 3

4

44 SMK Wiras wasta

Tdk langs ung

1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 14 Ba ik 3

5

28 SD Berta ni

Langs ung

1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 14 Ba ik 3

6

25 SMP Wiras wasta

Tdk langs ung

1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 0 0 1 1 0 0 1 1 1 1 13 Cu ku p 3

7

27 SMP Wiras wasta

Tdk langs ung

1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 17 Ba ik 3

8

45 SMP Wiras wasta

Langs ung

1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 17 Ba ik 3

9

35 STM Wiras wasta

Langs ung

1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 17 Ba ik 4

0

28 SMA Wiras wasta

Tdk langs ung

1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 0 1 0 14 Ba ik 4

1

41 SMP Berta ni

Tdk langs ung

1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 16 Ba ik 4

2

23 SMA Berta ni

iLang sung

1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 1 1 1 1 0 15 Ba ik 4

3

29 SD Berta n

Tdk langs ung

1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 16 Ba ik 4

4

34 SMP Berta ni

Tdk langs ung

1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 18 Ba ik


(2)

4 5

26 SMA Berta ni

Tdk Langs ung

1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 16 Ba ik 4

6

28 SMP Berta ni

Tdk Langs ung

1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 16 Ba ik 4

7

32 SMP Berta ni

Tdk Langs ung

1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 19 Ba ik 4

8

23 SD Berta ni

Tdk Langs ung

1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 17 Ba ik 4

9

39 SMP Berta ni

Langs ung

1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 17 Ba ik 5

0

42 SMP Berta ni

Tdk langs ung

1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 17 Ba ik 5

1

27 SMP Berta ni

Langs ung

1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 17 Ba ik 5

2

30 SD Berta ni

Tdk langs ung

1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 17 Ba ik 5

3

40 SD Wiras wasta

Langs ung

1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 19 Ba ik 5

4

30 SD Berta ni

Tdk langs ung

1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 19 Ba ik 5

5

34 SD Berta ni

Langs ung

1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 16 Ba ik 5

6

40 Perg. Tinggi

PNS Tdk langs ung

1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 18 Ba ik 5

7

30 SD Berta ni

Tdk langs ung

1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 17 Ba ik 5

8

37 SMP Berta ni

Tdk langs ung

1 0 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 15 Ba ik 5

9

38 Perg. Tinggi

PNS Langs ung

1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 1 16 Ba ik 6

0

27 SMP Berta ni

Tdk langs ung

1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 15 Ba ik 6

1

37 SD Berta ni

Langs ung

1 0 0 1 1 0 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 14 Ba ik 6

2

35 SMA Berta ni

Tdk langs ung

0 0 1 1 0 0 0 0 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 11 Cu ku p 6

3

28 SMA Berta ni

Tdk langs ung

0 0 0 0 1 1 1 0 0 1 1 0 0 1 0 1 0 1 1 0 9 Cu ku p 6

4

33 SMA PNS Langs ung

0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 0 1 0 12 Cu ku p 6

5

29 SMP Berta ni

Langs ung

1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 1 0 0 10 Cu ku p 6

6

31 SD Berta ni

Tdk langs ung

0 0 1 1 0 1 0 1 0 1 0 0 0 0 1 0 1 1 1 1 10 Cu ku p 6

7

40 SD Berta ni

Tdk langs ung

1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 12 Cu ku p 6

8

25 SMA Wiras wasta

Langs ung

0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 14 Ba ik 6

9

36 SMA Wiras wasta

Tdk langs

1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 1 1 1 1 0 15 Ba ik


(3)

ung 7

0

31 SMA Wiras wasta

Tdk langs ung

1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 0 16 Ba ik 7

1

31 Perg. tinggi

PNS Langs ung

1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 15 Ba ik 7

2

37 SMP Wiras wasta

Tdk langs ung

1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 17 Ba ik 7

3

30 SMP Berta ni

Langs ung

1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 18 Ba ik 7

4

30 SMP Berta ni

Tdk langs ung

1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 17 Ba ik 7

5

27 SMA Berta ni

Tdk langs ung

1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 1 0 0 1 1 1 0 1 0 12 Cu ku p 7

