16
di bursa efek indonesia. Hasil penelitian menunjukkan bahwa struktur modal tidak berpengaruh secara signifikan terhadap rentabilitas modal sendiri. Selain itu, ada
juga penelitian yang dilakukan oleh Anggraeni 2005. Pada penelitian tersebut, dia mencoba menemukan pengaruh struktur modal terhadap Return On Equity
ROE. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa struktur modal berpengaruh positif terhadap Return On Equity ROE, artinya bila struktur modal mengalami
kenaikan maka Return On Equity akan naik, begitu pula sebaliknya. Penulis ingin menguji kembali teori yang menyatakan bahwa struktur modal
berpengaruh terhadap rentabilitas. Hal ini dilakukan untuk melihat konsistensi temuan-temuan penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti terdahulu.
Berdasarkan uraian tersebut maka penulis tertarik untuk membahas seberapa besar pengaruh debt to equity ratio dan debt to asset ratio terhadap tingkat return on
equity pada industri otomotif yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada periode
2006-2008 dalam skripsi dengan judul “Pengaruh Struktur Modal Terhadap Rentabilitas Modal Sendiri Pada Industri Otomotif yang Terdaftar di Bursa
Efek Indonesia”.
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka identifikasi masalah yang muncul adalah :
1. Apakah Debt to Equity Ratio berpengaruh secara parsial terhadap Rentabilitas Modal Sendiri ROE?
Universitas Sumatera Utara
17
2. Apakah Debt to Asset Ratio berpengaruh secara parsial terhadap Rentabilitas Modal Sendiri ROE?
3. Apakah Debt to Eqity Ratio dan Debt to Asset Ratio berpengaruh secara simultan terhadap Rentabilitas Modal Sendiri ROE.
D. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini adalah : 1. Untuk menguji pengaruh debt to equity ratio terhadap rentabilitas modal
sendiri ROE pada industri otomotif yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
2. Untuk menguji pengaruh debt to asset ratio terhadap rentabilitas modal sendiri ROE pada industri otomotif yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia. 3. Untuk menguji pengaruh debt to equity ratio dan debt to asset ratio
terhadap rentabilitas modal sendiri pada industri otomotif yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
E. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat antara lain sebagai berikut:
1. Bagi peneliti, diharapkan dapat memberikan tambahan pengetahuan
mengenai pengaruh stuktur modal terhadap rentabilitas modal sendiri. 2.
Bagi Perusahaan dan calon investor, hasil penelitian ini diharapkan dapat membantu dalam membuat keputusan investasi yang tepat dan dapat
Universitas Sumatera Utara
18
menjadi bahan masukan bagi pihak manajemen dalam upaya meningkatkan laba perusahaan.
3. Bagi Pembaca dan pihak-pihak lainnya, sebagai bahan referensi dan
sumber informasi dalam melakukan penelitian-penelitian sejenis berikutnya.
Universitas Sumatera Utara
19
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Teoritis 1. Struktur Modal
Struktur modal adalah pembiayaan permanen yang terdiri dari utang jangka panjang, saham preferen dan modal pemegang saham Weston dan
Copeland, 1997:19. Menurut Husnan 1996:275, struktur modal adalah perbandingan antara sumber jangka panjang yang bersifat pinjaman dan modal
sendiri. Struktur modal juga dapat didefinisikan sebagai perimbangan atau perbandingan antara utang jangka panjang dengan modal sendiri Riyanto,
2001:296. Keputusan struktur modal berkaitan dengan pemilihan sumber dana baik yang berasal dari dalam maupun dari luar, sangat mempengaruhi nilai
perusahaan. Sumber dana perusahaan dari internal berasal dari laba ditahan dan depresiasi. Dana yang diperoleh dari sumber eksternal adalah dana yang berasal
dari para kreditur dan pemilik perusahaan. Pemenuhan kebutuhan dana yang berasal dari kreditur merupakan utang bagi perusahaan. Dana yang diperoleh dari
para pemilik merupakan modal sendiri. Kebijakan mengenai struktur modal melibatkan trade off antara risiko
dan tingkat pengembalian. Penambahan utang akan memperbesar risiko perusahaan tetapi sekaligus juga memperbesar tingkat pengembalian yang
diharapkan. Risiko yang makin tinggi akibat membesarnya utang cenderung menurunkan harga saham, tetapi meningkatkan tingkat pengembalian yang
diharapkan akan menaikkan harga saham tersebut. Struktur modal yang optimal
Universitas Sumatera Utara
20
adalah struktur modal yang mengoptimalkan keseimbangan antara resiko dan pengembalian sehingga memaksimalkan harga saham. Jika pengembalian hutang
menghasilkan tingkat pengembalian yang lebih tingi daripada resiko yang diterima maka struktur modal perusahaan belum optimal dan dapat dilakukan
penambahan modal bila diperlukan. Resiko yang sama besarnya dengan tingkat pengembalian oleh perusahaan menunjukkan keadaan struktur modal yang
optimal.
