PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB V PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

5.1 Pengumpulan dan Pengolahan Data

Pengumpulan data dilakukan dengan mengumpulkan data aktual penerapan lean dan data kuesioner. Pengolahan data dilakukan dengan mengikuti tahapan model peningkatan proses. Tahapan dalam peningkatan proses dibagi menjadi beberapa langkah, yaitu: 1. Mendefinisikan masalah dalam konteks proses. 2. Identifikasi dan dokumentasi proses. 3. Mengukur kinerja dengan Overall Labor Effectiveness OLE 4. Memahami terjadinya masalah dalam konteks proses. 5. Pengembangan Ide-ide. 6. Solusi dan evaluasi. Pengolahan data pada penelitian ini dilakukan dengan mengikuti tahapan model peningkatan proses mulai dari langkah pertama sampai dengan ke-tiga.

5.1.1 Mendefinisikan Masalah dalam Konteks Proses

Pendefinisian masalah dalam konteks proses dilakukan dengan mengidentifikasi masalah yang terjadi pada saat implementasi lean manufacturing. Pada penerapan lean manufacturing terjadi waste yang disebabkan oleh tidak baiknya penerapan lima elemen primer lean. Jadi, tahapan pertama dalam mendefinisikan masalah dalam konteks proses adalah dengan menghitung korelasi linier sederhana variabel yang Universitas Sumatera Utara berpengaruh terhadap waste. Data yang dihitung korelasinya adalah data aktual penerapan lima elemen primer lean di perusahaan. Setelah itu, pendefinisian proses dilanjutkan dengan mengolah data tingkat implementasi lean manufacturing di perusahaan. Data yang digunakan untuk mengetahui tingkat implementasi lean adalah data yang diperoleh dari tabulasi kuesioner.

5.1.1.1 Penerapan Lima Elemen Primer Lean

Lima elemen primer lean yang diamati adalah manufacturing flow, organisasi, logistik, metrics dan proses kontrol. Pengumpulan data penerapan lima elemen primer ini dilakukan pada proses produksi Baygon jenis 2 DC Pasang Coil yang dikerjakan pada line 6 dan line 7 selama 6 hari proses produksi. Pengamatan difokuskan pada produk Baygon jenis 2 DC, karena menurut hasil wawancara dengan pihak manajemen perusahaan produk jenis ini merupakan produk yang sering mengalami kendala dalam proses produksinya. Pengamatan dilakukan pada proses produksi shift . 1. Aliran produk pada line 6 dan line 7 dapat dilihat pada Gambar 5.1. Gambar 5.1 di bawah ini menunjukkan pada saat proses produksi Baygon jenis 2 DC. Operator helper bertugas sebagai orang yang mengerjakan produk di bagiannya masing-masing. Setiap operator memiliki tanggung jawab terhadap jalannya proses produksi dua line sekaligus. Jadi, pada lline 6 dan line 7 ada dua orang operator, yaitu operator untuk bagian belakang bagian stamping dan operator untuk bagian depan wrapping dan packing. Line leader adalah orang yang bertanggung jawab terhadap hasil produksi dan jalannya proses produksi mulai dari bagian stamping sampai dengan bagian packing. Universitas Sumatera Utara Line 6 Line 7 Keterangan: : Operator Helper = Line Leader : Operator = Alur Proses Gambar 5.1. Aliran Produk pada Proses Produksi Target jumlah produksi Baygon jenis 2 DC selama 8 jam kerja adalah sebanyak 87360 pasang coil. Target ini dapat diperoleh dengan perhitungan sebagai berikut: Jam kerja dalam satu shift = 8 x 60 menit = 480 menit Kecepatan speed mesin stamping = 182 pasang coil menit Jadi, jumlah coil yang dihasilkan = 480 menit x 182 pasang coilmenit = 87.360 pasang coil Stamping Drying Wrapping Packing Formulasi dan Mixing Stamping Drying Wrapping Packing Universitas Sumatera Utara Penerapan elemen primer manufacturing flow yang baik pada lini produksi akan berdampak pada kelancaran proses produksi, sehingga tidak akan terjadi penumpukan produk sementara berupa work in process di lantai produksi. Pada proses produksi Baygon di perusahaan terjadi penumpukan produk sementara. Penumpukan produk sementara terjadi pada bagian wrapping, dimana coil ditumpuk untuk sementara sebelum dilakukan proses packing. Jumlah penumpukan produk sementara yang terjadi di lini produksi dapat dilihat pada Tabel 5.1. Tabel 5.1. Jumlah Penumpukan Produk Sementara Hari WIP di Lini 6 pasang coil WIP di Lini 7 pasang coil 1 7.210 8.116 2 7.778 8.123 3 7.668 8.324 4 8.280 8.994 5 8.445 8.221 6 8.578 9.878 Total 47.959 51.656 Rata-rata 7.993 8.609 Sumber: PT. SC Johnson Manufacturing Medan Penerapan Elemen primer organisasi yang baik akan berdampak pada ketersediaan tenaga kerja di lini produksi memadai, sehingga mengakibatkan jumlah jam kerja produktif karyawan juga tinggi. Pada proses produksi Baygon di perusahaan terjadi kehilangan jam kerja yang disebabkan oleh lamanya waktu istirahat operator dan penyesuaian tempat kerja pada saat change over time untuk pergantian shift juga lama. Lama waktu kehilangan jam kerja operator dapat dilihat pada Tabel 5.2. Universitas Sumatera Utara Tabel 5.2. Data Kehilangan Jam Kerja Operator Hari Kehilangan Jam Kerja Operator di Lini 6 menit Kehilangan Jam Kerja Operator di Lini 7 menit 1 61 75 2 63 75 3 60 75 4 118 78 5 116 65 6 106 60 Total 524 428 Rata-rata 87 71 Sumber: PT. SC Johnson Manufacturing Medan Kehilangan waktu kerja operator akan berdampak pada kinerja produksi yang dapat dikonversi dengan jumlah kehilangan coil yang