2.2 Perambatan Bunyi pada Media
Bunyi dapat merambat pada tiga media. 1.
Udaragas 2.
Aircairan 3.
Benda Padat Laju Bunyi pada beberapa Material pada 20
C 1 Atm Tabel 2.1 Kelajuan Bunyi pada Material
No Material
Laju Bunyi ms 1 Udara
343 2 Udara 0
C 331
3 Helium 1005
4 Hydrogen 1300
5 Air 1440
6 Air Laut 1560
7 Besi Baja ≈5000
8 Kaca ≈4500
9 Aluminium ≈5100
10 Kayu Keras ≈4000
Sumber : Giancolli, Douglas. Physiscs Third Edition. New Jersey : Prentice Hall Englewood Cliffs
Dari tabel 2.1 kita dapat melihat bahwa kelajuan bunyi pada setiap material berbeda. Pada udara sangar ditentukan oleh kelembaman, meskipun pada material
lainnya suhu cukup menentukan namun pada udara sangat mempengaruhi. Khususnya pada material padat laju bunyi lebih tinggi ini dipengaruhi oleh
ikatan kimia setiap material yang cukup menetukan kelajuan bunyi. Diketahui Aluminium adalah salah satu material yang menjadi media kelajuan bunyi cukup
tinggi.
Tabel 2.2 Kuat Bunyi pada bermacam suara
Alfisyahrin : Simulasi Pemrosesan Sinyal Suara Untuk Sistem Aktif Kendali Kebisingan Pada Knalpot…, 2008 USU e-Repository © 2008
No Sumber Suara
Intensity dB
Intensity Wm
2
1 Jet Plane pada 30 m 140
100 2 Ambang Sakit
120 1
3 Kekuatan konser Rock di udara terbuka 120
1 4 Sirene pada 30 m
100 1x10e-2
5 Auto Interior, bergerak pada 90 kmjam 75
3x10e-5 6 Kesibukan kemacetan jalan
70 1x10e-5
7 Percakapan biasa pada 50 cm 65
3x10e-6 8 Radio tenang
40 1x10e-8
9 Bisikan 20 1x10e-10
10 Desir Daun 10
1x10e-11 11 Ambang
Pendengaran 1x10e-12
Sumber : Giancolli, Douglas. Physiscs Third Edition. New Jersey : Prentice Hall Englewood Cliffs
2.2.1 Aktif Kendali Kebisingan Untuk Aktif Kendali Kebisingan bahasa awamnya adalah suara melawan
suara yaitu penjelasannya adalah dengan metode sinyal yang telah kita dapatkan harus kita cari anti sinyalnya yaitu yang serupa dengan sinyal awal tapi berlawanan
fasa. Dapat kita lihat contoh pada uraian gambar 2.7 dijelaskan sinyal Tegak
Amplitudo rendah dengan kondisi tanpa suara.
Gambar 2.7 Gelombang Tegak Low Amplitudo diam [7]
Alfisyahrin : Simulasi Pemrosesan Sinyal Suara Untuk Sistem Aktif Kendali Kebisingan Pada Knalpot…, 2008 USU e-Repository © 2008
Gambar 2.8 Gelombang Tegak High Amplitudo [7] Dari perbandingan gambar 2.7 dan 2.8 dapat dilihat bahwa amplitudo dalam
keadaan diam dengan keadaan amplitudo rendah dan tinggi. Dan terlihat pada amplitude rendah tidak mempunyai bunyi untuk amplitude tinggi bunyi nyaring.
Gambar 2.9 Gelombang Tegak pada pergeseran fasa [7] Pada gambar 2.9 diperlihatkan pergeseran fasa yang berfluktuasi terhadapat
waktu. Dimana dengan pergeseran fasa tersebut akan terjadi interferensi bunyi yang bertujuan mencapai propagasi sehingga terjadi reduksi.
