Fasilitas Koleksi Program Perpustakaan

perpustakaan sekolah sebagai sarana yang potensial dalam membentuk potensi-potensi tersebut harus berupaya keras memfasilitasi kebutuhan bacaan siswa yang dapat membentuk kecenderungan tersebut. Dengan demikian secara garis besar sasaran-sasaran yang ingin dicapai perpustakaan sejalan dengan fungsi dan tujuan penyelenggaraan pendidikan dan pengajaran lembaga yang menaunginya secara khusus dan cita- cita pendidikan nasional pada umumnya. Agar pelayanan dan penggunaan perpustakaan berjalan sesuai dengan fungsi dan tujuan yang ingin dicapai maka sebuah perpustakaan harus memiliki tata tertib atau peraturan. Berikut ini adalah bentuk dari peraturan atau tata tertib yang terdapat dalam perpustakaan sekolah SMP N 161 Jakarta :

2. Tata Tertib Perpustakaan

2.1 Waktu Berkunjung

Perpustakaan dibuka pukul 07.30 – 13.00

2.2 Kewajiban

1. Siswa yang masuk ke ruang perpustakaan harus rapi tertib 2. Siswa yang masuk ke ruang perpustakaan, tasnya supaya dititipkan pada tempat yang telah ditentukan 3. Anggota siswa yang akan meminjam buku agar menunjukkan kartu anggotanya kepada petugas perpustakaan 4. Setiap mengembalikan buku yang dipinjam anggota siswa diharuskan meminta paraf petugas perpustakaan pada buku peminjam 5. Buku yang tidak dikembalikan pada waktunya akan dikenakan denda sebesar Rp.200,- hari dihitung tanggal pengembalian 6. Apabila hilang rusak diwajibkan mengganti sesuai dengan buku yang dipinjam 7. Peminjaman kolektif pada waaktu jam pelajaran, diharapkan mengembalikan setelah jam pelajaran selesai 8. Buku yang dibaca di ruang perpustakaan agar dikembalikan lagi pada tempatnya yang rapi. 9. Larangan 10. Dilarang membawa tas, makanan dan barang lain yang tidak ada hubungannya dengan pelajaran ke ruang perpustakaan 11. Dilarang berbicara keras bercanda menggangu teman lain yang sedang membaca 12. Dilarang mengambil buku tanpa izin petugas perpustakaan 13. Dilarang mencorat-coret buku yang dibaca.

3. Fasilitas

Fasilitas yang dimiliki perpustakaan sekolah ini antaralain: 1. Meja study carel, yang dapat digunakan oleh siswa yang membutuhkan tempat nyaman untuk membaca atau pun mengerjakan tugas-tugas sekolah 2. Rak-rak koleksi yang terjajar rapi 3. Komputer 4. Ruang membaca yang juga dilengkapi karpet agar siswa-siswi dapat memilih tempat untuk membaca sesuai yang mereka inginkan.

4. Koleksi

Perpustakaan sekolah SMP N 161 Jakarta memiliki koleksi yang beragam. Terdiri dari koleksi buku teks pelajaran dan non buku pelajaran. Berdasarkan laporan keadaan buku paket SMP N 161 Jakarta tahun 2004 – 2005 diketahui bahwa: Inventaris Paket No. Bid.Studi Kelas Baik Rusak Hilang 1. Agama I II III 83 161 244 2 3 12 2. PPKn I II III 9 55 250 1 15 3. Bahasa Indonesia I II III 65 126 251 3 2 3 4. Biologi I II III 160 243 313 1 3 5 5. Fisika I II III 163 245 294 1 1 3 6. Matematika I II III 104 188 282 5 7. Sejarah I II III 96 161 253 3 5 4 8. Geografi I II III 108 166 243 1 3 4 9. Ekonomi I II III 135 177 265 1 1 10. Bahasa Inggris I II III 74 141 179 2 2 3 Jumlah 5214 86 Dengan demikian dapat diketahui bahwa jumlah buku paket pelajaran yang ada ± 5214 eksemplar jumlah tersebut belum termasuk dengan koleksi yang telah hilang. Untuk koleksi non buku paket, berdasarkan data katalog non buku tahun 2004 – 2005 diketahui ada sekitar ± 722 judul buku. Koleksi tersebut merupakan jenis bacaan ringan cerita pendek, non fiksi dan buku pengetahuan umum lainnya.

