Perubahan sosial di desa Linggajati kecamatan Sukaratu kabupaten Tasikmalaya pada tahun 2006-2011

(1)

SUKARATU KABUPATEN TASIKMALAYA PADA TAHUN

2006-2011

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sosial ( S.Sos)

Disusun oleh :

Dara Nur Zakiyah

107032201702

PROGRAM STUDI SOSIOLOGI

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA


(2)

(3)

(4)

(5)

Dara Nur Zakiyah

Perubahan Sosial di Desa Linggajati Kecamatan Sukaratu Kabupaten Tasikmalaya dari Tahun 2006-2011

Setiap manusia memiliki keinginan untuk memperbaiki kehidupannya agar menjadi lebih baik. Oleh sebab itu, manusia selalu berusaha agar bisa bertahan dalam kondisi apapun. Keinginan manusia untuk menyesuaikan diri dengan keadaan lingkungannya agar menjadi maju dan bisa bertahan hidup membuat mereka menjadi berfikir dan bekerja melakukan sesuatu yang akhirnya mampu membawa perubahan dalam lingkungan sekelilingnya. Dengan demikian, perubahan sosial terjadi karena adanya faktor lingkungan atau faktor alam yang dapat menyebabkan ketergantungan serta kebutuhan yang membuat mereka tetap bertahan hidup. Setiap manusia pada hakekatnya mempunyai kepentingan yang tak terbatas sehingga perubahan sosial ini berpengaruh pada berbagai aspek dalam kehidupan masyarakat, misalnya pendidikan ataupun perekonomian masyarakat. Oleh karena itu, terjadinya perubahan sosial diakibatkan dari perubahan yang berkembang dengan pesat dari pengaruhnya pembangunan, selain itu juga karena adanya pengaruh kebudayaan dari luar yang masuk dengan mudah akibat dari proses pembangunannya.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana perubahan sosial di Desa Linggajati. Apakah ada perubahan-perubahan sosial yang terjadi terhadap masyarakat Desa Linggajati. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif dengan metode studi lapangan. Sumber penelitian ini adalah data primer yang di ambil langsung dari lapangan melalui wawancara dengan informan dari masyarakat Desa Linggajati. Sedangkan Data sekunder adalah data yang di ambil dari lembaga-lembaga pemerintah yang ada kaitanya dengan penelitian ini. Teknik yang dilakukan dalam pengumpulan data adalah wawancara dengan informan yang dipilih dan observasi, data tersebut kemudian dianalisis secara kualitatif dengan disajikan dalam bentuk narasi untuk mendeskripsikan hasil dari penelitian. Setelah analisis data selesai, dilakukan penarikan kesimpulan dengan cara memahami dari data penelitian yang sudah tersaji.

Hasil penelitian ini merupakan adanya perubahan sosial di Desa Linggajati dari tahun 2006-2011. Hal ini dibuktikannya dengan adanya perubahan-perubahan yang terjadi di Desa Linggajati seperti perubahan mata pencaharian (perubahan status sosial) beberapa penduduk yang semula menjadi petani beralih sebagian menjadi pedagang dan menawarkan jasa karena mereka memanfaatkan keadaan bahwa adanya pengunjung yang datang ke Cipanas Galunggung diharapkan bisa menambah penghasilan setiap bulannya untuk menghidupi keluarganya dan


(6)

Perubahan-perubahan sosial yang terjadi pada masyarakat Desa Linggajati diantaranya adalah adanya perubahan gaya hidup masyarakat Desa Linggajati karena adanya pengaruh yang dibawa dari masyarakat pendatang yang berkunjung, perubahan norma yang bisa mengkhawatirkan bagi anak remaja seperti main judi, mabuk-mabukan dan lainnya. Hal yang ditakutkan karena secara langsung atau tidak langsung ada perubahan pola pikir dan pergaulan anak remaja dengan seringnya melihat gaya hidup yang dibawa oleh para wisatawan yang datang. Dan adanya perubahan populasi dan apabila pertumbuhan kebutuhan hidupnya tidak terpenuhi maka akan menyebabkan terjadinya berbagai ketimpangan, baik ketimpangan ekonomi, ekologi, dunia pendidikan, maupun ketimpangan sosial lainnya.

Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa masyarakat Desa Linggajati mengalami perubahan sosial yang mempengaruhi masyarakat Desa Linggajati.


(7)

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb

Alhamdulillah hirabbil’alamin, puja dan puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayahnya kepada kita semua. Shalawat serta salam tak lupa kita haturkan kepada junjungan kita nabi besar Muhammad SAW serta para sahabat dan pengikutnya, semoga kita selalu senantiasa diridhoi dan dalam lindungan serta petunjuk Allah SWT.

Berkat rahmat Allah SWT yang telah memberikan rizki kepada penulis, berupa kesehatan, baik berupa kesehatan jasmani maupun rohani sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Perubahan Sosial di Desa Linggajati Kecamatan Sukaratu Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2006 - 2011”. Skripsi ini ditulis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana sosial dalam bidang ilmu Sosiologi pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

Dalam proses penulisan skripsi hingga skripsi selesai, penulis juga ingin mengucapkan banyak terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu serta mendukung penulis baik berupa saran, kritik yang konstruktif, terutama kepada Bapak Prof. Dr. Bahtiar Efendi MA., selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu


(8)

Bapak Dr. Zulkifly, MA selaku ketua jurusan prodi Sosiologi serta Ibu Iim

Halimatussa’diyah M.Si selaku sekretaris jurusan yang tanpa bimbingan dan

latihan dari mereka penulis tidak akan selesai tepat waktu. Kepada Ibu Cucu Nurhayati M.Si selaku pembimbing yang telah berbaik hati membimbing penulis dalam hal penulisan skripsi.

Kepada staf akademik fakultas, Bapak Jajang Saprijal yang selalu direpotkan oleh penulis dalam hal tekhnis, pertanyaan dan para staf TU yang selalu mendukung penulis. Seluruh dosen FISIP yang selalu menyediakan waktunya untuk penulis, serta para tim penguji.

Penulis ucapkan terima kasih banyak kepada segenap seluruh masyarakat di daerah Desa Linggajati Kecamatan Sukaratu Kabupaten Tasikmalaya yang telah memberikan izin penelitian. Tak lupa juga berterima kasih kepada teman-teman Sosiologi angkatan 2007 yang setia bersama selama 5 tahun.

Akhirnya penulis ucapkan terima kasih kepada kedua orang tua, kepada ayah yang selalu memberikan support moril dan materiil, serta ibu yang selalu memberikan energi dan semangat bagi penulis untuk menatap ke depan. Tak terlupa kepada Gun Gun Nugraha yang selalu memberikan support, ide-ide dan bantuannya yang tak ternilai. Semoga penulis bisa melakukan yang terbaik ke depannya.


(9)

bantuan, dukungan dan doa tersebut dapat bermanfaat bagi penulis. Amin.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb

Bekasi, 05 Oktober 2012


(10)

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR GAMBAR ... x

BAB I : PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Permasalahan ... 1

B. Pertanyaan Penelitian ... 4

C. Tinjauan Pustaka ... 4

D. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 8

E. Metodologi Penelitian ... 9

1. Pendekatan Penelitian ... 9

2. Metode Penelitian menggunakan Studi Kasus ... 9

3. Penetapan Lokasi Penelitian ... 10

4. Sumber Data dan Tehnik Pengumpulan Data ... 11

a. Observasi ... 11

b. Wawancara ... 11

c. Analisis Data ... 12


(11)

BAB III : GAMBARAN UMUM DESA LINGGAJATI KECAMATAN

SUKARATU KABUPATEN TASIKMALAYA ... 22

A. Letak Geografis ... 22

B. Kondisi Sarana dan Prasarana di Desa Linggajati Tahun 2011 .. 24

1. Transportasi ... 24

2. Telekomunikasi ... 26

3. Penerangan ... 26

4. Produksi ... 26

C. Aspek Kehidupan Sosial-ekonomi Masyarakat Desa Linggajati Tahun 2011 ... 27

1. Pendidikan ... 27

2. Kondisi Ekonomi ... 30

a. Potensi Perikanan ... 31

b. Potensi Pertanian dan Perkebunan ... 32

c. Potensi Kehutanan ... 33

d. Potensi Peternakan ... 34

e. Potensi Bahan Galian ... 35


(12)

A. Perubahan Populasi ... 37

B. Perubahan Norma ... 40

C. Perubahan Gaya Hidup ... 43

D. Perubahan Mata Pencaharian ... 45

BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN ... 51

A. Kesimpulan ... 51

B. Saran ... 53

DAFTAR PUSTAKA ... 54 LAMPIRAN-LAMPIRAN


(13)

April 2011 ... 27 Tabel 2. Kondisi Penduduk Berdasarkan Jenjang Pendidikan pada Bulan

Desember 2011 ... 29 Tabel 3. Kondisi Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian pada Bulan Desember

2011 ... 30 Tabel 4. Jumlah Penduduk Desa Linggajati Tahun 2006-2011 ... 39 Tabel 5. Mata Pencaharian Masyarakat Desa Linggajati Tahun 2006-2011 ... 46


(14)

Gambar 2. Gambar Sekolahan Desa Linggajati ... 28 Gambar 3. Foto Peneliti dengan Bapak SEKDES Desa Linggajati ... 48


(15)

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG PERMASALAHAN

Masyarakat kita adalah masyarakat yang berkembang dengan cukup pesat. Oleh sebab itu, kecenderungan terjadinya perubahan sosial merupakan gejala yang wajar yang timbul dari pergaulan hidup manusia di dalam masyarakat. Perubahan-perubahan sosial akan terus berlangsung sepanjang masih terjadi interaksi antarmanusia dan antarmasyarakat. Perubahan sosial terjadi karena adanya perubahan dalam unsur-unsur yang mempertahankan keseimbangan masyarakat, seperti perubahan dalam unsur-unsur geografis, biologis, ekonomis, dan kebudayaan. Perubahan-perubahan tersebut dilakukan untuk menyesuaikan dengan perkembangan zaman1.

Oleh karena itu, terjadinya perubahan sosial diakibatkan dari perubahan yang berkembang dengan pesat dari pengaruhnya pembangunan, selain itu juga karena adanya pengaruh kebudayaan dari luar yang masuk dengan mudah akibat dari proses pembangunannya.

Perubahan sosial bisa disebabkan dari berbagai sumber seperti pertambahan penduduk yang akan menimbulkan perubahan ekologi dan dapat menyebabkan perubahan tata hubungan antar kelompok-kelompok sosial2. Perubahan sosial bisa disebut sebagai suatu konsep yang serba menyeluruh yang difokuskan kepada

1 Alfin nitihardjo, “Teori

-teori Perubahan Sosial,” di akses tgl 3 Oktober 2011 dari

http://alfinnitihardjo.ohlog.com/teori-teori-perubahan-sosial.oh112689.html

2

Selo Soemardjan, Perubahan Sosial di Yogyakarta (Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, 1986), h. 303.


(16)

perubahan fenomena sosial di berbagai kehidupan manusia dari tingkat individual hingga tingkat dunia3.

Hidup bermasyarakat itu sangat penting bagi manusia, karena manusia itu tidak sempurna dan tidak dapat hidup sendirian tanpa mengadakan hubungan dengan sesamanya dalam masyarakat. Masyarakat sebagai suatu sistem pasti akan mengalami perubahan-perubahan, baik secara cepat atau lambat. Perubahan merupakan suatu proses yang mengakibatkan keadaan sekarang berbeda dengan keadaan sebelumnya. Perubahan juga bisa menjadikan berupa kemunduran atau kemajuan. Perubahan pada masyarakat pada umumnya terjadi dengan sendirinya sesuai dengan pertumbuhan kepentingan masyarakatnya. Pada masyarakat kota maupun masyarakat desa proses perubahan sosial selalu terjadi.