Alfisyahrin : Simulasi Pemrosesan Sinyal Suara Untuk Sistem Aktif Kendali Kebisingan Pada Knalpot…, 2008 USU e-Repository © 2008
Gambar 2.10 Dua buah gelombang tegak dengan perbedaan fasa 180 saling
meniadakan [7] Pada gambar 2.10 diperlihatkan dua bunyi yang berbeda fasa 180
yang saling meniadakan yang akan menuju kuadran tidak ada bunyi sama sekali.
t
ω
Gambar 2.11 Sinyal Sumber atau Sinyal 1 Pada gambar 2.11 diperlihatkan sebuah sinyal sumber atau sinyal 1 dalam suatu
sistem Aktif Kendali Kebisingan. Dimana persamaan yang ditunjukan adalah :
t sin
A y
1
ϖ =
2.10
Alfisyahrin : Simulasi Pemrosesan Sinyal Suara Untuk Sistem Aktif Kendali Kebisingan Pada Knalpot…, 2008 USU e-Repository © 2008
t
ω
Gambar 2.12 Sinyal Lawan atau Sinyal 2 Pada gambar 2.12 ditunjukan sinyal lawan atau sinyal 2 dari suatu sistem Aktif
Kendali Kebisingan. Dimana persamaan yang ditunjukan adalah :
t sin
A y
2
ϖ −
= 2.11
t
ω
Gambar 2.13 Aktif sinyal
Pada gambar 2.13 adalah merupakan Aktif Sinyal, dimana sinyal 1 dan sinyal 2 tergabung dengan fasa yang berlawanan 180
dan sinyal saling meniadakan.
Alfisyahrin : Simulasi Pemrosesan Sinyal Suara Untuk Sistem Aktif Kendali Kebisingan Pada Knalpot…, 2008 USU e-Repository © 2008
Maka persamaan dari penggabungan Sinyal AwalSinyal 1 dengan Sinyal LawanSinyal 2 adalah :
2 1
noise aktif
y y
Y +
=
2.12
t sin
A t
sin A
Y
noise aktif
= −
=
ϖ ϖ
Sinyal suara mempunyai bentuk kontur yang sangat rumit dan sangat acak. Itu terjadi karena pergeseran fasa yang sangat rapat sehingga menyulitkan pendeteksian
jika hanya memakai peralatan yang sederhana. Dasar dari pergeseran phasa pada sinyal bunyi dapat kita lihat pada gambar 2.14 yaitu dari langkah I sampai IX
perioda T mengalami perubahan dari ¼ T pertama sampai dengan ¼ T ke sembilan. Pada perubahan yang terjadi inilah pergesaran fasa tersebut bergerak.
Dari gambar 2.14 dapat dilihat pada step I ¼ T kemudian amplitude pada posisi 2. Pada step II ¼ T kemudian amplitude bergeser pada posisi 2. Pada step III ¼
T kemudian amplitude bergeser pada posisi 4. Pada sep IV ¼ T kemudian amplitude berada pada posisi 5. Pada step V ¼ T kemudian amplitude berada kembali pada
posisi 2 namun pada posisi 12 amplitudo negative lebih negative jika dibandingkan pada step 2. Pada step VI ¼ T kemudian amplitude kembali pada posisi 3 namun
pada posisi 10 ke 15 sinyal datar atau flat. Pada step VII ¼ T kemudian amplitude sama dengan step 3 kembali pada posisi 4 namun pada posisi 12 amplitudo naik
tajam. Pada step VIII ¼ T kemudian amplitude kembali sama dengan step 4 berada
Alfisyahrin : Simulasi Pemrosesan Sinyal Suara Untuk Sistem Aktif Kendali Kebisingan Pada Knalpot…, 2008 USU e-Repository © 2008
pada posisi 5 namun pada posisi 8 sampai 15 sinyal datar atau flat. Pada step IX ¼ T kemudian amplitude sama dengan step 2 dan 5 pada posisi 2 namun pada posisi 8
amplitudo negatif curam dan amplitudo pada posisi 11 tinggi. Begitulah fluktuasi sinyal yang bergerak. Sangat rumit dan acak sehingga
untuk mendeteksinya diperlukan pendekatan perhitungan yang baik untuk mendapatkan hasil yang maksimal.
