24
Menu rut Mardiasmo2002:132, “ Pendapatan Asli Daerah adalah
penerimaan yang diperoleh dari sektor pajak daerah, retribusi daerah, hasil perusahaan milik daerah, hasil pengelolaan kekayaan daerah yang
dipisahkan, dan lain- lain Pendapatan Asli Daerah yang sah.”
Klasifikasi PAD berdasarkan Pemendagri 13 2006 adalah sebagai berikut:
Pajak daerah, retribusi daerah, hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan dan lain-lain pendaapatan asli daerah yang sah.
Jenis pajak daerah dan retribusi daerah dirinci menurut obyek pendapatan yang mencakup hasil penjualan kekayaan daerah yang
tidak dipisahkan, jasa giro, pendapatan bunga, penerimaan atas tuntutan ganti kerugian daerah, penerimaan komisi, potongan,
ataupun bentuk lain sebagai akibat dari penjualan dan atau pengadaan barang dan atau jasa oleh daerah, penerimaan
keuntungan dari selisih nilai tukar rupiah terhadap mata uang asing, pendapatan denda atas keterlambatan pelaksanaan pekerjaan,
pendapatan denda pajak, pendapatan denda retribusi, pendapatan hasil eksekusi atas jaminan, pendapatan dari pengembalian, fasilitas
sosial dan fasilitas umum, pendapatan dari penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan, pendapatan dari angsuran cicilan
penjualan.
Kewenangan pemerintah daerah dalam pelaksanaan kebijakannya sebagai daerah otonomi sangat dipengaruhi oleh kemampuan daerah
tersebut dalam
menghasilkan Pendapatan
Daerah.Semakin besar
Pendapatan Asli daerah yang diterima, maka semakin besar pula kewenangan
pemerintah daerah
tersebut dalam
melaksanakan kebijakannya.
2.1.4 Dana Alokasi Umum
Menurut Halim 2004 : 141, Dana Alokasi Umum adalah “dana yang berasal dari APBN yang dialokasikan dengan tujuan pemerataan
Universitas Sumatera Utara
25
kemampuan keuangan antar daerah untuk membiayai kebutuhan pengeluarannya dalam rangka pelaksanaan
desentralisasi.” Menurut Astuti dan Haryanto 2005 : 41, Dana Alokasi Umum
DAU merupakan : Salah satu komponen di dalam dana perimbangan di APBN yang
pengalokasiannya didasarkan
atas formula
dengan konsep
kesenjangan fiskal
fiscal gap
yang merupakan selisih antara kebutuhan fiskal
fiscalneed
dengan kapasitas fiskal
fiscal capacity.
Selain dihitung
berdasarkan formula
dengan menggunakan
fiscal gap
, DAU
juga dihitung
dengan mempertimbangkan adanya faktor penyeimbang untuk menghindari
kemungkinan penurunan kemampuan daerah di dalam pembiayaan daerah dari hasil perhitungan formula
fiscal gap.
Menurut Saragih 2003 : 98 : Kebijakan DAU merupakan instrumen penyeimbang fiskal antar
daerah. Sebab tidak semua daerah mempunyai struktur dan kemampuan fiskal yang sama
horizontal fiscal imbalance
. DAU sebagai bagian dari kebijakan transfer fiskal dari pusat ke daerah
intergovermental transfer
– berfungsi sebagai faktor pemerataan fiskal antara daerah-daerah serta memperkecil kesenjangan
kemampuan fiskal atau keuangan antar daerah. Saragih, 2003 : 98.
Menurut Astuti dan Haryanto 2006 :41, “DAU bertujuan sebagai instrumen untuk mengatasi masalah
horizontal imbalances
yang dialokasikan dengan tujuan pemerataan kemampuan keuangan antar daerah
dimana penggunaannya ditetapkan sepenuhnya oleh daerah
block grants
.” Menurut Saragih 2003 : 132, “tujuan DAU di samping untuk
mendukung sumber penerimaan daerah juga sebagai pemerataan
equalization
kemampuan keuangan pemerintah daerah.”
Universitas Sumatera Utara
26 2.1.5 Belanja Modal
Menurut Halim 2004 : 73, “Belanja Modal merupakan belanja pemerintah daerah yang manfaatnya melebihi satu tahun anggaran dan akan
menambah belanja yang bersifat rutin seperti biaya pemeliharaan pada Belanja Administrasi Umum.”
Berdasarkan Peraturan Menteri dalam Negeri 132006 Pasal 53 ayat 1:
Belanja Modal sebagaimana dimaksud dalam pasal 50 huruf c digunakan untuk pengeluaran yang dilakukan dalam rangka
pembelianpengadaan atau pembanguan asset tetap berwujud yang mempunyai nilai manfaat lebih dari 12 dua belas bulan untuk
digunakan dalam kegiatan pemerintahan, seperti dalam bentuk tanah, peralatan dan mesin, gedung dan pembangunan, jalan, irigasi, dan
jaringan, aset tetap lainnya.
Belanja Modal dapat dikategorikan dalam 5 lima kategori utama : a
Belanja Modal Tanah Belanja Modal Tanah adalah pengeluaran biaya yang
digunakan untuk pengadaan pembelian pembebasan penyelesaian, balik nama dan sewa tanah, pengosongan,
pengurungan, perataan, pematangan tanah, pembuatan sertifikat, dan pengeluaran lainnya sehubungan dengan
perolehan ha katas dan sampai tanah dimaksud dalam kondisi siap pakai.
b Belanja Modal Peralatan Dan Mesin
Belanja Modal Peralatan dan Mesin adalah pengeluaran biaya yang digunakan untuk pengadaan penambahan
Universitas Sumatera Utara
27
pengantian, dan peningkatan kapasitas peralatan dan mesin serta inventaris kantor yang memberikan manfaat lebih dari
12 dua belas bulan dan sampai peralatan dan mesin dimaksud dalam kondisi siap pakai.
c Belanja Modal Gedung Dan Bagunan
Belanja Modal Gedung dan Bangunan adalah pengeluaran biaya yang digunakan untuk pengadaan penambahan
pengantian, dan termasuk pengeluaran untuk perencanan, pengawasan dan pengelolaan pembangunan gedung dan
bangunan yang menambah kapasitas sampai gedung dan bangunan dimaksud dalam kondisi sipa pakai.
d Belanja Jalan, Irigasi, Dan Jaringan
Belanja Jalan, Irigasi, dan Jaringan adalah pengeluaran biaya yang digunakan untuk pengadaan penambahan
pengantian peningkatan pembangunan pembuatan serta perawatran, dan termasuk pengeluaran untuk perencanaan,
pengawasan dan pengelolaan jalan irigasidan jaringan yang menambah kapasitas sampai jalan irigasi dan jaringan yang
dimaksud dalam kondisi siap. e
Belanja Fisik Lainnya Benaja Modal Fisik Lainnya adalahpengeluaranbiaya yang
digunakan untuk pengadaan penambahan peningkatan pembangunan pembuatan serta perawatan terhadap Fisik
Universitas Sumatera Utara
28
lainnya yang tidak dapat dikategorikan kedalam kriteria belanja modal tanah, peralatan dan mesin, gedung dan
bangunan, dan jalan irigasi dan jaringan, termasuk dalam belanja ini adlah belanja modal kontrak sewa beli,
pembeliaan barang-barang keseniaan, barang purbakala, dan barang untuk museum, hewan ternak, tanaman, buku-buku,
dan jurnal ilmiah.
2.2 Tinjauan Penelitian Terdahulu