B. Proses Administrasi PBB pada Kantor Pelayanan Pajak
Modernisasi telah dimulai dengan adanya perubahan struktur birokrasi, bisnis proses dan optimalisasi teknologi informasi, serta remunerasi pegawai. Berkaitan dengan teknologi
informasi di Direktorat Jenderal Pajak ada sistem yang dikembangkan, yaitu basis data SISMIOP untuk sistem administrasi PBB. Sejak tahun 2006 kegiatan ektensifikasi perpajakan
terus digalakan dalam rangka menjaring Wajib Pajak potensial, khususnya Wajib Pajak orang pribadi baik dilakukan melaui tax base property ataupun melalui para pihak pemberi kerja.
Hasil kegiatan ekstensifikasi tersebut sudah nampak, dimana sampai dengan saat ini jumlah Wajib Pajak sudah mencapai 3 juta WP. Namun demikian, jumlah itu belum mencapai jumlah
Wajib Pajak yang optimal jika dibandingkan dengan jumlah penduduk Indonesia sebanyak 225 juta jiwa ezar weblog, 2008.
Proses administrasi PBB dimulai dari Wajib Pajak sendiri, karena adanya reformasi dalam administrasi perpajakan dan peleburan dari struktur kantor pajak menjadi berdasarkan
fungsi maka Wajib Pajak PBB dituntut untuk memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak NPWP. Setelah memiliki NPWP wajib pajak harus mendaftarkan subjek dan objek PBB yang
dimilikinya. Sesuai dengan sistem self assessment maka Wajib Pajak mempunyai kewajiban untuk mendaftarkan diri ke Kantor Pelayanan Pajak KPP atau Kantor Penyuluhan dan
Pengamatan Potensi Perpajakan KP4 Kantor Pelayanan Penyuluhan dan Konsultasi perpajakan KP2KP yang wilayahnya meliputi tempat tinggal atau kedudukan Wajib Pajak
untuk diberikan Nomor Pokok Wajib Pajak NPWP. Disamping melalui KPP atau KP4KP2KP, pendaftaran NPWP juga dapat dilakukan melalui e-register, yaitu suatu cara
pendaftaran NPWP melalui media elektronik on-line internet.
Universitas Sumatera Utara
Setelah mendaftarkan diri untuk memperoleh Nomor Pokok Wajib Pajak NPWP, Wajib Pajak harus mengikuti proses administrasi lagi yaitu pendaftaran objek pajak. Surat
Pemberitahuan Objek Pajak SPOP adalah sarana bagi Wajib Pajak untuk mendaftarkan objek pajak yang dipakai sebagai dasar menghitung Pajak Bumi dan Bangunan PBB yang
terutang. Proses pendataannya adalah :
1 Penyampaian dan Pengembalian SPOP :
a. Kegiatan ini dilaksanakan oleh petugas bekerjasama dengan aparat Pemerintah
Daerah dan atau instansi lainnya dengan cara menyampaikan SPOP kepada para Wajib Pajak serta memantau dan menerima kembali SPOP yang telah diisi dan
ditandatangani oleh para Wajib Pajak untuk digunakan sebagai bahan penetapan besarnya pajak terhutang sesuai dengan ketentuan yang berlaku. SPOP harus
disampaikan kepada KPP Pratama, Kantor Pelayanan PBB KP PBB, Kantor Penyuluhan dan Pengamatan Potensi Perpajakan KP4 Kantor Pelayanan
Penyuluhan dan Konsultasi perpajakan KP2KP setempat paling lambat 30 hari setelah formulir SPOP diterima.
b. Kepada Wajib Pajak yang ada di wilayah yang belum memiliki Peta Garis, Peta
Foto dan Peta Desa diberikan SPOP Kolektif KP. PBB agar diperoleh visualisasi lapangan.
c. Kepada Wajib Pajak yang ada di wilayah yang sudah memiliki Peta Garis, Peta
Desa atau Peta Foto akan tetapi telah mengalami banyak perubahan Obyek dan Subyek PBB, diberikan SPOP Perorangan KP. PBB.