Gambar 2.14 Pergeseran fasa pada sinyal suara [8]
Alfisyahrin : Simulasi Pemrosesan Sinyal Suara Untuk Sistem Aktif Kendali Kebisingan Pada Knalpot…, 2008 USU e-Repository © 2008
Uraian Aktif Kebisingan juga dapat kita lihat dari tampilan sinyal yang telah berfluktuasi pada gambar 2.15, 2.16, dan 2.17.
Gambar 2.15 Sinyal Aktif Kebisingan [9] Gambar 2.15 memperlihatkan flukstuasi SPL terhadap frekuensi, dan
fluktuasi sinyal suara ini adalah perbesaran dari sinyal realnya. Dikarenakan sinyal real dari suatu bunyi sangat bersifat acak. Dan gambar 2.15 adalah salah satu teknik
untuk bisa mendapatkan sinyal secara lebih jelas dari keacakan sinyal bunyi yang begitu rumit.
Alfisyahrin : Simulasi Pemrosesan Sinyal Suara Untuk Sistem Aktif Kendali Kebisingan Pada Knalpot…, 2008 USU e-Repository © 2008
Gambar 2.16 Sinyal Aktif Kebisingan dengan gradasi warna [9]
Gambar 2.16 menunjukan bagaimana Secondary Sound atau Sinyal Lawan mereduksi noise yang ada pada Primary atau Sinyal Sumber plus Secondary Sound.
Terlihat warna mendekati 0 atau telah tereduksi. Disini Secondary Sound tidak ditampilkan oleh ISVR Institut of Sound and Vibration Research karena boleh jadi
itu merupakan kode etik rahasia yang tidak boleh di publikasikan. ISVR Institut of Sound and Vibration Research adalah merupakan salath
satu Institut Sound and Vibration terbaik di dunia, yang mana telah banyak melakukan riset mengenai sound and vibration. Namun untuk Active Nosie Control
masih merupakan riset terbaru yang masih terus berlangsung hingga sekarang.
Alfisyahrin : Simulasi Pemrosesan Sinyal Suara Untuk Sistem Aktif Kendali Kebisingan Pada Knalpot…, 2008 USU e-Repository © 2008
Gambar 2.17 Sinyal Aktif Kendali Kebisingan yang sangat acak [10]
Gambar 2.17 adalah ilustrasi dari kerumitan atau keacakan sinyal bunyi yang begitu dinamis.
Beberapa referensi dari penelitian yang telah diteliti oleh banyak orang tentang Aktif Kendali Kebisingan Active Noise Control, seperti penelitian tentang
pengurangan kebisingan dengan menggunakan Active Noise Control System. Sinyal pada satu chanel Aktif Kendali Kebisingan telah mengurangi noise pada frekuensi
rendah dengan nilai -10,72 dB. Sistem ini tidak stabil ketika sinyal noise terus menerus berubah. Frekuensi Noise ini bervariasi pada perpindahan objek dalam suatu
posisi. Sinyal Aktif Kendali Kebisingan kurang dari maksimal selama zona diam
Alfisyahrin : Simulasi Pemrosesan Sinyal Suara Untuk Sistem Aktif Kendali Kebisingan Pada Knalpot…, 2008 USU e-Repository © 2008
dihasilkan juga sangat relative untuk menghasilkan area perubahan yang besar. Dilihat dari set up alatnya pada gambar 2.18 [10].
Gambar 2.18 Konfigurasi Hardware pada Aktif Kendali Kebisingan [10] Dapat dilihat pada gambar 2.18 letak posisi dari sumber bising yang
digantung dimana kemudian diberikan anti noise dari suara yang di sesuaikan dengan suara dari sumber bising.
Gambar 2.19 Propagasi pada dua sinyal yang menuju pada zona diam [10]
Alfisyahrin : Simulasi Pemrosesan Sinyal Suara Untuk Sistem Aktif Kendali Kebisingan Pada Knalpot…, 2008 USU e-Repository © 2008
Juga dapat dilihat pada gambar 2.19 bentuk propagasi dua sinyal yaitu sinyal sumber noise dan sinyal lawan, dimana kemudian kedua sinyal itu saling
berpropagasi yang akhirnya saling meniadakan atau minimal tereduksi.
