1.2 312.5 312.5 625 625 833 833 17 Pengambilan data Sinyal Penggeser Fasa

telah selesai peneliti rakit. Proses pengambilan data dengan mengeset frekuensi dengan 13 Octave yaitu Tertz. Dimana rentang frekuensi dari 31.5 Hz sampai dengan 160 Hz oscilloscope tidak dapat membaca frekuensi yang dibangkitkan oleh Pembangkit Sinyal Bising. Ketidakmampuan ini disebabkan oleh range frekuensi oscilloscope yang kurang rendah dikarenakan frekuensi yang diinginkan adalah frekuensi akustik. Pengambilan data Pembangkit Sinyal Bising pada oscilloscope dapat dilihat pada Table 4.2 Tabel 4.2 Hasil Pengambilan data Sinyal dari Rangkaian Pembangkit Sinyal Bising PENGUKURAN RANGKAIAN NOISE GENERATOR PADA 13 OCTAVE Input A = 1.2 V T = 1f mS f = Hz Output No Frekuensi Hz Amplitudo Input = A V Perioda = T ms Frekuensi = f Hz Amplitudo = A V 1

31.5 1.2

Tidak terbaca Tidak terbaca

0.1 2

40 1.2 Tidak terbaca Tidak terbaca

0.1 3

50 1.2 Tidak terbaca Tidak terbaca

0.1 4

63 1.2 Tidak terbaca Tidak terbaca

0.1 5

70 1.2 Tidak terbaca Tidak terbaca

0.1 6

80 1.2 Tidak terbaca Tidak terbaca

0.1 7

100 1.2 Tidak terbaca Tidak terbaca

0.1 8

125 1.2 Tidak terbaca Tidak terbaca

0.1 9

160 1.2 Tidak terbaca Tidak terbaca

0.1 10

200 1.2

3.2 312.5

0.1 11

250 1.2

3.2 312.5

0.1 12

315 1.2

1.6 625

0.1 13

400 1.2

1.6 625

0.1 14

500 1.2

1.2 833

0.1 15

630 1.2

1.2 833

1 16 800 1.2 1 1000

1.2 17

1000 1.2

0.6 1666

0.12

Sumber: Hasil Riset Dari data yang telah didapat maka grafik sinyal dari Pembangkit Sinyal Bising adalah dapat dilihat pada gambar 4.31. Pada data sinyal dari tampilan Alfisyahrin : Simulasi Pemrosesan Sinyal Suara Untuk Sistem Aktif Kendali Kebisingan Pada Knalpot…, 2008 USU e-Repository © 2008 oscilloscope di ketahui bahwa frekuensi baru dapat dideteksi pada jarak frekuensi 200 Hz, dimana dibawah 200 Hz sampai ke awal jarak 13 Octave yaitu 31.5 Hz sinyal tidak dapat di deteksi oleh oscilloscope. Ini merupakan grafik amplitudo positif dari sinyal yang di dapat dari instrument Pembangkit Sinyal Bising. Dengan amplitudo positif inilah akan peneliti olah sinyalnya melawan sinyal sumber yang telah di peroleh datanya. Dimana pada gambar 4.32 ditunjukan rangkaian Pembangkit Sinyal Bising dan Penggeser Fasa. Amplitudo Vs Frekuensi 0.2 0.4 0.6 0.8 1 1.2 1.4 500 1000 1500 2000 Frekuensi Hz A m p li tudo V ol t Output Input Gambar 4.31 Grafik Pembangkit Sinyal Bising Pembangkit Sinyal Bising Penggeser Fasa Alfisyahrin : Simulasi Pemrosesan Sinyal Suara Untuk Sistem Aktif Kendali Kebisingan Pada Knalpot…, 2008 USU e-Repository © 2008 Gambar 4.32 Rangkaian Pembangkit Sinyal Bising dan Rangkaian Penggeser Fasa