2. Teori Struktur Modal a Agency Theory
Menurut teori ini, struktur modal disusun sedemikian rupa untuk mengurangi konflik antar berbagai kelompok kepentingan. Pemegang saham
dengan manajemen juga akan mengalami konflik kepentingan. Pada konflik yang pertama, jika hutang mencapai jumlah yang signifikan dibandingkan dengan
saham, maka pemegang saham akan tergoda melakukan substitusi asset. Dalam hal ini pemegang saham akan beroperasi dengan meningkatkan risiko perusahaan.
Risiko perusahaan yang meningkat menguntungkan bagi pemegang saham karena kemungkinan memperoleh keuntungan yang tinggi akan semakin besar.
b Teori Modigliani dan Miller Sebuah perusahaan menerapkan kebijaksanaan yang berbeda dalam
menentukan struktur modalnya dengan tujuan meningkatkan laba. Struktur modal perusahaan haruslah dapat memaksimumkan laba bagi kepentingan modal sendiri
atau ekuitas yang tercermin dari Return On Equity. Penggabungan berbagai sekuritas yang berbeda pada perusahaan dikenal dengan struktur modal. pilihan
Universitas Sumatera Utara
21
kombinasi pada struktur modal pada dasarnya merupakan masalah pemasaran. Perusahaan dapat mengeluarkan kombinasi tak terhitung dari berbagai sekuritas,
tetapi perusahaan tetap mencari kombinasi yang dapat memaksimalkan nilai pasar perusahaan secara keseluruhan.
Menurut Brealey dan Myers terdapat dua pendekatan dalam kaitannya dengan struktur modal yang dinamakan proporsi I dan proporsi II. Pendekatan
teori struktur modal yang digunakan dalam kaitannya dengan penetapan struktur modal yang mempertimbangkan tingkat keuntungan dan risiko adalah teori dari
Modigliani dan Miller. Teori tersebut dikenal dengan proporsi II. Seperti yang diungkapkan Brealey dan Myers, Modigliani dan Miller mempublikasikan
teorinya yang dikenal dengan proporsi II, dimana dikatakan bahwa laba yang diharapkan oleh pemegang saham akan meningkat dengan adanya penggunaan
hutang dalam struktur modal perusahaan. Kemudian Modigliani dan Miller melakukan revisi teori sebelumnya dengan memasukkan faktor pajak perusahaan,
yang menyebutkan bahwa bunga yang dibayarkan perusahaan sebagai akibat dari penggunaan hutang dapat digunakan untuk mengurangi laba yang dikenakan
pajak penghasilan atau disebut dengan tax-deductable
.
c Pecking Order Theory Teori pecking order Brigham, Houston 2001: 5,6 pertama sekali
dikemukan Myers dan Majluf 1984 dan pada teori ini Myers 1989 secara ringkas mengikhtisarkan teori pecking order struktur modal dengan tiga poin,
yaitu:
Universitas Sumatera Utara
22
a. Perusahaan menerapkan kebijaksanaan dividen untuk kesempatan
berinvestasi. b.
Perusahaan lebih suka mendanai kesempatan investasi dengan dana yang sepenuhnya dari dalam dulu, lalu modal keuangan eksternal akan
dicari.
c. Saat pendanaan eksternal dibutuhkan, perusahaan akan pertama
memilih menerbitkan sekuritas hutang dahulu, lalu menerbitkan sekuritas jenis modal akan dilakukan terakhir.
Jika harga saham jatuh cukup serius, maka pemegang saham lama akan dirugikan jika dilakukan penerbitan saham baru. Sebaliknya, pemegang saham
baru yang akan diuntungkan karena bisa membeli saham dengan harga murah. Karena jatuhnya harga saham tersebut berkaitan dengan asimetri informasi, maka
bisa dikatakan bahwa ada biaya asimetri informasi yang berkaitan dengan penerbitan saham. Biaya tersebut akan semakin besar jika harga saham jatuh
cukup signifikan. Teori pecking order ini tidak mengindikasikan target struktur modal.
