Karakteristik Penerimaan Diri Penerimaan Diri

tidak memiliki konsep diri yang stabil, bisa saja pada sewaktu-waktu ia menyukai dirinya, pada waktu yang lain ia membenci dirinya sendiri. Kondisi ini akan membuat dirinya kesulitan untuk menunjukan siapa dirinya sebenarnya kepada orang lain karena ia sendiri memiliki konsep diri yang saling bertentangan pada dirinya, suatu saat ia menerima dirinya dan di saat yang lain tidak menerima dirinya.

2.2.3. Karakteristik Penerimaan Diri

Menurut Ryff 1989, penerimaan diri terdiri dari 2 karakteristik, yaitu: - Penerimaan yang rendah akan merasa tidak puas dengan dirinya, menyesali apa yang terjadi di masa lalunya, terisolasi dan frustasi dalam hubungan dengan orang lain. - Sedangkan individu yang memiliki penerimaan diri dalam tingkat optimal atau tinggi akan bersikap positif terhadap dirinya sendiri, mau menerima kualitas baik dan buruk dirinya, serta memiliki sikap positif terhadap masa lalu. Matthews 1993 juga menjelaskan beberapa karakteristik dan perilaku yang nampak pada orang yang memiliki self acceptance penerimaan diri antara lain: 1. Percaya secara penuh akan nilai dan prinsip dan adanya keinginan untuk mempertahankannya di depan opini kelompok. 2. Mampu bertindak dalam keputusannya yang terbaik tanpa merasa bersalah atau ragu bila ada ketidak setujuan. 3. Tidak menghabiskan waktu untuk mengkhawatirkan masa depan, masa kini ataupun masa lalu. 4. Memiliki kepercayaan diri akan kemampuannya untuk mengatasi permasalahan bahkan saat menghadapi kegagalan dan kemunduran. 5. Merasa sejajar dengan orang lain sebagai individu, tidak superior maupun inferior, tidak memandang perbedaan dalam kemampuan khusus, latar belakang keluarga, ataupun sikap orang tersebut terhadap dirinya. 6. Mempercayai bahwa diri adalah individu yang memiliki interest dan berharga bagi orang lain, sedikitnya bagi orang-orang yang dipilih untuk berhubungan. 7. Dapat menerima pujian tanpa merasa adanya kepalsuan ataupun dengan rasa bersalah. 8. Tidak melawan usaha orang lain untuk menguasai atau mendominasi dirinya. 9. Mampu menerima ide dan mengaku kepada orang lain akan apa yang menjadi dorongan dan keinginannya, dimulai dari kemarahan sampai rasa cinta, kesedihan dan kebahagiaan, kemarahan yang mendalam sampai penerimaan yang mendalam. 10. Secara alami menikmati dirinya dalam berbagai aktivitas termasuk pekerjaan, permainan, ekspresi kreatif diri, persahabatan, atau kemalasan. 11. Sensitif akan kebutuhan orang lain, menerima kebiasaan sosial, dan secara khusus ia tidak bisa bersenang-senang di atas pengorbanan orang lain.

2.2.4. Dampak Penerimaan diri