Perumusan Model Koefisien Determinasi R

36 3.6 Metode Analisis Data Data dianalisis dengan menggunakan metode analisa regresi linier berganda, yang merupakan metode statistik deskriptif dan infrensial yang digunakan untuk menganalisa data lebih dari dua variabel penelitian

3.6.1. Perumusan Model

Hipotesis penelitian diuji dengan menggunakan metode Regresi Linier Berganda. Dengan analisis ini pengaruh variabel independen terhadap variabel dependent yang diteliti bisa diketahui. Model persamaan regresi yang digunakan untuk menguji hipotesis yang berbunyi P e r t u m b u h a n E k o n o m i , P e n d a p a t a n A s l i D a e r a h , d a n Dana Alokasi Umum berpengaruh terhadap Belanja Modal di Provinsi Sumatera Utara, adalah sebagai berikut: BMt = d0 + d1PDRB t-1 + d2PAD t-1 + d3DAU t-1 + e Di mana: BM t = Realisasi Belanja Modalt d0 = Konstanta , d1d2,d3,d4 = Koefisien estimasi PDRB t-1 = Realisasi Produk Domestik Regional Bruto t-1 PAD t-1 = Realisasi Pendaapatan Asli Daerah t-1 DAU t-1 = Realisasi Dana Alokasi Umum t-1

3.6.2. Pengujian Asumsi Klasik

Pengujian asumsi klasik diperlukan untuk mengetahui apakah hasil estimasi regresi yang dilakukan benar-benar bebas dari adanya gejala heteroskedastisitas, gejala multikolinearitas, dan gejala Universitas Sumatera Utara 37 autokorelasi. Model regresi akan dapat dijadikan alat estimasi yang tidak bias jika telah memenuhi persyaratan BLUE best linear unbiased estimator yakni tidak terdapat heteroskedastistas, tidak terdapat multikolinearitas, dan tidak terdapat autokorelasi. Jika terdapat heteroskedastisitas, maka varian tidak konstan sehingga dapat menyebabkan biasnya standar error. Jika terdapat multikolinearitas, maka akan sulit untuk mengisolasi pengaruh-pengaruh individual dari variabel, sehingga tingkat signifikansi koefisien regresi menjadi rendah. Dengan adanya autokorelasi mengakibatkan penaksir masih tetap bias dan masih tetap konsisten hanya saja menjadi tidak efisien. Oleh karena itu, uji asumsi klasik perlu dilakukan.

3.6.2.1 Uji Normalitas Data

Menurut Erlina dan Mulyani 2007 : 103, ”uji ini berguna untuk tahap awal dalam metode pemilihan analisis data. Jika data normal, gunakan statistik parametrik dan jika data tidak normal gunakan statistik non parametrik atau lakukan treatment agar data normal.” Menurut Ghozali 2005 : 110, ”uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Seperti diketahui bahwa uji t dan F mengasumsikan bahwa nilai residual mengikuti distribusi normal. Kalau asumsi ini dilanggar maka uji statistik menjadi tidak valid untuk jumlah sampel kecil.” Universitas Sumatera Utara 38 Ada dua cara untuk mendeteksi apakah residual berdistribusi normal atau tidak menurut Ghozali 2005 : 110,yaitu: a. Analisis grafik Salah satu cara termudah untuk melihat normalitas residual adalah dengan melihat grafik histogram yang membandingkan antara data observasi dengan distribusi yang mendekati distribusi normal. Metode yang lebih handal adalah dengan melihat normal probability plot yang membandingkan distribusi kumulatif dari distribusi normal. Distribusi normal akan membentuk satu garis lurus diagonal dan plotnya data residual akan dibandingkan dengan garis diagonal.Jika distribusi data residual normal, maka garis yang menggambarkan data sesungguhnya akan mengikuti garis diagonalnya. b. Analisis statistik Uji statistik sederhana dapat dilakukan dengan melihat nilai kurtosis dan nilai Z skewness. Uji statistik lain yang dapat digunakan untuk menguji normalitas residual adalah uji statistik non parametrik Kolmogorov-Smirnov K-S. Pedoman pengambilan keputusan tentang data tersebut mendekati atau merupakan distribusi normal berdasarkan uji Kolmogorov Smirnov dapat dilihat dari : i. Nilai Sig. atau signifikan atau probabilitas 0,05, maka distribusi data adalah normal. ii. Nilai Sig. atau signifikan atau probabilitas 0,05, maka distribusi data adalah normal.

