2.1.4. Aspek Kebahagiaan
Ed Diener dalam Snyder dan Lopez 2005 membagi kebahagiaan menjadi 2 aspek, yaitu:
1. Evaluasi Kognitif Dimana seseorang membuat penilaian kepuasan
berdasarkan bobot tiap domain atau situasi dalam kehidupan yang telah dipertimbangkan dengan matang. Evaluasi
kognitif menitik beratkan pada kepuasan hidup.
2. Evaluasi Afektif Dimana seseorang membuat penilaian kepuasan
berdasarkan penghayatan mereka terhadap suatu domain atau situasi dalam kehidupan yang penting bagi mereka.
Evaluasi afektif menitik beratkan pada emosi-emosi yang dihayati subjek, bisa positif atau negatif.
2.2. Penerimaan Diri
2.2.1. Definisi Penerimaan Diri
Beberapa ahli memberikan definisi tentang penerimaan diri, diantaranya adalah Ryff 1989, menyatakan bahwa:
Penerimaan diri dianggap sebagai ciri-ciri penting kesehatan mental dan juga sebagai karakteristik aktualisasi diri, fungsi yang optimal dan kematangan.
Dalam hal ini penerimaan diri mengandung pengertian suatu keadaan
dimana seseorang memiliki sikap yang positif terhadap dirinya sendiri; mengakui dan menerima berbagai aspek diri termasuk kualitas baik dan
buruk; dan merasa positif dengan kehidupan yang telah dijalaninya.
Jersild dalam Hurlock, 1976 memberikan batasan-batasan dalam penerimaan diri, batasan-batasan yang di keluarkan oleh Jersild adalah
sebagai berikut: The self accepting person has a realistic appraisal of his resources
combined with appreciation of his own worth, assurance about standards and convictions of his own without being a slave to the
opinions of others and realistic assessment of limitations without irrational self reproach. Self accepting people recognize their assets and
are free to draw upon them even if they are not all that could be desired. They also recognize their short comings without needlessly blaming
themselves.
Jersild dalam Hurlock, 1976 menjelaskan bahwa seseorang yang menerima dirinya adalah seseorang yang memiliki penilaian yang realistis terhadap
kemampuannya yang berkesinambungan dengan penghargaan terhadap potensi yang dimilikinya, memahami karakteristik dirinya dan mampu
menerima kondisi yang ada dengan sesungguhnya. Orang yang menerima dirinya mengenali kemampuan dirinya dan dengan bebas mereka dapat
menggunakan kemampuan dirinya walaupun tidak semua dari kemampuannya tersebut diinginkan. Hal tersebut sama dengan mereka
mengetahui apa yang menjadi kekurangan, serta tidak menjadi sesuatu kesalahan bagi mereka.
Lebih lanjut Handayani, dkk 1998 mengemukakan bahwa seseorang dapat menerima dirinya jika, sejauhmana seseorang dapat menyadari dan
mengakui karakteristik pribadi dan menggunakannya dalam menjalani kelangsungan hidupnya. Sikap penerimaan diri ditujukkan oleh pengakuan
seseorang terhadap kelebihan-kelebihannya sekaligus menerima kelemahan- kelemahannya tanpa menyalahkan orang lain dan mempunyai keinginan
yang terus menerus untuk mengembangkan diri.
Sedangkan Matthews 1993 menjelaskan bahwa individu yang menerima dirinya merasa aman akan nilai-nilai dan prinsip-prinsip yang dianutnya tanpa
terpengaruh oleh kelompok, dapat mengekspresikan pendapat pribadinya tanpa ada rasa bersalah dan dapat menerima perbedaan pendapat, tidak
merasa cemas akan hari kemarin ataupun esok. Kemudian individu tersebut percaya bahwa dirinya memiliki kemampuan untuk mengatasi semua
masalah dan dirinya setara dengan orang lain terlepas dari latar belakangnya, sehingga ia tidak dapat didominasi oleh orang lain. Lebih lanjut
Matthews 1993 menjelaskan bahwa individu yang memiliki penerimaan diri yang baik akan merasa dirinya berharga bagi orang lain sehingga dapat
menerima pujian, menikmati berbagai kegiatan dan peka terhadap orang lain, juga nilai-nilai lingkungan.
Berdasarkan beberapa definisi diatas, dapat disimpulkan bahwa penerimaan diri adalah kumpulan sikap positif kita terhadap diri sendiri seperti, memiliki
konsep diri yang positif, penghargaan terhadap diri dan mengetahui kelebihan kekurangan diri sehingga individu yang bersangkutan dapat
mengembangkan potensi-potensi yang dimilikinya dan menerima kekurangan sebagai suatu yang lazim untuk seorang manusia.
2.2.2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penerimaan Diri