3.6.5 Pemberian Ekstrak Kayu Manis Terhadap Tikus
Tikus yang dinyatakan DM, dilakukan pemberian ekstrak kayu manis selama 14 hari mulai hari ke 28 sampai hari ke-42 dengan dosis
300 mgkgbbhari, pemberian secara oral dengan menggunakan alat sonde, satu kali dalam sehari.
3.6.6 Pengukuran Sampel
3.6.6.1 Glukosa Darah
Pengambilan glukosa darah dilakukan tiga kali, yaitu pertama saat sebelum pemberian ekstrak, tujuh hari setelah
pemberian ekstrak dan terakhir saat pemberian ekstrak selesai setelah 14 hari. Pengambilan darah dilakukan dengan memotong
sedikit ujung ekor tikus. Sebelum dipotong ekornya, tikus dibius sampai tidak sadarkan diri menggunakan larutan ether secara
inhalasi yang memiliki efek anastesi, hal ini dilakukan untuk mengurangi rasa sakit saat dipotong ujung ekornya. Setelah darah
keluar teteskan pada strip glukosa darah dan diukur dengan glukometer. Pengukuran yang dilakukan adalah untuk mengukur
kadar glukosa darah tikus.
3.6.6.2 Berat Badan
Untuk mendapatkan hasil perbandingan berat badan sebelum dan sesudah pemberian ekstrak, maka setelah tikus dinyatakan DM,
berat badan awal diukur. Selanjutnya pengukuran berat badan tikus dilakukan setiap hari selama 14 hari sejak diberikan ekstrak kayu
manis.
3.6.6.3 Berat Organ Pankreas, Ginjal dan Jantung
Pengukuran berat organ pankreas, ginjal dan jantung dilakukan setelah 14 hari pemberian ekstrak kayu manis. Setelah 14
hari pemberikan ekstrak, hewan percobaan dilakukan sacrificed. Kemudian dilakukan mengambilan organ pankreas, ginjal dan
jantung yang selanjutnya organ-organ tersebut dimasukkan ke dalam larutan Natrium chlorida 0,9 dan dikeringkan dengan
menggunakan tissue. Selanjutnya dimasukkan ke dalam tabung organ dan dimasukkan ke dalam kulkas -80 °C. Organ-organ yang
akan ditimbang dipisahkan dari komponen lain seperti lemak dan sisa bulu tikus dengan menggunakan pinset supaya tidak terdapat
kesalahan dalam proses penimbangan. Penimbangan dilakukan dengan menggunakan neraca analitik.
3.7 Alur Penelitian
Masa Adaptasi Hewan Percobaan
21
Pemberian makan dan minum sesuai kebutuham ad libitum
Masa Perlakuan Hewan Percobaan
Hari ke- 21
Pemberian ekstrak Cinnamomum cassia 300 mgkgbb pada kelompok D + CC
dan pengukuran berat badan 1 kali sehari Pemeriksaan glukosa darah ,
berat badan dan proses sacrifice untuk pengambilan organ
pankreas, ginjal dan jantung
Penimbangan berat organ pankreas,
ginjal dan jantung Hewan percobaan 45 ekor tiba
di Animal House
Pemeriksaan glukosa darah dan pengelompokkan hewan
percobaan
Pengukuran glukosa darah dan pengukuran berat badan
serta induksi alloxan monohydrate
150 mgkgbb pada 30 tikus
28 41
42
3.8 Pengolahan dan Analisa Data
Data glukosa darah, berat badan, berat organ pankreas, ginjal dan jantung yang terkumpul dilakukan pengolahan dan pengujian data secara
komputerisasi menggunakan SPSS versi 16.0. Uji statistik yang digunakan adalah One-Way Anova karena variabel yang diteliti adalah kategorik-
numerik lebih dari 2 kelompok dengan data tidak berpasangan. Dan menggunakan uji statistik Kruskal Wallis jika data tidak normal dan tidak
homogen.
29
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Glukosa Darah
Data glukosa darah yang diambil dari rerata pengukuran glukosa darah menggunakan glukometer pada hari ke-14 setelah pemberian ekstrak
pada masing-masing kelompok. Adapun kelompok N adalah kelompok hewan percobaan tanpa perlakuan, kelompok D adalah kelompok hewan
percobaan yang DM tanpa diberikan terapi dan kelompok D + CC adalah kelompok hewan percobaan yang DM dengan diberikan terapi Cinnamomun
cassia dengan dosis 300 mgkg berat badan selama 14 hari. Data glukosa
darah yang didapatkan saat penelitian seperti yang tercantum dalam tabel : Tabel 4.1 Rerata glukosa darah hari ke-1, ke-7 dan ke-14 pada semua
kelompok penelitian
Kadar glukosa darah mgdL
H 1 H 7
H 14 N
132,75 ± 18,02 120,75 ± 29,51
136,75 ± 13,67 D
540,25 ± 54,63 430 ± 220,76
536,25 ± 84,94 D + CC
495,75 ± 179,67 398 ± 163,67
435 ± 156,43
Keterangan: N: Kelompok normal n= 4; D: Kelompok DM tanpa terapi n= 4; D + CC: Kelompok DM dengan diberikan terapi ekstrak
Cinnamomun cassia n= 4.
p 0,05 Untuk melihat analisa statistik data, pengolahan data dilakukan
dengan menggunakan uji One-Way Annova dengan terlebih dahulu dilakukan uji normalitas dan uji homogenitas. Berdasarkan analisa
stastistik menggunakan uji One-Way Annova pada tabel 4.2 diperoleh p- value
0,001 sehingga
menunjukkan arti
pada α
5 didapatkan hubungan yang signifikan antarkelompok penelitian.