3.6.2.2 Uji Heteroskedastisitas

Uji Heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Model regresi yang baik adalah yang homokedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas. Universitas Sumatera Utara 39 Uji heteroskedastisitas dilakukan dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik Scatterplot antara SRESID dan ZPRED. Dasar analisisnya dapat dilihat: a Jika titik-titik yang membentuk pola yang teratur bergelombang, melebar kemudian menyempit maka mengidentifikasikan telah terjadi heteroskedastisitas. b Jika tidak ada pola yang jelas serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka nol pada sumbunya maka tidak terjadi heteroskedastisitas.

3.6.2.3 Uji Autokorelasi

Masalah autokorelasi akan muncul bila data yang dipakai adalah data runtut waktu timeseries . “Autokorelasi akan muncul bila data sesudahnya merupakan fungsi dari data sebelumnya atau data sesudahnya memiliki korelasi yang tinggi dengan data sebelumnya pada data runtut waktu dan besaran data sangat tergantung pada tempat data tersebut terjadi.”Hadi, 2006 :175 Untuk mendeteksi adanya autokorelasi bisa digunakan tes Durbin Watson DW. Deteksi autokorelasi dengan cara ini dimulai dengan menghitung nilai d, setelah nilai d diketemukan maka tahapan berikutnya adalah menentukan nilai du dan dl dengan menggunakan tabel Durbin Watson. Ketentuan : du d 4-du Tidak ada autokorelasi d dl Terdapat autokorelasi positif d 4-dl Terdapat autokorelasi negatif Universitas Sumatera Utara 40 dl d du Tidak ada keputusan tentang autokorelasi 4-du d 4-dl Tidak ada keputusan tentang autokorelasi Hadi, 2006 : 176 “Salah satu cara untuk mengatasi adanya masalah autokorelasi bila ada adalah dengan cara menambahkan satu variabel baru, yaitu variable lag - 1.” Hadi, 2006 : 176

3.7.2.4 Uji Multikolinieritas

Multikolinieritas adalah adanya suatu hubungan linier yang sempurna mendekati sempurna antara beberapa atau semua variabel bebas Kuncoro, 2007: 98. Hal ini disebut variabel- variabel bebas tidak ortogonal. Variabel-variabel bebas yang bersifat ortogonal, apabila variabel bebas memiliki nilai korelasi diantara sesamanya sama dengan nol. Jika terjadi korelasi sempurna diantara sesama variabel bebas, maka konsekuensinya koefisien-koefisien regresi menjadi tidak dapat ditaksir, dan nilai standar error setiap koefisien regresi menjadi tak terhingga. Menurut Ghozali 2009: 95, Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas independen. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel independen. Jika variabel independen saling berkorelasi, maka variabel-variabel ini tidak ortogonal. Variabel ortogonal adalah variabel independen yang nilai korelasi antarsesama variabel independen sama dengan nol. Dikatakan terdapat problem multikolinieritas apabila terjadi Universitas Sumatera Utara 41 korelasi antarvariabel independen pada uji multikolinieritas. Pada penelitian ini, digunakan metode Variance Inflation Factor VIF. Apabila nilai cut off VIF ≥ 10, maka dikatakan terjadi multikolinieritas diantara variabel independen.

3.6.3 Pengujian Hipotesis

Untuk menguji apakah hipotesis yang diajukan diterima atau ditolak, maka dilakukan pengujian terhadap variabel-variabel penelitian secara parsial dan simultan. Pengujian secara parsial digunakan uji statistik t . Uji koefisien regresi dengan uji t t- test diperlukan untuk mengetahui tingkat pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen. Pengujian secara simultan digunakan uji signifikansi simultan uji statistik F dan penentuan Koefisien Determinasi R 2 yang bermaksud untuk menjelaskan pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen.