Universitas Sumatera Utara
2 Verifikasi Data Obyek dan Subyek PBB :
a. Kegiatan ini dilaksanakan oleh petugas PBB bekerjasama dengan aparat Pemerintah
Daerah dan atau instansi lainnya dengan cara mencocokkan data Obyek dan Subyek PBB yang sudah terdaftar pada administrasi PBB dengan keadaan Obyek dan
Subyek PBB yang sebenarnya di lapangan, untuk dipergunakan sebagai bahan penetapan besarnya pajak terhutang.
b. Dalam kegiatan verifikasi data Obyek dan Subyek PBB kepada Wajib Pajak
diberikan SPOP Perorangan bila ternyata data grafis yang tergambar dalam Peta Desa, Peta Garis maupun Peta Foto tidak banyak mengalami perubahan.
c. Bilamana data grafis pada Peta Desa, Peta Grafis dan Peta Foto mengalami
perubahan seperti perubahan batas DesaKelurahan, batas persil atau bidang Obyek PBB maka dilakukan pengukuran teristris dan penggambaran kembali pada bagian
peta tersebut dengan menggunakan Buku Identifikasi Obyek dan Subyek PBB KP. PBB.
3 Identifikasi Obyek dan Subyek PBB
Kegiatan ini dilaksanakan oleh petugas PBB bersama aparat Pemerintah Daerah dan atau instansi lainnya atau dilaksanakan oleh pihak ketiga dikontrakkan dengan cara
mencocokkan informasi grafis yang ada pada Peta Kerja dengan keadaan Obyek PBB di lapangan.
4 Penyusunan Data Awal PBB :
Universitas Sumatera Utara
a. Penyusunan data awal adalah semua kegiatan pendataan seluruh Obyek PBB
dalam suatu wilayah tertentu. b.
Kegiatan ini dilaksanakan oleh Kantor Pelayanan PBB atau pihak lain yang ditunjuk oleh Direktur Jenderal Pajak.
c. Dalam melaksanakan penyusunan data awal PBB dicatat keterangan mengenai
Obyek dan Subyek PBB termasuk dari nama, alamat, dan dilengkapi dengan pengisian SPOP oleh Wajib Pajak.
5 Kegiatan Pemutakhiran Data PBB
Pemutakhiran data adalah suatu kegiatan memperbaharui atau menyelesaikan data yang ada berdasarkan verifikasipenilaian Kantor Pelayanan PBB, dan atau Subyek PBB dari
pejabat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 21 Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1985 tentang Pajak Bumi dan Bangunan.
Setelah memperoleh, mengisimengisi ulang Surat Pemberitahuan Objek Pajak SPOP, maka Wajib Pajak akan diberikan Surat Pemberitahuan Pajak Terutang SPPT.
SPPT adalah Surat Keputusan Kepala Kantor Pelayanan Pajak Bumi dan Bangunan KP PBB mengenai pajak terutang yang harus dibayar dalam 1 satu tahun pajak. Apabila dalam
jangka waktu 30 hari Wajib Pajak tidak mengisi dan menyampaikan kembali SPOP akan diterbitkan Surat Ketetapan Pajak SKP yakni Surat Keputusan Kepala Kantor Pelayanan
Pajak Pratama yang memberitahukan besarnya pajak yang terutang, termasuk denda administrasinya dan harus dilunasi dalam jangka waktu 1 satu bulan sejak SKP diterima
oleh Wajib Pajak. Apabila Wajib Pajak tidak melunasi pajak yang terutang sedangkan saat jatuh tempo pembayaran SPPTSKP telah lewat maka akan dikeluarkan Surat Tagihan Pajak
Universitas Sumatera Utara
STP yang dikeluarkan oleh Kepala Kantor Pelayanan PBB untuk melakukan tagihan pajak terutang dalam SPPT atau SKP, dan harus dilunasi selambat-lambatnya 1 satu bulan sejak
tanggal STP diterima oleh Wajib Pajak. Jika tidak tidak dilunasi hingga jatuh tempo maka akan dikeluarkan Surat Paksa, apabila dalam 2x24 jam setelah penerbitan Surat Paksa tidak
dilunasi maka akan dikeluarkan Surat Perintah Melaksanakan Penyitaan SPMP. Setelah lewat 14 empat belas hari sejak tanggal pelaksanaan penyitaan tidak dilunasi maka Kepala
Kantor Pelayanan PBB mengeluarkan pengumuman lelang, akan tetapi 14 empat belas hari setelah pengumuman lelang tidak dilunasi juga akan segera dilaksanakan penjualan barang
sita di Kantor Lelang. Sedangkan proses administrasi di kantor pajak setelah wajib pajak mengembalikan
SPOP kepada KPP antara lain : a.