Perubahan bisa disebut sebagai sesuatu yang terjadi secara berbeda dari waktu ke waktu atau dari sebelum dan sesudah adanya suatu aktivitas. Setiap aktivitas dan kegiatan akan menyebabkan perubahan karena suatu kegiatan atau aktivitas mempunyai tujuan untuk membuat suatu perubahan. Perubahan itu dapat melibatkan semua faktor seperti : sosial, ekonomi, politik dan budaya4.

Setiap manusia memiliki keinginan untuk memperbaiki kehidupannya agar menjadi lebih baik. Oleh sebab itu, manusia selalu berusaha agar bisa bertahan dalam kondisi apapun. Keinginan manusia untuk menyesuaikan diri dengan keadaan lingkungannya agar menjadi maju dan bisa bertahan hidup membuat mereka menjadi berfikir dan bekerja melakukan sesuatu yang akhirnya mampu

3

Robert H Lauer, perspektif tentang Perubahan Sosial ( Jakarta: PT. Rineka Cipta, 1993), h. 5.

4Yahya Buwaiti,” Dampak Sosial Budaya dari Perkembangan Pariwisata di Jambi (Studi

Kasus Jasa Hiburan Umum di Kecamatan Pasar Kotamadya di Jambi),” ( Tesis S2 Fakultas Ilmu


(17)

membawa perubahan dalam lingkungan sekelilingnya. Dengan demikian, perubahan sosial terjadi karena adanya faktor lingkungan atau faktor alam yang dapat menyebabkan ketergantungan serta kebutuhan yang membuat mereka tetap bertahan hidup. Setiap manusia pada hakekatnya mempunyai kepentingan yang tak terbatas sehingga perubahan sosial ini berpengaruh pada berbagai aspek dalam kehidupan masyarakat, misalnya pendidikan ataupun perekonomian masyarakat.

Dalam hal ini penulis mencoba membahas tentang perubahan sosial di Desa Linggajati Kecamatan Sukaratu Kabupaten Tasikmalaya. Dan kota Tasikmalaya merupakan salah satu kawasan andalan di jawa barat yang menjadi unggulan dalam pemanfaatan sektornya dan pengembangan wilayahnya, karena keberadaan kota Tasikmalaya mempunyai kelengkapan sarana dan prasarana yang dapat dijadikan wilayah yang memberikan pengaruh yang positif dalam perkembangannya5.

Desa Linggajati merupakan daerah yang mempunyai keuntungan yang sangat banyak, salah satunya di Desa Linggajati terdapat wisata yang bisa memberikan perubahan terhadap masyarakat tersebut dan disana juga terdapat penambangan pasir yang bisa memberikan keuntungan untuk masyarakat Desa Linggajati. Oleh karena itu, Desa Linggajati merupakan salah satu daerah yang akan menimbulkan pengaruh terhadap perubahan-perubahan sosial yang terjadi.

Dengan demikian perlu dilakukan penelitian agar diketahui perubahan sosial masyarakat Desa Linggajati. Karena pengaruh yang terjadi didaerah tersebut adanya perubahan-perubahan sosial sebagaimana yang menjadi kajian penelitian ini.

5“Kota tasikmalaya,”


(18)

B. PERTANYAAN PENELITIAN

Berdasarkan uraian di atas, maka pertanyaan penelitiannya adalah :

- Bagaimana perubahan sosial masyarakat di Desa Linggajati ?

C. TINJAUAN PUSTAKA

Banyak penelitian yang mencoba ingin mengambil tentang perubahan

sosial diantaranya penelitian dari Silvy Mei Pradita dengan judul “Perubahan

Sosial Ekonomi Masyarakat di sekitar Bendungan Cirata Kecamatan Maniis Kabupaten Purwakarta Tahun 1984-2002”. Dalam penelitian ini ingin membahas tentang kehidupan sosial-ekonomi masyarakat Kecamatan Maniis sebelum dibangunnya bendungan Cirata, melihat kondisi bendungan Cirata di Kecamatan Maniis tahun 1984-2002, dan melihat kontribusi bendungan Cirata terhadap kehidupan sosial-ekonomi masyarakat Kecamatan Maniis pada tahun 1984-20026. Metodologi yang penulis lakukaan yaitu memakai Heuristik yaitu mencari, menemukan dan mengumpulkan sumber-sumber sejarah yang relevan. Dan tehnik pengumpulan datanya yaitu studi literatur dengan wawancara7. Dan hasil penelitian tersebut yaitu pembangunan bendungan Cirata menyebabkan terendamnya lahan penduduk yang tinggal di daerah genangan. Khususnya Kecamatan Maniis, sehingga mereka harus berpindah tempat dan beradaptasi dengan lingkungannya yang baru. Selain harus

6Silvy Mei Pradita, “Perubahan Sosial Ekonomi Masyarakat di sekitar Bendungan Cirata

Kecamatan Maniis Kabupaten Purwakarta Tahun 1984-2002,” ( Skripsi S1 Fakultas Pendidikan Ilmu Pendidikan Sosial, Universitas Pendidikan Indonesia, 2010), h. 5.

7Silvy Mei Pradita, “Perubahan Sosial Ekonomi Masyarakat di sekitar Bendungan Cirata

Kecamatan Maniis Kabupaten Purwakarta Tahun 1984-2002,” ( Skripsi S1 Fakultas Pendidikan Ilmu Pendidikan Sosial, Universitas Pendidikan Indonesia, 2010), h. 8.


(19)

kehilangan tempat tinggal dan tanahnya, sebagian dari masyarakat juga harus kehilangan mata pencahariaannya yang sudah menjadi tradisi turun-temurun. Adanya waduk menjadikan sebagian masyarakat Kecamatan Maniis harus bergeser mata pencaharian dari sektor pertanian ke perikanan, perdagangan, jasa dan lain sebagainnya, namun ada juga sebagian masyarakat yang tetap melanjutkan mata pencahariannya terdahulu, hal ini dikarenakan bahwa modal yang dimiliki relatif kecil, serta terbatasnya modal, pengetahuan/keterampilan untuk berwirausaha sehingga masyarakat luar yang pada akhirnya lebih menguasai tempat yang ada8.

Demikian juga dengan Gina Novia Purgasari yang mengambil judul

tentang “Perubahan Sosial Budaya Masyarakat di Kampung Adat Pulo Desa

Cangkuang Kabupaten Garut (Kajian Historis Tahun 1976-2000)”. Dalam penelitian ini menganalisa tentang kondisi umum Kampung Adat Pulo Kabupaten Garut, kondisi sosial budaya masyarakat kampung adat pulo, dan bagaimana peran masyarakat terhadap perubahan nilai tradisi di kampung adat pulo9. Penelitian ini menggunakan metode Heuristik, Kritik atau Analisis, Interpretasi, Historiografi atau penulisan sejarah. Serta pengumpulan datanya memakai Studi kepustakaan dan Wawancara10. Setelah melakukan penelitian Gina Novia Purgasari menyimpulkan bahwa masyarakat kampung Adat Pulo masih memegang tegus suatu adat dan tradisi yang diturunkan oleh leluhurnya

8Silvy Mei Pradita, “Perubahan Sosial Ekonomi Masyarakat di sekitar Bendungan Cirata

Kecamatan Maniis Kabupaten Purwakarta Tahun 1984-2002,” ( Skripsi S1 Fakultas Pendidikan Ilmu Pendidikan Sosial, Universitas Pendidikan Indonesia, 2010), h. 139.

9Gina Novia Purgasari, “Perubahan Sosial Budaya Masyarakat di Kampung Adat Pulo

Desa Cangkuang Kabupaten Garut (Kajian Historis Tahun 1976-2000),” (Skripsi S1 Fakultas Pendidikan Ilmu Pendidikan Sosial, Universitas Pendidikan Indonesia, 2011),h. 9.

10Gina Novia Purgasari, “Perubahan Sosial Budaya Masyarakat di Kampung Adat Pulo

Desa Cangkuang Kabupaten Garut (Kajian Historis Tahun 1976-2000),” (Skripsi S1 Fakultas Pendidikan Ilmu Pendidikan Sosial, Universitas Pendidikan Indonesia, 2011),h.11.


(20)

dan masih dikerjakan sampai sekarang ini. Agama yang dipeluk oleh masyarakat ini adalah islam akan tetapi masyarakatnya masih melaksanakan ajaran-ajaran agama hindu. Mata pencaharian masayarkat Kampung Adat Pulo hampir semuanya berprofesi sebagai petani, kemudian pada tahun 1976an masyarakat Kampung Adat Pulo banyak yang melakukan aktifitas berdagang disekitar perumahan masyarakat Kampung Pulo. Hal ini disebabkan pada tahun 1976 situ Cangkuang resmi dijadikan objek pariwisata oleh pemerintah karena ditemukannya cagar budaya berupa candi peninggalan agama Hindu yang disebut candi Cangkuang. Salah satu contoh yang membawa pengaruh positif yaitu masyarakat Kampung Adat Pulo mempunyai mata pencaharian baru yaitu sebagai pedagang dan mereka tidak hanya mengandalkan hasil dari pertanian saja untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari, sedangkan dampak negatifnya adalalah terjadinya pergerseran nilai-nilai tradisi dalam kehidupan masyarakat Kampung Adat Pulo dan terjadinya perubahan dalam kehidupan sehari-hari seperti, gaya hidup, sistem kesenian, sistem peralatan, dan pola pikir masyarakat setempat11.

Penelitian yang selanjutnya berjudul “Sentral Perdagangan Kain

Cingondewah Kecamatan Bandung Kulon: Suatu Kajian Tentang Perubahan Sosial Ekonomi Masyarakat Cingondewat Tahun 1989-2004)”, penelitian ini dilakukan oleh Triani Widyanti. Dalam penelitianini melihat bagaimana gambaran umum masyarakat Cigondewah sebelum tahun 1989, bagaimana latar belakang serta perkembangan sentra perdagangan kain Cigondewah pada

11Gina Novia Purgasari, “Perubahan Sosial Budaya Masyarakat di Kampung Adat Pulo

Desa Cangkuang Kabupaten Garut (Kajian Historis Tahun 1976-2000),” (Skripsi S1 Fakultas Pendidikan Ilmu Pendidikan Sosial, Universitas Pendidikan Indonesia, 2011), h. 110.


(21)

priode 1989-2004, dan melihat kontribusi sentra perdagangan kain terhadap kehidupan sosial ekonomi masyarakat Cingondewah tahun 1989-200412. Penelitian ini menggunakan metode Heuristik, Kritik atau Analisis, Interpretasi, Historiografi atau penulisan sejarah. Serta pengumpulan datanya memakai Studi kepustakaan dan Wawancara13. Kesimpulan yang dicapai adalah Berdirinya banyak pabrik dikawasan Cigondewah telah mengakibatkan sebagian masyarakat kehilangan kesempatan untuk bertani, sebab lahan-lahan pertanian telah berubah menjadi pabrik-pabrik dan perumahan. Perubahan-perubahan yang terus dilakukan oleh masyarakat Cigondewah dalam upaya untuk mengikuti perkembangan zaman dan untuk menjawab tantangan yang harus mereka hadapi yakni berubahnya lingkungan yang mengakibatkan berubahnya mata pencaharian mereka merupakan salah satu dari upaya adaptasi. Adaptasi ini jelas perlu dilakukan agar kebutuhan dasar mereka dapat terpenuhi dengan baik. Aspek sosial juga dapat dikatakan meningkat, seperti berubahnya lembaga-lembaga dalam masyarakat yang sebelumnya menaungi pertanian sejak perdagangan muncul maka lembaga-lembaga ini kemudian juga berubah fungsi sehingga peranannya dalam perdagangan menjadi sangat besar. Disamping itu, status sosial masyarakat dapat lebih terangkat dari sebelumnya14.

