LATAR BELAKANG PERMASALAHAN PENDAHULUAN

B. PERTANYAAN PENELITIAN

Berdasarkan uraian di atas, maka pertanyaan penelitiannya adalah : - Bagaimana perubahan sosial masyarakat di Desa Linggajati ?

C. TINJAUAN PUSTAKA

Banyak penelitian yang mencoba ingin mengambil tentang perubahan sosial diantaranya penelitian dari Silvy Mei Pradita dengan judul “Perubahan Sosial Ekonomi Masyarakat di sekitar Bendungan Cirata Kecamatan Maniis Kabupaten Purwakarta Tahun 1984- 2002”. Dalam penelitian ini ingin membahas tentang kehidupan sosial-ekonomi masyarakat Kecamatan Maniis sebelum dibangunnya bendungan Cirata, melihat kondisi bendungan Cirata di Kecamatan Maniis tahun 1984-2002, dan melihat kontribusi bendungan Cirata terhadap kehidupan sosial-ekonomi masyarakat Kecamatan Maniis pada tahun 1984-2002 6 . Metodologi yang penulis lakukaan yaitu memakai Heuristik yaitu mencari, menemukan dan mengumpulkan sumber-sumber sejarah yang relevan. Dan tehnik pengumpulan datanya yaitu studi literatur dengan wawancara 7 . Dan hasil penelitian tersebut yaitu pembangunan bendungan Cirata menyebabkan terendamnya lahan penduduk yang tinggal di daerah genangan. Khususnya Kecamatan Maniis, sehingga mereka harus berpindah tempat dan beradaptasi dengan lingkungannya yang baru. Selain harus 6 Silvy Mei Pradita, “Perubahan Sosial Ekonomi Masyarakat di sekitar Bendungan Cirata Kecamatan Maniis Kabupaten Purwakarta Tahun 1984- 2002,” Skripsi S1 Fakultas Pendidikan Ilmu Pendidikan Sosial, Universitas Pendidikan Indonesia, 2010, h. 5. 7 Silvy Mei Pradita, “Perubahan Sosial Ekonomi Masyarakat di sekitar Bendungan Cirata Kecamatan Maniis Kabupaten Purwakarta Tahun 1984- 2002,” Skripsi S1 Fakultas Pendidikan Ilmu Pendidikan Sosial, Universitas Pendidikan Indonesia, 2010, h. 8. kehilangan tempat tinggal dan tanahnya, sebagian dari masyarakat juga harus kehilangan mata pencahariaannya yang sudah menjadi tradisi turun-temurun. Adanya waduk menjadikan sebagian masyarakat Kecamatan Maniis harus bergeser mata pencaharian dari sektor pertanian ke perikanan, perdagangan, jasa dan lain sebagainnya, namun ada juga sebagian masyarakat yang tetap melanjutkan mata pencahariannya terdahulu, hal ini dikarenakan bahwa modal yang dimiliki relatif kecil, serta terbatasnya modal, pengetahuanketerampilan untuk berwirausaha sehingga masyarakat luar yang pada akhirnya lebih menguasai tempat yang ada 8 . Demikian juga dengan Gina Novia Purgasari yang mengambil judul tentang “Perubahan Sosial Budaya Masyarakat di Kampung Adat Pulo Desa Cangkuang Kabupaten Garut Kajian Historis Tahun 1976- 2000”. Dalam penelitian ini menganalisa tentang kondisi umum Kampung Adat Pulo Kabupaten Garut, kondisi sosial budaya masyarakat kampung adat pulo, dan bagaimana peran masyarakat terhadap perubahan nilai tradisi di kampung adat pulo 9 . Penelitian ini menggunakan metode Heuristik, Kritik atau Analisis, Interpretasi, Historiografi atau penulisan sejarah. Serta pengumpulan datanya memakai Studi kepustakaan dan Wawancara 10 . Setelah melakukan penelitian Gina Novia Purgasari menyimpulkan bahwa masyarakat kampung Adat Pulo masih memegang tegus suatu adat dan tradisi yang diturunkan oleh leluhurnya 8 Silvy Mei Pradita, “Perubahan Sosial Ekonomi Masyarakat di sekitar Bendungan Cirata Kecamatan Maniis Kabupaten Purwakarta Tahun 1984- 2002,” Skripsi S1 Fakultas Pendidikan Ilmu Pendidikan Sosial, Universitas Pendidikan Indonesia, 2010, h. 139. 9 Gina Novia Purgasari, “Perubahan Sosial Budaya Masyarakat di Kampung Adat Pulo Desa Cangkuang Kabupaten Garut Kajian Historis Tahun 1976- 2000,” Skripsi S1 Fakultas Pendidikan Ilmu Pendidikan Sosial, Universitas Pendidikan Indonesia, 2011,h. 9. 