5. Program Perpustakaan

Agar perpustakaan dapat melayani kebutuhan masyarakatnya dengan baik maka perpustakaan perlu untuk dikelola dengan baik. Untuk itu sebaiknya perpustakaan memiliki program-program yang dapat mendukung berlangsungnya kehidupan perpustakaan. Program-program tersebut harus mampu menggerakkan fungsi-fungsi yang ada. Pun begitu program-program tersebut juga harus mendukung pencapaian tujuan lembaga yang dinaunginya. Dan isu penting dalam dunia pendidikan dan perpustakaan adalah rendahnya minat membaca dikalangan pelajar mengapa dikatakan pelajar karena isu tersebut terjadi mulai dari pelajar yang duduk dibangku sekolah dasar hingga perguruan tinggi. Idealnya perpustakaan sekolah tersebut juga melalui programnya dapat memberikan kontribusi positif bagi pertumbuhan minat membaca dan menstabilkannya bahkan meningkatkannya dikalangan masyarakat yang dilayaninya. Perpustakaan SMP N 161 Jakarta memiliki program kerja yang diberlakukan bagi keberlangsungan fungsi perpustakaan dan penunjang minat membaca khususnya. Berikut ini merupakan jenis-jenis kegiatan yang terangkum dalam program berkala atau rutin yaitu: Pengolahan buku, dilakukan untuk mengorganisasikan buku-buku dan sekaligus mendata buku yang sesuai dengan kebutuhan siswa Klasifikasi, dilakukan untuk mengorganisasikan buku-buku dengan mencantumkan notasi klasifikasi sebagai alat bantu temu balik informasi. Penataan ruang, dilakukan agar perpustakaan senantiasa terlihat rapih, bersih dan nyaman. Penambahan koleksi, dilakukan secara berkala sesuai dengan ketentuan yang telah ada bisanya dilakukan 1 tahun sekali. Pengadaaan dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan informasi pengguna. Pengadaan inventaris, dilakukan untuk melengkapi beberapa sarana perpustakaan sebagai pusat belajar,pusat informasi, pusat rekreasi edukasi. Pelayanan peminjaman, perpustakaan sekolah SMP N 161 Jakarta memberikan pelayanan peminjaman kepada para penggunanya. Promosi, untuk meningkatkan pemanfaatan perpustakaan dikalangan masyarakat sekolah khususnya pawa siswa maka perpustakaan perlu mengadakaan promosi perpustakaan yang bisa dilakukan dengan memasukan kegiatan tersebut dalam intrakurikuler maupun ekstra kurikuler. Survei, dilakukan untuk mengetahui buku-buku baru yang sudah terbit. Biasanya survei dilaksanakan oleh guru bekerjasama dengan pustakawan. Pemeliharaan koleksi, dimaksudkan agar koleksi tetap aman digunakan dan terhindar dari kerusakan baik yang disebabkan oleh hama serangga, rayap.dll. maupun yang disebabkan oleh manusia dan bencana alam. Laporan, perpustakaan memiliki kewajiban untuk memberikan laporan sebagai pertanggung jawaban terhadap kepala sekolah Pelatihan, pustakwan sekolah diberikan kesempatan untuk mengikuti pelatihan guna memperdalam wawasan dan keahlian. Pertemuan MPPS, juga ditujukan untuk menambah wawasan pustakawan sekolah Pembuatan grafik kunjungan dan peminjaman dilakukan untuk mengetahui perkembangan perpustakaan melalui indikator peminjaman koleksi dan kunjungan ke perpustakaan Berdasarkan keterangan yang diperoleh oleh peneliti dengan melakukan wawancara kepada pihak yang terkait dengan perpustakaan bahwa pihak sekolah memberikan keleluasaan bagi pengelola perpustakaan untuk mengatur urusan rumah tangganya, selama program-program yang ada tidak menyimpang dari tujuan sekolah. Contohnya adalah pihak sekolah memberikan bantuan dan kewenangan bagi perpustakan yaitu: 1. Memberikan dana biaya bagi petugas perpustakaan untuk mengikuti seminar ataupun pelatihan 2. Memberikan kewenangan pihak sekolah untuk membeli buku-buku yang dibutuhkan judul dan jenis buku, sarana dan penataan ruangan. Dan sejauh ini perpustakaan sekolah SMPN 161 Jakarta belum memiliki program-program khusus berkaitan dengan upaya penumbuhan dan peningkatan minat membaca dikalangan siswa SMP N 161 Jakarta. Kondisi tersebut dapat terlihat dalam petikan wawancara yang diuraikan dalam hasil penelitian dan pembahasan.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Progam Perpustakaan Dalam Meningkatkan Minat Membaca