12Triani Widyanti, “Sentra Perdagangan Kain Cingondewah Kecamatan Bandung Kulon:

Suatu Kajian tentang Perubahan Sosial Ekonomi Masyarakat Cingondewah Tahun 1989-2004,” (Skripsi S1 Fakultas Pendidikan Ilmu Sosial, Universitas Pendidikan Indonesia, 2010), h. 6.

13Triani Widyanti, “Sentra Perdagangan Kain Cingondewah Kecamatan Bandung Kulon:

Suatu Kajian tentang Perubahan Sosial Ekonomi Masyarakat Cingondewah Tahun 1989-2004,” (Skripsi S1 Fakultas Pendidikan Ilmu Sosial, Universitas Pendidikan Indonesia, 2010), h. 8.

14Triani Widyanti, “Sentra Perdagangan Kain Cingondewah Kecamatan Bandung Kulon:

Suatu Kajian tentang Perubahan Sosial Ekonomi Masyarakat Cingondewah Tahun 1989-2004,” (Skripsi S1 Fakultas Pendidikan Ilmu Sosial, Universitas Pendidikan Indonesia, 2010), h. 93.


(22)

Penelitian-penelitian yang dipaparkan diatas, berisikan mengenai perubahan sosial. Penelitian-penelitian di atas mempunyai kesamaan dengan penelitian yang ingin diteliti oleh penulis, yaitu sama-sama ingin mengetahui perubahan-perubahan sosial yang terjadi. Dan bedanya, skripsi ini mengkaji dalam studi sosiologi yaitu mengenai perubahan sosial.

Hal seperti inilah yang perlu diperhatikan dalam berbagai perubahan-perubahan yang meliputi berbagai interaksi antar individu dan antar kelompok masyarakat baik dalam perubahan struktur anggota masyarakat dan perubahan dalam struktur kemasyarakatan yang membawa pengaruh dampak sosiologis yang diakibatkan oleh perubahan sosial di Desa Linggajati.

D. TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah :

1. Menganalisa perubahan sosial di Desa Linggajati secara mendalam terhadap kondisi sosial masyarakat

2. Untuk mengetahui apa yang menjadi faktor perubahan sosial yang ada di Desa Linggajati

Manfaat yang hendak di capai adalah :

1. Manfaat Teoritis

a. Mempertajam aplikasi teori-teori tentang perubahan sosial dalam sebuah studi kritis tentang perubahan sosial.


(23)

b. Sebagai bahan pertimbangan dan masukan kepada pemerintah akan pentingnya perubahan-perubahan sosial yang terjadi di Desa Linggajati

2. Manfaat Praktis

a. Hasil penelitian dapat memberikan sumbangan sebagai sumber bacaan untuk perpustakaan, khususnya jurusan Sosiologi b. Dapat dijadikan bahan perbandingan apabila peneliti yang

sama diadakan pada waktu-waktu mendatang dan dapat memberikan sumbangan pengetahuan ataupun referensi bagi penelitian yang akan datang.

E. METODOLOGI PENELITIAN 1. Pendekatan Penelitian

Jenis Penelitian yang dilakukan adalah penelitian kualitatif. Analisis tersebut dirasa tepat karena akan memberikan jawaban mengenai pokok permasalahan tentang adanya perubahan-perubahan sosial yang terjadi di Desa Linggajati, Kecamatan Sukaratu, Kabupaten Tasikmalaya.

Melalui penelitian ini, akan dibahas secara mendalam mengenai perubahan sosial bagi masyarakat Desa Linggajati.

2. Metode Penelitian menggunakan Studi Kasus

Pendekatan penelitian ini pada studi lapangan dengan menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode studi kasus. Selain itu, penelitian studi kasus dapat dibedakan menjadi tiga tipe, yaitu studi-studi kasus


(24)

eksplanatoris (menjelaskan), eksploratoris (penyelidikan), dan deskriptif (menggambarkan)15. Adapun jenis penelitian yang digunakan di sini adalah penelitian deskriptif, yaitu menggambarkan secara sistematis mengenai fakta-fakta, dan hubungan antara fenomena16. Karena penelitian deskriptif itu menggambarkan karakteristik, kegiatan atau kejadian-kejadian yang terjadi selama dalam penelitian, dan menggambarkan keadaan lingkungan atau karakteristik tempat penelitian berlangsung17. Melalui pendekatan ini akan diperoleh analisis yang cukup tajam mengenai pokok permasalahan yang akan dibahas.

3. Penetapan Lokasi Penelitian

Alasan pemilihan lokasi Desa Linggajati, Kecamatan Sukaratu, Kabupaten Tasikmalaya karena di Desa Linggajati mempunyai keuntungan yang sangat banyak. salah satunya di Desa Linggajati terdapat wisata yang bisa memberikan perubahan terhadap masyarakat tersebut dan disana juga terdapat penambangan pasir yang bisa memberikan keuntungan untuk masyarakat Desa Linggajati. Oleh karena itu, Desa Linggajati merupakan salah satu daerah yang akan menimbulkan pengaruh terhadap perubahan-perubahan sosial yang terjadi.

15

Robert K. Yin, Studi Kasus Desain dan Metode (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2004), h. 1

16

Sanapiah Faisal, Format-Format Penelitian Sosial (Jakarta: Rajawali Press, 2007), h. 20.

17

Husaini Usman dan Purnomo Setiady Akbar, Metodologi Penelitian Sosial (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2008), h. 130.


(25)

4. Sumber Data dan Tehnik Pengumpulan Data

Untuk dapat melakukan analisis secara nyata, akan digunakan dua jenis data yaitu data primer dan data sekunder. data primer akan di ambil langsung dari lapangan melalui wawancara dengan informan dari masyarakat sekitar. Sedangkan data sekunder adalah data yang di ambil dari lembaga-lembaga pemerintah yang ada kaitanya dengan penelitian ini. Untuk mendapatkan analisis data primer dan data sekunder, dilakukan dengan tehnik pengumpulan data sebagai berikut :

(a) Observasi

Untuk memperoleh data yang akurat sehingga bermanfaat bagi penelitian ini, penulis akan melakukan observasi melalui pengamatan langsung di lapangan karena observasi merupakan pengamatan dan pencatatan yang sistematis terhadap gejala-gejala yang diteliti18. Observasi ini meliputi aspek sosial masyarakat setempat. Melalui cara ini akan dicatat semua hasil pengamatan yang di peroleh dengan mempertimbangkan aspek-aspek yang di teliti. Dengan demikian akan diperoleh kejelasan mengenai perubahan sosial di masyarakat setempat.

(b) Wawancara

Selain menggunakan observasi, penulis juga akan melakukan wawancara secara mendalam karena wawancara salah satu teknik terbaik untuk mendapatkan data pribadi dan dapat dijadikan

18

Husaini Usman dan Purnomo Setiady Akbar, Metodologi Penelitian Sosial (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2008), h. 52.


(26)

pelengkap teknik pengumpulan data lainnya19. Wawancara dilakukan terhadap 15 informan. Dan informan ini adalah orang yang tepat untuk melihat perubahan-perubahan yang terjadi di Desa Linggjati.

Pedoman wawancara ini disusun dalam bentuk pertanyaan terbuka yang dilakukan dengan cara wawancara secara mendalam agar mendapatkan informasi secara bebas demi keleluasaan dalam penelitian ini. Pertanyaan-pertanyaan dimulai dari hal-hal yang umum, kemudian masuk kepada hal-hal yang berhubungan dengan pokok bahasan.

(c) Analisis data

Analisis data kualitatif di mulai dengan mempelajari perolehan data dari informan yang di lakukan secara wawancara maupun observasi. Setelah data terkumpul semua, hasil dari wawancara maupun observasi kemudian di abstraksikan sesuai hasil dari informan pada saat wawancara. Setelah itu data kualitatif disajikan dalam bentuk narasi untuk mendeskripsikan hasil dari penelitian. Setelah analisis data selesai, dilakukan penarikan kesimpulan dengan cara memahami dari data penelitian yang sudah tersaji20.

19

Husaini Usman dan Purnomo Setiady Akbar, Metodologi Penelitian Sosial (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2008), h. 57.

20

J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung: Rosdakarya, 1997), cet. VIII, h. 24.


(27)

F. SISTEMATIKA SKRIPSI

Untuk memperoleh gambaran dan untuk memudahkan pembahasan, maka dalam skripsi ini dikelompokkan dalam lima bab dengan sistematika sebagai berikut:

BAB I : Pendahuluan, dalam bab ini berisi tentang Latar Belakang Permasalahan, pertanyaan Penelitian, Tinjauan Pustaka, Tujuan dan Manfaat Penelitian, Metodologi Penelitian, Pendekatan Penelitian, Metode Penelitian Menggunakan Studi Kasus, Sumber Data dan Tehnik Pengumpulan Data, dan Sistematika Penulisan Skripsi.

BAB II : Tinjauan Teori, berisi tentang konsep Perubahan Sosial

BAB III : Mengenai gambaran umum Desa Linggarjati Kecamatan Sukaratu, menguraikan tentang Letak Geografis, Kondisi Sarana dan Prasarana, Aspek Kehidupan Sosial Masyarakat Linggajati

BAB IV : Analisa Hasil Penelitian, dalam bab ini akan membahas dan menganalisa hasil-hasil penelitian dan studi lapangan berdasarkan data-data yang didapatkan di lapangan, hal itu meliputi: Perubahan Populasi, Perubahan Norma, Perubahan Gaya Hidup, Perubahan Mata Pencaharian.

BAB V : Penutup, berisi kesimpulan dan saran. menjelaskan mengenai kesimpulan dari peneliti yang telah dilakukan beserta Saran yang diberikan oleh penulis.


(28)

BAB II

TINJAUAN TEORI

PERUBAHAN SOSIAL

Perubahan bisa disebut sebagai sesuatu yang terjadi secara berbeda dari waktu ke waktu atau dari sebelum dan sesudah adanya suatu aktivitas. Setiap aktivitas dan kegiatan akan menyebabkan perubahan karena suatu kegiatan atau aktivitas mempunyai tujuan untuk membuat suatu perubahan. Perubahan itu dapat melibatkan semua faktor seperti : sosial, ekonomi, politik dan budaya21. Dan perubahan bisa juga disebut sebagai norma karena perubahan itu tidak menyebabkan trauma. Oleh karena itu, pola perubahan yang beraneka ragam akan terbuka bagi semua masyarakat22.

Perubahan sosial itu bersifat umum meliputi perubahan berbagai aspek dalam kehidupan masyarakat, sampai pada pergeseran persebaran umur, tingkat pendidikan dan hubungan antar warga. Dari perubahan aspek-aspek tersebut terjadi perubahan struktur masyarakat serta hubungan sosial23.

Motivasi sangat berpengaruh atas perubahan kebutuhan-kebutuhan materi dan mental yang disebabkan oleh kemajuan-kemajuan teknik tetapi setiap penemuan teknik mempunyai akibat dari perubahan mental manusia. Oleh karena itu, perubahan atas penemuan teknik dapat menyebabkan perubahan dari berbagai

21Yahya Buwaiti,” Dampak Sosial Budaya dari Perkembangan Pariwisata di Jambi (Studi

Kasus Jasa Hiburan Umum di Kecamatan Pasar Kotamadya di Jambi),” ( Tesis S2 Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Indonesia, 2000), h. 31.

22

Robert H Lauer, perspektif tentang Perubahan Sosial ( Jakarta: PT. Rineka Cipta, 1993), h. 28.

23 “Teori Perubahan Sosial dan Pembangunan,” di akses tgl 4

Oktober 2012 dari http://www.bantangul.com/2011/07/teori-perubahan-sosial-dan-pembangunan.html


(29)

sektor masyarakat dan setiap perubahan akan mempunyai dampak dari perkembangan secara positif maupun negatif24.

Menurut Selo Soemardjan, perubahan sosial adalah perubahan yang terjadi pada lembaga kemasyarakatan di dalam suatu masyarakat yang mempengaruhi sistem sosial, termasuk didalamnya nilai-nilai sikap-sikap dan pola prilaku diantara kelompok dalam masyarakat menurutnya, antara perubahan sosial dan perubahan kebudayaan memiliki satu aspek yang sama yaitu keduanya bersangkut paut dengan suatu penerimaan cara-cara baru atau suatu perbaikan cara masyarakat dalam memenuhi kebutuhannya25.

Secara keseluruhan, Indonesia menunjukan adanya pertumbuhan penduduk yang cepat dan pertumbuhan produksi yang lambat26. Perubahan sosial bisa disebabkan dari berbagai sumber seperti pertambahan penduduk yang akan menimbulkan perubahan ekologi dan dapat menyebabkan perubahan tata hubungan antar kelompok-kelompok sosial27. Perubahan sosial bisa disebut sebagai suatu konsep yang serba menyeluruh yang difokuskan kepada perubahan fenomena sosial di berbagai kehidupan manusia dari tingkat individual hingga tingkat dunia28.

Keputusan memulai suatu perubahan harus diambil oleh rakyat yang merupakan salah satu asumsi dalam proses perubahan agar perubahan tidak hanya

24

Phill Astrid S.Susanto, Pengantar Sosiologi dan Perubahan Sosial (Bandung: Binacipta,1979), h. 178-179.

25 “Teori Perubahan Sosial dan Pembangunan,” di akses tgl 4 Oktober 2012 dari

http://www.bantangul.com/2011/07/teori-perubahan-sosial-dan-pembangunan.html

26

Selo Soemardjan, Perubahan Sosial di Yogyakarta (Depok: Komunitas Bambu, 2009), h. 293.

27

Selo Soemardjan, Perubahan Sosial di Yogyakarta (Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, 1986), h. 303.

28

Robert H Lauer, perspektif tentang Perubahan Sosial ( Jakarta: PT. Rineka Cipta, 1993), h. 5.


(30)

terjadi di permukaan, bersifat sementara dan tidak melembaga. Perubahan juga tidak dapat dilaksanakan karena ada paksaan dari kekuatan luar. Oleh sebab itu, perubahan harus dilaksanakan atas kemauan rakyat. Apabila terdapat unsur asing maka tidak bisa diintegrasikan dalam kebudayaan masyarakat tanpa kerja sama warga masyarakat. Jika perubahan itu tidak disertai dari keputusan berdasarkan kemauan rakyat maka unsur baru akan terintegrasikan ke dalam kebudayaan masyarakat sehingga menjadi bagian dari lembaga-lembaga sosial29. Timbulnya perubahan juga bisa disebabkan karena adanya perubahan ideologi dasar suatu masyarakat atau perubahan orientasi dari masa lampau ke masa depan yang akan menimbulkan kekuatan30. Inovasi berkembang bersamaan dengan proses menghilangnya kebiasaan-kebiasaan lama itu disebabkan karena terjadinya perubahan yang sangat cepat31.

Bermacam perubahan dalam lembaga-lembaga masyarakat yang bisa mempengaruhi sistem sosialnya seperti nilai-nilai, sikap dan pola tingkah laku antar kelompok di dalam masyarakat. itu semua bisa dikatakan sebagai konsep dari perubahan sosial32.

Perubahan sosial dapat dibedakan menjadi beberapa jenis, tergantung dari sudut pengamatan: apakah dari sudut aspek, fragmen atau dimensi sistem sosialnya. Ini disebabkan keadaan sistem sosial itu tidak sederhana, tidak hanya

29

Selo Soemardjan, Perubahan Sosial di Yogyakarta (Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, 1986), h. 325.

30

Selo Soemardjan, Perubahan Sosial di Yogyakarta (Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, 1986), h. 303.

31

Selo Soemardjan, Perubahan Sosial di Yogyakarta (Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, 1986), h. 320.

32

Selo Soemardjan, Perubahan Sosial di Yogyakarta (Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, 1986), h. 3.


(31)

berdimensi tunggal, tetapi muncul sebagai kombinasi atau gabungan hasil keadaan berbagai komponen seperti berikut

1. Unsur-unsur pokok misalnya jumlah dan jenis individu serta tindakan mereka

2. Hubungan antarunsur misalnya ikatan sosial, loyalitas, ketergantungan, hubungan antarindividu, integrasi

3. Berfungsinya unsur-unsur di dalam sistem misalnya peran pekerjaan yang dimainkan oleh individu atau diperlukannya tindakan tertentu untuk melestarikan ketertiban sosial

4. Pemeliharaan batas misalnya kriteria untuk menentukan siapa saja yang termasuk anggota sistem, syarat penerimaan individu dalam kelompok, prinsip rekrutmen dalam organisasi dan sebagainya

5. Subsistem misalnya jumlah dan jenis seksi, segmen atau divisi khusus yang dapat dibedakan

6. Lingkungan misalnya keadaan alam

Adakalanya perubahan hanya terjadi sebagian, terbatas ruang lingkupnya, tanpa menimbulkan akibat besar terhadap unsur lain dari sistem. Sistem sebagai keseluruhan tetap utuh, tak terjadi perubahan menyeluruh atas unsur-unsurnya meski didalamnya terjadi perubahan sedikit demi sedikit33.

Timbulnya perubahan masyarakat juga terdapat dari sebab-sebab karena majunya ilmu pengetahuan (mental manusia), teknik dan penggunaannya di dalam masyarakat, perubahan-perubahan pertambahan harapan dan tuntutan manusia,

33

Piotr Sztompka, Sosiologi Perubahan Sosial (Jakarta: Prenada Media Group, 2007), h. 3-4.


(32)

komunikasi dan transport, urbanisasi, semuanya ini mempunyai pengaruh dan mempunyai akibat di dalam masyarakat karenanya terdapatlah perubahan masyarakat atau biasa disebut social change34. Perubahan Masyarakat yang terjadi selama ini secara umum menyangkut perubahan perubahan struktur, fungsi budaya, dan prilaku masyarakat. Suatu proses yang mengakibatkan keadaan sekarang berbeda dengan keadaan sebelumnya, perubahan bisa berupa kemunduran dan bisa juga berupa kemajuan (progress). Sedangkan masyarakat artinya sekelompok ikatan nilai dan norma norma sosial. Istilah masyarakat dapat juga diartikan sebagai wadah atau tempat orang orang yang saling berhubungan dengan hukum dan budaya tertentu untuk mencapai tujuan bersama.

Terdapat juga sebab utama dari terjadinya perubahan masyarakat dikarenakan seperti berikut:

a. Keadaan geografis tempat pengelompokan sosial : bisa mengakibatkan perubahan karena keadaan geografis di mana mereka hidup ikut berubah juga

b. Keadaan biofisik kelompok : merupakan faktor perubahan masyarakat karena makanan yang cukup bergizi dan tidak bergizi bisa menentukan progress atau regress

c. Kebudayaan : dengan semua tradisinya kadang-kadang bisa menyebabkan bahwa orang tidak berani mengadakan progress karena bertentangan dengan kebudayaan dan selanjutnya mereka tidak dapat melihat manfaat daripada pengadaan perubahan

34

Phill Astrid S.Susanto, Pengantar Sosiologi dan Perubahan Sosial (Bandung: Binacipta,1979), h. 178.


(33)

d. Sifat anomie manusia : yaitu menjauhkan diri dari masyarakat, bisa juga menjadi sebab mengapa perubahan masyarakat sukar dijadikan progress yaitu karena keinginan untuk mengadakan segala-galanya sendiri

Keempat unsur ini termasuk saling mempengaruhi dari bidang-bidang lain seperti tekhnologi, ilmu pengetahuan, organisasi dan management di dalam masyarakatnya. Dan faktor-faktor ini juga dapat menimbulkan perubahan dari bidang transport, ekonomi, politik dan tentunya bidang sosial. Maka dari itu, perubahan dari sektor kehidupan manusia akan menimbulkan perubahan dari sektor lain dan seterusnya35. Hal ini menunjukan bahwa betapa luasnya bidang bidang yang mungkin mengalami perubahan. Oleh karena itu perubahan pada masyarakat berarti juga perubahan pada kebudayaan, maka tidak mudah untuk mengemukakan batasannya secara ringkas dan terperinci karena bidang kajian cukup luas. Kendala yang cukup serius dalam hubungannya dengan proses perubahan perubahan masyarakat yang semakin cepat adalah ketertinggalan dalam penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi baru, sehingga upaya untuk dapat mengimbangi tuntutan kecepatan perubahan itu mengalami keterlambatan. Keterlambatan perubahan ini terjadi karena dalam proses perubahan masyarakat yang semakin cepat itu terdapat kumulasi benturan budaya dan kepentingan hidup.

35

Phill Astrid S.Susanto, Pengantar Sosiologi dan Perubahan Sosial (Bandung: Binacipta,1979), h. 188-189.


(34)

Perubahan sosial tidak lain adalah penyimpangan kolektif dari pola-pola yang telah mapan. Oleh karena itu, perubahan sosial dapat menimbulkan gangguan pada keseimbangan sosial yang ada36.

Hidup bermasyarakat itu sangat penting bagi manusia, karena manusia itu tidak sempurna dan tidak dapat hidup sendirian tanpa mengadakan hubungan dengan sesamanya dalam masyarakat. Masyarakat sebagai suatu sistem pasti akan mengalami perubahan-perubahan, baik secara cepat atau lambat. Perubahan merupakan suatu proses yang mengakibatkan keadaan sekarang berbeda dengan keadaan sebelumnya. Perubahan juga bisa menjadikan berupa kemunduran atau kemajuan. Perubahan pada masyarakat pada umumnya terjadi dengan sendirinya sesuai dengan pertumbuhan kepentingan masyarakatnya. Pada masyarakat kota maupun masyarakat desa proses perubahan sosial selalu terjadi.

Setiap manusia memiliki keinginan untuk memperbaiki kehidupannya agar menjadi lebih baik. Oleh sebab itu, manusia selalu berusaha agar bisa bertahan dalam kondisi apapun. Keinginan manusia untuk menyesuaikan diri dengan keadaan lingkungannya agar menjadi maju dan bisa bertahan hidup membuat mereka menjadi berfikir dan bekerja melakukan sesuatu yang akhirnya mampu membawa perubahan dalam lingkungan sekelilingnya. Dengan demikian, perubahan sosial terjadi karena adanya faktor lingkungan atau faktor alam yang dapat menyebabkan ketergantungan serta kebutuhan yang membuat mereka tetap bertahan hidup. Setiap manusia pada hakekatnya mempunyai kepentingan yang

36

Selo Soemardjan, Perubahan Sosial di Yogyakarta (Depok: Komunitas Bambu, 2009), h. 451.


(35)

tak terbatas sehingga perubahan sosial ini berpengaruh pada berbagai aspek kehidupan masyarakat, misalnya pendidikan ataupun perekonomian masyarakat.

Dalam kaitannya dengan perubahan sosial terhadap kehidupan masyarakat harus di lihat bahwa ada faktor lain yang ikut berperan dalam mengubah kondisi sosial tersebut, seperti pendidikan, media masa, transportasi, komunikasi, maupun sektor-sektor pembangunan lainnya. Suatu perubahan juga dapat terjadi karena dipaksakan pada suatu masyarakat dari luar dan tak bisa ditolak karena kuatnya pelopor perubahan. Akan tetapi, masyarakat tidak siap atau tidak menerimanya37.

Perubahan sosial pada umumnya bisa berasal dari berbagai sumber. Pertambahan jumlah penduduk pasti akan menimbulkan perubahan ekologis. Perubahan ini akan merangsang terjadinya perubahan tata hubungan antara kelompok-kelompok sosial. Apabila diterapkan dalam skala yang cukup besar, maka penemuan-penemuan dan inovasi teknologis akan menimbulkan suatu tatanan baru dalam kehidupan ekonomi. Suatu perubahan ideologi dasar suatu masyarakat (misalnya dalam agama atau konsep tentang negara) atau perubahan orientasi dari masa lampau ke masa depan mudah menimbulkan kekuatan-kekuatan yang menyebabkan timbulnya perubahan sosial. Singkatnya, sumber-sumber pokok dari perubahan sosial terletak di dalam lingkup biologi, teknologi dan ideologi masyarakat38.

37

Selo Soemardjan, Perubahan Sosial di Yogyakarta (Depok: Komunitas Bambu, 2009), h. 451.

38

Selo Soemardjan, Perubahan Sosial di Yogyakarta (Depok: Komunitas Bambu, 2009), h. 447.


(36)

BAB III

GAMBARAN UMUM DESA LINGGAJATI KECAMATAN SUKARATU KABUPATEN TASIKMALAYA

A. Letak Geografis

Desa Linggajati terletak di Kecamatan Sukaratu Kabupaten Tasikmalaya, Desa Linggajati merupakan daerah dengan kondisi fisik pegunungan yang sangat menawan. Desa Linggajati dengan luas wilayah 780.559 ha, merupakan daerah pegunungan yang jalannya berkelok-kelok menanjak, dalam perjalanan ke Desa Linggajati akan disuguhi panorama pegunungan yang indah, disuguhi panorama hutan pinus yang rindang menghijau di sepanjang jalan, dihiasi saluran air panas yang berkelok di sela-sela perkampungan dan persawahan dan juga panorama persawahan yang terhampar luas bak permadani. Jalan yang kurang relatif bagus, karena jalan aspal yang terkupas, bebatuan dan berlubang. Lokasi Desa linggajati berada di pegunungan galunggung yang merupakan gunung berapi dengan ketinggian 2.167 meter dpl, berjarak kurang lebih 17 km dari pusat kota Tasikmalaya.

Desa Linggajati adalah sebuah Desa yang terletak dekat pegunungan dengan luas wilayah 780.559 ha merupakan daerah menanjak dan berkelok-kelok. Kondisi alam pegunungan Galunggung memberikan bentukan unik yang menarik dan mempesona bagi kondisi geografis Desa Linggajati. Suhu rata-rata harian di Desa Linggajati sekitar 22-28-30 derajat c. Desa Linggajati berada pada ketinggian 700 mdl di atas permukaan laut. Desa Linggajati berkarakteristik dengan warna tanah hitam dan tekstur tanahnya pasir dan kapasitas curah


(37)

hujannya 55 mm. Tanah tersebut sangat cocok untuk pertanian sehingga Desa Linggajati termasuk yang sangat subur akan pertaniannya.

Batas-batas wilayah Desa Linggajati adalah sebagai berikut :

- Sebelah Barat : Gunung Galunggung - Sebelah Timur : Desa Tawang Banteng - Sebelah Utara : Desa Sinagar

- Sebelah Selatan : Desa Mekarjaya Kec. Padakembang

Peta Desa Linggajati


(38)

B. Kondisi Sarana dan Prasarana di Desa Linggajati Tahun 2011

Dalam rangka peningkatan pertumbuhan ekonomi melalui kegiatan pengembangan potensi dan investasi yang ada di Desa Linggajati, sarana dan prasarana mutlak diperlukan untuk kegiatan dalam sehari-hari. Sarana dan prasarana tersebut meliputi :

1. Transportasi

Transportasi di sini menyangkut jarak tempuh, kondisi jalan serta sarana transportasi dalam upaya menggerakan perekonomian di suatu daerah. Dalam pengembangan Desa Linggajati yang terdapat wisata Gunung Galunggung. Sedang untuk kelancaran sistem transportasi yang efektif dan efisien dalam menunjang kegiatan ekonomi baik antar kota, dalam/luar propinsi, antar daerah, antar kecamatan dan Desa diperlukan sarana penunjang berupa truck umum 5 unit, angkutan perdesa 10 unit. Ojek 153 unit.

jarak tempuh yang harus di lalui untuk sampai ke Desa Linggajati meliputi :

 Jarak ke ibu kota kecamatan : 8 km

Lama jarak tempuh ke ibu kota kecamatan dengan kendaraan bermotor :0,15 jam

Lama jarak tempuh ke ibu kota kecamatan dengan berjalan kaki atau kendaraan non bermotor : 1 jam

Kendaraan umum ke ibu kota kecamatan terdapat 8 unit


(39)

Lama jarak tempuh ke ibu kota kabupaten dengan kendaraan bermotor : 1 jam

Lama jarak tempuh ke ibu kota kabupaten dengan berjalan kaki atau kendaraan no bermotor : 3 jam

 Jarak ke ibu kota provinsi 380 km

Lama jarak tempuh ke ibu kota provinsi dengan kendaraan bermotor : 3,5 jam

Lama jarak tempuh ke ibu kota provinsi dengan berjalan kaki atau kendaraan non bermotor 5 jam.

Untuk menuju ke Desa Linggajati, terdapat tiga alternatif jalan yang dapat ditempuh, yaitu :

 Dari arah Bandung lewat Ciawi, di depan Pasar lama Indihiang, belok ke arah kanan + 12 km.

 Dari arah Bandung lewat Ciawi, setelah jembatan Cikunir (Singaparna) belok ke arah kiri + 14 km

 Dari pusat kota Tasikmalaya langsung ke arah Barat lewat Jl. Bantar-Tawangbanteng, + 17 km

Kondisi jalannya seperti :

- Jalan Desa kelurahan : panjang jalannya aspal tapi rusak

- Jalan antar Desa/kelurahan/kecamatan : panjang jalannya sirtu tapi rusak - Jalan kabupaten yang melewati Desa/kelurahan : panjang jalannya aspal


(40)

- Prasarana angkutan darat: jumlah pangkalan ojek 4 rusak

2. Telekomunikasi

Seiring dengan kemajuan teknologi informasi yang mendunia, kebutuhan sarana telekomunikasi mutlak diperlukan dan memegang peranan yang sangat penting dalam meningkatkan perekonomian daerah. Telkom merupakan salah satu badan usaha milik negara yang bergerak di bidang penyediaan jasa telekomunikasi nasional senantiasa melakukan pengembangan dan peningkatan dalam hal jangkauan pelayanan dan sistem pelayanan kepada masyarakat.

Untuk perluasan jangkauan pelayanan/komunikasi pedesaan di Desa Linggajati terdapat hanya 1 unit sarana umum warung telekomunikasi (Wartel), dan di Desa Linggajati terdapat sinyal telfon, sinyal TV dan sinyal radio. Warga yang mempunyai TV jumlahnya ada 1175 unit dan jumlah parabola hanya 3 unit. Di Desa Linggajati tidak terdapat Koran dan majalah hanya papan iklan dan papan pengumuman.

3. Penerangan

Kebutuhan listrik untuk industri dan masyarakat telah dilayani oleh Perusahaan Listrik Negara (PT.PLN). Aliran listrik telah menjangkau Desa Linggajati. Yang sudah memakai listrik PLN di Desa Linggajati terdapat 1271 unit, yang memakai lampu minyak tanah ada 15 keluarga, dan yang memakai kayu bakar ada 729 keluarga.


(41)

Jenis produksi yang ada di Desa linggajati meliputi: yang memiliki penggilingan padi hanya 9 orang, yang memiliki traktor ada 6 orang, dan yang memiliki alat produksi dan pengolah hasil industri kerajinan keluarga skala kecil dan menengah ada 79 orang.

C. Aspek Kehidupan Sosial Masyarakat Desa Linggajati Tahun 2011 1. Pendidikan

Desa Linggajati merupakan Desa yang terletak di kecamatan Sukaratu, jarak ke pusat kota kurang lebih 17 km.

Tabel 1

Sarana Pendidikan Desa Linggajati Kecamatan Sukaratu pada Bulan April 2011

No Nama Sekolah Jumlah

Murid Guru PNS Guru non PNS Alamat

L P L P L P

1 MI

CINTAMULYA

66 59 4 1 1 6 Kp. Batubulu

02/02

2 SD TAWANG

ABNTENG II

93 79 6 2 1 2 Kp. Ciponyo

01/01

3 SD TAWANG

BANTENG III

91 70 4 0 2 2 Kp.

Citunggul 03/03

4 SD INPRES 120 83 4 2 2 1 Kp.

Citunggul 03/03

5 MTsN

CINTAMULYA

65 85 0 0 9 6 Kp. Batubulu

02/02 Sumber : Laporan Data Desa Linggajati April 2011

Berdasarkan tabel diatas, dapat dilihat bahwa kualitas pendidikan di Desa Linggajati pada khususnya masih tergolong kurang maju. Pendidikan yang ada di Desa Linggajati hanya 1 MI, 3 SD, dan 1MTsN. Di sana tidak terdapat Aliyah atau SMA. Jumlah siswa semakin menurun ketika


(42)

memasuki jenjang yang makin tinggi dan disertai minim pula jumlah gurunya.

Salah satu foto sekolahan yang berada di Desa Linggajati

Gambar 2 : Foto sekolahan yang berada di Desa Linggajati

Walaupun jarak yang lumayan jauh dari pusat kota tasikmalaya, masyarakat Desa Linggajati tetap menjalankan pendidikan dengan maksimal. Walaupun berada jauh dari pusat kota, Desa Linggajati mempunyai fasilitas yang menunjang pendidikan. Fasilitas tersebut seperti foto copy dan toko yang menjual perlengkapan sekolah. Walaupun Desa Linggajati jauh dari pusat kota Tasikmalaya namun banyak juga masyarakat yang melanjutkan pendidikan di luar Desa Linggajati.

Dibawah ini dapat di lihat pada tabel II tentang kondisi penduduk Desa Linggajati menurut jenjang pendidikan


(43)

Tabel 2

Kondisi Penduduk Berdasarkan Jenjang Pendidikan Pada Bulan Desember 2011

Menurut Jenjang Pendidikan Jumlah

S3 -

S2 14

S1 18

D3 -

D2 1

D1 1

SMA 167

SMP 270

SD 340

TK 422

Jumlah 4343

Sumber : laporan data Desa Linggajati bulan Desember 2011

Berdasarkan tabel kondisi penduduk berdasarkan jenjang pendidikan dapat dilihat bahwa status pendidikan masyarakat Desa Linggajati masih sangat rendah. Dikarenakan separuh jumlah penduduk secara keseluruhan masih berada dijenjang sekolah menengah ke bawah. Hanya sedikit dari mereka yang berada di jenjang SMA atau bahkan Perguruan Tinggi.


(44)

2. Kondisi Ekonomi

Masyarakat Desa Linggajati yang hidup jauh dari pusat keramaian memiliki hubungan kekeluargaan yang erat. Kondisi rumah yang saling berdekatan memudahkan masyarakat dalam berkomunikasi. Begitu pula kondisi perekonomian masyarakat terlihat sudah cukup baik. Hal ini di karenakan banyaknya lapangan pekerjaan seperti PNS, Petani, Buruh tani, Buruh Swasta, Pedagang, Pengrajin, Peternak, Pengusaha Angkutan yang tersedia di Desa Linggajati

Dibawah ini dapat di lihat pada tabel 3 tentang kondisi penduduk Desa Linggajati menurut Mata Pencaharian

Tabel 3

Kondisi Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian Bulan Desember 2011

Mata Pencaharian Jumlah

PNS 18

Petani 476

Buruh Tani 824

Buruh Swasta 976

Pedagang 314

Pengrajin 22

Peternakan 27

Nelayan -

Pengusaha Angkutan 16

Jumlah 4343


(45)

Berdasarkan tabel kondisi penduduk berdasarkan Mata Pencaharian dapat dilihat bahwa pekerjaan yang banyak dilakukan di Desa Linggajati kebanyakkan adalah buruh swasta, pedagang, buruh tani, petani. Hanya sedikit dari mereka yang bekerja sebagai PNS dan Pengusaha Angkutan.

Kondisi perekonomian masyarakat Desa Linggajati diperkuat oleh beberapa sumber daya alam. Sektor-sektor tersebut diantaranya seperti pertanian, perikanan, perkebunan, kehutanan, peternakan, bahan galian dan pariwisata

a. Potensi Perikanan

Potensi perikanan yang ada di Desa Linggajati sarana produksinya seperti:

- Empang kolam : 18,650 ha, mendapatkan 0,266,775 ton/th - Sawah : 2 ha, mendapatkan 1 ton/th

- Pancingan : 4 unit, mendapatkan 3 ton/th

Jenis ikannya adalah :

o Mas : 0,3730 ton/th o Mujair : 0,466,25 ton/th o Nila : 0,466,25 ton/th o Gurame : 0,1865 ton/th


(46)

Mekanisme Pemasarannya :

 Dijual langsung ke konsumen

 Dijual kepasar hewan

 Dijual melalui tengkulak

 Dijual melalui pengecer

b. Potensi Pertanian dan Perkebunan

Di Desa Linggajati jumlah keluarga yang memilki lahan pertanian sebanyak 919 keluarga, yang tidak memilki lahan pertanian sebanyak 60 keluarga, yang memilki kurang dari 1 ha sebanyak 573 keluarga, yang memilki dari 1,5-5 ha lahan pertanian sebanyak 286 keluarga, jumlah total keluarga petani sebanyak 859 keluarga.

Jenis-jenis pertanian yang ada di Desa Linggjati adalah :

- Padi sawah : 196,425 ha - Ubi kayu : 0,2 ha 2 ton - Ubi jalar : 0,1 ha 1.5 ton - Cabe : 0,32 ton

- Tomat : 0,1 ha 0,5 ton - Bayam : 0,02 ha 0,3 ton - Kangkung : 0,05 ha 0,5 ton - Umbi-umbian lain : 1 ha 1,7 ton - Pisang : 4 ha 2 ton


(47)

- Sirsak : 0,3 ha 0,7 ton - Aren : 5 ha 1,25 ton - Kelapa : 14 ha 10 ton

Pemasaran hasil tanaman pangan dan tanaman buah-buahan

o Dijual langsung ke konsumen o Dijual ke pasar

o Dijual melalui tengkulak o Dijual melalui pengecer

Luas dan hasil perkebunan menurut jenis komoditas

 Kelapa : 14 ha 6 kw ha

 Aren : 5 ha 4,5 kw ha

Mekanisme Pemasaran hasil perkebunan dijual melalui tengkulak dan dijual melalui pengecer

c. Potensi Kehutanan

Potensi kehutanan yang ada di Desa Linggajati dimiliki oleh Perhutani atau instansi sektoral sebesar 401 ha. Hasil hutannya seperti :

- Kayu : 2000 m3/th - Bambu : 500 m3/th - Enau : 20 ton/th - Gula enau : 6 ton/th

Kondisi hutan lindung di Desa Linggajati baik dan mekanisme pemasaran hasil hutannya seperti :


(48)

o Dijual langsung ke konsumen o Dijual melalui tengkulak o Dijual melalui pengecer

d. Potensi Peternakan

Potensi peternakan di Desa Linggajati banyak sekali jenis ternaknya. Di bawah ini akan disebutkan jenis ternak, populasi ternak dan jumlah pemilik ternak diantaranya adalah:

 Sapi : jumlah pemilik 22 orang Jumlah populasi 22 ekor

 Kerbau: Jumlah pemilik 20 orang Jumlah populasi 203 ekor

 Ayam kampung : Jumlah pemilk 700 orang Jumlah populasi 15.000 ekor

 Kenis ayam boiler : Jumlah pemilik18 orang Jumlah populasi 18.000 ekor

 Bebek : Jumlah pemilik 60 orang Jumlah populasi 5.000 orang

 Kambing : Jumlah pemilik 57 orang Jumlah populasi 573 ekor

 Domba : Jumlah pemilik 60 orang Jumlah populasi 436 ekor


(49)

Jumlah populasi 25 ekor

 Kucing : Jumlah pemilik 76 orang Jumlah populasi 84 ekor

Produksi peternakan di Desa Linggajati seperti produksi daging sebesar 8000 kg/th. Ketersediaan hijauan pangan ternak sebesar 43 ton/ha. Luas lahan gembalaan seluas 1,7 ha, dengan mekanisme Pemasarannya dijual langsung ke konsumen .

e. Potensi bahan galian

Jenis kekayaan bahan galian yang dimiliki oleh Desa Linggajati berupa pasir yang produksinya sangat besar dikelola oleh milki perorangan dan mekanisme pemasarannya melalui :

- Dijual langsung ke konsumen - Dijual melalui pengecer - Dijual ke perusahaan

f. Potensi Pariwisata

Sektor pariwisata di Desa Linggajati mempunyai peluang yang cukup prospektif untuk dikembangkan menjadi industri pariwisata yang mampu bersaing dengan pariwisata di daerah yang lain bahkan manca negara. Ini cukup beralasan, karena obyek wisata yang ada cukup beragam dan mempunyai ciri khusus dan nilai lebih dibanding dengan daerah lainnya. Pengembangan kepariwisataan tidak hanya mampu meningkatkan


(50)

pendapatan asli daerah semata yang lebih penting kepariwisataan di Desa Linggajati Kabupaten Tasikmalaya mampu memberdayakan masyarakat sendiri sehingga mereka merasa memiliki, melaksanakan, melestarikan, dan pada akhirnya dapat meningkatkan pendapatan masyarakat melalui cara memberikan lapangan kerja dan kesempatan berusaha. Potensi pariwisata di Desa Linggajati meliputi wisata Cipanas Galunggung dan Kawah Galunggung.

Potensi obyek wisata dikembangkan melalui program pembangunan kepariwisataan mencangkup kegiatan peningkatan dan rehabilitasi obyek wisata yang ada, peningkatan sarana dan prasarana ke lokasi obyek wisata, pengelolaan obyek wisata seperti kerja sama dengan biro perjalanan serta kegiatan promosi.


(51)

BAB IV

PERUBAHAN SOSIAL MASYARAKAT DESA LINGGAJATI KECAMATAN SUKARATU KABUPATEN TASIKMALAYA TAHUN

2006-2011

Desa Linggajati merupakan salah satu desa yang mempunyai keuntungan yang cukup besar karena di desa itu terdapat kawasan pariwisata dan terdapat pertambangan pasir. Kehadiran pariwisata dan pertambangan pasir di Desa Linggajati cukup berpengaruh terhadap kehidupan sosial masyarakat. Oleh karena itu menimbulkan perubahan sosial terhadap kehidupan di masyarakat Desa Linggajati. Dari hasil penelitian yang dilakukan melalui wawancara dan observasi dengan masyarakat Desa Linggajati, penulis mendapat banyak informasi bahwa ternyata ada perubahan sosial yang mempengaruhi kehidupan sosial di Desa Linggajati.

Untuk mengetahui adanya perubahan sosial yang mempengaruhi kehidupan sosial di Desa Linggajati, di bawah ini penulis akan memaparkan hasil penelitian mengenai perubahan sosial yang terjadi di Desa Linggajati

a. Perubahan Populasi

Penduduk merupakan faktor pendorong peningkatan usaha manusia yang positif terhadap kesejahteraan, akan tetapi berakibat negatif pula terhadap terjadinya berbagai ketimpangan serta masalah sosial39. Penduduk pada hakikatnya merupakan sumber yang sangat penting bagi pembangunan sebab

39 Silvy Mei Pradita, “Perubahan Sosial Ekonomi Masyarakat di sekitar Bendungan

Cirata Kecamatan Maniis Kabupaten Purwakarta Tahun 1984-2002,” ( Skripsi S1 Fakultas Pendidikan Ilmu Pendidikan Sosial, Universitas Pendidikan Indonesia, 2010), h. 66.


(52)

penduduk merupakan subjek serta objek pembangunan. Salah satu tanggung jawab utama pemerintah adalah meningkatkan kesejahteraan penduduk serta mengambil langkah-langkah pencegahan terhadap gangguan kesejahteraan. Pembangunan ekonomi dan peningkatkan kesejahteraan rakyat yang harus disertai dengan pengaturan pertumbuhan jumlah penduduk, melalui program keluarga berencana dan transmigrasi40.

Tujuan utama suatu proses pembangunan adalah untuk secara bertahap produktivitas dan kemakmuran penduduk secara menyeluruh. Usaha-usaha tersebut dapat mengalami gangguan-gangguan, antara lain karena pertumbuhan penduduk yang terlalu cepat yang disebabkan tingginya angka kelahiran. Masalah tingginya angka kelahiran akan dapat diatasi dengan melaksanakan program keluarga berencana yang bertujuan untuk meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan ibu-ibu dan anak-anak maupun keluarga serta bangsa secara menyeluruh. Tujuan lain adalah untuk meningkatkan kondisi kehidupan masyarakat dengan mengurangi angka kelahiran sehingga pertumbuhan penduduk tidak melebihi kapasitas produksi41.

Masalah kependudukan merupakan masalah dasar terjadinya masalah-masalah sosial lainnya. Artinya, masalah-masalah kependudukan inilah yang menjadi pendorong terjadinya masalah-masalah yang lain. Pertumbuhan suatu kelompok penduduk diikuti oleh pertumbuhan kebutuhan hidupnya. Tidak

40 Silvy Mei Pradita, “Perubahan Sosial Ekonomi Masyarakat di sekitar Bendungan

Cirata Kecamatan Maniis Kabupaten Purwakarta Tahun 1984-2002,” ( Skripsi S1 Fakultas Pendidikan Ilmu Pendidikan Sosial, Universitas Pendidikan Indonesia, 2010), h. 65.

41


(53)

terpenuhinya kebutuhan hidup menyebabkan terjadinya berbagai ketimpangan, baik ketimpangan ekonomi, ekologi, dunia pendidikan, maupun ketimpangan sosial lainnya42.

Adapun perkembangan penduduk Desa Linggajati sebagai berikut :

Tabel 4

Jumlah Penduduk Desa Linggajati Tahun 2006-2011

Tahun Penduduk Jumlah Jiwa

Laki-Laki Perempuan

2006 2015 1845 3860

2007 2043 1910 3953

2008 2106 1928 4034

2009 2199 1937 4136

2010 2278 1962 4240

2011 2336 1998 4343

Sumber : data laporan dari Desa Linggajati tahun 2006-2011

Berdasarkan data penduduk pada tabel di atas, dapat diketahui bahwa jumlah penduduk di Desa Linggajati mengalami peningkatan setiap tahunnya, dari rentang tahun 2006-2011 terjadi pertambahan penduduk. Tabel jumlah penduduk Desa Linggajati yang tercantum diatas merupakan jumlah secara keseluruhan yang di dalamnya termasuk orang-orang produktif yang dapat

42 Silvy Mei Pradita, “Perubahan Sosial Ekonomi Masyarakat di sekitar Bendungan

Cirata Kecamatan Maniis Kabupaten Purwakarta Tahun 1984-2002,” ( Skripsi S1 Fakultas Pendidikan Ilmu Pendidikan Sosial, Universitas Pendidikan Indonesia, 2010), h. 65.


(54)

dijadikan sebagai sumber tenaga kerja serta penduduk tidak produktif seperti anak-anak dan manula.

Dalam suatu proses pembangunan, pelaku utama yang mengendalikan dan menentukan berhasil tidaknya suatu pembangunan adalah penduduk yang ada di wilayah tersebut. Pentingnya peran serta penduduk maka berbagai upaya peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM).

Secara keseluruhan, Indonesia menunjukan adanya pertumbuhan penduduk yang cepat dan pertumbuhan produksi yang lambat43. Perubahan sosial bisa disebabkan dari berbagai sumber seperti pertambahan penduduk yang akan menimbulkan perubahan ekologi dan dapat menyebabkan perubahan tata hubungan antar kelompok-kelompok sosial44.

b. Perubahan Norma

Masyarakat Desa Linggajati merupakan masyarakat yang masih kuat terhadap nilai-nilai, sehingga dalam aktivitasnya masih mengikuti norma yang berlaku, baik norma agama dan norma sosial yang berlaku di masyarakat. Pelaksanaan keagamaan seperti pengajian masih terus berjalan walaupun dengan adanya kesibukannya masyarakat dengan kegiatannya sehari-hari tetapi pengajian yang merupakan kegiatan keagamaan yang bersifat rutin ini masih terus berjalan, keagamaan masyarakat di Desa Linggajati masih terjalin dengan baik. Berikut wawancara dengan ibu LF masyarakat di Desa Linggajati

43

Selo Soemardjan, Perubahan Sosial di Yogyakarta (Depok: Komunitas Bambu, 2009), h. 293.

44

Selo Soemardjan, Perubahan Sosial di Yogyakarta (Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, 1986), h. 303.


(55)

“Kegiatan keagamaan disini ada kegiatan pengajian ibu-ibu setiap hari jumat yang diisi dengan mendengarkan ceramah-ceramah”.45

Wawancara dengan DAN

“Kegiatan agama disini dilaksanakan setiap seminggu sekali dan kegiatan ini masih terus berjalan, seperti pengajian pemuda pemudi dilaksanakan pada malam sabtu lalu pengajian ibu-ibu dan bapak-bapak setiap hari jumat”.46

Wawancara dengan bapak AS

“kegiatan keagamaan Desa Linggajati masih terus berjalan, kegiatan ya seperti pengajian-pengajian yang di adakan oleh warga sini”.47

Wawancara dengan Bapak US sebagai berikut

“kegiatan yang ada di desa ini ya pengajian dan di desa ini juga terdapat pesantren yang memberikan pelajaran agama yang lebih mendalam”.48

Dipertegas wawancara dengan bapak AOS

“Kalau disini rata-rata relatif wajar berhubung wajarnya seperti begini bapak kan pengelola pengajian, yang hari selasa ibu-ibu dan ba’da jumatan pengajian bapak-bapak, setelah pengajian bapak-bapak, bapak juga mengisi pengajian ditempat lain. Asal ga ada tanggal merah Alhamdulillah ramai, bapak juga maklum karena kalau hari libur itu hari yang ditunggu-tunggu masyarakat. Pengajian bapak mengalah tapi bukan bapak menghapuskan tapi ada beberapa orang saja yang bisa hadir pada hari libur. Biasanya kalau hari biasa sekitar 60-70 orang dan pada hari-hari libur hanya 10-15 orang. Karena kira-kira 90% masyarakat di RT bapak berdagang di Cipanas. Ya yang ditunggu-tunggu ya hari libur. Kalau pengajian bukan hari libur insyaallah ada seperti yang diharapkan bapak semua disini”.49

Namun yang paling dikhawatirkan adalah remaja yang melakukan hal-hal yang meresahkan masyarakat seperti main judi, mabuk-mabukan dan lainnya. Hal yang ditakutkan karena secara langsung atau tidak langsung ada

45

Wawancara dengan ibu LF, Linggajati, 27 Januari 2012

46

Wawancara dengan DAN, Linggajati, 27 Januari 2012

47

Wawancara dengan bapak AS, Linggajati, 02 Oktober 2012

48

Wawancara dengan bapak US, Linggajati, 02 Oktober 2012

49


(56)

perubahan pola pikir dan pergaulan anak remaja dengan seringnya melihat gaya hidup yang dibawa oleh para wisatawan yang datang. Perubahan terhadap prilaku dikalangan remaja dan masyarakat merasa resah dengan keadaan seperti itu.

Wawancara dengan bapak US

“ya namanya juga manusia ya perubahan dalam kehidupan keagamaan bisa terpengaruh dari luar ataupun dari sekeliling yang ada. Ya bapak lihat sih santri disini terpengaruh dengan keramaian yang da di wisata jadinya ingin ikut melihat keramaian yang ada, jadinya kadang-kadang disaat waktu berjamaah ada sebagian anak yang tidak ikut karena penasaran ingin melihat keramaian yang ada di wisata”.50

Wawancara dengan Bapak PA

“perubahan dalam kehidupan keagamaan ya seperti cepat terpengaruhnya dari keadaan yang dibawa oleh para pengununjung yang membawa pengaruh yang kurang baik”.51

Wawancara dengan Bapak AS sebagai berikut

“perubahan terutama dalam lingkungan keagamaan yang ditakutkan ya berjudi sama minum-minuman”.52

Wawancara dengan bapak ER selaku Tokoh Mayarakat

“Seperti anak-anak tanggung setiap malam soalnya anak-anak mudanya suka ada yang bawa-bawa minuman keras, makanya sampai sekarang diperketat pengawasannya. Kalau tengah malam tuh banyak anak remaja tanggung suka bawa perempuan gitu, makanya sekarang diperketat terus di adakan semacam patroli. Justru itu yang ditakutkan mempengaruhi orang setempat, Terus ada pasangan-pasangan mungkin bukan orang sini tapi kalau ada yang dicurigai langsung menghubungi kapolsek bahkan sama orang setempat di tanya kalau memang bukan suami istri maka disuruh pulang kalau sudah malam”.53

Wawancara dengan DAN sebagai berikut

50

Wawancara dengan bapak US, Linggajati, 02 Oktober 2012

51

Wawancara dengan bapak PA, Linggajati, 02 Oktober 2012

52

Wawancara dengan bapak AS, Linggajati, 02 Oktober 2012

53


(57)

“perubahan yang terjadi saya merasa khawatir saja dengan adanya wisata takutnya ada yang niat jelek, ada yang judi, mabuk, dampak negatifnya masyarakat bisa ikut jelek. Dan semua ini akan mempengaruhi kehidupan keagamaan”.54

Dipertegas wawancara oleh bapak AOS selaku ketua DKM dan merangkap ketua RT 03/ RW 06

“Menurut penelitian bapak selaku RT03 RW06 kan bapak disini beragama islam tapikan namanya manusia terutama mungkin perkembangan zaman ya bapak juga tidak munafik masyarakat yang terbawa arus sesat ada yang terlibat anak-anak mudanya disini yang dilarang agama intinya, bapak bukanya tidak mengajak Cuma yang namanya manusia. Alhamdulillah masih memegang kehidupan agama sebagian kecil anak-anak muda, pergaulan-pergaulan di lingkungan tapi ga semua anak-anak-anak-anak muda tapi ada juga yang masih patuh”.55

c. Perubahan Gaya Hidup

Perubahan sosial merupakan perubahan yang menjadi suatu pola kehidupan masyarakat yang baru pada nantinya. Perubahan pola kehidupan pada masyarakat ini terjadi di Desa Linggajati. Perubahan-perubahan tersebut diantaranya karena adanya pengaruh yang dibawa dari masyarakat pendatang yang berkunjung ke wisata Cipanas Galunggung.

Peneliti melakukan wawancara terhadap masyarakat sekitar dan mendapatkan adanya perubahan sosial diantaranya adalah adanya perubahan gaya hidup masyarakat Desa Linggajati.

Desa Linggajati mempunyai wisata Cipanas Galunggung yang merupakan objek wisata yang dikunjungi oleh pengunjung dari luar daerah dan membawa sebuah gaya hidup dan prilaku yang berbeda dengan masyarakat setempat.

54

Wawancara dengan DAN, Linggajati, 27 Januari 2012

55


(58)

Pada awalnya masyarakat yang melihat keadaan tersebut seakan acuh bahkan tidak suka dengan gaya hidup seperti itu karena bertentangan dengan nilai religi. Adanya sebuah interkasi antara warga sekitar dan masyarakat pendatang sedikit demi sedikit masyarakat bisa menerima gaya hidup dan prilaku yang dibawa ke daerahnya bahkan nanti bisa membawa perubahan kepada masyarakat setempat.

Hal ini didukung oleh keterangan yang dituturkan oleh Bapak N selaku Tokoh Masyarakat

“Generasi muda, anak-anak, remaja mungkin sedikit terpengaruh karena dengan adanya pariwisata mungkin mereka yang biasanya di pesantren terus melihat keramaian ditempat wisata mereka terpengaruh untuk melihat ke objek wisata itu, bahkan prilaku dan penampilan mungkin orang-orang kota datang kesini berpenampilan seperti artis sedikit banyaknya mungkin ditiru oleh anak-anak yang masih awam”.56

Wawancara dengan bapak US

“perubahan prilaku sehari-hari ya masih dalam tahap kewajaran saja. Paling juga meniru gaya-gaya yang dibawa oleh pengunjung”.57

Wawancara dengan Bapak AS sebagai berikut

“perubahan dalam prilaku yang dikhawatirkan ya palingan semakin terpengaruh dengan adanya para pengunjung seperti penampilan dan ucapan yang kurang baik, saya sebagai warga disini khawatir kalau anak remaja ikut terpengaruh”.58

Wawancara dengan Bapak H

“perubahan prilaku palingan dari segi penampilan dan perkataan yang bisa jadi terpengaruh melihat para pengunjung yang datang”.59

56

Wawancara dengan bapak N, Linggajati, 29 Januari 2012

57

Wawancara dengan bapak US, Linggajati, 02 Oktober 2012

58

Wawancara dengan bapak AS, Linggajati, 02 Oktober 2012

59


(59)

Pola kehidupan masyarakat yang beragam memang nampak apabila kita perhatikan perubahan prilaku masyarakat dengan tingkat kebutuhan hidup yang lebih banyak. Perubahan sosial terhadap kehidupan masyarakat dengan adanya perubahan dalam pergaulan, cara berbusana dan lain sebagainya terutama dalam kalangan remaja walaupun pengajian untuk remaja masih aktif dilaksanakan.

d. Perubahan Mata Pencaharian

Terbukanya akses pada kehidupan luar dan meningkatnya mobilitas warga serta membawa bermacam ragam mata pencaharian sehingga secara tidak langsung menimbulkan persaingan antar individu dalam masyarakat. Bermacam perubahan dalam masyarakat yang bisa mempengaruhi sistem sosialnya seperti nilai-nilai, sikap dan pola tingkah laku antar kelompok di dalam masyarakat. itu semua bisa dikatakan sebagai konsep dari perubahan sosial60.

Kehidupan masyarakat Desa Linggajati merupakan masyarakat yang agraris dengan dibuktikannya banyaknya lahan yang dipergunakan sebagai lahan pertanian dan perkebunan yang dipergunakan untuk menghasilkan nilai ekonomi yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Kehidupan ini masih berlangsung hingga sekarang, namun dengan adanya pariwisata Cipanas Galunggung di Desa Linggajati dan terdapatnya penambangan pasir menimbulkan perubahan sosial terhadap kehidupan masyarakat.

60

Selo Soemardjan, Perubahan Sosial di Yogyakarta (Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, 1986), h. 3.


(60)

Perubahan-perubahan sosial yang terjadi pada masyarakat Desa Linggajati akibat adanya pariwisata Cipanas Galunggung dan terdapat penambangan pasir. Peneliti melakukan wawancara terhadap masyarakat sekitar dan mendapatkan adanya perubahan sosial diantaranya adalah adanya perubahan status sosial masyarakat Desa Linggajati.

