B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka penulis dapat mengidentifikasi masalah sebagai berikut :
1. Kegiatan yang dilakukan Pondok Pesantren Sunan Jatiagung dalam
pengembangan kehidupan masyarakat di Desa Jatiagung Kecamatan Ambarawa Kabupaten Pringsewu.
C. Pembatasan Masalah
Agar masalah yang akan dikaji tidak terlalu luas, maka penulis membatasi masalah pada kegiatan yang dilakukan Pondok Pesantren Sunan Jatiagung dalam
pengembangan kehidupan masyarakat di Desa Jatiagung Kecamatan Ambarawa Kabupaten Pringsewu.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan masalah tersebut, maka penulis dapat merumuskan masalah yaitu
, ”Apa sajakah kegiatan yang dilakukan Pondok Pesantren Sunan Jatiagung dalam pengembangan kehidupan masyarakat di Desa Jatiagung
Kecamatan Ambarawa Kabupaten Pringsewu ?”
E. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui Kegiatan yang dilakukan Pondok Pesantren Sunan
Jatiagung dalam pengembangan kehidupan masyarakat di Desa Jatiagung Kecamatan Ambarawa Kabupaten Pringsewu.
2. Kegunaan Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat baik bagi penulis maupun bagi semua pihak yang membacanya. Adapun manfaat yang diharapkan dalam penulisan
skipsi ini adalah :
1. Untuk menambah wawasan bagi para pembaca mengenai peran pondok
pesantren dalam kehidupan masyarakat. 2.
Sebagai sumbangan referensi bagi mahasiswa dan masyarakat umum, untuk
meningkatkan kemampuan dan wawasan penulis dalam bidang riset dan penulisan karya ilmiah, serta penerapan ilmu di tengah-tengah masyarakat.
3. Dapat meningkatkan kesadaran bagi masyarakat Islam tentang pentingnya
suatu lembaga pendidikan pesantren.
F. Ruang Lingkup Penelitian
Mengingat masalah di atas cukup umum dalam penelitian, maka untuk menghindari kesalah-pahaman, peneliti memberikan kejelasan tentang sasaran dan
tujuan penelitian mencangkup : 1.
Objek Penelitian : Peranan Pondok Pesantren Sunan Jatiagung
terhadap kehidupan masyarakat Desa Jatiagung Kecamatan Ambarawa Kabupaten Pringsewu.
2. Subjek Penelitian
: Masyarakat di Desa Jatiagung Kecamatan Ambarawa Kabupaten Pringsewu.
3. Tempat penelitian
: Desa Jatiagung Kecamatan Ambarawa Kabupaten Pringsewu.
4. Waktu
: Tahun 2012
5. Bidang Ilmu
: Sosiologi
Referensi
Haidar Putra Daulay. 2001. Historitas Dan Eksistensi Pesantren, Sekolah dan Madrasah. Yogyakarta: PT. Tiara Wacana, hlm. 8.
M.M. Billah, 1986. “Pikiran Awal Pengembangan Pesantren” dalam M.Dawam
Rahardjo ed Pergulatan Dunia Pesantren. Jakarta: P3M, hlm. 290 Sahal Mahfudz. 1994. Nuansa Fiqih Sosial. Yogyakarta : LkiS, cet. I, hlm. 355.
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Pustaka 1. Konsep Kegiatan
Kegiatan adalah suatu peristiwa atau kejadian yang pada umumnya tidak dilakukan secara terus menerus. Penyelenggara keitan itu sendiri bisa merupakan
badan, instansi pemerintah, organisasi, orang pribadi, lembaga, dll. Biasanya kegiatan dilaksanakan dengan berbagai alasan tertentu, mulai dari peringatan
ulang tahun sebuah organisasi, kampanye sebuah partai politik, atau bahkan sosialisasi sebuah kebijakan pemerintah. Dalam kamus besar bahasa Indonesia
kegiatan adalah aktivitas, usaha, pekerjaan atau kekuatan dan ketangkasan serta kegairahan.
2. Konsep Pondok Pesantren
Pondok pesantren adalah gabungan antara kalimat pondok dan pesantren. Istilah
pondok berasal dari kata Funduk, dari bahasa Arab yang berarti rumah penginapan atau hotel, akan tetapi di dalam ke-pesantren-an Indonesia, khususnya
pulau Jawa, lebih mirip dengan pemondokan dalam lingkungan padepokan, yaitu perumahan sederhana yang di petak-petak dalam bentuk kamar-kamar yang
merupakan asrama bagi santri. Sedangkan istilah pesantren secara etimologis berarti pe-santrian yang berarti tempat santri, Pondok pesantren adalah suatu
lembaga keagamaan yang memberikan pendidikan dan pengajaran serta
mengembangkan dan menyebarkan ilmu agama Islam. Pondok pesantren di asuh oleh kiai yang merupakan figur sentral dalam kalangan warga pesantren bahkan
sampai kepada warga masyarakat di dearah tersebut. Menurut terbentuknya pesantren adalah “sekumpulan komunitas independen yang
pada awalnya mengisolasi d iri di sebuah tempat yang jauh dari pusat perkotaan”.
Terbukti sampai saat ini banyak pondok pesantren tua yang tempatnya jauh di pedesaan. Sedangkan menurut Nurcholis Majid, pesantren adalah institusi
pendidikan Agama Islam yang bercorak tradisional, unik dan indogenus”. Artinya
bahwa dilihat dari segi historis tidak hanya identik dengan makna keislaman saja, tetapi juga mengandung makna keaslian Indonesia.
Masih menurut Nurcholis Majid bahwa pondok pesantren adalah “Lembaga yang bisa dikatakan merupakan wujud proses wajar perkembangan sistem pendidikan
Nasional”. Sekarang ini banyak pondok pesantren yang mengembangkan pendidikannya di bidang lain, tidak murni pada ajaran Islam saja, melainkan
mengembangkan ajaran Islam sesuai dengan perjalanan kehidupan manusia. Artinya bahwa kegiatan yang dilakukan di dalam pondok pesantren saja, tetapi
juga dilakukan kegiatan di luar pondok. Misi pendidikan pondok pesantren terus mengalami perubahan sesuai arus kemajuan jaman.
Pondok pesantren sebagai lembaga tradisional Islam bertujuan untuk memahami, menghayati dan mengamalkan ajaran Islam dengan menekankan pentingnya
moral agama Islam sebagai pedoman hidup bermasyarakat sehari-hari. Dengan adanya pendidikan moral agama diharapkan dapat dijadikan sebagai perisai dalam