30
4.3 Hasil Pemeriksaan Karakteristik Simplisia 4.3.1 Hasil pemeriksaan makroskopik
Hasil pemeriksaan makroskopik simplisia kulit buah jeruk kasturi kering dicirikan dengan kulit buah berwarna hijau kecoklatan, bagian dalam berwarna
putih kecoklatan, menggulung ke dalam, berupa potongan-potongan kecil kulit buah yang telah dikeringkan dan berbau khas. Serbuk simplisia kulit buah jeruk
kasturi dicirikan dengan serbuk berwarna hijau kecoklatan dan berbau khas. Gambar dapat dilihat pada Lampiran 3, halaman 59.
4.3.2 Hasil pemeriksaan mikroskopik
Hasil pemeriksaan mikroskopik serbuk simplisia kulit buah jeruk kasturi tampak parenkim, fragmen rongga lisigen, kristal kalsium oksalat bentuk prisma
dan berkas pembuluh. Gambar dapat dilihat pada Lampiran 5, halaman 61.
4.3.3 Hasil pemeriksaan karakterisasi simplisia
Karakteristik simplisia dari kulit buah jeruk kasturi dapat dilihat pada Tabel 4.1 data selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 7-11, halaman 65-69.
Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa kadar air yang diperoleh dari simplisia kulit buah jeruk kasturi adalah sama yakni sebesar 7,99, namun
terdapat perbedaan untuk karakteristik yang lain. Hal ini kemungkinan disebabkan No
Karakteristik Hasil pemeriksaan
Hasil pemeriksaan literatur
1. 2.
3. 4.
5. Kadar air
Kadar sari larut air Kadar sari larut etanol
Kadar abu total Kadar abu tidak larut asam
7,99 21,76
18,82 5,51
0,35 7,99
27,15 10,68
7,81 0,90
Tabel 4.1 Hasil karakterisasi simplisia kulit buah jeruk kasturi
Ginting, 2012
Universitas Sumatera Utara
31 oleh perbedaan tempat pengambilan sampel sumber sampel dimana karakteristik
simplisia dipengaruhi oleh lingkungan tempat tumbuh seperti kondisi tanah, cuaca, kondisi udara, umur tumbuhan dan sebagainya BPOM, 2005.
Pengeringan simplisia dilakukan untuk mendapatkan simplisia yang tidak mudah rusak sehingga dapat disimpan dalam waktu yang lebih lama. Penurunan
mutu atau kerusakan simplisia dapat dicegah dengan mengurangi kadar air dan penghentian reaksi enzimatik. Kadar air simplisia kulit buah jeruk kasturi yang
diperoleh yaitu 7,99 dan memenuhi peryaratan literatur untuk kadar air simplisia yaitu kurang dari 10 BPOM, 2005; Trease dan Evans, 1983.
Penetapan kadar sari larut dalam air dan dalam etanol dilakukan untuk mengetahui jumlah senyawa yang dapat tersari dalam air dan dalam etanol dari
suatu simplisia. Senyawa yang bersifat polar dan larut dalam air pada simplisia kulit buah jeruk kasturi seperti glikosida, protein, polisakarida dan zat warna akan
tersari oleh air dengan hasil 27,15 sedangkan senyawa-senyawa yang tidak larut dalam air dan larut dalam etanol seperti flavonoid, steroid serta antrakinon akan
tersari oleh etanol dengan hasil 10,68 Depkes, 1986; Ginting, 2012. Penetapan kadar abu dimaksudkan untuk mengetahui kandungan mineral
internal yang terdapat di dalam simplisia serta senyawa organik yang tersisa selama pemijaran.
Abu total terbagi dua yang pertama abu fisiologis adalah abu yang berasal dari jaringan tumbuhan itu sendiri dan abu non fisiologis adalah sisa setelah
pembakaran yang berasal dari bahan-bahan dari luar yang terdapat pada permukaan simplisia. Kadar abu tidak larut asam untuk menentukan jumlah silika,
khususnya pasir yang ada pada simplisia dengan cara melarutkan abu total dalam asam klorida WHO, 1998.
Universitas Sumatera Utara
32
Tabel 4.3 Hasil penentuan indeks bias dan bobot jenis minyak atsiri hasil
isolasi
4.4 Hasil Penetapan Kadar Minyak Atsiri