Titien Anggereini : Peranan Anggaran Biaya Operasional Sebagai Alat Perencanaan Dan Pengendalian Manajemen Pada PT. Putra Bangga Kirana, 2009.
Biaya Pemeliharaan Kantor 220.000.000
269.662.194
Total Biaya Administrasi dan Umum
350.000.000 409.954.366
59.954.366 Total Biaya
610.000.000 708.509.750
98.509.750
Laba Operasi 1.187.492.769
1.088.983.019 98.509.750
Pendapatan Lain-Lain
13.435.020 13.435.020
- Laba Bersih Sebelum Pajak
1.200.927.789 1.102.418.039
98.509.750 Pajak
340.000.000 347.353.192
7.353.192
Laba Bersih Setelah Pajak 860.927.789
755.064.847 105.862.942
Sumber : Olahan Penulis
Adapun hal yang perlu dijelaskan dari tabel perbandingan di atas adalah: 1.
Jika terjadi penyimpangan antara anggaran biaya operasional dengan realisasinya, maka akan berdampak pada perolehan laba perusahaan.
2. Oleh karena itu, dalam tulisan ini realisasi anggaran non biaya operasional
diasumsikan sama. Dari perbandingan perolehan laba ini, dapat dilihat bahwa perolehan laba
perusahaan tidak optimal, karena lebih kecil dibandingkan perolehan laba jika perusahaan mampu mengendalikan manajemen dengan baik agar tidak terjadi
penyimpangan.
2. Pembahasan Hasil Analisis
Berdasarkan analisis perbandingan yang disajikan di atas, berikut ini dikemukakan pembahasan hasilnya :
Titien Anggereini : Peranan Anggaran Biaya Operasional Sebagai Alat Perencanaan Dan Pengendalian Manajemen Pada PT. Putra Bangga Kirana, 2009.
1. Anggaran biaya operasional pada perusahaan belum berperan sebagai alat
perencanaan dan pengendalian manajemen, karena terdapat penyimpangan antara anggaran biaya operasional dengan realisasinya yang diakibatkan dari
tidak diperhitungkannya biaya yang akan timbul sehubungan dengan perbaikan dan perluasan ruangan kantor. Penyimpangan tersebut lebih besar
Rp 49.662.194,- dibandingkan dengan anggarannya. 2.
Diperlukan upaya perbaikan pada sistem pengendalian manajemen perusahaan, sehingga perusahaan akan lebih efisien dalam menggunakan
dana untuk membiayai kegiatan operasional perusahaan, dan pemborosan dana dapat ditekan seminimal mungkin.
Dari hasil analisis yang dilakukan, diketahui bahwa: 1.
Terjadi penyimpangan yang cukup besar, antara anggaran biaya operasional dengan realisasi pengeluarannya pada biaya pemeliharaan kantor sebesar Rp.
49.662.194,-. 2.
Penyimpangan yang terjadi antara anggaran biaya operasional dengan realisasi pengeluarannya berdampak pada perolehan laba perusahaan, dimana
perolehan laba perusahaan lebih kecil Rp 105.862.942,- . Adapun faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya penyimpangan
anggaran biaya operasional dengan realisasinya adalah: 1.
Pelaksanaan fungsi perencanaan kurang optimal, karena kurangnya kegiatan pengendalian manajemen yang diterapkan. Dalam melaksanakan fungsi
perencanaan, perusahaan perlu:
Titien Anggereini : Peranan Anggaran Biaya Operasional Sebagai Alat Perencanaan Dan Pengendalian Manajemen Pada PT. Putra Bangga Kirana, 2009.
a. Menentukan nominal anggaran biaya operasional yang lebih realistis.
Manajer keuangan harus dapat menganalisa perkembangan kondisi di dalam perusahaan maupun kondisi di luar perusahaan. Contoh kondisi di
dalam perusahaan seperti perubahan gaji karyawan, penambahan aktiva tetap pada perusahaan yang mempengaruhi biaya penyusutan aktiva, dan
lainnya. Contoh kondisi di luar perusahaan seperti kenaikan biaya iklan, biaya pengangkutan dan lainnya.
b. Merencanakan apa yang seharusnya dilakukan perusahaan agar anggaran
yang dibuat dapat diterapkan dengan baik, seperti perencanaan pada biaya yang dikeluarkan untuk perbaikan dan pemeliharaan kantor, sehingga
pengeluaran biaya pemeliharaan kantor dapat lebih terarah dan terencana. c.
Mengkoordinasikan aktivitas-aktivitas yang perlu dilakukan perusahaan untuk mendukung pelaksanaan anggaran tersebut, seperti melakukan
pengawasan biaya operasional. d.
Mengkomunikasikan informasi agar pengeluaran biaya operasional dapat terarah dan sesuai kebutuhan.
e. Mengevaluasi informasi seperti memeriksa apakah informasi yang
disampaikan telah dijalankan dengan baik atau tidak. f.
Memutuskan tindakan yang perlu diambil jika kegiatan pengendalian yang dilakukan tidak berjalan dengan baik.
g. Mengubah tindakan dan manajemen perusahaan termasuk perilaku
organisasi ke arah yang lebih baik sehingga masalah yang terjadi tidak terulang kembali di masa yang akan datang.
Titien Anggereini : Peranan Anggaran Biaya Operasional Sebagai Alat Perencanaan Dan Pengendalian Manajemen Pada PT. Putra Bangga Kirana, 2009.
2. Pelaksanaan fungsi pengendalian manajemen tidak diterapkan dengan baik,
sehingga jumlah yang dianggarkan lebih besar dari realitasnya. Pelaksanan fungsi pengendalian dapat dilakukan seperti:
a. Mengawasi setiap transaksi yang berhubungan dengan pengeluaran kas
perusahaan agar pengeluaran tersebut tepat dan sesuai kebutuhan. b.
Menerapkan internal control dalam pengeluaran biaya operasional perusahaan, misalnya setiap pengeluaran biaya operasional harus
mendapat persetujuan dari manajer keuangan. Dari hasil pembahasan analisis ini, dapat menjawab perumusan masalah
yang diuraikan sebelumnya, dimana anggaran biaya operasional pada perusahaan belum berperan sebagai alat perencanaan dan pengendalian manajemen.
Titien Anggereini : Peranan Anggaran Biaya Operasional Sebagai Alat Perencanaan Dan Pengendalian Manajemen Pada PT. Putra Bangga Kirana, 2009.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan