Serangan patogen yang terjadi pada kecambah yang bagian hipokotilnya telah berkayu disebut busuk akar rot root atau lodoh yang telah terlambat late dumping-off.
Gejala serangan ini umumnya terjadi pada semai yang telah berumur lebih dari dua bulan.
2. Penyebab
Penyakit rembah semai disebabkan oleh beberapa jenis jamur penghuni tanah seperti Pytium sp., Phytophtora sp., Diplodia sp., Rhizoctonia sp., dan Fusarium sp. yang
bersifat parasit fakultatif. Jamur dapat hidup sebagai sapropit di atas permukaan tanah dan berubah menjadi parasit apabila kondisi lingkungannya memungkinkan.
3.
Pengendalian Untuk menghindari semai pinus dari penyakit rebah semai perlu dilakukan
langkah-langkah sebagai berikut: a.
Melakukan sterilisasi tanah media dengan fumigan campuran D-D dengan dosis 660 liter air untuk tiap hektar luas lahan dengan kedalaman 20 cm untuk
menekannya persentase serangan rebah semai Post-emergence dumping-off dan serangan secara total Daryono dkk, 1980.
b. Untuk mencegah pembusukan, benih perlu diperlakukan dengan fungisida Seed
dressing atau Seed protectant. c.
Biji yang digunakan harus berkualitas baik dan berasal dari pohon induk yang sehat.
d. Apabila terdapat semai yang menunjukkan gejala serangan penyakit rebah semai
harus segera dilakukan eradikasi. Untuk mencegah meluasnya penyakit pada bak tabur dapat dilakukan penyemprotan dengan fungisida, misalnya Camptam,
Tetraclor atau PCNB dan Ceresan.
e. Penggunaan pupuk yang dapat menaikkan pH tanah harus dihindarkan dan
penggunaan pupuk kompos yang belum jadi belum masak juga harus dihindarkan.
f. Bibit yang sudah diserang dicabut dan dibakar dan tempat bekas bibit yang diserang disemprot dengan fungisida.
g. Apabila yang diserang tanaman baru dipindahkan ke lapangan, maka setelah tanaman yang diserang itu dimusnahkan kemudian tanaman disekelilingnya
disemprot pangkal batangnya dengan fungisida. h. Mengingat damping off banyak terjadi pada persemaian yang terlalu lembab,
maka kelembaban dari persemaian hendaklah dijaga jangan sampai tinggi dan usahakan adanya cukup sinar matahari yang masuk.
B. Ekor Serigala Fox-tail
Penyakit ekor serigala fox-tail dapat digolongan ke dalam gejala proliferasi yang terjadi akibat perubahan bentuk dan salah satu bentuk organ tanaman. Gejala ini
sering terjadi pada tanaman Pinus muda terutama P. merkusii dan P. Caribeas pada daerah dengan ketinggian tempat antara 400m – 800m dpl. Sedangkan di daerah
pegunungan dengan ketinggian di atas 88 m dpl kalaupun terdapat gejala, namun intensitasnya sangat rendah. Serangan penyakit ekor serigala tidak terbatas pada jenis
e-USU Repository ©2005 Universitas Sumatera Utara
4
Pinus merkusii, tetapi juga pada P. canariensis, P. taeda, P. tropicalis, P. cocarpa, dan jenis-jenis pinus yang lain.
1. Gejala
Gejala serangan penyakit ekor serigala ditandai dengan tumbuhnya batang pokok secara berlebihan dan miskin percabangan sehingga bentuknya seperti ekor serigala.
Internoida memanjang secara tidak normal, batang utama leader shoot tumbuh ramping dan ujungnya terbentuk buah kerucut yang tumbuh rapat, kecil dan mengandung sedikit
biji. Serangan penyakit ekor serigala dapat mengakibatkan tanaman pinus mudah patah dan tidak dapat tumbuh secara normal, terutama didaerah – daerah yang terbuka dan
banyak angin. 2.
Penyebab Penyebab kelainan pada tanaman pinus belum diketahui secara pasti, namun
beberapa pengalaman menunjukkan bahwa gejala ini merupakan kelainan bawaan genetik yang diturunkan oleh induknya. Selain itu, penanam pinus di suatu daerah yang
ketinggiannya dibawah ketinggian tempat asal benihnya cenderung terjadi serangan penyakit ekor serigala fox-tail
3.
Pengendalian Gejala serangan penyakit ekor serigala fox-tail tidak mungkin dapat diobatai
atau disembuhkan. Oleh karena itu, pengendalian terhadap penyakit ini dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut :
a. Melakukan seleksi benih yang diambil dari induk yang sehat dan memiliki
penampilan bagus pohon plus. b.
Pada tempat-tempat tertentu, perlu di pilih benih yang berasal dari provenans tertentu yang cocok ditanam di lokasi tersebut.
c. Gejala penyakit ekor serigala fox-tail tidak dapat menular ketanaman lain.
Untuk menjaga agar tidak terjadi penyerbukan antara tanaman sakit dan tanaman sehat lain yang dapat menghasilkan biji yang secara genetik cacat, maka tanaman
yang harus menunjukkan gejala sakit harus segera disingkirkan dan diganti dengan tanaman yang sehat.
C. Penyakit Mati Puncuk Die Back