Gambar 2.20 Blok Diagram Single Chanel Sistem Aktif Kendali Kebisingan [10] Pada gambar 2.20 dapat dilihat blok diagram dari single chanel Aktif Kendali
Kebisingan, kita dapat melihat input dan output dari sinyal yang juga menggunakan feedback untuk memperjelas dan memperkuat sinyal.
Pada penelitian tentang Aktif Kendali Kebisingan terhadap vacum cleaner sasaran kuat bunyi yang terbaik dalam pencapaian prototip Aktif Kendali Kebisingan
system adalah 4.2477 dB. Sedangkan pada simulasi reduksi sinyal yang dihasilkan optimalnya dibawah 6 dB. Radiasi bising pada vacum cleaner adalah langsung dari
sumber. Hal ini yang membuat kesulitan pada penelitian dalam menset up mikropone untuk mendapatkan korelasi sinyal yang baik dengan noise. [12]
Alfisyahrin : Simulasi Pemrosesan Sinyal Suara Untuk Sistem Aktif Kendali Kebisingan Pada Knalpot…, 2008 USU e-Repository © 2008
Gambar 2.21 Aktif pelindung telinga dari sumber kedua [11] Pada gambar 2.21 terlihat bagaimana cara melindungi telinga dari sumber
yang merupakan sinyal sumber.
Gambar 2.22 Blok Diagram Sistem satu chanel Aktif Kendali Kebisingan [11] Pada gambar 2.22 ditunjukan blok diagram sistem satu chanel Aktif Kendali
Kebisingan yang secondary sourcenya dikontrol oleh sebuah blok filter.
Alfisyahrin : Simulasi Pemrosesan Sinyal Suara Untuk Sistem Aktif Kendali Kebisingan Pada Knalpot…, 2008 USU e-Repository © 2008
Pada penelitian penekanan frekuensi rendah kebisingan atau getaran pasif mempunyai banyak kerugian, sebagian besar oleh karena menyangkut volume
peredam tersebut. Dengan menggunakan metode pengolah sinyal kemungkinan untuk menggunakan Aktif Kendali Kebisingan bisa tercapai. Kebisingan sekunder yang
buatan harus dihasilkan, yang akan melemahkan kebisingan yang primer yang sesungguhnya ini dapat dilihat pada gambar 2.23. [12]. Terlihat bahwa kebisingan
sekunder mengcounter kebisingan primer yang sesungguhnya. Dimana kebisingan sekunder adalah diwakili oleh loudspeaker sementara kebisingan primer diwakili oleh
jam beker. Sinyal dari sekunder loudspeaker dipancarkan kemudian ditangkap oleh mikropon dimana dengan bersamaan sinyal dari primer jam beker dipancarkan juga
kemudian ditangkap oleh mikropon juga.
Gambar 2.23 Setting Sistem Aktif Kendali Kebisingan [12]
Alfisyahrin : Simulasi Pemrosesan Sinyal Suara Untuk Sistem Aktif Kendali Kebisingan Pada Knalpot…, 2008 USU e-Repository © 2008
Gambar 2.24 Sistem Kerja Aktif Kendali Kebisingan [12] Gambar 2.24 Menjelaskan tentang Sistem Aktif Kendali Kebisingan bekerja
dengan menggunakan Analoge Digital Converter dan Digital Analoge Converter. Modeling dan disain pengontrol dirancang dengan prosedur untuk suatu FB-
sistem bunyi Aktif Kendali Kebisingan. Sinyal akustik diperagakan sebagai gelombang bunyi yang dikendalikan dengan singkat. Suatu umpan balik pengontrol
dirancang yang kemudian untuk mengurangi noise yang ada di sekitar, dengan menggunakan sensor kesalahan yaitu H8 untuk mengendalikan teori berdasar pada
IIR model. Efektivitas prosedur disain yang diusulkan dipertunjukkan dalam test percobaan. Suatu bidang bunyi telah diasumsikan dalam studi ini. Kemudian didisain
suatu pengontrol dan modeling sistematis untuk memeriksa prosedur suatu bidang sinyal akustik dengan gema yang akan menjadi pokok lebih lanjut dari studi [13].