6

26 SMA Berta ni

Langs ung

0 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 15 Ba ik 7

7

26 SMA Wiras wasta

Langs ung

1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 17 Ba ik 7

8

30 SMP Berta ni

Tdk langs ung

1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 16 Ba ik 7

9

23 SMP Wiras wasta

Tdk langs ung

1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 0 16 Ba ik 8

0

33 SMP Wiras wasta

Langs ung

1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 16 Ba ik 8

1

32 SMP Berta ni

Tdk langs ung

1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 1 1 1 1 15 Ba ik 8

2

40 Perg. Tinggi Wiras wata Tdk langs ung

1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 15 Ba ik 8

3

33 SMA Berta ni

Langs ung

1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 16 Ba ik 8

4

31 SMA Berta ni

Tdk langs ung

1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 15 Ba ik 8

5

40 STM Berta ni

Langs ung

1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 17 Ba ik 8

6

35 SMA Berta ni

Tdk langs ung

1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 17 Ba ik 8

7

24 SMA Berta ni

Tdk langs ung

0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 15 Ba ik 8

8

30 SMA Berta ni

Langs ung

1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 16 Ba ik 8

9

27 SMP Berta ni

Langs ung

1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 16 Ba ik 9

0

35 SMP Berta ni

Tdk langs ung

1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 0 16 Ba ik 9

1

33 SMA Berta ni

Tdk langs ung

1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 19 Ba ik 9

2

35 SMP Berta ni

Langs ung

1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 17 Ba ik 9

3

40 SMA Berta ni

Tdk langs ung

1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 17 Ba ik 9

4

24 SMP Berta ni

Tdk langs ung

0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 15 Ba ik 9 32 SMP Berta Langs 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 18 Ba


(4)

5 ni ung ik 9

6

23 SD Wiras wasta

Tdk langs ung

1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 15 Ba ik 9

7

35 SD Wiras wasta

Tdk langs ung

0 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 16 Ba ik 9

8

40 SD Wiras wasta

Langs ung

1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 15 Ba ik 9

9

40 SD Berta ni

Tdk langs ung

1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 0 1 1 0 15 Ba ik 1

0 0

36 SMA Wiras wasta

Tdk langs ung

1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 16 Ba ik

Master Tabel Sikap Suami Terhadap Kesehatan Reproduksi Wanita di Dusun III Desa

Tanjung Anom Kecamatan Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang Tahun 2010

N O

UMU R

PENDIDIK AN

PEKERJA AN

SUMBER

INFORMASI PERTANYAAN SIKAP

SKO R

KATEG ORI Langsu

ng

Tidak langsu

ng

1 2 3 4 5 6 7 8 9 1

0

1 23 SMP Bertani √ 4 3 3 4 4 1 2 2 2 2 27 POSITIF

2 41 SMP Bertani √ 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40 POSITIF

3 26 SD Bertani √ 3 2 1 1 1 4 4 4 4 4 28 POSITIF

4 24 SD Bertani √ 4 4 4 4 4 1 1 2 1 1 26 POSITIF

5 30 SD Bertani √ 2 1 1 2 2 4 4 3 4 4 27 POSITIF

6 42 SMA Bertani √ 4 4 4 4 4 2 2 2 2 1 29 POSITIF

7 28 SMA Wiraswasta √ 4 4 4 4 4 2 2 2 2 2 30 POSITIF

8 25 SMA Bertani √ 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 39 POSITIF

9 43 SMA Bertani √ 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 39 POSITIF

10 28 SMP Bertani √ 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 39 POSITIF