Pemrosesan Pendaftaran Objek Pajak Baru dengan Penelitian Lapangan Dasar hukum :
1. Undang-Undang No. 12 Tahun 1985 tentang PBB- Undang-Undang No.12 Tahun
1994 2.
Keputusan Direktur Jenderal Pajak No.KEP-553PJ2000 tentang Petunjuk Pelaksanaan Pendaftaran, Pendataan dan Penelitian Objek dan Subjek PBB dalam
Rangka Pembentukan danatau Pemeliharaan Basis Data Sistem Manajemen Informasi Objek Pajak SISMIOP-Keputusan Direktur Jenderal Pajak No.KEP-
115PJ2000
Universitas Sumatera Utara
Prosesnya pelaksanaan : 1.
Wajib pajak mengajukan pendaftaran objek pajak baru ke KPP melalui Tempat Pelayanan Terpadu TPT
2. Petugas TPT menerima permohonan Pendaftaran Objek Pajak Baru dan meneliti
kelengkapan persyaratannya. Jika berkas permohonan telah lengkap petugas TPT akan mencetak Bukti Penerimaan Surat BPS dan Lembar Pengawasan Arus Dokumen
LPAD. BPS akan diserahkan kepada Wajib Pajak sedangkan LPAD akan digabungkan dengan berkas permohonan pendaftaran, kemudian diteruskan kepada
Kepala Seksi Ekstensifikasi. Jika permohonan tidak lengkap, berkas tersebut dikembalikan.
3. Kepala Seksi Ekstensifikasi menugaskan dan memberi disposisi kepada Pelaksana
Seksi Ekstensifikasi untuk menyiapkan konsep Surat Tugas Penelitian Lapangan, setelah selesai Kepala Seksi Ekstensifikasi akan memaraf dan meneruskan konsep
kepada Kepala Kantor untuk ditandatangani Surat Tugas Penelitian Lapangan dan mengembalikan surat tersebut kepada Kepala Seksi Ekstensifikasi
4. Kepala Seksi Ekstensifikasi menyerahkan surat tersebut kepada Pejabat Fungsional
Penilai untuk melakukan penelitian lapangan, serta memaraf Berita Acara Penelitian Lapangan dan disampaikan kepada Kepala Kantor
5. Kepala Kantor meriview, menetapkan dan menandatangani Berita Acara Penelitian
Lapangan kemudian menyampaikan kembali kepada Kepala Seksi Ekstensifikasi untuk dilakukan pemuktahiran data grafis. Selanjutnya meneruskan berkas
permohonan kepada Seksi Pusat Data dan Informasi PDI untuk melakukan
Universitas Sumatera Utara
perekaman data SPOPLSPOP, mencetek Daftar Hasil Rekaman DHR, melakukan pencocokan antara SPOPLSPOP dan DHR, dan meng-generate produk keluaran
spooling SPPT, DHKP dan STTS serta meneruskan berkas permohonan pendaftaran kepada Kepala Seksi Pelayanan untuk dicetak.
6. Kepala Seksi Pelayanan menerima berkas permohonan pendaftaran dan menugaskan
Pelaksana Seksi pelayanan untuk mencetak konsep produk hokum untuk di sampaikan kepada Kepala Kantor untuk diteliti dan disetujui. Proses keseluruhan ini dilakukan
paling lama 3 tiga hari kerja. b.
Proses Pendaftaran Objek Pajak Baru dengan Penelitian Kantor Dasar hukum :
1. Undang-Undang No. 12 Tahun 1985 tentang PBB- Undang-Undang No.12 Tahun 1994
2. Keputusan Direktur Jenderal Pajak No.KEP-553PJ2000 tentang Petunjuk Pelaksanaan Pendaftaran, Pendataan dan Penelitian Objek dan Subjek PBB dalam
Rangka Pembentukan danatau Pemeliharaan Basis Data Sistem Manajemen Informasi Objek Pajak SISMIOP-Keputusan Direktur Jenderal Pajak No.KEP-115PJ2000
Prosesnya Pelaksanaan : 1.