seharusnya dapat dihasilkan. Dalam keadaan normal jumlah coil yang dihasilkan selama 1 jam kerja adalah sebanyak 12.920 pasang coil. Jumlah kehilangan hasil produksi coil dapat dilihat pada Tabel 5.3. Tabel 5.3. Data Kehilangan Jam Kerja Operator yang Dikonversi dengan Jumlah Coil Hari Lini 6 pasang coil Lini 7 pasang coil 1 13.650 13.650 2 13.650 13.650 3 13.650 13.650 4 14.196 14.196 5 11.830 11.830 6 10.920 10.920 Total 95.368 77.896 Rata-rata 15.895 12.983 Sumber: PT. SC Johnson Manufacturing Medan Penerapan elemen primer logistik yang baik akan berdampak pada terpenuhinya permintaan pelanggan dengan tepat waktu pada jumlah yang tepat pula. Perencanaan logistik tidak hanya berkaitan dengan penjadwalan produksi produk, tetapi juga berkaitan dengan penjadwalan proses maintenance mesin dan peralatan. Pada proses Universitas Sumatera Utara produksi Baygon di perusahaan terjadi keterlambatan disebabkan oleh tidak adanya coil yang produksi dan terjadi kerusakan mesin. Lama kehilangan jam kerja operator yang disebabkan oleh tidak ada coil yang diproduksi dan kerusakan mesin dapat dilihat pada Tabel 5.4. Tabel 5.4. Data Keterlambatan Proses Produksi Hari Lini 6 menit Lini 7 menit 1 15 50 2 32 11 3 45 50 4 45 100 5 46 60 6 38 78 Total 221 349 Rata-rata 37 58 Sumber: PT. SC Johnson Manufacturing Medan Keterlambatan proses produksi akan berdampak pada kinerja produksi yang dapat dikonversi dengan jumlah kehilangan coil yang seharusnya dapat dihasilkan. Dalam keadaan normal jumlah coil yang dihasilkan selama 1 jam kerja adalah sebanyak 12.920 pasang coil. Jumlah kehilangan hasil produksi coil dapat dilihat pada Tabel 5.5. Tabel 5.5. Data Keterlambatan Proses Produksi yang Dikonversi dengan Jumlah Coil Hari Lini 6 pasang coil Lini 7 pasang coil 1 2.730 9.100 2 5.824 2.002 3 8.190 9.100 4 8.190 18.200 5 8.372 10.920 Tabel 5.5. Data Keterlambatan Proses Produksi yang Dikonversi dengan Jumlah Coil Lanjutan Hari Lini 6 pasang coil Lini 7 pasang coil Universitas Sumatera Utara 6 6.916 14.196 Total 40.222 63.518 Rata-rata 6.704 10.586 Sumber: PT. SC Johnson Manufacturing Medan Penerapan elemen primer metrics yang baik akan berdampak terjadinya peningkatan kinerja karyawan yang disebabkan oleh membaiknya budaya atau sikap kerja. Hasil dari penerapan elemen primer metrics adalah tercapainya target rencana produksi. Pada proses produksi Baygon di perusahaan jumlah produksi coil yang dihasilkan tidak mencapai target. Jumlah target produksi coil selama 8 jam proses produksi adalah 87.360 pasang coil, sedangankan hasil produksi aktualnya tidak sampai 87.360 pasang coil. Jumlah produksi coil dapat dilihat pada Tabel 5.6. Tabel 5.6. Data Hasil Produksi Coil Hari Lini 6 pasang coil Lini 7 pasang coil 1 80.640 74.880 2 74.880 80.640 3 72.096 71.040 4 80.640 70.080 5 64.032 65.664 6 74.880 59.904 Total 447.168 422.208 Rata-rata 74.528 70.368 Sumber: PT. SC Johnson Manufacturing Medan Data kekurangan target produksi dapat diperoleh dengan mengurangkan target produksi yang berjumlah 87.360 pasang coil dengan hasil coil yang diperoleh. Jumlah kekurangan target produksi dapat dilihat pada Tabel 5.7. Universitas Sumatera Utara Tabel 5.7. Data Kekurangan Target Produksi Hari Lini 6 pasang coil Lini 7 pasang coil 1 6.720 12.480 2 12.480 6.720 3 15.264 16.320 4 6.720 17.280 5 23.328 21.696 6 12.480 27.456 Total 76.992 101.952 Rata-rata 12.832 16.992 Sumber: PT. SC Johnson Manufacturing Medan Penerapan elemen primer proses kontrol yang baik akan berdampak pada proses produksi produk tanpa cacat, sehingga hasil produksi yang diperoleh sesuai dengan kualitas yang diinginkan pelanggan. Pada proses produksi Baygon di perusahaan terjadi kecacatan produk berupa coil kering yang sudah melalui proses pemanggangan dengan oven pada bagian drying. Jumlah produk cacat pada proses produksi coil dapat dilihat pada Tabel 5.8. Tabel 5.8. Data Jumlah Coil Cacat Hari Lini 6 pasang coil Lini 7 pasang coil 1 698 744 2 814 767 3 303 930 4 930 814 5 2.211 465 6 1.313 1.254 Total 6.270 4.975 Rata-rata 1.045 829 Sumber: PT. SC Johnson Manufacturing Medan Perhitungan korelasi linier sederhana dilakukan untuk mengukur kekuatan hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen. Variabel independen pada penelitian ini adalah data penerapan lima elemen primer lean dan variabel Universitas Sumatera Utara dependennya adalah total waste yang terjadi di perusahaan. Jadi, pada penelitian ini terdapat lima variabel dependen, yaitu: 1. X1 .. = . data jumlah penumpukan produk sementara penerapan elemen lean …….. manufacturing flow yang tidak baik. 2. X2 = . data kehilangan jumlah coil yang seharusnya dapat dihasilkan akibat ……... kehilangan jam kerja operator penerapan elemen lean organisasi yang ……... tidak baik. 3. X3 = . data kehilangan jumlah coil yang seharusnya dapat dihasilkan akibat ……... keterlambatan proses produksi penerapan elemen lean logistik yang ……... tidak baik. 4. X4 = data kekurangan target produksi yang disebabkan oleh sikap kerja yang ……... tidak baik penerapan elemen lean metrics yang tidak baik. 5. X5 = data jumlah produk cacat penerapan elemen lean proses kontrol yang ……… tidak baik. Kelima variabel independen di atas merupakan waste yang terjadi di