dengan DM dapat menyebabkan kelainan sekunder pada beberapa sistem organ sehingga dapat mempersulit pengobatan.
9
2.1.4.1 Patofisiologi DM Tipe 1
Diabetes tipe ini terjadi akibat destruksi autoimun sel beta. Terdapat tiga mekanisme yang saling berkaitan dalam peran mendestruksi sel
pankreas, yaitu kerentanan genetik, autoimunitas, dan pengaruh lingkungan. Pada mekanisme kerentanan genetik, lokus yang berperan pada DM Tipe 1
terletak pada kromosom 6p21. Di dalam lokus tersebut terdapat gen MHC kelas II HLA-DP, -DQ, -DR yang menentukan kerentanan dan resistensi
terhadap DM Tipe 1. Dari kelompok gen MHC kelas II tersebut, alel spesifik gen HLA-DQA1 dan HLA-DQB1 yang memiliki pengaruh terkuat pada efek
kerentanan terhadap DM Tipe 1 karena alel tersebut mengkode suatu asam amino selain aspartat pada posisi 57 di r
antai molekul HLA. Dimana aspartat yang terletak pada posisi tersebut memiliki peran penting sebagai
protektor terhadap diabetes, contohnya pada alel spesifik gen HLA-DR2. Namun, mekanisme gen HLA-DR dan HLA-DQ dalam mempengaruhi
kerentanan terhadap DM Tipe 1 masih belum jelas.
18
Kelompok MHC kelas II tersebut akan mengekspresikan antigen pada permukaan membran sel makrofag dan limfosit B. MHC kelas II
berikatan dengan peptida dari antigen kemudian membawanya untuk berikatan dengan reseptor sel T di permukaan membran sel limfosit T
CD4
+
.
9,18
Kemudian Limfosit T akan menstimulasi sekresi sitokin dan terjadi insulitis. Sel pankreas peka terhadap efek toksik dari beberapa sitokin yaitu
TNF- α, interferon dan IL-1. Ketika seluruh sel pankreas terdestruksi,
pulau Langehrans menjadi atrofi dan marker imunologis menghilang. Semakin lama proses ini terjadi, semakin menurun jumlah dari sel pankreas.
Ketika 80 sel pankreas sudah terdestruksi dan berkurangnya produksi
insulin maka sudah dapat dikatakan bahwa pasien telah mengalami diabetes. Respon imun pada DM Tipe 1 termasuk reaksi hipersensitivitas tipe IV.
9,10,19
Selain akibat kerentanan genetik, DM Tipe 1 ini juga dapat disebabkan oleh adanya reaksi autoimun. Berbagai autoantibodi terhadap sel
islet muncul saat anak menginjak usia 9 bulan. Diantara berbagai antigen intrasel yang menjadi sasaran autoantibodi adalah asam glutamat
dekarboksilase GAD, insulin dan beberapa protein sitoplasma lainnya. Lalu, faktor lingkungan juga dapat memicu reaksi autoimun dengan merusak sel
pankreas. Contohnya seperti infeksi oleh coxsackievirus B, parotitis, campak, rubella. Berkaitan dengan DM Tipe 1 karena timbulnya responimun terhadap
suatu protein virus yang memiliki susunan asam amino yang sama degan suatu protein sel pankreas.
19
2.1.4.2 Patofisiologi DM Tipe 2