Penerimaan diri disertai oleh rasa aman yang berasal dari dalam diri. Ini dapat mendukung seseorang untuk percaya bahwa dirinya dapat
mengatasi masalah dan menerima orang-orang yang berarti di dalam hidupnya. Selain itu juga mendukung seseorang untuk mengembangkan
dirinya dan memungkinkan seseorang untuk menilai serta mengevaluasi dirinya secara realistis, sehingga dapat menggunakan potensinya secara
efektif. Yang terpenting adalah seseorang yang mampu menerima dirinya tidak akan mau menjadi orang lain. Ia akan merasa puas dengan menjadi
dirinya sendiri, dan tidak berpikir untuk berpura-pura menjadi orang lain.
2. Dampak Penerimaan Diri Dalam Penyesuaian Sosial Penerimaan diri disertai dengan adanya penerimaan akan orang lain.
Seseorang yang dapat menerima dirinya akan merasa cukup aman untuk menaruh minat pada orang lain dan menunjukkan empati. Sehingga
memiliki penyesuaian sosial yang baik daripada orang yang cenderung berorientasi pada dirinya sendiri, karena mempunyai perasaan yang
kurang memadai dan lebih rendah.
2.3. Kerangka Berpikir
Anak jalanan adalah anak-anak yang kekurangan secara ekonomi, mencari rezeki di jalanan dengan mengemis, mengamen, joki dan sebagainya.
Kebutuhan ekonomi yang tidak terpenuhi memaksa mereka untuk mulai
mecari uang sendiri. Keberadaan mereka di jalanan, menjadikan mereka berbeda dengan anak-anak rumahan yang telah memiliki fasilitas yang
memadai.
Menurut Ed Diener 2007 kebahagiaan seseorang terdapat pada pikirannya dan evaluasi terhadap kehidupan yang mereka alami.
Menurut Ryff 1989 penerimaan diri mengandung pengertian suatu keadaan dimana seseorang memiliki sikap yang positif terhadap dirinya sendiri;
mengakui dan menerima berbagai aspek diri termasuk kualitas baik dan buruk; dan merasa positif dengan kehidupan yang telah dijalaninya.
Penerimaan diri juga menjadi salah satu faktor yang berperan terhadap kebahagiaan, agar seseorang memiliki penyesuain diri yang baik.
Anak-anak jalan juga memerlukan penerimaan diri yang baik, karena penerimaan diri berkaitan dengan konsep diri yang positif. Anak jalanan
dengan konsep diri yang positif dapat memahami dan menerima fakta-fakta yang begitu berbeda dengan dirinya, mereka dapat menyesuaikan diri
dengan seluruh pengalaman mentalnya sehingga evaluasi tentang dirinya juga positif Calhoun dan Acocella 1990 dalam Handayani, dkk 1998. Dan
jika konsep diri anak jalanan tidak menyenangkan, maka mereka akan menolak dirinya sendiri atau hanya menerima separuh bagian dirinya saja
dan akan berpengaruh buruk pada keadaan psikologisnya Hurlock, 1976.
Jika hal itu berpengaruh buruk pada psikologisnya, anak-anak jalanan tidak dapat bertahan untuk keberlangsungan hidupnya, juga masa depannya.
Keadaan psikologis yang baik pada anak jalanan akan menimbulkan emosi yang positif yang akan memperkuat mereka menjalani hidup dan
menyediakan jalan menuju kehidupan yang gembira, bahagia dan memuaskan Gary dan Don, 2005. Estrada at all, 1957 dalam Synder dan
Lopez 2004 menyatakan bahwa emosi positif juga dapat menolong seseorang dalam memecahkan masalah dan menemukan pilihan yang baik
dalam pengambilan keputusan.
Penerimaan diri pada anak jalanan berhubungan dengan konsep diri yang baik dan akan melahirkan suatu rasa bahagia. Anak-anak jalanan yang
bahagia pasti merasa kebaikan tentang dirinya sendiri, memiliki harga diri yang tinggi, pengendalian diri dengan sikap terbuka. Karakteristik yang
menonjol pada orang yang bahagia adalah memiliki rasa optimis dan harapan. Mereka percaya bahwa rencana mereka akan berjalan lancar.
Orang yang bahagia selalu berfikir positif terhadap kehidupan mereka dan kebiasaan ini cenderung memperbaiki kesehatan serta mental mereka.
Namun orang bahagia tidak selalu berbahagia setiap saat. Suatu pendekatan yang gembira dan menyenangkan dalam kehidupan memerlukan kesadaran
bahwa setiap kehidupan memiliki unsur kesengsaraan. Menjadi orang bahagia bukan berarti harus tersenyum setiap hari. Menjadi orang yang
bahagia memiliki arti sederhana, yaitu pada dasarnya mereka merasa puas dengan kehidupan dan hubungan yang mereka jalani. Orang yang
berbahagia dapat menikmati kehidupannya dan dapat menerima jika terjadi penurunan maupun sebaliknya dalam kehidupannya Gary dan Don, 2005.
Bagan kerangka berpikir.
Penerimaan Diri Anak Jalanan
Kebahagiaan Anak Jalanan
2.4. Hipotesis