perusahaan. Variabel dependen Y pada penelitian ini adalah total waste yang terjadi di perusahaan. Data variabel dependen dan independen yang akan diolah korelasi linier sederhanya pada penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 5.9. Tabel 5.9. Data Variabel Dependen dan Variable Independen X1 Manufacturing Flow X2 Organisasi X3 Logistik X4 Metrics X5 Proses Kontrol Y Waste 7.210 11.102 2.730 6.720 698 28.460 7.778 11.466 5.824 12.480 814 38.362 7.668 10.920 8.190 15.264 303 42.345 8.280 21.476 8.190 6.720 930 45.596 Universitas Sumatera Utara Tabel 5.9. Data Variabel Dependen dan Variable Independen Lanjutan X1 Manufacturing Flow X2 Organisasi X3 Logistik X4 Metrics X5 Proses Kontrol Y Waste 8.445 21.112 8.372 23.328 2.211 63.468 8.578 19.292 6.916 12.480 1.313 48.579 8.116 13.650 9.100 12.480 744 44.090 8.123 13.650 2.002 6.720 767 31.262 8.324 13.650 9.100 16.320 930 48.324 8.994 14.196 18.200 17.280 814 59.484 8.221 11.830 10.920 21.696 465 53.132 9.878 10.920 14.196 27.456 1.254 63.704 Sumber: Pengumpulan Data Perhitungan korelasi linier sederhana pada penelitian ini dilakukan dengan menggunakan formula berikut: ] ][ [ 2 2 2 2 ∑ ∑ ∑ ∑ ∑ ∑ ∑ − − − = Y Y N X X N Y X XY N r Berikut adalah contoh perhitungan korelasi variabel yang pertama: 2 2 566807 3 2821793711 12 ][ 99615 831931439 12 [ 566807 99615 4773612230 12 − − − = r r = 0,80 Tabel 5.10. Hasil Perhitungan Korelasi Linier Sederhana Variabel X n Σx Σy Σx 2 Σy 2 Σxy r 1 12 99.615 566.807 831.931.439 28.217.937.113 4.773.612.230 0,80 2 12 173.264 566.807 2.672.775.560 28.217.937.113 8.331.403.867 0,30 3 12 103.740 566.807 1.115.086.336 28.217.937.113 5.359.395.534 0,82 4 12 178.944 566.807 3.169.400.832 28.217.937.113 9.188.294.340 0,86 5 12 11.244 566.807 13.178.509 28.217.937.113 5.652.311.41.4 0,55 Sumber: Hasil Pengolahan Data Hasil perhitungan koefisien korelasi yang ada pada Tabel 5.10 menunjukkan bahwa semua koefisien korelasi penerapan lean memiliki harga yang positif, artinya …………………………… 1 Universitas Sumatera Utara semakin tidak baik penerapan elemen lean, maka akan mengakibatkan semakin banyak dan beragam waste yang terjadi pada saat proses produksi.

5.1.1.2 Tingkat Implementasi Lean Manufacturing

Pencapaian implementasi lean manufacturing di perusahaan dapat diketahui dengan penyebaran kuesioner kepada operator dan line leader yang ada di perusahaan. Penyebaran kuesioner dilakukan untuk mengetahui tingkat performasi masing-masing elemen lean. Penyebaran kuesioner kepada operator dan line leader dilakukan dengan menggunakan teknik sampel systematic random sampling. Alasan digunakannya teknik sampel ini adalah karena seluruh anggota populasi operator dan lean leader memiliki kesempatan yang sama untuk dijadikan sebagai sampel. Cara yang digunakan untuk pengambilan sampel adalah dengan memilih secara acak individu yang pertama untuk dijadikan sampel dan kemudian penetuan sampel selanjutnya ditarik dengan pola tertentu. Individu yang berikutnya ditarik dengan interval sampel total populasi dibagi dengan jumlah sampel yang ingin diambil. Jumlah total populasi adalah sebanyak 93 orang dan jumlah sampel yang harus diambil agar mewakili populasi ada sebanyak 48 orang, sehingga interval sampelnya adalah 2. Sampel yang pertama diambil adalah anggota populasi nomor urut 4 dari data populasi, maka sampel yang selanjutnya adalah aggota populasi nomor urut 6, 8, 10, 12 dan sterusnya sampai diperoleh 48 sampel. Atribut-atribut yang digunakan sebagai pertanyaan pada kuisioner lean assessment PT. SC Johnson Manufacturing Medan dapat dilihat pada Tabel 5.11. Universitas Sumatera Utara Tabel 5.11. Atribut-atribut Pertanyaan Kuesioner Lean Assessment No Variabel Manufacturing Flow 1 Material mengalir satu arah diseluruh lini produksi 2 Proses produksi dirancang agar operator tidak mengulangi kegiatan yang sama 3 Area produksi disusun sejajar hingga proses produk akhir 4 Stasiun kerja dirancang untuk memenuhi permintaan pelanggan setiap hari 5 Pada saat proses produksi tidak terjadi penyimpanan produk sementara work in process Organization 1 Line leader bertanggung jawab atas hasil produk akhir 2 Saat proses produksi rekan kerja dalam satu tim saling ketergantungan dan bekerja sama 3 Seluruh rekan kerja dalam satu tim mengetahui aturantanggung jawab masing-masing 4 Operator mengetahui seluruh langkah proses produsksi 5 Tersedia sumber daya pendukung di lantai produksi Logistics 1. Area produksi dibangun untuk memenuhi permintaan pelanggan 2. Rencana proses produksi berjalan dari stasiun kerja akhir ke stasiun kerja paling awal 3. Lantai produksi dibangun untuk menghasilkan produk sesuai dengan jadwal harian 4. Material dipesan dengan menggunakan sistem A, B, C material bernilai tinggi, sedang, rendah 5. Aturan yang ada di lantai produksi di dokumentasikan dan dimengerti Metrics 1 Ukuran kinerja diketahui dan dapat dilihat di lantai produksi 2 Jadwal produksi 100 dilakukan tepat waktu 3 Lead time proses produksi kurang dari 1 hari 4 Proses produksi mempunyai target terhadap perbaikan kinerja secara berkelanjutan 5 Operator melaporkan data kinerja yang diperoleh Process Control 1 Change over time pada sumber terjadinya bootleneck kurang dari 10 