Wajib Pajak mengajukan permohonan Pendaftaran Objek Pajak Baru melalui petugas TPT.
2. Petugas TPT menerima permohonan Pendaftaran Objek Pajak Baru dan meneliti
kelengkapan persyaratannya. Jika berkas permohonan telah lengkap petugas TPT akan mencetak Bukti Penerimaan Surat BPS dan Lembar Pengawasan Arus Dokumen
Universitas Sumatera Utara
LPAD. BPS akan diserahkan kepada Wajib Pajak sedangkan LPAD akan digabungkan dengan berkas permohonan pendaftaran, kemudian diteruskan kepada
Kepala Seksi Ekstensifikasi. Jika permohonan tidak lengkap, berkas tersebut dikembalikan.
3. Kepala Seksi Ekstensifikasi meneruskan berkas permohonan kepada Pejabat
Fungsional Penilai untuk melakukan penelitian kantor, setelah berkas permohonan diterima, melakukan penelitian kantor dan membuat konsep Berita Acara Penelitian
Kantor untuk disampaikan kepada Kepala Seksi Ekstensifikasi untuk di pelajari dan memaraf Berita Acara Penelitian Kantor dan kemudian menyerahkan kepada Kepala
Kantor. 4.
Kepala Kantor meriview, menetapkan dan menandatangani Berita Acara Penelitian Kantor kemudian menyampaikan kembali kepada Kepala Seksi Ekstensifikasi untuk
dilakukan pemuktahiran data grafis. Selanjutnya meneruskan berkas permohonan kepada Seksi Pusat Data dan Informasi PDI untuk melakukan perekaman data
SPOPLSPOP, mencetek Daftar Hasil Rekaman DHR, melakukan pencocokan antara SPOPLSPOP dan DHR, dan meng-generate produk keluaran spooling SPPT,
DHKP dan STTS serta meneruskan berkas permohonan pendaftaran kepada Kepala Seksi Pelayanan untuk dicetak.
5. Kepala Seksi Pelayanan menerima berkas permohonan pendaftaran dan menugaskan
Pelaksana Seksi pelayanan untuk mencetak konsep produk hukum untuk di sampaikan kepada Kepala Kantor untuk diteliti dan disetujui. Proses keseluruhan ini dilakukan
paling lama 1satu hari kerja.
Universitas Sumatera Utara
c. Proses Pelaksanaan Penilaian Individu Objek Pajak Bumi dan Bangunan
Dasar hukum : Keputusan Direktur Jenderal Pajak No.KEP-533PJ2000 tentang Petunjuk Pelaksanaan Pendaftaran, Pendataan dan Penelitian Objek dan Subjek PBB
dalam Rangka Pembentukan danatau Pemeliharaan Basis Data Sistem Manajemen Informasi Objek Pajak SISMIOP-Keputusan Direktur Jenderal Pajak No.KEP-
115PJ2000 Prosesnya Pelaksanaan :
1. Kepala Kantor Pelayanan Pajak menugaskan dan member disposisi kepada Kepala
Seksi Ekstensifikasi Perpajakan untuk membuat konsep Surat Tugas Penilaian Individu Objek Pajak Bumi dan Bangunan kepda Pejabat Fungsional Penilai sesuai
rencana kerja yang telah disetujui oleh Kepala Kantor Wilayah. 2.
Kepala Seksi Ekstensifikasi Perpajakan memerintahkan Pelaksana Seksi Ekstensifikasi Perpajakan untuk menyusun konsep Surat Tugas Penilai Individu Objek
PBB untuk diteliti dan memaraf konsep tersebut dan menyerahkan kepada Kepala Kantor.
3. Kepala Kantor menyetujui dan menandatangani surat tersebut dan mengembalikan
kepada Kepala Seksi Ekstensifikasi untuk diserahkan kepada Pejabat Fungsional Penilai untuk melakukan penilaian individu objek PBB.