Teori tersebut menjelaskan urutan-urutan pendanaan. Menurut teori ini, manajer keuangan tidak memperhitungkan tingkat hutang yang optimal. Kebutuhan dana
ditentukan oleh kebutuhan investasi. Jika ada kesempatan invesatasi, maka perusahaan akan mencari dana untuk mendanai kebutuhan investasi tersebut.
Perusahaan akan mulai dengan dana internal dan sebagai pilihan terakhir adalah menerbitkan saham. Di samping kebutuhan investasi, hal lain yang berkaitan
adalah pembayaran dividen. Pembayaran dividen akan menyebabkan dana kas berkurang. Jika kas berkurang, maka perusahaan akan menerbitkan sekuritas baru.
Penelitian menunjukkan bahwa perusahaan lebih menyukai kebijakan dividen yang stabil, yaitu besarnya dividen tidak berubah-ubah.
Universitas Sumatera Utara
23
Teori pecking order bisa menjelaskan kenapa perusahaan yang mempunyai tingkat keuntungan yang tinggi justru mempunyai tingkat hutang
yang lebih kecil. Tingkat hutang yang kecil tersebut tidak dikarenakan perusahaan mempunyai target tingkat hutang yang kecil, tetapi karena mereka tidak
membutuhkan dana internal mereka cukup untuk memenuhi kebutuhan investasi. d Trade Off Theory
Dalam kenyataan, ada hal-hal yang membuat perusahaan tidak bisa menggunakan hutang sebanyak-banyaknya. Satu hal yang terpenting adalah
dengan semakin tingginya hutang, akan semakin tinggi kemungkinan probabilitas kebangkrutan. Sebagai contoh, semakin tinggi hutang, semakin
besar bunga yang harus dibayarkan. Kemungkinan tidak membayar bunga yang tinggi akan semakin besar. Pemberi pinjaman bisa membangkrutkan perusahaan
jika perusahaan tidak bisa membayar hutang. Kebijakan struktur modal melibatkan perimbangan trade-off antara
risiko dengan tingkat pengembalian. Teori trade-off menerangkan bahwa struktur modal optimal ditemukan dengan menyeimbangkan keuntungan pajak dengan
biaya tekanan finasial the cost of financial distress dari penambahan hutang, sehingga biaya dan keuntungan dari penambahan hutang di trade-off saling tukar
satu sama lain. Menurut Brigham et.al 2001:298 “dalam teori trade-off, setiap perusahaan harus menetapkan target struktur modalnya, yaitu pada posisi
keseimbangan biaya dan keuntungan marginal dari pendanaan dengan hutang, sebab pada posisi itu nilai perusahaan menjadi maksimum”. Berdasarkan teori ini
juga, menggunakan semakin banyak hutang berarti memperbesar risiko yang
Universitas Sumatera Utara
24
ditanggung pemegang saham ekuitas dan juga memperbesar tingkat pengembalian yang diharapkan.
3. Rentabilitas
Salah satu tujuan perusahaan pada umumnya yaitu memperoleh laba sesuai dengan yang telah direncanakan. Untuk itu diperlukan penjelasan yang efektif dan
efisien atas sumber daya yang ada. Menurut Riyanto 2001:35 “rentabilitas suatu perusahaan menunjukkan perbandingan antara laba dengan aktiva atau modal
yang menghasilkan laba tersebut.” Rentabilitas sangat penting bagi perkembangan perusahaan karena dengan rentabilitas segala aktivitas, operasi dan segala
kegiatan lainnya dapat berjalan secara baik, tingginya tingkat rentabilitas perusahaan dapat membayar utang jangka pendek dan jangka panjangnya secara
tepat waktu. Rasio rentabilitas adalah rasio yang digunakan untuk mengukur efisiensi penggunaan aktiva perusahaan atau merupakan kemampuan suatu
perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode tertentu, untuk melihat
kemampuan perusahaan dalam beroperasi secara efisien.