menit Universitas Sumatera Utara Tabel 5.11. Atribut-atribut Pertanyaan Kuesioner Lean Assessment Lanjutan No Variabel 2 Perusahaan mempunyai format program perbaikan yang berkelanjutan 3 Waktu untuk menanggapi kecacatan yang terjadi pada proses produksi kurang dari 10 menit 4 Operator memiliki kewenangan untuk menghentikan proses produksi ketika kecacatan produk ditemukan 5 Seluruh peralatan dan bahan untuk proses produksi mempunyai tempat yang tetap sehingga menimbulkan kenyamanan, bersih, teratur dan mudah untuk dipergunakan di lantai produksi Sumber: Buku Lean Manufacturing: Tools, techniques and how to use them. Feld, 2000 Setelah dilakukan penyebaran kuesioner terhadap 48 orang sampel, maka diperoleh data tabulasi hasil penyebaran kuesioner yang dapat dilihat pada Tabel 5.12. Tabel 5.12. Rekapitulasi Kuesioner Implementasi Lean No Pertanyaan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 1 4 4 2 4 4 4 4 4 3 4 4 4 1 4 4 4 4 4 2 4 2 4 4 2 4 3 4 3 3 2 4 4 4 3 4 4 4 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 1 2 1 3 4 4 1 2 2 1 2 3 2 1 3 2 4 4 3 2 3 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 5 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 4 6 2 2 3 4 2 4 3 3 3 4 4 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 7 3 3 4 3 2 4 4 4 4 4 3 3 3 3 4 4 3 3 4 4 3 3 3 4 4 8 3 4 4 3 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 3 4 4 4 3 3 2 2 4 9 3 2 4 1 2 4 4 3 4 3 3 4 3 3 4 4 3 4 3 3 3 3 4 10 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 2 3 4 11 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 3 2 3 4 3 3 4 2 3 3 4 4 12 2 3 4 3 3 3 4 3 4 2 3 3 2 2 3 3 3 2 2 3 3 3 2 4 3 13 3 3 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 3 4 2 4 4 2 3 4 4 4 14 1 3 4 4 3 4 4 4 2 4 4 4 4 2 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 15 3 3 4 4 3 4 4 3 3 4 4 3 4 4 4 4 3 3 4 4 3 4 3 4 4 16 3 3 4 2 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 2 4 4 3 3 4 4 3 17 3 2 3 3 1 3 3 3 3 3 3 2 3 1 2 3 3 2 3 3 2 3 3 2 3 18 3 4 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 19 3 2 3 3 2 3 3 3 3 2 3 3 3 3 2 3 2 3 3 3 3 2 2 2 3 Universitas Sumatera Utara Tabel 5.12. Rekapitulasi Kuesioner Implementasi Lean Lanjutan No Pertanyaan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 20 4 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 2 3 4 2 2 4 4 3 3 2 4 1 21 2 3 3 4 1 4 4 4 4 4 1 1 4 4 3 4 4 3 4 2 4 4 22 3 3 4 4 3 4 4 4 4 3 4 3 2 4 4 3 3 3 4 4 2 4 3 3 3 23 4 2 4 4 1 3 4 3 4 2 4 4 2 2 4 3 4 2 2 3 3 4 4 2 4 24 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 4 4 3 4 3 2 2 25 3 3 4 4 3 4 3 3 4 3 4 1 2 1 3 3 3 3 3 4 2 4 4 3 2 26 4 4 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 4 4 4 4 2 4 27 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 1 2 3 2 2 4 4 4 2 1 4 4 28 1 2 3 1 2 4 4 3 4 1 1 2 1 3 2 3 4 2 4 4 3 4 3 3 3 29 1 2 2 4 4 4 4 4 2 4 4 4 3 3 1 3 4 3 4 2 3 4 4 30 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 2 4 3 4 4 31 3 3 3 3 3 4 3 4 4 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 2 3 2 4 3 32 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 33 1 2 2 4 4 4 4 4 2 4 4 4 3 3 1 3 2 4 3 3 4 4 34 3 2 3 2 2 3 2 3 3 2 3 3 2 2 3 3 2 2 4 4 2 4 2 3 3 35 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 2 2 4 4 4 4 4 4 36 4 4 4 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 2 3 2 3 2 4 4 3 4 4 4 4 37 3 3 2 3 3 4 4 4 3 3 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3 38 3 2 4 4 3 4 3 4 2 4 4 3 2 2 4 3 3 4 3 4 2 3 2 4 2 39 2 2 1 1 1 3 1 2 1 1 1 1 40 3 2 4 4 4 4 3 4 4 4 3 3 3 4 3 2 2 3 3 2 3 2 4 4 41 4 3 4 3 3 4 4 4 3 4 4 4 3 3 4 4 3 3 4 4 3 3 3 4 4 42 2 2 4 2 1 4 4 4 3 3 4 3 3 4 3 3 4 2 3 4 4 3 4 4 4 43 4 3 4 4 1 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 3 3 3 4 3 4 4 44 3 2 4 2 3 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 4 3 2 2 2 3 45 3 4 3 4 3 4 4 2 3 3 2 3 3 3 4 4 2 3 3 3 3 4 2 3 3 46 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 1 4 4 1 4 4 1 4 4 47 3 4 3 2 2 4 4 1 4 4 4 3 4 2 3 3 2 2 3 3 2 4 1 3 48 4 4 3 3 3 4 3 4 3 4 3 3 3 3 3 4 2 2 3 3 3 4 2 3 3 Sumber: Kuesioner Lean Assessment PT. SC Johnson Manufacturing Medan Pencapaiann tingkat implementasi lean diperoleh dari hasil pengolahan data terhadap hasil penyebaran kuesioner. Sebelum dilakukan pengolahan lebih lanjut terhadap tingkat implementasi lean, maka terlebih dahulu diuji validitas dan reliabilitas Universitas Sumatera Utara terhadap data tabulasi kuesioner. Langkah pengolahan data tingkat implementasi lean adalah: 1. Pengujian validitas Berdasarkan data hasil kuesioner untuk penilaian implementasi terhadap elemen- elemen yang mempengaruhi penerapan lean, maka dilakukan pengujian validitas dengan menggunakan korelasi product moment Pearson sebagai berikut: ] ][ [ 2 2 2 2 ∑ ∑ ∑ ∑ ∑ ∑ ∑ − − − = Y Y N X X N Y X XY N r Berikut adalah contoh perhitungan korelasi variabel elemen lean yang pertama: 2 2 778 . 3 246 . 305 48 ][ 146 482 48 [ 778 . 3 146 723 . 