Grafik 4.1 Rerata glukosa darah pada hari ke-1, ke-7 hingga ke-14 pada semua kelompok penelitian
Pada grafik 4.1 menggambarkan pada hari ke-14 kadar glukosa darah kelompok DM dengan terapi Cinnamomun cassia lebih rendah
dibandingkan dengan kelompok DM tanpa terapi. Pada penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Saima et al
2011 menunjukkan bahwa pemberian ekstrak kayu manis dengan dosis 200 mgkgbb dan 400 mgkgbb selama 6 minggu. Dengan menggunakan
dosis 200 mgkgbb dapat menurunkan kadar glukosa darah namun dengan dosis tersebut terjadi penurunan kadar glukosa secara signifikan baru
terjadi pada minggu ke-4 p0,05 dan sangat signifikan pada minggu ke-6 p0,01. Begitu pula pemberian ekstrak kayu manis dengan dosis
400 mgkgbb, namun terjadi perbedaan signifikansi pada minggu ke-6 p0,05.
23
Sedangkan pada penelitian ini menunjukkan bahwa pemberian ekstrak Cinnamomum cassia dengan dosis 300mgkgbb selama 14 hari
dapat menurunkan glukosa darah tikus secara signifikan. Penurunan kadar glukosa darah pada beberapa penelitian
menunjukkan adanya bahan aktif yang terdapat pada kulit kayu manis
100 200
300 400
500 600
700 800
Hari 1 Hari 7
Hari 14
Gl u
ko sa Dar
ah m
g d
L
Waktu Pemeriksaan Glukosa darah
N D
D + CC
yang mengandung flavonoid antioksidan atau methylhydroxychalcone polimer
MHCP, suatu insulin mimetik yang meningkatkan metabolisme glukosa dan merangsang sel supaya sensitif terhadap insulin.
MHCP juga dapat mencegah terjadinya resitensi insulin akibat ekpresi berlebihan dari
peroxisome proliferator- activated receptors γ dan α PPAR α,
meningkatkan metabolisme glukosa dan penggunaan glukosa oleh water soluble polyphenol polymer
dengan memperlambat pengosongan lambung sehingga menyebabkan penurunan kadar glukosa darah post prandial.
12
4.2 Berat Badan
Data berat badan diambil dari rerata berat badan tikus hari ke-14 pada semua kelompok.
Tabel 4.2 Rerata Berat Badan Semua Kelompok Penelitian pada Hari ke-1, ke-7 sampai hari ke-14
Berat badan gram
H 1 H 7
H 14 Rasio BB
N 310 ± 57,73
285 ± 41,23 330 ± 20,00
108,74 ± 17,2 D
245 ± 25,17 240 ± 73,03
240 ± 32,66 98,32 ± 13,6
D + CC 270 ± 20,00
270 ± 38,30 300 ± 16,33
111,6 ± 10,67
Keterangan: N: Kelompok Normal n=4; D: Kelompok DM n=4; D + CC: Kelompok DM dengan terapi ekstrak Cinnamomum cassia n=4
p0,05 Setelah dilakukan uji statistik menggunakan uji One-Way Annova
dengan distribusi data yang normal dan homogen didapatkan nilai P-value sebesar 0,409 p0,05 sehingga berdasarkan uji tersebut menunjukkan
tidak terdapat perbedaan berat badan yang bermakna antara kelompok penelitian.
Grafik 4.2 Rerata Berat Badan Hari ke-14 pada semua kelompok penelitian
Grafik 4.2 menggambarkan adanya kenaikan berat badan tikus pada kelompok DM dengan terapi Cinnamomum cassia pada hari ke-14
dibandingkan dengan kelompok DM. Meskipun kenaikan berat badan tikus kelompok DM dengan terapi Cinnamomum cassia belum mencapai
kenaikan berat badan tikus kelompok normal. Sehingga dapat dilihat bahwa kelompok penelitian yang mengalami peningkatan berat badan
paling besar adalah kelompok DM denga terapi ekstrak Cinnamomum cassia.
Hal ini menunjukkan bahwa pemberian ekstrak Cinnamomum cassia
dengan dosis 300mgkgbb selama 14 hari dapat menaikkan berat badan tikus.
Hasil penelitian berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh El- Desoky et al yang menunjukkan bahwa pemberian ekstrak Cinnamomum
verum dengan dosis 200 mgkgbbhari pada tikus dapat terjadi kenaikan
berat badan tikus secara signifikan. Hal tersebut dikarenakan efek dari ekstrak Cinnamomum verum dalam merangsang produksi insulin dan
meningkatkan ambilan glukosa oleh sel adiposit.
24
20 40
60 80
100 120
140
Hari ke-14
R a
si o
Be ra
t Ba
d a
n
Waktu Pemeriksaan Berat Badan
N D
D + CC