3.6.3.1 Uji Signifikansi Parsial Uji t

Uji statistik t disebut juga sebagai uji signifikansi individual. Uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel penjelas secara individual dalam menerangkan variasi variabel terikat Kuncoro, 2003: 219. Hipotesis nol Ho yang hendak diuji adalah apakah suatu parameter d1, d2, d3, d4, sama dengan nol, maksudnya Universitas Sumatera Utara 42 apakah suatu variabel independen bukan merupakan penjelas yang signifikan terhadap variabel dependen, Ho : d1 = 0, Ho : d2 = 0; Ho : d3 = 0; dan Ho : d4 = 0 Artinya Produk Domestik Regional Bruto, Pendapatan Asli Daerah, dan Dana Alokasi Umum secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap Belanja Modal. Hipotesis alternatifnya Ha apakah suatu parameter d1, d2, d3, d4 , tidak sama dengan nol, maksudnya variabel tersebut merupakan penjelas yang signifikan terhadap variabel dependen. Ha : d1 ≠ 0, Ho : d2 ≠ 0; Ho : d3 ≠ 0; dan Ho : d4 ≠ 0 Artinya Produk Domestik Regional Bruto, Pendapatan Asli Daerah, dan Dana Alokasi Umum secara parsial berpengaruh signifikan terhadap Belanja Modal. Kriteria pengambil keputusan terhadap uji ñ t, adalah sebagai berikut: Jika probabilitas 0,05, Ha diterima Jika probabilitas 0,05, Ha ditolak

3.6.3.2 Uji Signifikansi Simultan Uji F

Uji statistik F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel bebas yang dimasukkan dalam metode mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel terikat Kuncoro, 2003: 218. Universitas Sumatera Utara 43 Hipotesis nol Ho yang hendak diuji adalah apakah semua parameter dalam model sama dengan nol, maksudnya apakah suatu variabel independen merupakan penjelas yang signifikan terhadap variabel dependen. Ho : d1 = d2 = d3 = d4 = 0 Artinya Produk Domestik Regional Bruto, Pendapatan Asli Daerah, dan Dana Alokasi Umum secara simultan tidak berpengaruh signifikan terhadap Belanja Modal. Hipotesis alternatifnya Ha, tidak semua parameter secara simultan sama dengan nol, maksudnya semua variabel independen secara simultan merupakan penjelas yang signifikan terhadap variabel dependen. Ha : d1 ≠ d2 ≠ d3 ≠ d4 ≠ 0 Artinya Produk Domestik Regional Bruto, Pendapatan Asli Daerah, dan Dana Alokasi Umum secara simultan berpengaruh signifikan terhadap Belanja Modal. Kriteria pengambilan keputusan terhadap uji F, adalah sebagai berikut: Jika probabilitas 0,05, Ha diterima Jika probabilitas 0,05, Ha ditolak

3.6.4 Koefisien Determinasi R

2 Koefisien Determinasi R 2 pada intinya untuk mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel terikat Kuncoro, Universitas Sumatera Utara 44 2003. Nilai koefisien determinasi adalah diantara nol dan satu 0 ≤ R 2 ≤ 1. Nilai R 2 yang mendekati satu berarti variabel-variabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen, dan apabila nilai R 2 semakin kecil mendekati nol, berarti variabel- variabel independen hampir tidak memberikan semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen. Menurut Ghozali 2009: 87, kelemahan mendasar penggunaan koefisien determinasi adalah bias terhadap jumlah variabel independen yang dimasukkan kedalam model. Banyak peneliti menganjurkan untuk menggunakan nilai Adjusted R 2 pada saat mengevaluasi mana model regresi terbaik. Tidak seperti R 2 nilai Adjusted R 2 dapat naik atau turun apabila satu variabel independen ditambahkan kedalam model. Universitas Sumatera Utara 45 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Analisis Statistik Deskriptif