11 48 − − − = r r = 0,424 Maka, besar koefisien korelasi product moment untuk variabel 1 adalah 0,424. Dari tabel kritis koefisien product moment untuk n = 48 dan taraf signifikan 5, maka diperoleh nilai kritis df48 adalah sebesar 0,284. Karena nilai r hitung r tabel, maka data derajat kepentingan untuk atribut 1 dinyatakan valid. Selanjutnya, hasil perhitungan validitas untuk semua butir pertanyaan dapat dilihat pada Tabel 5.13. Tabel 5.13. Hasil Perhitungan Validitas Data Atribut N ΣX ΣY ΣX 2 ΣY 2 ΣXY r r tabel Keterangan 1 48 146 3.778 482 305.246 11.723 0,424 0,284 valid 2 48 135 3.778 437 305.246 11.038 0,613 0,284 valid Universitas Sumatera Utara Tabel 5.13. Hasil Perhitungan Validitas Data Lanjutan Atribut N ΣX ΣY ΣX 2 ΣY 2 ΣXY r r tabel Keterangan 3 48 172 3.778 638 305.246 13.803 0,642 0,284 valid 4 48 154 3.778 540 305.246 12.416 0,490 0,284 valid 5 48 114 3.778 350 305.246 9.380 0,515 0,284 valid 6 48 182 3.778 706 305.246 14.544 0,618 0,284 valid 7 48 178 3.778 678 305.246 14.253 0,646 0,284 valid 8 48 169 3.778 621 305.246 13.491 0,418 0,284 valid 9 48 170 3.778 626 305.246 13.593 0,490 0,284 valid 10 48 145 3.778 499 305.246 11.743 0,476 0,284 valid 11 48 164 3.778 610 305.246 13.329 0,672 0,284 valid 12 48 145 3.778 497 305.246 11.838 0,624 0,284 valid 13 48 148 3.778 508 305.246 12.061 0,646 0,284 valid 14 48 121 3.778 387 305.246 9.860 0,418 0,284 valid 15 48 153 3.778 543 305.246 12.512 0,711 0,284 valid 16 48 148 3.778 510 305.246 12.067 0,643 0,284 valid 17 48 144 3.778 476 305.246 11.629 0,501 0,284 valid 18 48 122 3.778 362 305.246 9.944 0,534 0,284 valid 19 48 164 3.778 586 305.246 13.127 0,486 0,284 valid 20 48 167 3.778 617 305.246 13.368 0,420 0,284 valid 21 48 130 3.778 396 305.246 10.614 0,649 0,284 valid 22 48 161 3.778 569 305.246 12.974 0,632 0,284 valid 23 48 125 3.778 385 305.246 10.225 0,564 0,284 valid 24 48 157 3.778 555 305.246 12.574 0,379 0,284 valid 25 48 164 3.778 590 305.246 13.140 0,479 0,284 valid Sumber : Hasi Pengolahan Data Hasil perhitungan validitas data dari seluruh variabel dinyatakan valid, karena koefisien korelasi product moment bernilai lebih besar dari nilai r tabel yakni 0,284. 2. Reliabilitas Pengujian reliabilitas dilakukan untuk mengetahui apakah kuesioner yang telah dibuat reliabel atau tidak. Dengan menggunakan rumus Alpha Cronbach, maka nilai varians butir 1, yaitu: 48 48 146 - 482 2 2 2 2 = − = ∑ ∑ n n x x x σ …………………………… 2 Universitas Sumatera Utara = 0,790 Perhitungan nilai variabel 1 untuk ∑X 2 , ∑X 2 dapat dilihat pada Tabel 5.13, dengan menggunakan cara yang sama, maka nilai varians butir 1 sampai dengan 25 dapat dilihat pada Tabel 5.14. Tabel 5.14. Perhitungan Varians Tiap Butir Pertanyaan Butir Varians 1 0,790 2 1,194 3 0,451 4 0,957 5 1,651 6 0,332 7 0,373 8 0,541 9 0,498 10 1,270 11 1,035 12 1,229 13 1,076 14 1,708 15 1,152 16 1,118 17 0,917 18 1,082 19 0,535 20 0,750 21 0,915 22 0,604 23 1,239 24 0,864 25 0,618 Sumber : Hasil Pengolahan Data 2 25 2 3 2 2 2 1 2 ... σ σ σ σ σ + + + + = ∑ b …………………………… 3 Universitas Sumatera Utara = 0,790 + 1,194 + 0,451 + 0,957 + …… + 0,618 = 22,898 289 , 164 48 48 3778 - 305246 total Varians 2 = = Perhitungan nilai variabel 1 untuk ∑Y 2 , ∑Y 2 dapat dilihat pada Tabel 5.15, dan kemudian dimasukkan ke rumus Alpha:         −       − = ∑ 2 2 1 1 t b k k r σ σ       −       − = 289 , 164 898 , 22 1 1 25 25 896 , = Nilai koefisien reliabilitas sebesar 0,896. Ada 2 cara untuk menilai apakah suatu instrument memiliki tingkat reliabilitas yang tinggi, yaitu: 1. Instrumen memiliki tingkat reliabilitas yang tinggi jika nilai koefisien yang diperoleh 0,60. 2. Nilai r lebih besar dari tabel kritis koefisien korelasi r Pearson. Nilai tabel kritis koefisien korelasi r Pearson untuk taraf signifikan 5, dengan jumlah responden 86 diperoleh nilai kritis sebagai berikut adalah sebesar 0,284 n n Y - Y total Varians 2 2 ∑ ∑ = …………………………… 4 …………………………… 5 Universitas Sumatera Utara Karena nilai r hitung 0,60 dan r hitung r tabel, maka data kuesioner dinyatakan reliable dan dapat dipercaya kebenaran datanya. 3. Penilaian tingkat imlementasi lean Nilai tingkat implementasi lean diperoleh dari hasil tabulasi kuesioner lean assessment di perusahaan. Proses penilaian dilakukan dengan perhitungan total nilai setiap variabel dan dilanjutkan dengan perhitungan nilai mean dan modus. Hal ini dilakukan untuk mengetahui level penerapan lean. Perhitungan level implementasi lean di perusahaan dilakukan dengan menggunakan formula berikut: Jumlah Jawaban Responden Faktor kali x 0 x 1 x 2 x 3 x 4 Jumlah Perkalian Responden Jumlah Nilai Total si Implementa Level = Maka total nilai pelayanan untuk variabel 1 adalah : Total nilai pelayanan variabel 1 = 164 + 223 + 62 + 41 + 0 0 = 146 Hasil perhitungan total nilai dari setiap variabel elemen lean dapat dilihat pada Tabel 5.15. Universitas Sumatera Utara Tabel 5.15. Total Nilai Implementasi Lean No VARIABEL 1 2 3 4 TN 1 Material mengalir satu arah diseluruh lini produksi 4 6 22 16 146 2 Proses produksi dirancang agar operator tidak mengulangi kegiatan yang sama 3 1 13 16 15 135 3 Area produksi disusun sejajar hingga proses produk akhir 5 10 33 172 4 Stasiun kerja dirancang untuk memenuhi permintaan pelanggan setiap hari 4 7 12 25 154 5 Saat proses produksi tidak terjadi penyimpanan produk sementara work in process 7 5 7 21 8 114 6 Line leader bertanggung jawab atas hasil produk akhir 1 1 5 41 182 7 Saat proses produksi rekan kerja dalam satu tim