Dalam rasio ini, rentabilitas dinilai dengan dua cara yaitu: 1 Rentabilitas Ekonomi, 2 Rentabilitas Modal Sendiri. Sedangkan Harahap 2004:305
menjelaskan bahwa “rentabilitas menggambarkan kemampuan perusahaan untuk mendapatkan laba atau keuntungan melalui semua kemampuan dan sumber daya
yang ada”. Cara menilai rentabilitas bermacam-macam tergantung pada laba dan aktiva atau modal mana yang akan diperbandingkan satu dengan yang lainnya,
apakah itu laba dari operasi atau laba neto sesudah pajak dengan keseluruhan aktiva tangible atau modal sendiri. Dengan adanya macam macam cara penilaian
Universitas Sumatera Utara
25
rentabilitas suatu perusahaan, maka ada beberapa perusahaan yang berbeda beda dalam cara menghitung rentabilitasnya. Yang penting ialah rentabilitas mana yang
akan digunakan sebagai alat pengukur efisiensi penggunaan modal dalam perusahaan yang bersangkutan.
4. Rentabilitas Modal Sendiri
Rentabilitas modal sendiri atau Rentabilitas usaha adalah perbandingan antara jumlah laba yang tersedia bagi pemilik modal sendiri disatu pihak dengan
jumlah modal sendiri yang menghasilkan laba tersebut di lain pihak. Menurut Riyanto 2001:44, “rentabilitas modal sendiri menunjukkan kemampuan
perusahaan untuk menghasilkan keuantungan bagi pemilik modal sendiri yang ada dalam perusahaan itu”. Itu artinya rentabilitas modal sendiri dapat menjadi ukuran
efisiensi bagi penggunaan modal sendiri yang dioperasikan dalam perusahaan. Semakin besar rentabilitas modal sendiri berarti semakin besar pula kemampuan
perusahaan itu menghasilkan laba bagi pemilik modalnya sendiri. Laba yang diperhitungkan adalah laba usaha setelah dikurangi bunga
modal dan pajak perseroan atau income tax EAT = Earning After Tax sedangkan modal yang diperhitungkan hanyalah modal sendiri yang bekerja didalam
perusahaan.
B. Tinjauan Penelitian Terdahulu
Beberapa penelitian sebelumnya yang berkaitan dengan topik, yaitu : 1.
Dwi Fitrianto 2006 , meneliti pengaruh struktrur modal terhadap rentabilitas modal sendiri pada perusahaan real estate dan property yang terdaftar di bursa
Universitas Sumatera Utara
26
efek indonesia. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa struktur modal tidak berpengaruh secara signifikan terhadap rentabilitas modal sendiri.
2. Herawati 2007, meneliti pengaruh debt to equty ratio DER terhadap
rentabilitas modal sendiri pada PT Inti Bandung. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa DER berpengaruh positif terhadap rentabilitas modal
sendiri. 3.
Dian Anggraeni 2005, meneliti pengaruh struktur modal terhadap tingkat pengembalian ekuitas ROE pada perusahaan yang terdaftar di BEJ tahun
2004. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Struktur Modal memiliki
pengaruh signifikan terhadap ROE.
Penelitian terdahulu tersebut dapat diuraikan melalui tabel berikut :
Tabel 2.1 Hasil Penelitian Terdahulu
No. Nama Peneliti
Judul Penelitian
Variabel Penelitian
Hasil penelitian
1. Dwi Fitrianto 2006
Pengaruh struktrur modal
terhadap rentabilitas
modal sendiri pada
perusahaan real estate dan
property yang terdaftar di
bursa efek indonesia
Variabel yang digunakan
dalam penelitian ini
adalah rasio hutang jangka
panjang terhadap
ekuitas sebagai
variabel independen,
dan return on equity sebagai
variabel dependen.
Menunjukkan bahwa
struktur modal tidak
berpengaruh secara
signifikan terhadap
rentabilitas modal sendiri.
Universitas Sumatera Utara
27
2 Herawati 2007
Pengaruh Debt To Equty Ratio
Der Terhadap Rentabilitas
Modal Sendiri Pada PT Inti
Bandung Variabel yang
digunakan dalam
penelitian ini adalah DER
variabel independen,
dan rentabilitas
modal sendiri ROE
sebagai variabel
dependen. Hasil
penelitian menunjukkan
bahwa DER berpengaruh
positif terhadap
rentabilitas modal sendiri.
3 Dian Anggraeni
2005 Pengaruh
Struktur Modal Terhadap
Tingkat Pengembalian
Ekuitas ROE Pada
Perusahaan Yang Terdaftar
Di BEJ Tahun 2004.
Variabel yang digunakan
dalam penelitian ini
adalah DER variabel
independen, dan
rentabilitas modal sendiri
ROE sebagai
variabel dependen.
Hal ini menunjukkan
bahwa struktur
modal memiliki
pengaruh signifikan
terhadap ROE
C. Kerangka Konseptual dan Hipotesis Penelitian 1. Kerangka Konseptual