4. Pejabat Fungsional Penilai menerima surat dan menyampaikan Formulir SPOP dan
LSPOP kepada Wajib Pajak untuk diisi dan dilengkapi dengan data pendukung yang dibutuhkan Pejabat Fungsional Penilai. Jika tidak diperoleh dokumen legalitas luas
tanah dan atau bangunan dari Wajib Pajak maka Pejabat Fungsional Penilai
Universitas Sumatera Utara
melakukan pengukuran bidang tanah dan atau bangunan, namun jika dokumen legalitass lengkap maka dilakukan identifikasi fisik objek pajak secara mendetail
5. Pejabat Fungsional Penilai melakukan penghitungan nilai tanah dan atau bangunan
dengan metode penilaian yang ada dan membuat konsep Laporan Penilaian Individu untuk diserahkan kepada Kepala Seksi Ekstensifikasi untuk diteliti dan memaraf dan
disampaikan kepada Kepala Kantor untuk ditandatangani dan diarsipkan Laporan Penilaian Individu oleh Pelaksana Seksi Ekstensifikasi Perpajakan. Proses ini
dilaksanakan paling lama 1 satu bulan. d.
Prosedur Pemeliharaan Data Objek da Subjek PBB Dasar hukum : Keputusan Direktur Jenderal Pajak No.KEP-533PJ2000 tentang
Petunjuk Pelaksanaan Pendaftaran, Pendataan dan Penelitian Objek dan Subjek PBB dalam Rangka Pembentukan danatau Pemeliharaan Basis Data Sistem Manajemen
Informasi Objek Pajak SISMIOP-Keputusan Direktur Jenderal Pajak No.KEP- 115PJ2000
Prosesnya Pelaksanaan : 1.
Kepala Kantor menugaskan dan member disposisi kepada Kepala Seksi Ekstensifikasi Perpajakan untuk membuat konsep surat tugas pemeliharaan data objek dan subjek
PBB sesuai rencana kerja yang telah di setujuia oleh Kepala Kantor wilayah. 2.
Kepala Seksi Ekstensifikasi menugaskan Pelaksana Seksi Ekstensifikasi untuk menyusun konsep surat tugas pemeliharaan data objek dan subjek PBB untuk
diserahkan kepada Kepala Seksi Ekstensifikasi untuk diteliti dan diparaf dan
Universitas Sumatera Utara
menyerahkannya kepada Kepala Kantor untuk disetujui dan ditandatangani serta mengembalikan kepada Kepala Seksi Ekstensifikassi.
3. Kepala Seksi Ekstensifikasi menyerahkan surat tugas tersebut kepada Pejabat
Fungsional Penilai untuk melakukan pemeliharaan subjek dan objek PBB dengan menyampaikan SPOP dan LSPOP kepada Wajib Pajak untuk diisi secara jelas, benar
dan lengkap 4.
Pejabat Fungsional Penilai meneliti, mencantumkan Zona Nilai Tanah ZNT, menandatangani, menjilid, dan melakukan pemuktahiran peta garis konsep peta
kelurahandesa dan peta blok kemudian membuat konsep Berita Acara Penyerahan Hasil Kegiatan Pemeliharaan Data dan meneruskannya kepada Kepalaa Seksi
Ekstensifikasi beserta berkas hasil pemeliharaan data untuk diteliti dan diparaf kemudian menyeraahkan kepada Kepala Kantor untuk disetujui dan ditandatangani
dan mengembalikannya kepada Kepala Seksi Pengolahan Data dan Informasi untuk dilakukan proses pemeliharaan data
5.
Kepala Seksi Pengolahan Data dan Informasi menerima berkas pemeliharaan dan menugaskan Pelaksana Seksi Pengolahan Data dan Informasi untuk member nomor bundel
pada SPOP dan LSPOP serta melakukan proses pemuktahiran basis data dan penatausahaan berkas selanjutnya. Akan dilakukan perekaman SPOPLSPOP, mencetak DHR, melakukan
pencocokan antara SPOPLSPOP dan DHR, updating peta digital dan men-generate produk keluaran spooling SPPT, DHKP dan STTS serta meneruskan berkas pemeliharaan data
kepada Kepala Seksi Pelayanan sebagai bahan cetak missal SPPT dan cetak peta kelurahan serta blok.
