THE LONDON CONGESTION CHARGE: A TENTATIVE [
ECONOMIC APPRAISAL ]
CRITICAL REVIEW EKONOMI KOTA | 7
3.6 Pertanyaan mengenai skema biaya kemacetan kota London Seberapa pentingkah biaya kemacetan? Tabel 1 memberitahu kita betapa
pentingnya kemacetan biaya sebagaimana didefinisikan di sini di zona yang dibebankan sebelum pengenalan biaya, Biaya kemacetan pada tahun 2002 menjadi
sebesar € 296.000 setiap harinya, bila diakumulasikan adalah sekitar 75 M. euro per tahun. Tidak termasuk kemacetan di akhir minggu dan hari-hari lain yang bebas dari
biaya kemacetan. Akumulasi biaya kemacetan prosentasenya cukup kecil dalam menyumbang PDB London pada tahun 2001, PDB London, adalah 255.000 juta euro.
Sedangkan biaya kemacetan di zona yang dikenakan biaya mewakili hanya 0,03 dari output ekonomi kota London.
Pada tahun 2001, sekitar 4,5 juta. pekerja di kota London dan 1,2 juta. pekerja di zona zona biaya kemacetan. Bila diasumsikan bahwa produktivitas tenaga kerja sama
antara di dalam maupun diluar zona biaya kemacetan, kita dapat memperkirakan output dari zona biaya kemacetan adalah 68.000 M. euro per tahun. Biaya kemacetan di
daerah ini mewakili sekitar 0,11 dari PDB luas area kota London. Hal ini sangat sejalan dengan temuan Prudhomme 1999, 2000 untuk wilayah Paris.
3.7 Biaya dan keuntungan lain Dengan adanya pengurangan kepadatan kendaraaan, memungkinkan adanya
penurunan tingkat polusi di kota London. Selain itu, adanya biaya kemacetan dapat meminimalisir jumlah kendaraan menjadi 230 ribu perhari. Adanya peningkatan
kecepatan 17 berarti terjadi 34 penurunan emisi polusi. Hal ini dapat dikelompokkan ke dalam manfaat tambahan yakni sebesar
€ 11.440 per hari atau 2,8 M. eurotahun. Selain itu, bagi pengguna kendaraan umum seperti Bus, kecepatannya meningkat
yakni meningkat sebesar 7. Ini adalah keuntungan bagi orang-orang yang bermobilitas dengan bus, dan itu adalah manfaat yang disebabkan oleh biaya
kemacetan. Pengguna bus, berjumlah 356.000, naik 1,34 menit per orang per hari, yang menyumbang 124 ribu euro per hari, atau 31 M. euro per tahun. Ini hampir setara
dengan setengah manfaat dinikmati oleh pengguna mobil pribadi. Sehingga banyak masyarakat yang mulai beralih ke transportasi massal seperti Bus.
IV. TINJAUAN KRITIS
Permasalahan transportasi erat kaitannya dengan kemacetan, banyaknya waktu yang terbuang akibat kemacetan di jalan yang akan mempengaruhi produktivitas
masyarakat. Kemacetan bisa terjdi jika arus lalu lintas mendekati kapasitas, kemacetan mulai terjadi. Kemacetan semakin meningkat apabila arus begitu besarnya sehingga
kendaraan sangat berdekatan satu sama lain. Kemacetan total apabila kendaraan harus
THE LONDON CONGESTION CHARGE: A TENTATIVE [
ECONOMIC APPRAISAL ]
CRITICAL REVIEW EKONOMI KOTA | 8
berhenti atau bergerak lambat. Kemacetan adalah kondisi dimana arus lalu lintas yang lewat pada ruas jalan melebihi kapasitas jalan tersebut.
Selama ini, di negara-negara di dunia, mengatasi permasalahan kemacetan itu hanya berupa peningkatan kapasitas jalan saja, tanpa adanya disinsentif penggunaan
kendaraan pribadi, maka justru dapat menyebabkan peningkatan laju pertumbuhan lalu lintas dan hasilnya tetap saja akan macet. Dari hal tersebut dapat muncul “induced
demand” yakni apabila supply ditambah maka konsumsi akan meningkat pula berbanding lurus, hal ini bisa dikarenakan konsumsi yang sangat tinggi dan tidak
terlayani secara optimal. Jadi, pada intinya, dari permasalahan kemacetan ini, dicari suatu solusi agar
kemacetan dapat dikurangi dan meminimalisir kerugian masyarakat dan negara akan kemacetan. Biaya kemcetan sendiri adalah selisih dari marginal cost yaitu biaya yang
dikeluarkan masyarakat dengan private cost yaitu biaya yang dikeluarkan kendaraan pribadi. Terjadi apabila ada tambahan kendaraan pada ruas jalan yang sama. Biaya
kemacetan ini muncul karena adanya tundaan lalu lintas dan tambahan volume kendaraan yang melebihi kapasaitas jalan. Adanya kemacetan ini menyebabkan
pengemudi kendaraan hmendapatkan manfaat yang lebih sedikit dari biaya yang harus dikeluarkan. congestion charge diharapkan mampu mengurangi perjalanan dengan
kendaraan pribadi dan mengurangi perjalanan yang tidak perlu, terutama pada jam-jam sibuk.