Analisis statistik deskriptif digunakan untuk mengetahui deskripsi suatu data yang dilihat dari nilai maksimum, nilai minimum, nilai rata-rata mean , dan nilai standar deviasi. Dalam penelitian ini, variabel yang digunakan dalam perhitungan statistik deskriptif adalah belanja modal, PDRB, pendapatan asli daerah PAD, dan dana alokasi umum DAU. Berdasarkan analisis statistik deskriptif diperoleh gambaran sampel sebagai berikut. Tabel 4.1 Statistik Deskriptif dari Belanja Modal, PDRB, Pendapatan Asli Daerah PAD, dan Dana Alokasi Umum DAU BELANJA_MOD AL_Y PDRB_X1 PAD_X2 DAU_X3 Mean 9.29E+10 75205.30 8.69E+11 2.91E+11 Maximum 2.24E+12 477285.2 2.42E+13 2.36E+12 Minimum 147415.0 3141.458 93649.00 52638.00 Std. Dev. 2.87E+11 116701.8 3.14E+12 4.93E+11 Observations 93 93 93 93 Sumber: Hasil Olah Software EViews 7 Berdasarkan Tabel 4.1, diketahui nilai rata-rata belanja modal adalah 9.29E+10 E+10 berarti . Nilai tersebut secara otomatis telah dibulatkan oleh software EViews , maksimum 2.24+12 nilai sebenarnya sebelum dibulatkan 2,236,476,202,567, minimum 147415, dan standar deviasi 2.87E+11. Diketahui rata-rata PDRB adalah 75205.30, maksimum 477285.2, minimum 3141.458, dan standar deviasi 116701.8. Rata-rata PAD 8.69+11, maksimum 2.42E+13 sebelum Universitas Sumatera Utara

Dokumen yang terkait

PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI, PENDAPATAN ASLI DAERAH, DANA ALOKASI UMUM, DANA ALOKASI KHUSUS TERHADAP BELANJA Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi, Pendapatan Asli Daerah, Dana Alokasi Umum, Dana Alokasi Khusus Terhadap Belanja Modal (Studi Empiris Pada Kabupate

0 2 14

PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI, PENDAPATAN ASLI DAERAH, DANA ALOKASI UMUM, DAN DANA ALOKASI KHUSUS TERHADAP BELANJA Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi, Pendapatan Asli Daerah, Dana Alokasi Umum, Dana Alokasi Khusus Terhadap Belanja Modal (Studi Empiris Pada Kabu

0 5 25

PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI, PENDAPATAN ASLI DAERAH, DAN DANA ALOKASI UMUM TERHADAP Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi, Pendapatan Asli Daerah, Dan Dana Alokasi Umum Terhadap Pengalokasian Belanja Modal (Studi Pada Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota Se Provinsi

0 2 15

Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi, Pendapatan Asli Daerah, Dana Alokasi Umum, Terhadap Belanja Modal pada Pemerintah Provinsi se Indonesia

0 0 3

Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi, Pendapatan Asli Daerah, Dana Alokasi Umum, Terhadap Belanja Modal pada Pemerintah Provinsi se Indonesia

0 0 10

Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi, Pendapatan Asli Daerah, Dana Alokasi Umum, Terhadap Belanja Modal pada Pemerintah Provinsi se Indonesia

0 0 11

Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi, Pendapatan Asli Daerah, Dana Alokasi Umum, Terhadap Belanja Modal pada Pemerintah Provinsi se Indonesia

0 0 2

Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi, Pendapatan Asli Daerah, Dana Alokasi Umum, Terhadap Belanja Modal pada Pemerintah Provinsi se Indonesia

0 0 6

Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi, Pendapatan Asli Daerah, Dana Alokasi Umum, Terhadap Belanja Modal pada Pemerintah Provinsi se Indonesia

0 0 14

PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI, PENDAPATAN ASLI DAERAH, DANA ALOKASI UMUM, DANA ALOKASI KHUSUS TERHADAP BELANJA MODAL PADA PROVINSI JAWA TENGAH

1 1 13