telah selesai peneliti rakit. Proses pengambilan data dengan mengeset frekuensi dengan 13 Octave yaitu Tertz. Dimana rentang frekuensi dari 31.5 Hz sampai dengan
160 Hz oscilloscope tidak dapat membaca frekuensi yang dibangkitkan oleh Pembangkit Sinyal Bising. Ketidakmampuan ini disebabkan oleh range frekuensi
oscilloscope yang kurang rendah dikarenakan frekuensi yang diinginkan adalah
frekuensi akustik. Pengambilan data Pembangkit Sinyal Bising pada oscilloscope dapat dilihat pada Table 4.2
Tabel 4.2 Hasil Pengambilan data Sinyal dari Rangkaian Pembangkit Sinyal Bising
PENGUKURAN RANGKAIAN NOISE GENERATOR PADA 13 OCTAVE
Input A = 1.2 V T = 1f mS
f = Hz
Output No
Frekuensi Hz
Amplitudo Input
= A V Perioda
= T ms Frekuensi
= f Hz Amplitudo
= A V 1
31.5 1.2
Tidak terbaca Tidak terbaca
0.1 2
40 1.2
Tidak terbaca Tidak terbaca
0.1 3
50 1.2
Tidak terbaca Tidak terbaca
0.1 4
63 1.2
Tidak terbaca Tidak terbaca
0.1 5
70 1.2
Tidak terbaca Tidak terbaca
0.1 6
80 1.2
Tidak terbaca Tidak terbaca
0.1 7
100 1.2
Tidak terbaca Tidak terbaca
0.1 8
125 1.2
Tidak terbaca Tidak terbaca
0.1 9
160 1.2
Tidak terbaca Tidak terbaca
0.1 10
200 1.2
3.2 312.5
0.1 11
250 1.2
3.2 312.5
0.1 12
315 1.2
1.6 625
0.1 13
400 1.2
1.6 625
0.1 14
500 1.2
1.2 833
0.1 15
630 1.2
1.2 833
1 16
800 1.2
1 1000
1.2 17
1000 1.2
0.6 1666
0.12
Sumber: Hasil Riset Dari data yang telah didapat maka grafik sinyal dari Pembangkit Sinyal
Bising adalah dapat dilihat pada gambar 4.31. Pada data sinyal dari tampilan
Alfisyahrin : Simulasi Pemrosesan Sinyal Suara Untuk Sistem Aktif Kendali Kebisingan Pada Knalpot…, 2008 USU e-Repository © 2008
oscilloscope di ketahui bahwa frekuensi baru dapat dideteksi pada jarak frekuensi 200
Hz, dimana dibawah 200 Hz sampai ke awal jarak 13 Octave yaitu 31.5 Hz sinyal tidak dapat di deteksi oleh oscilloscope.
Ini merupakan grafik amplitudo positif dari sinyal yang di dapat dari instrument Pembangkit Sinyal Bising. Dengan amplitudo positif inilah akan peneliti
olah sinyalnya melawan sinyal sumber yang telah di peroleh datanya. Dimana pada gambar 4.32 ditunjukan rangkaian Pembangkit Sinyal Bising dan Penggeser Fasa.
Amplitudo Vs Frekuensi
0.2 0.4
0.6 0.8
1 1.2
1.4
500 1000
1500 2000
Frekuensi Hz A
m p
li tudo V
ol t
Output Input
Gambar 4.31 Grafik Pembangkit Sinyal Bising
Pembangkit Sinyal Bising
Penggeser Fasa
Alfisyahrin : Simulasi Pemrosesan Sinyal Suara Untuk Sistem Aktif Kendali Kebisingan Pada Knalpot…, 2008 USU e-Repository © 2008
Gambar 4.32 Rangkaian Pembangkit Sinyal Bising dan Rangkaian Penggeser Fasa
4.3 Pengambilan data Sinyal Penggeser Fasa
Pengertian dari penggeser fasa adalah memutar fasa yang telah diatur dari potensiometer dan telah diinputkan kepada rangkaian sejauh 180
. Pada rangkaian ini sebagai penggeser fasa dapat dipakai transistor sebagai pengatur output tegangan
sehingga fasa bisa diatur sedemikian rupa untuk mendapatkan fasa terbalik sebesar 180
. Dapat dilihat pada gambar 4.33 dan 4.34 yaitu blok diagram Penggeser Fasa dan Rangkaian Penggeser Fasa.