Universitas Sumatera Utara
C. Kefektifan Sosialisasi Modernisasi Administrasi Perpajakan Terhadap Penerimaan PBB pada KPP Pratama Medan Kota
Pengukuran efisiensi dan efektifitas administrasi perpajakan yang lebih akurat adalah berapa besarnya jurang kepatuhan tax gap, yaitu selisih antara penerimaan yang
sesungguhnya dengan pajak potensial dengan tingkat kepatuhan dari masing-masing sektor perpajakan. Kepatuhan Wajib Pajak dapat diidentifikasi dari kepatuhan Wajib Pajak dalam
mendaftarkan diri, kepatuhan untuk mengembalikan Surat Pemberitahuan SPT, kepatuhan dalam penghitungan dan pembayaran pajak terutang, dan kepatuhan dalam pembayaran
tunggakan. Pada hakekatnya kondisi sistem administrasi perpajakan berpengaruh terhadap kepatuhan Wajib Pajak, langkah-langkah perbaikan administrasi diharapkan dapat mendorong
kepatuhan Wajib Pajak, karena kepatuhan Wajib Pajak dimungkinkan menjadi salah satu variabel yang berperan besar dalam menentukan penerimaan PBB Marcus Taufan Sofyan,
Pengaruh Penerapan Sistem Administrasi Perpajakan Modern Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Pada Kantor Pelayanan Pajak Di Lingkungan Wilayah Direktorat Jenderal Pajak Wajib Pajak Besar
, 2005:52.
Dilihat dari gencarnya sosialisasi modernisasi administrasi perpajakan yang dilakukan di lingkungan Direktorat Jenderal Pajak khususnya KPP Pratama Medan Kota dapat dikatakan
bahwa kegiatan sosialisasi modernisasi administrasi perpajakan efektif dalam penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan. Kefektivitasan ini dapat secara nyata dilihat dari besarnya animo
Wajib Pajak PBB untuk mencari informasi ke Kantor Pelayanan Pajak tentang sistem administrasi secara online yang menurut Wajib Pajak memudahkan Wajib Pajak dalam hal
administrasi pendaftaran diri sebagai Wajib Pajak PBB, pendaftaran objek pajaknya serta
Universitas Sumatera Utara
pembayaran utang pajak bumi dan bangunannya. Selain meningkatnya Wajib Pajak yang mendatangi KPP Pratama Medan Kota untuk mencari informasi tentang modernisasi
administrasi perpajakan dalam lingkup PBB, kefektifitasan sosialisasi ini juga dapat dilihat dari penerimaan PBB yang terus meningkat setiap tahun setelah adanya modernisasi
perpajakan. Kutipan dari pernyataan Marcus Taufan Sofyan diatas dapat juga dipakai sebagai acuan
melihat keefektivitasan sosialisasi modernisasi administrasi perpajakan terhadap penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan di Kantor Pelayanan Pajak Medan Kota. Melalui sosialisasi ini
terlihat jelas animo kepatuhan Wajib Pajak dalam mendaftarkan diri, kepatuhan untuk melaporkan objek pajaknya yang tertuang dalam Surat Pemberitahuan Objek Pajak SPOP ,
kepatuhan dalam penghitungan dan pembayaran pajak terutang, dan kepatuhan dalam pembayaran tunggakan yang telah tertuang dalam Surat Pemberitahuan Pajak Terutang
SPPT. Peningkatan jumlah Wajib Pajak dalam pelaksanaan kepatuhan ini setelah dilakukannya sosialisasi sangat jelas menjadi tolak ukur efektifnya kegiatan sosialisasi.
Jumlah penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan dan jumlah wajib pajak yang telah mengirimkan kembali Surat Pemberitahuan Pajak Terutang SPPT ke KPP Pratama Medan
Kota menjadi acuan pihak KPP Pratama Medan Kota melihat keefektifan dari kegiatan sosialisasi modernisasi administrasi perpajakan terhadap penerimaan PBB.
Universitas Sumatera Utara
Diagram 1 Diagram penerimaan PBB pada KPP Pratama Medan Kota
Sumber : Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Kota, 2010
Diagram 2 Diagram jumlah Wajib Pajak yang mengembalikan SPPT
0,00 5.000.000.000,00
10.000.000.000,00 15.000.000.000,00
20.000.000.000,00 25.000.000.000,00
2007 2008
2009
jumlah penerimaan PBB
jumlah penerimaan PBB
Universitas Sumatera Utara
Sumber : Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Kota, 2010
10000 20000
30000 40000
50000 60000
70000 80000
90000
2007 2008
2009
jumlah Wajib Pajak
jumlah Wajib Pajak
Universitas Sumatera Utara
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN