reproduksinya yang pada akhirnya dapat membawa pada peningkatan kualitas kehidupannya.
b. Tujuan Khusus Kesehatan Reproduksi adalah:
a. Meningkatkan kemandirian perempuan, khususnya dalam peranan dan fungsi
reproduksinya. b.
Meningkatkan peran dan tanggung jawab sosial perempuan dalam konteks: kapan ingin hamil, berapa jumlah anak yang diinginkan dan jarak antar kehamilan
c. Meningkatkan peran dan tanggung jawab sosial laki-laki.
d. Menciptakan dukungan laki-laki dalam membuat keputusan, mencari informasi
dan pelayanan yang memenuhi kebutuhan kesehatan reproduksi.
4.4 Ruang Lingkup Kesehatan Reproduksi
Digunakan pendekatan siklus hidup Life-Cycle Approach, yang berarti memperhatikan kekhususan penanganan sistem reproduksi pada setiap fase kehidupan,
serta kesinambungan antar fase kehidupan tersebut sehinggadiperoleh komponen pelayanan yang nyata dan dapat dilaksanakan. Lima tahap pendekatan siklus:
a. Konsepsi, pada masa ini mulai dari kehamilan sampai bayi baru lahir mempunyai
proporsi pelayanan yang sama. b.
Bayi dan Anak, pada masa bayi dan anak mempunyai kebutuhan antara lain: -
ASI Ekslusif, dan penyapihan yang layak -
Tumbuh kembang anak, pemberian makanan dan gizi seimbang -
Imunisasi dan manajemen terpadu balita sakit
Universitas Sumatera Utara
- Pencegahan dan penanggulangan kekerasan
- Pendidikan dan kesempatan yang sama pada anak laki-laki dan perempuan.
c. Remaja, pada masa remaja juga diketahui beberapa kebutuhan yakni:
- Gizi seimbang
- Informasi tentang kesehatan reproduksi
- Pencegahan kekerasan termasuk seksual
- Pencegahan terhadap ketergantungan NAPZA
- Perkawinan pada usia yang wajar
- Pendidikan dan penigkatan ketrampilan
- Peningkatan penghargaan diri
- Peningkatan pertahanan terhdap godaan dan ancaman.
d. Usia Subur, pada usia subur juga terdapat kebutuhan yaitu:
- Kehamilan dan persalinan yang aman
- Pencegahan kecacatan dan kematian akibat kehamilan pada ibu dan bayi
- Menjaga jarak kelahiran dan jumlah kehamilan dengan penggunaan alat
kontrasepsi KB -
Pencegahan terhadap penyakit menular seksual: HIVAIDS -
Pelayanan kesehatan reproduksi berkualitas -
Pencegahan dan penanggulangan masalah aborsi secara rasional -
Deteksi dini kanker payudara dan kanker leher rahim -
Pencegahan dan menejemen infertilitas e.
Usia Lanjut, pada usia lanjut ini juga sangat memerlukan kebutuhan antara lain: -
Perhatian pada masa menoandro pause
Universitas Sumatera Utara
- Perhatian pada penyakit utamadegeneratif termasuk rabun, gangguan
mobilitas dan osteoporosis -
Deteksi dini kanker leher rahim dan kanker prostat. Saroha,2009 Secara luas, ruang lingkup kesehatan reproduksi meliputi:
1. Kesehatan ibu dan bayi baru lahir.
2. Pencegahan dan penanggulangan Infeksi Saluran Reproduksi ISR termasuk
PMS-HIVAIDS 3.
Pencegahan dan penanggulangan komplikasi aborsi 4.
kesehatan reproduksi remaja. 5.
Pencegahan dan penanganan infertilitas 6.
Kanker pada usia lanjut dan osteoporosis. 7.
Berbagai aspek kesehatan reproduksi lain, misalnya kanker serviks, mutilasi genital, fistula, dll.
Kesehatan reproduksi ibu dan bayi baru lahir meliputi perkembangan berbagai organ reproduksi mulai dari sejak dalm kandungan, bayi, remaja, wanita usia subur,
klimakterium, menopause hingga meninggal. Kondisi kesehatan seorang ibu hamilmempengaruhi pada kondisi bayi yang dilahirkannya, termasuk didalamnya kondisi
kesehatan organ-organ reproduksi bayinya. Permasalahan kesehatan reproduksi remaja termasuk pada saat pertama anak perempuan mengalami haid menarche yang bisa
beresiko timbulnya anemia, perilaku seksual yang mana bila kurang pengetahuan dapat tertularpenyakit hubungan seksual, termasuk HIVAIDS. Selain tersebut diatas ICPD juga
menyebutkan bahwa kesehatan reproduksi juga mengimplikasikan seseorang berhak atas kehidupan seksual yang memuaskan dan aman. Seseorang berhak terbebas dari
Universitas Sumatera Utara
kemungkinan tertulari penyakit infeksi menular seksual yang bisa berpengaruh pada fungsi organ reproduksi, dan terbebas dari paksaan. Hubungn seksual dilakukan dengan
memahami sesuai etika dan budaya yang berlaku.
4.5 Dampak dalam Masalah Kesehatan Reproduksi