11 29 SMP Wiraswasta √ 4 4 3 2 4 1 1 2 2 2 25 POSITIF

12 23 SMA Wiraswasta √ 3 3 3 4 4 1 3 2 2 2 28 POSITIF

13 31 SMP Wiraswasta √ 4 4 4 3 4 2 1 1 2 2 27 POSITIF

14 33 Perg. Tinggi Wiraswasta √ 4 4 3 3 3 2 2 2 2 2 27 POSITIF

15 22 SMA Wiraswasta √ 4 2 3 3 4 2 1 2 1 3 25 POSITIF

16 44 SMA Wiraswasta √ 4 4 4 3 3 2 2 2 1 3 28 POSITIF

17 34 SMA Bertani √ 4 3 4 3 4 2 1 2 1 1 24 POSITIF

18 44 SMA Wiraswasta √ 3 3 3 3 3 2 2 2 1 1 23 POSITIF

19 24 SMA Bertani √ 3 3 3 3 4 3 3 2 3 2 29 POSITIF

20 29 SD Tidak

bekerja

√ 3 2 3 2 4 1 1 1 3 2 22 POSITIF

21 35 SMP Bertani √ 2 2 2 4 4 1 1 2 1 2 21 POSITIF

22 38 SD Bertani √ 2 3 3 3 3 2 2 2 3 2 25 POSITIF

23 34 SMP Bertani √ 3 2 4 3 4 1 2 3 2 2 26 POSITIF

24 25 SD Bertani √ 4 4 4 3 2 2 1 2 3 1 26 POSITIF

25 31 SD Bertani √ 3 4 4 3 3 2 2 1 3 2 27 POSITIF

26 39 SD Bertani √ 4 4 4 3 3 1 2 2 2 1 26 POSITIF

27 45 SD Bertani √ 4 4 4 4 3 1 1 1 1 3 26 POSITIF

28 34 SD Bertani √ 3 4 3 4 3 1 2 3 2 4 29 POSITIF

29 32 SMP Bertani √ 4 3 3 4 4 1 1 2 1 3 26 POSITIF

30 24 Perg. Tinggi PNS √ 4 3 3 3 4 2 1 1 2 2 25 POSITIF

31 33 SMP Bertani √ 4 3 3 4 4 2 1 1 1 1 24 POSITIF

32 39 SMP Bertani √ 4 3 3 3 4 1 2 1 2 3 26 POSITIF


(5)