saling ketergantungan dan bekerja sama 1 1 9 37 178 8 Seluruh rekan kerja dalam satu tim mengetahui aturantanggung jawab masing-masing 2 1 15 30 169 9 Operator mengetahui seluruh langkah proses produsksi 1 3 13 31 170 10 Tersedia sumber daya pendukung di lantai produksi 3 1 9 14 21 145 11 Area produksi dibangun untuk memenuhi permintaan pelanggan 2 2 1 12 31 164 12 Rencana proses produksi berjalan dari stasiun kerja akhir ke stasiun kerja paling awal 3 2 5 19 19 145 13 Lantai produksi dibangun untuk menghasilkan produk sesuai dengan jadwal harian 2 1 9 15 21 148 14 Material dipesan dengan menggunakan sistem A, B, C material bernilai tinggi, sedang, rendah 6 5 7 18 12 121 15 Aturan yang ada di lantai produksi di dokumentasikan dan dimengerti 3 6 15 24 153 16 Ukuran kinerja diketahui dan dapat dilihat di lantai produksi 2 4 1 22 19 148 Universitas Sumatera Utara Tabel 5.15. Total Nilai Implementasi Lean Lanjutan No VARIABEL 1 2 3 4 TN 17 100 jadwal produksi dilakukan tepat waktu 2 10 20 16 144 18 Lead time proses produksi kurang dari 1 hari 4 18 18 8 122 19 Proses produksi mempunyai target terhadap perbaikan kinerja secara berkelanjutan 1 4 17 26 164 20 Operator melaporkan data kinerja yang diperoleh 1 2 15 30 167 21 Change over time pada sumber terjadinya bootleneck kurang dari 10 menit 3 13 24 8 130 22 Perusahaan mempunyai format program perbaikan yang berkelanjutan 1 3 21 23 161 23 Waktu untuk menanggapi kecacatan yang terjadi pada proses produksi kurang dari 10 menit 3 3 16 14 12 125 24 Operator memiliki kewenangan untumenghentikan proses produksi ketika kecacatan produk 1 1 7 14 25 157 25 Seluruh peralatan dan bahan untuk proses produksi mempunyai tempat yang tetap sehingga menimbulkan kenyamanan, bersih, teratur dan mudah untuk dipergunakan di lantai produksi 2 3 16 27 164 Sumber: Hasil Pengolahan Data Pengolahan data untuk mendapatkan tingkat performansi dari setiap variabel elemen lean diperoleh dengan menggunakan rumus berikut: 25 x responden jumlah i - variabel pelayanan nilai total i - variabel i performans Tingkat = 76 25 x 48 148 1 - variabel variabel i performans Tingkat = = …… 6 Universitas Sumatera Utara Hasil perhitungan tingkat performansi untuk setiap variabel elemen lean dapat dilihat pada Tabel 5.16. Tabel 5.16. Tingkat Performansi Elemen Lean No VARIABEL Tingkat Implementasi 1 Material mengalir satu arah diseluruh lini produksi 76 2 Proses produksi dirancang agar operator tidak mengulangi kegiatan yang sama 70 3 Area produksi disusun sejajar hingga proses produk akhir 90 4 Stasiun kerja dirancang untuk memenuhi permintaan pelanggan setiap hari 80 5 Saat proses produksi tidak terjadi penyimpanan produk sementara work in process 59 6 Line leader bertanggung jawab atas hasil produk akhir 95 7 Saat proses produksi rekan kerja dalam satu tim saling ketergantungan dan bekerja sama 93 8 Seluruh rekan kerja dalam satu tim mengetahui aturantanggung jawab masing- masing 88 9 Operator mengetahui seluruh langkah proses produsksi 89 10 Tersedia sumber daya pendukung di lantai produksi 76 11 Area produksi dibangun untuk memenuhi permintaan pelanggan 85 12 Rencana proses produksi berjalan dari stasiun kerja akhir ke stasiun kerja paling awal 76 13 Lantai produksi dibangun untuk menghasilkan produk sesuai dengan jadwal harian 77 14 Material dipesan dengan menggunakan sistem A, B, C material bernilai tinggi, sedang, rendah 63 15 Aturan yang ada di lantai produksi di dokumentasikan dan dimengerti 80 Universitas Sumatera Utara Tabel 5.16. Tingkat Performansi Elemen Lean Lanjutan No VARIABEL Tingkat Implementasi 16 Ukuran kinerja diketahui dan dapat dilihat di lantai produksi 77 17 Jadwal produksi 100 dilakukan tepat waktu 75 18 Lead time proses produksi kurang dari 1 hari 64 19 Proses produksi mempunyai target terhadap perbaikan kinerja secara berkelanjutan 85 20 Operator melaporkan data kinerja yang diperoleh 87 21 Change over time pada sumber terjadinya bootleneck kurang dari 10 menit 68 22 Perusahaan mempunyai format program perbaikan yang berkelanjutan 84 23 Waktu untuk menanggapi kecacatan yang terjadi pada proses produksi kurang dari 10 menit 65 24 Operator memiliki kewenangan untuk menghentikan proses produksi ketika kecacatan produk ditemukan 82 25 Seluruh peralatan dan bahan untuk proses produksi mempunyai tempat yang tetap sehingga menimbulkan kenyamanan, bersih, teratur dan mudah untuk dipergunakan di lantai produksi 85 Sumber: Hasil Pengolahan Data Level implementasi lean di perusahaan menurut hasil tabulasi dari kuesioner lean assessment deperoleh dengan menggunakan formula berikut: Responden Jumlah Nilai Total si Implementa Level = Sebelum dilakukan perhitungan level implementasi lean, maka harus dihitung dulu total nilai secara keseluruhan: …………………………… 9 Universitas Sumatera Utara Total nilai = TN 1 + TN 2 +TN 3 +TN 4 +……+ TN 25 = 146+135+172+154+……...+164 = 3778 Jadi, level implementsi lean PT. SC Johnson Manufacturing Medan dapat dihitung dengan rumus 9: Responden Jumlah Nilai Total si Implementa Level = 48 3778 = = 78,71 Skor hasil assessment terhadap implementasi lean adalah sebesar 78,71. Secara keseluruhan level implementasi lean adalah sudah benar dengan skor pada rentang antara 61-80.