Perubahan yang terjadi oleh penduduk Desa Linggajati dalam kehidupan sosial diantaranya adalah perubahan mata pencaharian beberapa penduduk yang semula menjadi petani beralih sebagian menjadi pedagang dan menawarkan jasa karena mereka memanfaatkan keadaan bahwa adanya pengunjung yang datang ke Cipanas Galunggung dan adanya penambangan pasir diharapkan bisa menambah penghasilan setiap bulannya untuk menghidupi keluarganya dan mendapatkan penghidupan yang lebih baik.

Tabel 5

Mata Pencaharian Masyarakat Desa Linggajati Tahun 2006-2011

Mata Pencaharian Tahun

2006 2007 2008 2009 2010 2011

PNS 6 8 12 15 17 18

Petani 836 744 702 615 587 476

Buruh Tani 991 932 890 868 839 824

Buruh Swasta 826 851 897 921 950 976

Pedagang 178 199 246 267 298 314


(61)

Peternakan 70 66 57 43 36 27

Nelayan - - - -

Pengusaha Angkutan 3 5 8 11 13 16

Sumber : Laporan Data Desa Linggajati tahun 2006-2011

Berdasarkan hasil penelitian menunjukan bahwa terjadinya perubahan yang tadinya petani menjadi ke pedagang dan beralih juga sebagai penambang pasir. Sebelumnya masyarakat Desa Linggajati bekerja sebagai petani, peternak dan lain sebagainya kemudian setelah meletusnya Gunung Gulunggung dan menghasilkan sebuah wisata yang ramai dikunjungi oleh pengunjung yang datang dari luar daerah muncullah kelas-kelas sosial lainnya seperti pedagang, penjual jasa dan pengelola Cipanas Galunggung. Dan adanya penambangan pasir. Hal ini dituturkan oleh bapak S selaku masyarakat di Desa Linggajati

“Adanya wisata disini membuat penduduk disini bisa berdagang ,coba kalau tidak ada wisata mungkin hanya kerja di sawah saja”.61

Wawancara dengan bapak MR

“sekarang kan banyak warung, itu kan warung masyarakat, untuk kehidupan mereka. Yang dagang juga kadang-kadang bukan dari sini saja, orang dari luar juga yang datang bawa dagangan”.62

Wawancara dengan ibu R

“dulu saya tidak bisa berjualan seperti ini dan hanya kerja di ladang dan sekarang saya bisa berjualan disini dan mendapatkan penghasilan karena adanya wisata yang bisa memberikan penghasilan yang cukup untuk

61

Wawancara dengan bapak S, Linggajati, 28 Januari 2012

62


(62)

keluarga saya, Masyarakat disini yang dulu tidak berjualan mungkin pada ikut membuka usaha supaya ada lebih pendapatannya”.63

Wawancara dengan Bapak PA sebagai berikut

“desa Linggajati yang dulu masih mengandalkan pekerjaan sebagai petani sedangkan sekarang sudah banyak pekerjaan yang bisa menambah penghasilan yang cukup untuk warga disini karena mata pencaharian yang terdapat disini cukup menguntungan bagi warga disini, seperti adanya wisata di desa Linggajati sehingga warga di sini bisa berdagang, dan adanya tambang pasir dan warga disini jadi bisa sebagai buruh ataupun kuli”.64

Menurut ibu LF

“Masyarakat disini yang dulu tidak berjualan mungkin pada ikut membuka usaha supaya ada lebih pendapatannya”.65

Wawancara dengan Bapak J

“mata pencahariannya begitu banyak selain petani warga juga bisa memanfaatkan untuk berdagang kalau hari libur karena kalau hari libur tempat ini ramai pengunjung karena ada wisata jadinya bisa di manfaatkan oleh warga”.66

Gambar 3: wawancara peneliti dengan bapak Sekdes desa Linggajati

63

Wawancara dengan ibu R, Linggajati, 28 Januari 2012

64

Wawancara dengan bapak PA, Linggajati, 02 Oktober 2012

65

Wawancara dengan ibu LF, Linggajati, 27 Januari 2012.

66


(63)

Para pekerja yang bekerja di Cipanas Galunggung dan sebagai penambang pasir mayoritas merupakan penduduk yang awal mulanya sebagian besar bekerja sebagai petani yang tinggal di Desa Linggajati. Selain itu masyarakat memanfaatkan keadaan wisata Cipanas Galunggung yang dikunjungi oleh pengunjung dan pasir yang melimpah untuk mendapatkan penghasilan lebih.

Wawancara dengan bapak JH sebagai berikut

“penyebabnya kalau dari mata pencaharian kan sekarang desa ini mempunyai tambang pasir yang cukup lumayan banyak, dan warga sini memanfaatkan keadaan yang ada sebagai kuli, buruh. Yang penting mempunyai penghasilan yang cukup”.67

Menurut bapak ER

“Kalau dari pariwisata juga ada sebagian yang berdagang disana dan akan menambah penghasilan buat perekonomiannya. Selain berdagang, masyarakat disini sesudah habis bencana banyak yang menjadi tambang pasir, pengangguran-pengangguran sudah bisa dikurangi, banyak gali pasir, kebanyakan orang sini yang tadinya tidak bisa kan sekarang jadi bisa, sebagian masyarakat disini menjadi buruh di pertambangan pasir, walaupun Cuma kuli juga ada penghasilannya”.68

Adanya pariwisata di Desa Linggajati telah terjadi perkembangan dalam sektor ekonomi, berarti secara tidak langsung penduduk sekitar mendapatkan pekerjaan tambahan dan memperoleh peluang-peluang usaha karena adanya pariwisata. Masyarakat Desa Linggajati sebagian ada yang bekerja sebagai pedagang hanya mencari tambahan untuk mendapatkan penghasilan lebih dan mengisi waktu kosong seperti yang diutarakan oleh Bapak A sebagai Pedagang

67

Wawancara dengan bapak JH, Linggajati, 02 Oktober 2012

68


(64)

“Dulunya saya Cuma kerja di sawah, tapi sekarang saya kerja jualan beginian (berjualanan sosis goreng) tapi kalau lagi tidak jualan saya kerja di sawah sambil mengisi waktu kosong, mencari nafkah buat keluarga”.69

Para pedagang yang berjualan di sekitar wisata Cipanas Galunggung dan buruh yang bekerja dipertambangan pasir mengaku mendapatkan pendapatan penghasilan yang lumayan untuk menambah penghasilan sehari-hari.

Mereka yang memperoleh pekerjaan dan mereka yang memperoleh peluang untuk berusaha akibat karena adanya perkembangan aktivitas wisata Cipanas Galunggung dan pertambangan pasir. Berkembangnya sektor sosial berarti terjadi pula peningkatan aktivitas sebagian masyarakat. Masyarakat yang dimaksud disini adalah semua masyarakat yang terlibat, baik terlibat secara langsung maupun secara tidak langsung dalam aktivitas.

69


(1)

Hasil Wawancara

Nama : R

Umur : 37 Tahun

Alamat : Cipanas

Jabatan : Pedagang

Tanggal : 28 Januari 2012

1. Bagaimana kondisi di Desa Linggajati ?

Jawaban: kondisinya ramai karena di desa ini terdapat wisata 2. Bagaimana kegiatan keagamaan di Desa Linggajati di sini ?

Jawaban : kegiatan keagamaan dsini saya hanya mengikuti pengajian saja, kalau untuk sholat berjamaah saya jarang ikut soalnya saya harus jaga dagangan saya

3. Kenapa Ibu harus Bekerja sebagai pedagang ?

Jawaban : kalau saya tidak dagang saya tidak punya pendapatan apa-apa 4. Apakah ada perubahan yang terjadi di Desa Linggajati di sini ?

Jawaban: ada perubahan bagi saya

5. Seperti apa perbedaan Desa Linggajati yang dulu dengan yang sekarang ? Jawaban: dulu saya tidak bisa berjualan seperti ini dan hanya kerja di ladang dan sekarang saya bisa berjualan disini dan mendapatkan penghasilan karena adanya wisata yang bisa memberikan penghasilan yang cukup untuk keluarga saya, Masyarakat disini yang dulu tidak


(2)

pendapatannya

6. Apakah Bapak mengetahui penyebab terjadinya perubahan yang ada di Desa Linggajati ?

Jawaban: penyebab terjadinya khusunya bagi saya karena adanya wisata di desa ini dan memberikan keuntungan bagi saya agar bisa berdagang dan mendapatkan tempat yang strategis untuk berjualan. Dan setelah gunung meletus juga di sini terdapat pasir yang melimpah dan disini sebagai tambang pasir yang cukup banyak


(3)

Hasil Wawancara

Nama : S

Umur : 37 Tahun

Alamat : Cagak

Jabatan : Tukang Parkir

Tanggal : 28 Januari 2012

1. Bagaimana kondisi di Desa Linggajati ?

Jawaban: kalau ditanyakan tentang kondisi ya kalau sekarang baik-baik saja, tapi kalau mendengar keadaan gunung yang aktif ya warga sini pada panik semua

2. Bagaimana kegiatan keagamaan di Desa Linggajati di sini ? Jawaban : ada pengajian setiap 1 minggu sekali

3. Kenapa Bapak harus Bekerja disini?

Jawaban : saya bekerja sebagai parkir buat nambah-nambah penghasilan, karena selain jadi parkir saya bekerja menjadi petani

4. Apakah ada perubahan yang terjadi di Desa Linggajati di sini ? Jawaban: biasa saja

5. Seperti apa perbedaan Desa Linggajati yang dulu dengan yang sekarang ? Jawaban: perbedaan ya kalau sekarang desa ini semakin maju dan semakin terkenal karena adanya wisata dan melimpahnya pasir yang bisa menjadi tambang emas bagi warga sini


(4)

Desa Linggajati ?

Jawaban: berjalanya waktu saja, perubahan yang besar sih terdapatnya wisata dan penambangan pasir dan bisa mensejahterakan warga disini, Adanya wisata disini membuat penduduk disini bisa berdagang ,coba kalau tidak ada wisata mungkin hanya kerja di sawah saja


(5)

Hasil Wawancara

Nama : US

Umur : 65 Tahun

Alamat : Citunggul

Jabatan : Ketua DKM

Tanggal : 02 Oktober 2012

1. Sebagai tokoh agama, menurut Bapak tentang kehidupan keagamaan di Desa Linggajati ini seperti apa?

Jawaban: kehidupan keagamaan disini masih sewajarnya saja dan masih dalam norma-norma yang ada, walaupun ada sebagian kecil masih menyimpang dalam norma agama islam

2. Apa saja kegiatan keagamaan yang di lakukan oleh masyarakat Desa Linggajati?

Jawaban: kegiatan yang ada di desa ini ya pengajian dan di desa ini juga terdapat pesantren yang memberikan pelajaran agama yang lebih mendalam

3. Bagaimana keikutsertaan masyarakat Desa Linggajati terhadap kegiatan sosial yang ada ?

Jawaban: kegiatan sosial ya seperti ditempat saya sedang diperbaiki kondisi mesjid dan asrama pesantren ya warga sini ikut gotong royong membantu dengan seiklhasnya saja


(6)

Desa Linggajati ?

Jawaban: ya namanya juga manusia ya perubahan dalam kehidupan keagamaan bisa terpengaruh dari luar ataupun dari sekeliling yang ada. Ya bapak lihat sih santri disini terpengaruh dengan keramaian yang da di wisata jadinya ingin ikut melihat keramaian yang ada, jadinya kadang-kadang disaat waktu berjamaah ada sebagian anak yang tidak ikut karena penasaran ingin melihat keramaian yang ada di wisata

5. Apakah ada perubahan terhadap prilaku kehidupan sehari-hari bagi masyarakat di Desa Linggajati ?

Jawaban: perubahan prilaku sehari-hari ya masih dalam tahap kewajaran saja. Paling juga meniru gaya-gaya yang dibawa oleh pengunjung