Perpustakaan SMPN 161 Jakarta adalah salah satu bagian dari kehidupan penyelenggaraan pendidikan yang ada dilingkungan sekolah SMPN 161 Jakarta. Keberadaan dan fungsinya cukup diketahui oleh masyarakat sekolah tersebut. Hanya saja, eksistensi perpustakaan sekolah tersebut tidak berjalan bersamaan dengan tingginya pemanfaatan perpustakaan oleh masyarakat sekolah. Sehingga secara tidak langsung dapat menggambarkan kondisi masyarakat sekolah yang rendah keinginan minat membacanya. Hasil wawancara terhadap pustakawan sekolah tersebut diketahui bahwa pemanfaatan perpustakaan oleh masyarakat setempat terbilang rendah. Karena hanya sekitar 35-40 orang siswa kelas VII yang mengunjungi perpustakaan dan meminjam buku pada waktu istirahat dan jika diperhatikan setiap harinya ada 100 orang siswa yang berkunjung dan melakukan pinjaman baik pada jam istirahat maupun diluar jam istirahat. setiap hari. Data tersebut diambil dari data pengunjung dan peminjaman koleksi. Pustakawan berasumsi bahwa, jika dari 1000 siswa populasi hanya 100 orang siswa yang mengunjungi perpustakaan setiap harinya maka dapat dikatakan minat membaca mereka redah. Dengan kondisi minat membaca yang rendah dan tidak merata karena hanya siswa kelas VII yang sering mengunjungi dan meminjam buku perpustakaan, tidak menyurutkan pustakawan setempat dalam menumbuhkan dan meningkatkan minat membaca siswa. Sedianya perpustakaan terus berupaya dan menciptakan program-program yang bisa menggali potensi tersebut. Berdasarkan wawancara, perpustakaan SMPN 161 Jakarta belum memiliki program- progrm khusus untuk menumbuhkan dan mengembangkan minat membaca yang umumnya dilakkukan oleh perpustakaan sekolah seperti bedah buku, story telling, kelompok baca, hari baca dan lain-lain. Seperti kutipan wawancara berikut ini:”...Dengan kondisi minat membaca yang masih rendah, adakah upaya-upaya yang dilakukan dalam meningkatkan minat membaca siswa?”. Responden menjawab,” Kalau program khusus kita tidak punya. Hanya saya berinisiatif melakukan kegiatan-kegiatan yang bisa menarik siswa untuk datang ke perpustakaan dan akhirnya tertarik untuk membaca. Seperti dengan mengunjungi beberapa pameran buku. ” Perpustakaan SMPN 161 Jakarta memiliki program yang umumnya dijalankan rutin pada setiap perpustakaan yang berlangsung secara terus menerus namun ada juga yang dilaksanakan pada waktu tertentu tetapi masih belum terkait langsung dengan peningkatan minat membaca. Namun pustakawan setempat tidak menyangkal bahwa memang pada program yang secara rutin dilakukan ditujukan secara tidak langsung sebagai upaya peningkatan pemanfaatan dan penumbuhan dan pengembangan minat membaca. Program-program tersebut diantaranya adalah sebagai berikut: 1. Merubah tata ruang secara berkala, selain menjadi program umum yang rutin dilakukan, ternyata kegiatan tersebut menurut pustakawan setempat merupakan salah satu unsur penting dalam upaya menumbuhkan dan meningkatkan minat membaca siswa. Dengan perubahan tata ruang tersebut akan tercipta kenyamanan. Dan dengan kenyamanan siswa akan lebih leluasa memanfaatkan perpustakaan. Kondisi tersebut akan mendorong siswa untuk membaca koleksi-koleksi yang ada di perpustakaan. Seperti kutipan wawancara yang dilakukan terhadap pustakawan: Sebelumnya telah dikatakan bahwa minat membaca siswa terbilang rendah, adakah upaya-upaya yang dilakukan dalam meningkatkan minat membaca siswa? Dan responden pun menjawab bahwa perpustakaan tidak memiliki program khusus berkaitan dengan hal tersebut. Yang berjalan selama ini hanyalah inisiatif saya pustakawan seperti melakukan kegiatan-kegiatan yang bisa menarik siswa untuk datang ke perpustakaan dan akhirnya tertarik untuk membaca. Seperti dengan mengunjungi beberapa pameran buku dan merubah tata ruang. Mengapa merubah tata ruang cukup penting untuk dilakukan? Menurut responden dengan merubah tata ruang bisa menarik mereka untuk datang ke perpustakaan. Berawal dengan rasa nyaman hingga akhirnya mereka tergugah untuk membaca di perpustakaan. 2. Pengadaan koleksi, bertujuan untuk menambah koleksi yang variatif dan tidak hanya mengandalkan aspek jumlah dan kualitas saja, manun berusaha memberikan pilihan bacaan yang diminati siswa dan sesuai dengan kebutuhan mereka. Pengadaan koleksi rutin dilakukan 1 kali dalam setahun. Menurut pustakwan setempat bahwa siswa akan tertarik dengan koleksi yang jika dilihat dari penampilan fisiknya saja sudah menarik. Seperti desain cover yang