34 44 SMK Wiraswasta √ 2 1 1 1 1 4 2 1 2 2 17 POSITIF

35 28 SD Bertani √ 2 1 1 1 1 4 3 4 2 4 23 POSITIF

36 25 SMP Wiraswasta √ 3 3 4 3 3 1 3 1 2 2 25 POSITIF

37 27 SMP Wiraswasta √ 4 3 4 2 4 2 2 2 1 1 25 POSITIF

38 45 SMP Wiraswasta √ 3 3 3 3 3 1 1 2 2 2 23 POSITIF

39 35 STM Wiraswasta √ 4 4 4 2 4 2 1 1 1 1 24 POSITIF

40 28 SMA Wiraswasta √ 3 3 3 3 2 1 1 2 1 3 22 POSITIF

41 41 SMP Bertani √ 4 4 4 2 3 2 1 1 2 4 27 POSITIF

42 23 SMA Bertani √ 3 4 4 3 4 1 1 3 2 2 27 POSITIF

43 29 SD Bertan √ 4 2 4 3 3 2 1 1 2 2 24 POSITIF

44 34 SMP Bertani √ 3 3 4 3 4 1 1 1 2 2 24 POSITIF

45 26 SMA Bertani √ 3 3 4 4 3 2 1 1 2 1 24 POSITIF

46 28 SMP Bertani √ 3 4 3 3 3 2 1 2 2 1 24 POSITIF

47 32 SMP Bertani √ 3 3 4 3 4 1 2 2 1 4 27 POSITIF

48 23 SD Bertani √ 3 3 3 3 3 2 2 1 2 2 24 POSITIF

49 39 SMP Bertani √ 2 1 1 2 1 4 3 3 3 4 24 POSITIF

50 42 SMP Bertani √ 4 4 4 4 4 2 2 1 2 1 28 POSITIF

51 27 SMP Bertani √ 4 3 3 4 4 2 1 2 3 1 27 POSITIF

52 30 SD Bertani √ 4 3 4 4 3 2 2 1 2 1 26 POSITIF

53 40 SD Wiraswasta √ 4 3 3 4 3 2 2 2 1 2 26 POSITIF

54 30 SD Bertani √ 4 3 4 4 4 2 2 1 2 1 27 POSITIF

55 34 SD Bertani √ 4 4 3 4 3 2 2 2 3 2 29 POSITIF

56 40 Perg. Tinggi PNS √ 3 3 3 2 4 2 2 1 2 1 23 POSITIF

57 30 SD Bertani √ 3 4 3 3 3 1 1 2 3 2 25 POSITIF

58 37 SMP Bertani √ 3 3 4 3 4 1 1 1 1 1 22 POSITIF

59 38 Perg. Tinggi PNS √ 3 4 4 4 3 1 2 2 2 2 27 POSITIF

60 27 SMP Bertani √ 3 3 4 3 4 1 2 1 3 1 25 POSITIF

61 37 SD Bertani √ 2 1 1 1 1 4 3 3 4 3 23 POSITIF

62 35 SMA Bertani √ 2 3 3 3 3 1 2 1 2 2 22 POSITIF

63 28 SMA Bertani √ 4 3 3 4 3 1 2 1 4 3 29 POSITIF

64 33 SMA PNS √ 3 3 4 3 3 1 1 1 2 4 25 POSITIF

65 29 SMP Bertani √ 3 3 3 3 3 1 2 1 1 2 22 POSITIF

66 31 SD Bertani √ 1 1 1 1 2 4 4 4 3 1 22 POSITIF

67 40 SD Bertani √ 3 3 4 3 4 1 2 1 1 1 23 POSITIF

68 25 SMA Wiraswasta √ 3 4 3 3 3 1 2 1 2 1 23 POSITIF

69 36 SMA Wiraswasta √ 3 3 4 3 3 2 1 1 3 2 25 POSITIF

70 31 SMA Wiraswasta √ 2 4 3 3 3 2 2 1 1 4 25 POSITIF

71 31 Perg. tinggi PNS √ 3 3 4 3 3 2 1 1 2 3 25 POSITIF

72 37 SMP Wiraswasta √ 2 1 1 3 1 4 4 3 4 1 24 POSITIF

73 30 SMP Bertani √ 4 3 3 3 4 2 2 1 1 3 26 POSITIF

74 30 SMP Bertani √ 4 4 2 3 3 2 2 1 4 1 26 POSITIF

75 27 SMA Bertani √ 3 3 4 3 4 2 2 1 1 1 24 POSITIF

76 26 SMA Bertani √ 4 4 3 3 3 2 2 1 3 2 27 POSITIF

77 26 SMA Wiraswasta √ 4 3 3 3 4 2 2 1 1 2 25 POSITIF

78 30 SMP Bertani √ 3 4 2 3 3 2 1 1 2 1 22 POSITIF

79 23 SMP Wiraswasta √ 3 2 4 3 4 2 3 1 1 2 25 POSITIF

80 33 SMP Wiraswasta √ 3 4 3 3 3 2 2 1 2 1 24 POSITIF

81 32 SMP Bertani √ 3 3 2 3 4 2 3 1 1 2 24 POSITIF

82 40 Perg. Tinggi Wiraswata √ 3 2 2 3 4 2 2 3 2 1 24 POSITIF

83 33 SMA Bertani √ 3 4 4 3 4 2 1 2 3 2 28 POSITIF

84 31 SMA Bertani √ 4 3 2 3 4 2 2 3 2 1 26 POSITIF

85 40 STM Bertani √ 3 3 4 3 4 2 1 2 3 2 27 POSITIF

86 35 SMA Bertani √ 4 3 2 3 4 2 2 2 1 2 25 POSITIF

87 24 SMA Bertani √ 3 3 3 3 4 2 2 2 2 2 26 POSITIF

88 30 SMA Bertani √ 4 3 2 3 4 2 2 2 3 2 27 POSITIF

89 27 SMP Bertani √ 3 3 4 4 3 2 1 1 2 2 25 POSITIF

90 35 SMP Bertani √ 2 4 3 4 3 2 1 1 1 2 23 POSITIF

91 33 SMA Bertani √ 3 3 4 4 3 2 1 1 2 2 25 POSITIF

92 35 SMP Bertani √ 2 4 3 4 3 2 1 2 3 2 26 POSITIF

93 40 SMA Bertani √ 3 3 4 4 3 2 1 1 2 2 25 POSITIF

94 24 SMP Bertani √ 2 3 3 4 3 2 1 2 1 2 23 POSITIF

95 32 SMP Bertani √ 3 4 4 4 3 2 1 3 2 1 27 POSITIF

96 23 SD Wiraswasta √ 2 3 3 4 3 2 1 2 3 2 25 POSITIF

97 35 SD Wiraswasta √ 3 3 4 3 3 2 1 1 2 1 23 POSITIF


(6)

99 40 SD Bertani √ 3 3 4 3 3 2 3 1 2 1 25 POSITIF 10

0