Alfisyahrin : Simulasi Pemrosesan Sinyal Suara Untuk Sistem Aktif Kendali Kebisingan Pada Knalpot…, 2008 USU e-Repository © 2008
Gambar 2.25 Konfigurasi SISOSE FF- Sistem Aktif Kendali Kebisingan [13] Pada gambar 2.25 menjelaskan bagaimana suatu Aktif Kendali Kebisingan
dengan menggunakan sensor sinyal.
Gambar 2.26 Konfigurasi Percobaan Aparatus [13] Pada gambar 2.26 menjelaskan konfigurasi atau set up dari Aktif Kendali
Kebisingan yang menggunakan software control.
Alfisyahrin : Simulasi Pemrosesan Sinyal Suara Untuk Sistem Aktif Kendali Kebisingan Pada Knalpot…, 2008 USU e-Repository © 2008
Kontribusi penelitian ini menunjukkan asal usul FXLMS struktur untuk implementasi pada suatu titik yang tetap menjalankan pada tekanan induksi rata-rata
pada sebuah suara. Implementasi dievaluasi dengan keadaan online dan dicapai pada titik tetap FXLMS adalah 20dB ke 30dB pada interval frekwensi 100Hz ke 375Hz
karena lebar bandwith kebisingan 60dB dan distorsi suara sinusoidal 200Hz. Implementasi alat ini layak digunakan untuk mengatasi tekanan suara tinggi.
Penerapan algoritma dilakukan dalam Aktif Kendali Kebisingan akustik. Kemudian diperoleh dari aplikasi untuk Aktif Kendali Kebisingan tentang kebisingan dan
getaran pada suatu mesin bubut. Di dalam adaptip feedback alat ini tetap pada titik FXLMS Filtered-X LMS. Penelitian ini juga menarik untuk lebih lanjut diuraikan
dengan menggunakan kombinasai digital dan analog pada pengendalian kedua daerah yang utama [14].
Gambar 2.27 Aktif Kendali Kebisingan [14]
Alfisyahrin : Simulasi Pemrosesan Sinyal Suara Untuk Sistem Aktif Kendali Kebisingan Pada Knalpot…, 2008 USU e-Repository © 2008
Pada gambar 2.27 menjelaskan bagaimana mengolah Aktif Kendali Kebisingan dengan proses Digital Signal Processing. Untuk pelindung pada telinga digunakan
Low Power Fixed Point Digital Signal Processor. Active Control Of Noise Using FXLMS
Gambar 2.28 Aktif Kendali Kebisingan pada telinga ditempatkan pada primary path and forward path
[14] Pada gambar 2.28 merupakan blok diagram Aktif Kendali Kebisingan yang
menggunakan Digital Signal Processor sebagai pengontrol guna melawan Primary Path.
Di dalam aplikasi praktis, metoda Aktif Kendali Kebisingan saling mempengaruhi dengan nonlinear. Nonlinear pengontrol berdasar pada Volterra
penyaringan yang diterapkan dalam wujud multichannel untuk menyaring data agar dapat digunakan dan dapat dimanfaatkan pada lingkungan. Salah satu dari aspek yang
rumit adalah tentang algoritma adaptasi efisien. Yang pada umumnya, yang disebut filtered-X LMS atau NLMS adalah merupakan algoritma. Di dalam penelitian ini kita
mengusulkan penggunaan affine proyeksi teknik, dan kita memperoleh secara detail
Alfisyahrin : Simulasi Pemrosesan Sinyal Suara Untuk Sistem Aktif Kendali Kebisingan Pada Knalpot…, 2008 USU e-Repository © 2008
yang disebut FILTERED-X AP algoritma untuk di gunakan penyaringan kwadrat homogen. Menurut multichannel pendekatan, asal usul ini dapat dengan mudah
diperluas untuk penyaringan Volterra umum. Eksperimen yang lebih jauh kita laporkan untuk mengkonfirmasikan AP dibandingkan teknik klasik LMS dan NLMS
algoritma dengan suatu peningkatan yang terbatas. Semua ini menyangkut computational complexity
dibandingkan dengan Aktif Kendali Kebisingan akustis. Ini merupakan salah satu aplikasi untuk kendali aktip tentang kebisingan dan getaran di
dalam suatu mesin bubut. Di dalam adaptip kontrol umpan balik getaran di titik tetap pada FXLMS agar dapat mengontrol tampilan yang sesuai. Penelitian ini juga
menarik untuk ditindaklanjutkan menggunakan penjabaran tentang digital dan analog [15].