Gambar 4.33 Blok Diagram Penggeser Fasa
Alfisyahrin : Simulasi Pemrosesan Sinyal Suara Untuk Sistem Aktif Kendali Kebisingan Pada Knalpot…, 2008 USU e-Repository © 2008
Gambar 4.34 Pengoperasian dan pengambilan data Rangkaian Penggeser fasa
Pada deteksi sinyal Penggeser Fasa, terbukti alat ini berkerja dengan baik untuk proses pergeseran fasa. Dapat dilihat pada tampilan Oscillocope pada gambar
4.35 dan 4.36 bahwa fasa suatu frekuensi bergerak dari dari kiri ke kanan. Dan untuk perhitungan nilainya adalah:
kHz 62.5
0.0625Hz 16
1 T
1 f
ms 16
msdiv 5
x div
3.2 T
Volt 8
voltdiv 5
x div
1.6 A
= =
= =
= =
= =
Gambar 4.35 Hasil dari pengambilan data Rangkaian Penggeser fasa dimana sinyal dari kiri bergerak
Alfisyahrin : Simulasi Pemrosesan Sinyal Suara Untuk Sistem Aktif Kendali Kebisingan Pada Knalpot…, 2008 USU e-Repository © 2008
Gambar 4.36 Hasil dari pengambilan data Rangkaian Penggeser fasa, dimana sinyal sudah bergerak ke kanan
Dengan menghitung faktor utama penggeser fasa maka: Arus input adalah basis arus:
+
R
C
R
E
VCC
I
B
I
E
V
BE
R
1
R
E DC
Base IN
B B
E B
DC IN
IN Base
In B
IN
R R
diberikan I
Penundaan 4
. 4
I R
I I
V R
ikan disubtitus
I I
≅ ≅
= =
2
VCC
+
R
C
R
E
I
IN
V
IN
I
E
V
BE
Alfisyahrin : Simulasi Pemrosesan Sinyal Suara Untuk Sistem Aktif Kendali Kebisingan Pada Knalpot…, 2008 USU e-Repository © 2008
Gambar 4.37 Rangkaian Voltage Devider Maka rumus yang adalah nilai dari Basis – Emitter jatuh pada V
BE BE
B E
V V
V −
= 4.5
Kemudian didapat arus Emitter dengan hukum Ohm:
E E
E
R V
I =
4.6 Satu yang diketahui I
E
maka akan didapatkan semua nilai dari rangkaian:
C C
CC C
E C
R I
V V
I I
− =
≅ 4.7
Kemudian jika diketahui V
C
dan V
E
maka dapat ditentukan V
CE
E
V V
V
C CE
− =
Juga dengan hukum Khirchof dapat menentukan V
CE
di terminal I
C
R R
I V
V R
I R
I V
V I
I selama
V R
I R
I V
E C
C CC
CE E
C C
C CC
CE E
C CE
E E
C C
CC
+ −
≅ −
− ≅
≅ =
− −
− 4.8
Alfisyahrin : Simulasi Pemrosesan Sinyal Suara Untuk Sistem Aktif Kendali Kebisingan Pada Knalpot…, 2008 USU e-Repository © 2008
R1 120k
R3 10k
R2 39k
R4 4.7k
Q1 BC550C
V1 +9Vdc
Gambar 4.38 Rangkaian Voltage Devider Bias Circuit Rangkaian gambar 4.38 adalah potongan dari Penggeser Fasa yaitu input awal
yang digerakkan oleh Transistor 1. Peneliti melakukan perhitungan pada bagian potongan tersebut terlebih dahulu. Diketahui
DC
= 100 Maka
k 470
1004.7K R
R
E DC
Base IN
= =
=
Alfisyahrin : Simulasi Pemrosesan Sinyal Suara Untuk Sistem Aktif Kendali Kebisingan Pada Knalpot…, 2008 USU e-Repository © 2008
V 2.1
4.7K 0.47mA10K
9v R
R I
V V
dan mA
0.47 I
: dimana
mA 0.47
4.7K 2.21V
R V
I dan
V 1.51
0.7V 2.21V
V V
V V
2.21 9V
159K 39K
V R
R R
V
E C
C CC
CE C
E E
E BE
B E
CC 2
1 2
B
= +
− =
+ −
≅ ≅
= =
= =
− =
− =
= ⎟
⎠ ⎞
⎜ ⎝
⎛ =
⎟⎟ ⎠
⎞ ⎜⎜
⎝ ⎛
+ =
Berhubung ada rangkaian RC pada Emitor yang bersifat sebagai filter dan memby pass
kan kapasitor ke ground maka perhitungan di tambah dengan analisis rangkaian RC.
Rangkaian RC ini diperlihatkan pada gambar 4.39 yang juga bersifat sebagai Voltage Devider Bias Circuit
.
Alfisyahrin : Simulasi Pemrosesan Sinyal Suara Untuk Sistem Aktif Kendali Kebisingan Pada Knalpot…, 2008 USU e-Repository © 2008
R1 120k
C2 1n
R5 100k
R3 10k
R2 39k
R4 4.7k
Q1 BC550C
V1 +9Vdc
Gambar 4.39 Rangkaian Voltage Devider Bias Circuit dengan rangkaian RC
VCC_WAVE C2
1n R5
100k
Gambar 4.40 Rangkaian RC pasif filter Maka:
31.8Hz 0.032KHz
F 1x10
2 500Hz
1 2
f 1
X
3 C
= =
= =
−
Dengan menghitung perbagian dari input Transistor 1 kemudian di by pass dengan filter RC terlihat pada gambar 4.40 maka kaedah pembalik fasa pada masukan
Transistor satu masih berupa sinyal sinus, setelah melalui Transistor 2 yang kemudian
Alfisyahrin : Simulasi Pemrosesan Sinyal Suara Untuk Sistem Aktif Kendali Kebisingan Pada Knalpot…, 2008 USU e-Repository © 2008
di atur dengan Potensiometer 2 maka fasa bisa di geser sesuai dengan input dari Transistor 1 yang telah terputar sinyal kolektor nya sebesar 180
. Perhitungan detailnya pada rangkaian Penggeser Fasa peneliti menggunakan
software Circuit Maker 6.
4.4 Pada bagian potongan rangkaian tahap pertama out put Signal Generator