5.1.2 Identifikasi dan Dokumentasi Proses

Identifikasi dan dokumentasi proses dilakukan dengan membuat diagram alir proses produksi coil. Proses produksi coil diawali dengan pencampuran semua bahan baku tepung di bagian mixing dan dilanjutkan dengan pencampuran bahan kimia berupa active solution di bagian formulasi. Proses selanjutnya adalah di bagian stamping untuk mencetak coil, di bagian dryer untuk mengeringkan coil, di bagian warapping untuk menyusun coil sesuai dengan permintaan dan diakhiri dengan bagian packing untuk mengemas produk. Setelah di packing produk diserahkan kepada konsumen. Untuk lebih jelasnya tahapan proses produksi Baygon adalah: 1. Formulasi bahan baku …………………………… 10 Universitas Sumatera Utara Proses formulasi bahan baku dilakukan dengan mencampur seluruh active solution Transfutrin, Pewarna, Parfum, Potassium Nitrat . komposisi pencampuran bahan baku ditentukan sesuai dengan jenis anti nyamuk yang akan diproduksi. Proses formulasi dilakukan selama 5 menit. 2. Pencapuran mixing bahan baku Tahap pertama dalam proses mixing adalah dengan memasak tepung onggok dan Sodium Benzoate dengan air panas yang bertemperatur 100 ⁰C selama 5 menit. Kemudian sesudah masak, tepung onggok dituangkan ke tangki mixing machine yang berisi campuran tepung tepung batok, tepung kayu, tepung lengket, talcum powder dan bahan cair cairan kimia yang sudah dialirkan melelui pipa dari hasil formulasi. Semua campuran bahan baku bahan tepung dan cair diaduk di dalam tangki mixing machine selama 25 menit sehingga terbentuk seperti adonan roti. 3. Adonan ditampung didalam trolley dan selanjutnya dibawa ke bagian stamping. Lama pengangkutan adonan dengan trolley adalah selama 4 menit 30 detik. 4. Stamping coil Adonan yang dihasilkan pada departemen formulasi dan mixing selanjutnya dimasukkan ke dalam suatu mesin yang disebut crusher machine. Kemudian dibawa oleh conveyor ke extruder. Pada extruder terdapat screw penyorong yang berguna untuk mengepres adonan, sehingga keluar dari kepala mozzle dalam bentuk lembaran setebal 3-5 cm, dan dipotong dengan panjang lembaran 90 cm oleh cutter machine. Setiap lembaran yang dihasilkan diletakkan diatas rotary table untuk dicetak. Pencetakan dilakukan dengan mesin cetak berbentuk spiral yang disebut dengan mould. Pencetakan pada setiap lembarannya akan menghasilkan 7 coil. Universitas Sumatera Utara Kecepatan cetakan 26 stroke hentakan stamping per menit. Hasil dari proses pencetakan ini ditampung di loyang yang disebut dengan tray dan operator secara manual memeriksa coil apakah coil sudah memenuhi standar atau tidak. Coil yang sempurna akan masuk ke proses berikutnya sedangkan coil yang tidak sempurna akan diproses ulang. Selanjutnya coil dibawa ke oven untuk melalui tahapan selanjutnya. 5. Pengeringan coil Pada bagian ini, proses yang dilakukan adalah pemanasan atau pemanggangan yang bertujuan untuk menurunkan kadar air di dalam coil. Proses pengeringan coil dilakukan selama 2 jam 30 menit dengan temperatur 85 ⁰C. Setelah loyang large tray yang berisi coil keluar dari oven, maka setiap coil kembali diperiksa oleh bagian quality control. Bagian quality control mengambil sampel secara random untuk diuji kesesuaian spesifikasinya dengan standar yang telah ditetapkan. 6. Wrapping coil Coil yang baik pun disusun sedemikian rupa sehingga memudahkan untuk proses wrapping. Kecepatan dari mesin wrapping adalah 120 bungkusmenit. 7. Packaging Coil yang sudah dibungkus, dikemas secara manual ke dalam kotak-kotak kemasan yang disebut folding box selama 17 detik. Kemudian dimuat ke dalam master box selama 15 detik dan akhirnya dikirim ke bagian penyimpanan. Jadi, proses packaging dilakukan selama 32 detik. Universitas Sumatera Utara 5.1.2.1 Diagram Alir Flow Chart Pembuatan diagram alir didahului dengan membuat model SIPOC. SIPOC merupakan suatu alat yang berguna dan paling banyak dipergunakan dalam manajemen rantai pasokan untuk meningkatkan proses terus-menerus. Nama SIPOC merupakan akronim dari lima elemen utama dalam sistem kualitas, yaitu: Suppliers-Input- Processes-Output-Custumers. Elemen-elemen yang digunakan dalam diagram ini adalah: 1. Supplier : pemasok bahan baku 2. Input : sodium benzoat, transfutrin, pewarna, parfum, potasium nitrat, …………… tepung batok, tepung kayu, tepung lengket, talcum powder, …………… tepung ogggok, plastik film, folding box, master box dan seal …………….. tape. 3. Process : . proses formulasi dan mixing, proses membawa ……………. adonan . ke . bagian stamping, proses pencetakan coil, proses …………... pemenggangan coil, penyusunan coil, dan proses packing …………... coil. 4. Output : Baygon jenis 2 DC Pasang Coil 5. Customer : gudang produk jadi Universitas Sumatera Utara Model SIPOC untuk proses pembuatan Baygon jenis 2 DC dapat dilihat pada Gambar 5.2. Gudang Bahan Coil Coil Pengguna Bahan Baku Baygon Baygon Jenis2 DC Jenis 2 DC Sumber: PT. SC Johnson Manufacturing Medan Gambar 5.2. Model SIPOC dari Proses Pembuatan Coil Baygon Jenis 2 DC Model SIPOC pada Gambar 5.2 diatas mendeskripsikan proses yang terjadi pada saat pembuatan coil dan langkah selanjutnya adalah pembuatan diagram alir proses. Pembuatan diagram alir dilakukan untuk mengidentifikasi dan mendokumentasikan proses. Diagram alir proses pembuatan coil dapat dilihat pada Gambar 5.3. Suppliers Input Processes Outputs Customer Proses formulasi dan mixing Proses Membawa Adonan ke Bagian Stamping Proses Pemanggangan Coil Proses Pencetakan Coil Proses Pencetakan Coil Proses Packing Coil Universitas Sumatera Utara Suppliers Input Process Output Customers Gudang Bahan Baku • Sodium benzoate • Transfutrin • Pewarna • Parfum • Potasium nitrat • Tepung batok • Tepung kayu • Tepung lengket • Talcum powder • Tepung ogggok • Plastik film • Folding box • Master box • Seal . tape Penyimpanan Material Inspeksi Tolak Pengembalian Material Terima Inspeksi Tolak Recycle Coil Coil Basah Basah Gambar 5.3. Bagan Diagram Alir Pembuatan Coil Baygon Jenis 2 DC Formulasi Bahan Active Solution Memasak Tepung Onggok dan Sodium Benzoat Mixing Seluruh Tepung-tepungan Membawa Adonan ke Bagian Stamping Stamping Coil Universitas Sumatera Utara Suppliers Input Process Output Customers Inspeksi Tolak Didiamkan di Coil Kering Ruangan Terima Inspeksi Tolak Scrab Coil Baygon Jenis 2DC Pasang Coil Gudang Produk Jadi Gambar 5.3. Bagan Diagram Alir Pembuatan Coil Baygon Jenis 2 DC Lanjutan Pemanggangan Coil Penyusunan Coil Packing Coil Universitas Sumatera Utara

