23
b. Pendekatan Pendapatan, PDRB merupakan jumlah balas jasa
yang diterima oleh faktor-faktor produksi yang ikut serta dalam proses produksi di suatu daerah dalam jangka waktu tertentu
biasanya satu tahun. Batas jasa faktor produksi yang dimaksud adalah upah dan gaji, sewa tanah, bunga modal, dan
keuntungan; semuanya sebelum dipotong pajak penghasilan pajak langsung lainnya. Dalam definisi ini, PDRB mencakup
juga penyusutan dan pajak tidak langsung neto pajak tak langsung subsidi.
c. Pendekatan Pengeluaran, PDRB adalah semua komponen
permintaan akhir yang terdiri dari: 1 pengeluaran konsumsi rumahtangga dan lembaga swasta nirlaba, 2 konsumsi
pemerintah, 3 pembentukan modal tetap domestik produk, 4 perubahan stok, dan 5 ekspor neto, ekspor neto merupakan
ekspor dikurangi impor.
2.1.3 Pendapatan Asli Daerah
Pendapatan asli daerah adalah penerimaan yang diperoleh daerah dari sumber-sumber pendapatan di dalam wilayahnya sendiri.
Menurut Halim 2004:67 Pendapan Asli Daerah PAD merupakan semua penerimaan daerah
yang berasal dari sumber ekonomi asli daerah. Pendapatan Asli Daerah dipisahkan menjadi empat jenis pendapatan, yaitu : pajak
daerah, retribusi daerah, hasil perusahan milik daerah dan hasil pengelolaan kekayaan milik daerah yang dipisahkan, lain-lain PAD
yang sah.
Universitas Sumatera Utara
24
Menu rut Mardiasmo2002:132, “ Pendapatan Asli Daerah adalah
penerimaan yang diperoleh dari sektor pajak daerah, retribusi daerah, hasil perusahaan milik daerah, hasil pengelolaan kekayaan daerah yang
dipisahkan, dan lain- lain Pendapatan Asli Daerah yang sah.”
Klasifikasi PAD berdasarkan Pemendagri 13 2006 adalah sebagai berikut:
Pajak daerah, retribusi daerah, hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan dan lain-lain pendaapatan asli daerah yang sah.
Jenis pajak daerah dan retribusi daerah dirinci menurut obyek pendapatan yang mencakup hasil penjualan kekayaan daerah yang
tidak dipisahkan, jasa giro, pendapatan bunga, penerimaan atas tuntutan ganti kerugian daerah, penerimaan komisi, potongan,
ataupun bentuk lain sebagai akibat dari penjualan dan atau pengadaan barang dan atau jasa oleh daerah, penerimaan
keuntungan dari selisih nilai tukar rupiah terhadap mata uang asing, pendapatan denda atas keterlambatan pelaksanaan pekerjaan,
pendapatan denda pajak, pendapatan denda retribusi, pendapatan hasil eksekusi atas jaminan, pendapatan dari pengembalian, fasilitas
sosial dan fasilitas umum, pendapatan dari penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan, pendapatan dari angsuran cicilan
penjualan.
Kewenangan pemerintah daerah dalam pelaksanaan kebijakannya sebagai daerah otonomi sangat dipengaruhi oleh kemampuan daerah
tersebut dalam
menghasilkan Pendapatan
Daerah.Semakin besar
Pendapatan Asli daerah yang diterima, maka semakin besar pula kewenangan
pemerintah daerah
tersebut dalam
melaksanakan kebijakannya.
2.1.4 Dana Alokasi Umum