10 Gina Novia Purgasari, “Perubahan Sosial Budaya Masyarakat di Kampung Adat Pulo Desa Cangkuang Kabupaten Garut Kajian Historis Tahun 1976- 2000,” Skripsi S1 Fakultas Pendidikan Ilmu Pendidikan Sosial, Universitas Pendidikan Indonesia, 2011,h.11. dan masih dikerjakan sampai sekarang ini. Agama yang dipeluk oleh masyarakat ini adalah islam akan tetapi masyarakatnya masih melaksanakan ajaran-ajaran agama hindu. Mata pencaharian masayarkat Kampung Adat Pulo hampir semuanya berprofesi sebagai petani, kemudian pada tahun 1976an masyarakat Kampung Adat Pulo banyak yang melakukan aktifitas berdagang disekitar perumahan masyarakat Kampung Pulo. Hal ini disebabkan pada tahun 1976 situ Cangkuang resmi dijadikan objek pariwisata oleh pemerintah karena ditemukannya cagar budaya berupa candi peninggalan agama Hindu yang disebut candi Cangkuang. Salah satu contoh yang membawa pengaruh positif yaitu masyarakat Kampung Adat Pulo mempunyai mata pencaharian baru yaitu sebagai pedagang dan mereka tidak hanya mengandalkan hasil dari pertanian saja untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari, sedangkan dampak negatifnya adalalah terjadinya pergerseran nilai-nilai tradisi dalam kehidupan masyarakat Kampung Adat Pulo dan terjadinya perubahan dalam kehidupan sehari-hari seperti, gaya hidup, sistem kesenian, sistem peralatan, dan pola pikir masyarakat setempat 11 . Penelitian yang selanjutnya berjudul “Sentral Perdagangan Kain Cingondewah Kecamatan Bandung Kulon: Suatu Kajian Tentang Perubahan Sosial Ekonomi Masyarakat Cingondewat Tahun 1989- 2004”, penelitian ini dilakukan oleh Triani Widyanti. Dalam penelitianini melihat bagaimana gambaran umum masyarakat Cigondewah sebelum tahun 1989, bagaimana latar belakang serta perkembangan sentra perdagangan kain Cigondewah pada 11 Gina Novia Purgasari, “Perubahan Sosial Budaya Masyarakat di Kampung Adat Pulo Desa Cangkuang Kabupaten Garut Kajian Historis Tahun 1976- 2000,” Skripsi S1 Fakultas Pendidikan Ilmu Pendidikan Sosial, Universitas Pendidikan Indonesia, 2011, h. 110. priode 1989-2004, dan melihat kontribusi sentra perdagangan kain terhadap kehidupan sosial ekonomi masyarakat Cingondewah tahun 1989-2004 12 . Penelitian ini menggunakan metode Heuristik, Kritik atau Analisis, Interpretasi, Historiografi atau penulisan sejarah. Serta pengumpulan datanya memakai Studi kepustakaan dan Wawancara 13 . Kesimpulan yang dicapai adalah Berdirinya banyak pabrik dikawasan Cigondewah telah mengakibatkan sebagian masyarakat kehilangan kesempatan untuk bertani, sebab lahan-lahan pertanian telah berubah menjadi pabrik-pabrik dan perumahan. Perubahan- perubahan yang terus dilakukan oleh masyarakat Cigondewah dalam upaya untuk mengikuti perkembangan zaman dan untuk menjawab tantangan yang harus mereka hadapi yakni berubahnya lingkungan yang mengakibatkan berubahnya mata pencaharian mereka merupakan salah satu dari upaya adaptasi. Adaptasi ini jelas perlu dilakukan agar kebutuhan dasar mereka dapat terpenuhi dengan baik. Aspek sosial juga dapat dikatakan meningkat, seperti berubahnya lembaga-lembaga dalam masyarakat yang sebelumnya menaungi pertanian sejak perdagangan muncul maka lembaga-lembaga ini kemudian juga berubah fungsi sehingga peranannya dalam perdagangan menjadi sangat besar. Disamping itu, status sosial masyarakat dapat lebih terangkat dari sebelumnya 14 . 12 Triani Widyanti, “Sentra Perdagangan Kain Cingondewah Kecamatan Bandung Kulon: Suatu Kajian tentang Perubahan Sosial Ekonomi Masyarakat Cingondewah Tahun 1989- 2004,” Skripsi S1 Fakultas Pendidikan Ilmu Sosial, Universitas Pendidikan Indonesia, 2010, h. 6. 13 Triani Widyanti, “Sentra Perdagangan Kain Cingondewah Kecamatan Bandung Kulon: Suatu Kajian tentang Perubahan Sosial Ekonomi Masyarakat Cingondewah Tahun 1989- 2004,” Skripsi S1 Fakultas Pendidikan Ilmu Sosial, Universitas Pendidikan Indonesia, 2010, h. 8. 14 Triani Widyanti, “Sentra Perdagangan Kain Cingondewah Kecamatan Bandung Kulon: Suatu Kajian tentang Perubahan Sosial Ekonomi Masyarakat Cingondewah Tahun 1989- 2004,” Skripsi S1 Fakultas Pendidikan Ilmu Sosial, Universitas Pendidikan Indonesia, 2010, h. 93.