Pada studi kasus di kota London, talah diberlakukan adanya congestion charge sejak
tahun 2003 namun dirasa masih belum cukup optimal dengan diterapkannya kebijakan
ini sehingga mulai dicoba dikaji untuk diterapkan pada kota-kota besar di Indonesia seperti di Jakarta dan di Jogjakarta. Congestion charge ini diharapkan bisa membantu
mengurangi tingkat kemacetan, meningkatkan reliabilitas waktu perjalanan dan mendorong masyarakat untuk beralih ke transportasi bila dirasa manfaatnya mendekati
menggunakan kendaraan pribadi. Di London sendiri, keberhasilan dapat dilihat dari penurunan volume lalu lintas, penurunan tangka kemacetan, perjalanan lebih reliable
antara waktu di perjalanan dengan waktu di tempat tujuan proporsional sehingga tidak menimbulkan kerugian produktivitas masyarakat, adanya realibilitas jadwal bus kota yang
meningkat dengan signifikan, kecelakaan lalu lintas dapat menurun karena kurangnya kemacetan dan dapat menjadi sumber pendapatan pemerintah dari Produk Domestik
Bruto yang dapat dipakai untuk perbaikan pelayanan angkutan umum. Adanya penerapan congestion charge di London tidak lepas dari adanya dukungan
masyarakat akan sangat berpengaruh terhadap berhasil tidaknya aplikasi congestion charge. Pemerintah harus melibatkan masyarakat dalam mengambil keputusan dan
THE LONDON CONGESTION CHARGE: A TENTATIVE [
ECONOMIC APPRAISAL ]
CRITICAL REVIEW EKONOMI KOTA | 9
harus mampu menjelaskan tujuan dan maksud congestion charge dengan jelas dan menyeluruh kepada masyarakat, penjelasan proses congestion charge dalam mengatasi
masalah-masalah kemacetan dan masalah transportasi lainnya, keuntungan dan kerugian congestion charge untuk masyarakat, dan menjaga rasa aman dan nyaman dalam
melakukan pergerakan dan transparansi pendapatan dari congestion charge akan dikelola dan dipergunakan untuk kepentingan transportasi umum.
Dari jurnal The London congestion charge: a tentative economic appraisal terdapat kelebihan dan kelemahan dalam penjelasan mengenai congestion charge. Kelebihan dari
jurnal ini adalah adanya penjelasan lain mengenai manfaat lain adanaya congestion charge selain dari sisi ekonomi, yakni pada sisi lingkungan dan pemanfaatan PDB yang
didpatkan dari zona congestion charge. Selain itu, terdapat Appendix dari kalkulasi yang terdapat pada jurnal sehingga memudahkan pembaca dalam memahami metode analisis
dan perhitungan yang digunakan dalam penentuan congestion charge di jurnal ini. Namun, masih terdapat kekuranagan dari jurnal ini yakni belum adanya penjelasan
pembanding pelaksanaan congestion charge di daerah lain yang telah verhasil untuk dijadikan referensi dalam analisis dan penyesuaiannya dengan kondisi kota London
sendiri. Sebagai tambahan informasi, terdapat beberapa kota yang telah berhasil menerapkan konsep congestion charge ini yakni Singapura dan Stockholm.
Singapura memulai menerapkan congestion charge sejak tahun 1998 yang bertujuan untuk membatasi lalu lintas kendaraan yang masuk CBD apalagi pada jam-jam sibuk
sehingga dapat mengurangi kemacetan. Dampak dari penerapan ini cukup signifikan yakni prosentase penggunaan bus yang meningkat dari 41 menjadi 62 dan volume
lalu lintas zona congestion charge berkurang 44 Sutarsono, 2008. Di Stockholm, dimulai sejak tahun 2007 setelah proses uji coba sejak tahun 2006.
Tujuannya adalah untuk mengurangi kemacetan, peningkatan aksesibilitas, dan perbaikan kualitas lingkungan. Hasil yang didapat adalah menurunnya prosentase lalu
lintas kedari pusat kota dari 20-25 menjadi 10-15, meningkatnya aksesibilitas yang ditandai dengan penurunan antrian di pusat kota dan daerah-daerah dekat pusat kota
sebesar 30-50dan menurunnya total emisi kendaraan bermotor antara 10-14 di pusat kota, dan antara 2-3 untuk total satu kota.
V. PENUTUP