Gambar 2.29 Single Channel Adaptive Kontrol [15] Gambar 2.29 Adaptive Kontrol adalah menjelaskan bahwa menggunakan satu
system tersendiri dengan menggunakan adaptive controller.
Alfisyahrin : Simulasi Pemrosesan Sinyal Suara Untuk Sistem Aktif Kendali Kebisingan Pada Knalpot…, 2008 USU e-Repository © 2008
Gambar 2.30 F-X AP adaptive nonlinear control [15]
Pada gambar 2.30 ditunjukan proses control dengan menggunakan penyesuaian F-X AP non linear. Dimana F-X AP merupakan pengontrol umpan balik.
Penelitian ini memperkenalkan suatu aplikasi kendali tanpa kawat pengulangan tertutup berdasar pada Berkeley Micaz partikel debu dan Alat Analog
AD21061 EZ-KIT LITE. Sistem merealisasikan Aktif Kendali Kebisingan yang mana merupakan suatu aplikasi rumit dari alur sinyal. Suatu Pll-Likemechanismtakes
dengan alamat sinkronisasi, dipakai linier sesuai dengan data pengukuran yang tanpa kawat wire less system untuk pengolahan DSP Digital Signal Processing.
Kebisingan dasar pengontrol resonator telah membuktikan efisiensinya di dalam lingkungan ini. Yang utama adalah untuk menginstal jauh lebih unsur-unsur yaitu.
mikropon di dalam sistem adaptitive nonlinear control [16].
Alfisyahrin : Simulasi Pemrosesan Sinyal Suara Untuk Sistem Aktif Kendali Kebisingan Pada Knalpot…, 2008 USU e-Repository © 2008
Gambar 2.31 Blok Diagram Sistem Wire Less Aktif Kendali Kebisingan [16] Pada gambar 2.31 ditunjukan blok diagram sistem wire less Aktif Kendali
Kebisingan, yang mana proses sistem menggunakan Digital Signal Processing.
Gambar 2.32 Aktif Kendali Kebisingan problem [16]
Pada gambar 2.32 ditunjukan permsalahan Aktif Kendali Kebisingan yang mana untuk mengontrol dibutuhkan Filter dengan proses transformasi Z untuk
menghasilkan output yang maksimal.
Alfisyahrin : Simulasi Pemrosesan Sinyal Suara Untuk Sistem Aktif Kendali Kebisingan Pada Knalpot…, 2008 USU e-Repository © 2008
Gambar 2.33 Periodik perencanaan Aktif Kendali Kebisingan [16] Pada gambar 2.33 ditunjukan bagaimana periodik Aktif Kendali Kebisingan
berproses dengan menggunakan resonators, dimana primary noise dan secondary noise
di inputkan dengan menggunakan referensi sinyal.
Gambar 2.34 Periodik Aktif Kendali Kebisingan diagram [16] Pada gambar 2.34 adalah merupakan blok diagram Aktif Kendali Kebisingan
dengan proses transformasi z yang di umpan balikkan.
Alfisyahrin : Simulasi Pemrosesan Sinyal Suara Untuk Sistem Aktif Kendali Kebisingan Pada Knalpot…, 2008 USU e-Repository © 2008
Pemrosesan Sinyal
Gambar 2.35 Sinkronisasi blok diagram pemrosesan sinyal Aktif Kendali Bising [16]
Pada gambar 2.35 ditunjukan blok diagram pemrosesan sinyal Aktif Kendali Kebisingan yang menggunakan controller dan adjustable timer. Dapat dilihat sinyal
referensi memasuki SH kemudian menuju controller dan di adjustable timer. Dimana outputnya masih merupakan sinyal yang sama. Namun umpan balik adjustable timer
merubah bentuk sinyal menjadi gigi gergaji.
2.3 Fourier Series