5.1.3 Overall Labor Effectiveness OLE

Pengukuran kinerja pada penelitian ini dilakukan dengan menggunakan Overall Labor Effectiveness Evektivitas tenaga kerja keseluruhan = OLE. Data yang dibutuhkan untuk mproses pengukuran kinerja OLE adalah data ketersediaan availability, data kinerja performance dan data kualitas quality. Data yang diperlukan untuk availability adalah data persentase waktu yang dihabiskan operator dalam memberikan kontribusi efektif. Data waktu yang dihabiskan operator tidak memberikan kontribusi efektif dapat dilihat pada Tabel 5.17. Tabel 5.17. Data Operator Tidak Memberikan Kontribusi Efektif Hari Lini 6 menit Lini 7 menit 1 76 125 2 95 86 3 105 125 4 163 178 5 162 125 6 144 138 Total 745 777 Sumber: PT. SC Johnson Manufacturing Medan Data pada Tabel 5.17 di atas merupakan total dari kerugian dari availability. Data yang diperlukan untuk performace adalah data persentase jumlah produk yang diserahkan operator. Data jumlah produk yang diserahkan operator dapat dilihat pada Tabel 5.18. Tabel 5.18. Data Jumlah Hasil Produksi Hari Lini 6 pasang coil Lini 7 pasang coil 1 80.640 74.880 2 74.880 80.640 3 72.096 71.040 4 80.640 70.080 5 64.032 65.664 Universitas Sumatera Utara Tabel 5.18. Data Jumlah Hasil Produksi Lanjutan Hari Lini 6 pasang coil Lini 7 pasang coil 6 74.880 59.904 Total 447.168 422.208 Sumber: PT. SC Johnson Manufacturing Medan Data yang diperlukan untuk quality adalah data persentase produk tanpa cacat yang diproduksi atau dapat dijual. Data jumlah produk cacat dapat dilihat pada Tabel 5.19. Tabel 5.19. Data Produk Cacat Hari Lini 6 pasang coil Lini 7 pasang coil 1 698 744 2 814 767 3 303 930 4 930 814 5 2.211 465 6 1.313 1.254 Total 6.270 4.975 Sumber: PT. SC Johnson Manufacturing Medan Pengukuran kinerja dengan OLE dilakukan dengan menggunakan formula berikut: OLE = Availability x Performance x Quality Data kehilangan jam kerja operator diperoleh dari Tabel 5.17. Jumlah jam kerja untuk satu shift adalah 480 menit. Contoh persentase availability untuk penelitian yang pertama dapat dilihat pada perhitungan di bawah ini: Availability = 100 - 480 76 = 100 - 15,83 = 84,17 Universitas Sumatera Utara Perhitungan ketersediaan tenaga kerja availability untuk setiap hari penelitian dapat di lihat pada Tabel 5.20. Tabel 5.20. Ketersediaan Tenaga Kerja Avalability Harian Penelitian Kehilangan Jam Kerja Operator Availability 1 15,83 84,17 2 19,79 80,21 3 21,88 78,13 4 33,96 66,04 5 33,75 66,25 6 30,00 70,00 7 26,04 73,96 8 17,92 82,08 9 26,04 73,96 10 37,08 62,92 11 26,04 73,96 12 28,75 71,25 Rata-rata 26,42 73,58 Sumber: Hasil Pengolahan Data Rata-rata ketersediaan tenaga kerja availability harian dapat dilihat pada Tabel 5.20, yaitu sebesar 73,58. Data jumlah produk yang dihasilkan diperoleh dari Tabel 5.18. Jumlah hasil produksi yang seharusnya diperoleh adalah 87.360 pasang coil. Contoh persentase peformance untuk penelitian yang pertama dapat dilihat pada perhitungan di bawah ini: Performance = 87360 80640 = 92,31 Perhitungan performance untuk setiap hari penelitian dapat di lihat pada Tabel 5.21. Universitas Sumatera Utara Tabel 5.21. Jumlah Hasil Produksi Performance Harian Penelitian Performance 1 92,31 2 85,71 3 82,53 4 92,31 5 73,30 6 85,71 7 85,71 8 92,31 9 81,32 10 80,22 11 75,16 12 68,57 Rata-rata 82,93 Sumber: Hasil Pengolahan Data Rata-rata jumlah hasil produksi performance dapat dilihat pada Tabel 5.21, yaitu sebesar 82,93. Data jumlah produk yang dihasilkan dan data jumlah produk cacat diperoleh dari Tabel 5.18 dan 5.19. Contoh persentase quality untuk penelitian yang pertama dapat dilihat pada perhitungan di bawah ini: Quality = 100 - 80640 698 = 99,13 Perhitungan quality untuk setiap hari penelitian dapat di lihat pada Tabel 5.22. Tabel 5.22. Kualitas Produk Harian Penelitian Jumlah Produk Cacat Quality 1 0,87 99,13 2 1,09 98,91 3 0,42 99,58 4 1,15 98,85 5 3,45 96,55 6 1,75 98,25 Universitas Sumatera Utara Tabel 5.22. Kualitas Produk Harian Lanjutan Penelitian Jumlah Produk Cacat Quality 7 0,99 99,01 8 0,95 99,05 9 1,31 98,69 10 1,16 98,84 11 0,71 99,29 12 2,09 97,91 Rata-rata 1,33 98,67 Sumber: Hasil Pengolahan Data Rata-rata jumlah hasil produksi performance dapat dilihat pda Tabel 5.22, yaitu sebesar 82,93. OLE adalah hasil perkalian antara availability, performance dan quality. Contoh perhitungan persentase OLE untuk hari pertama penelitian dapat dilihat di bawah ini: OLE = Availability x Performance x Quality = 84,17 x 92,32 x 99,13 = 77 Hasil perhitungan OLE untuk setiap hari dapat dilihat pada Tabel 5.23. Tabel 5.23. OLE Harian Penelitian OLE 1 77 2 68 3 64 4 60 5 47 6 59 7 63 8 75 9 59 Universitas Sumatera Utara Tabel 5.23. OLE Harian Lanjutan Penelitian OLE 10 50 11 55 12 48 Rata-rata 60 Sumber: Hasil Pengolahan Data Hasil pengukuran OLE hanya mencapai 60. Hal ini berarti, perusahaan hanya mampu mengkonversi 60 dari potensinya untuk menjadi output yang layak dijual dan menguntungkan perusahaan. Universitas Sumatera Utara

BAB VI ANALISIS DAN PEMBAHASAN HASIL