4.3 Pengambilan data Sinyal Penggeser Fasa

Pengertian dari penggeser fasa adalah memutar fasa yang telah diatur dari potensiometer dan telah diinputkan kepada rangkaian sejauh 180 . Pada rangkaian ini sebagai penggeser fasa dapat dipakai transistor sebagai pengatur output tegangan sehingga fasa bisa diatur sedemikian rupa untuk mendapatkan fasa terbalik sebesar 180 . Dapat dilihat pada gambar 4.33 dan 4.34 yaitu blok diagram Penggeser Fasa dan Rangkaian Penggeser Fasa. Gambar 4.33 Blok Diagram Penggeser Fasa Alfisyahrin : Simulasi Pemrosesan Sinyal Suara Untuk Sistem Aktif Kendali Kebisingan Pada Knalpot…, 2008 USU e-Repository © 2008 Gambar 4.34 Pengoperasian dan pengambilan data Rangkaian Penggeser fasa Pada deteksi sinyal Penggeser Fasa, terbukti alat ini berkerja dengan baik untuk proses pergeseran fasa. Dapat dilihat pada tampilan Oscillocope pada gambar 4.35 dan 4.36 bahwa fasa suatu frekuensi bergerak dari dari kiri ke kanan. Dan untuk perhitungan nilainya adalah: kHz 62.5 0.0625Hz 16 1 T 1 f ms 16 msdiv 5 x div 3.2 T Volt 8 voltdiv 5 x div 1.6 A = = = = = = = = Gambar 4.35 Hasil dari pengambilan data Rangkaian Penggeser fasa dimana sinyal dari kiri bergerak Alfisyahrin : Simulasi Pemrosesan Sinyal Suara Untuk Sistem Aktif Kendali Kebisingan Pada Knalpot…, 2008 USU e-Repository © 2008 Gambar 4.36 Hasil dari pengambilan data Rangkaian Penggeser fasa, dimana sinyal sudah bergerak ke kanan Dengan menghitung faktor utama penggeser fasa maka: Arus input adalah basis arus: + R C R E VCC I B I E V BE R 1 R E DC Base IN B B E B DC IN IN Base In B IN R R diberikan I Penundaan 4 . 4 I R I I V R ikan disubtitus I I ≅ ≅ = = 2 VCC + R C R E I IN V IN I E V BE Alfisyahrin : Simulasi Pemrosesan Sinyal Suara Untuk Sistem Aktif Kendali Kebisingan Pada Knalpot…, 2008 USU e-Repository © 2008 Gambar 4.37 Rangkaian Voltage Devider Maka rumus yang adalah nilai dari Basis – Emitter jatuh pada V BE BE B E V V V − = 4.5 Kemudian didapat arus Emitter dengan hukum Ohm: E E E R V I = 4.6 Satu yang diketahui I E maka akan didapatkan semua nilai dari rangkaian: C C CC C E C R I V V I I − = ≅ 4.7 Kemudian jika diketahui V C dan V E maka dapat ditentukan V CE E V V V C CE − = Juga dengan hukum Khirchof dapat menentukan V CE di terminal I C R R I V V R I R I V V I I selama V R I R I V E C C CC CE E C C C CC CE E C CE E E C C CC + − ≅ − − ≅ ≅ = − − − 4.8 Alfisyahrin : Simulasi Pemrosesan Sinyal Suara Untuk Sistem Aktif Kendali Kebisingan Pada Knalpot…, 2008 USU e-Repository © 2008 R1 120k R3 10k R2 39k R4 4.7k Q1 BC550C V1 +9Vdc Gambar 4.38 Rangkaian Voltage Devider Bias Circuit Rangkaian gambar 4.38 adalah potongan dari Penggeser Fasa yaitu input awal yang digerakkan oleh Transistor 1. Peneliti melakukan perhitungan pada bagian potongan tersebut terlebih dahulu. Diketahui DC = 100 Maka k 470 1004.7K R R E DC Base IN = = = Alfisyahrin : Simulasi Pemrosesan Sinyal Suara Untuk Sistem Aktif Kendali Kebisingan Pada Knalpot…, 2008 USU e-Repository © 2008 V 2.1 4.7K 0.47mA10K 9v R R I V V dan mA 0.47 I : dimana mA 0.47 4.7K 2.21V R V I dan V 1.51 0.7V 2.21V V V V V 2.21 9V 159K 39K V R R R V E C C CC CE C E E E BE B E CC 2 1 2 B = + − = + − ≅ ≅ = = = = − = − = = ⎟ ⎠ ⎞ ⎜ ⎝ ⎛ = ⎟⎟ ⎠ ⎞ ⎜⎜ ⎝ ⎛ + = Berhubung ada rangkaian RC pada Emitor yang bersifat sebagai filter dan memby pass kan kapasitor ke ground maka perhitungan di tambah dengan analisis rangkaian RC. Rangkaian RC ini diperlihatkan pada gambar 4.39 yang juga bersifat sebagai Voltage Devider Bias Circuit . Alfisyahrin : Simulasi Pemrosesan Sinyal Suara Untuk Sistem Aktif Kendali Kebisingan Pada Knalpot…, 2008 USU e-Repository © 2008 R1 120k C2 1n R5 100k R3 10k R2 39k R4 4.7k Q1 BC550C V1 +9Vdc Gambar 4.39 Rangkaian Voltage Devider Bias Circuit dengan rangkaian RC VCC_WAVE C2 1n R5 100k Gambar 4.40 Rangkaian RC pasif filter Maka: 31.8Hz 0.032KHz F 1x10 2 500Hz 1 2 f 1 X 3 C = = = = − Dengan menghitung perbagian dari input Transistor 1 kemudian di by pass dengan filter RC terlihat pada gambar 4.40 maka kaedah pembalik fasa pada masukan Transistor satu masih berupa sinyal sinus, setelah melalui Transistor 2 yang kemudian Alfisyahrin : Simulasi Pemrosesan Sinyal Suara Untuk Sistem Aktif Kendali Kebisingan Pada Knalpot…, 2008 USU e-Repository © 2008 di atur dengan Potensiometer 2 maka fasa bisa di geser sesuai dengan input dari Transistor 1 yang telah terputar sinyal kolektor nya sebesar 180 . Perhitungan detailnya pada rangkaian Penggeser Fasa peneliti menggunakan software Circuit Maker 6.

4.4 Pada bagian potongan rangkaian tahap pertama out put Signal Generator