BAB III PEMBAHASAN
A. Prinsip Pengawasan Intern
Setiap perusahaan menganut sistem pengawasan intern Intern Control yang berbeda, tergantung pada sifat aktivitas dan ruang lingkupnya, tetapi prinsip-prinsip yang
mendasarinya tetap sama. Adapun prinsip dari suatu pengawasan intern adalah sebagai berikut:
a. Pegawai
Pegawai yang mengerjakan sistem harus diseleksi secara objektif dan mempunyai klasifikasi sesuai bidangnya, terampil dan yang paling penting integrasi dan
kejujuran.
b. Pemisahan Fungsi
Fungsi- fungsi yang ada pada perusahaan harus dipisahkan untuk menjaga kemungkinan terjadinya penyelewengan yang dilakukan oleh seorang yang
memegang fungsi, misalnya pada fungsi penerimaan harus dipisahkan dari fungsi pengeluaran kas. Pemisahan kedua fungsi penerimaan dan pengeluaran
dimaksudkan untuk menciptakan pengecekan terhadap transaksi.
c. Pelaksanaan Transaksi
Transaksi hanya dapat dilaksanakan berdasarkan otorisasi dan sepengetahuan mereka yang berhak sesuai dengan struktur organisasi daftar wewenang masing-
masing.
Universitas Sumatera Utara
d. Pencatatan Transaksi
Transaksi dicatat secara benar sesuai dengan bukti pendukung yang ada, kemudian diklasifikasikan dan dilakukan pada perkiraan yang benar serta pada
periode yang benar. Jarang penerimaan 1998 dicatat pada tahun 1999 untuk maksud tertentu atau sebaliknya.
e. Pengamanan Terhadap Harta Perusahaan
Pengamanan terhadap harta perusahaan harus selektif tidak boleh setiap orang mudah dapat memahami prosedur atas yang berwenang. Harta harus dijaga oleh
mereka yang ahli dan mampu untuk menjaga dengan baik dari kemungkinan kerusakan maupun pencurian.
f. Perbandingan Antara Catatan dan Fisik Harta
Sewaktu-waktu harus dilakukan perbandingan antara angka yang dibakukan dengan fisik dari harta yang dicatat.
B. Unsur- Unsur Pengawasan Intern Kas
Untuk mendapatkan suatu pengawasan intern yang baik di dalam perusahaan, diperlukan adanya unsur-unsur yang dirancang dan diimplementasikan manajemen guna
membentuk kepastian yang layak dan bahwa tujuan pengawasan internnya akan tercapai. Unsur-unsur pengawasan intern tersebut adalah:
a. Pelaksanaan yang Kompeten dan Dapat Dipercaya
Di dalam sistem pengawasan intern, pelaksanaan merupakan unsur paling penting, orang- orang jujur, bekerja secara efisien, selalu mampu bekerja dengan
segala kesungguhan meskipun kelima unsur lainnya begitu kuat, tetapi orang-
Universitas Sumatera Utara
orang yang tidak berkompeten serta tidak memiliki kejujuran dalam dirinya akan lebih mudah membuat sistem pengawasan tersebut menjadi berantakan. Agar
sistem pengawasan dapat berjalan sebagaimana mestinya dan penyelenggaraan pekerja dilaksanakan sebaik-baiknya, harus ditetapkan pertanggungjawaban dari
orang- orang tertentu. Orang yang diberi petanggungjawabannya dari orang- orang tertentu , orang yang diberi pertanggungjawaban tersebut akan bekerja lebih
giat, hati-hati dan manajemen dapat lebih mudah mengawasinya.
b. Pembagian Tugas yang Jelas
Tujuan dan pembagian tugas yang jelas untuk mencegah kekeliruan yang sengaja atau tidak sengaja. Untuk itu ada empat pedoman yang dapat dilakukan yaitu:
1. Pemisahan Penanganan Aktiva Serta Akuntansinya
Apabila fungsi ini dipegang oleh satu orang, sangat besar kemungkinan akan terjadi penggelapan aktiva tersebut untuk kepentingan pribadi, dan
memanipulasi pembukuannya untuk menghindarkan diri dari pertanggungjawaban.
2. Pemisahan Otorisasi Transaksi Dari Penanganan Setiap Aktiva
Sebaiknya orang yang memberi otorisasi transaksi tidak ikut berpartisipasi dalam pengawasan terhadap aktiva.
3. Pemisahan Tugas Dalam Fungsi Akuntansi
Dengan cara ini, akan terbuka banyak kesempatan bagi karyawan yang bekerja dalam sistem untuk melaksanakan pemeriksaan silang.
4. Pemeriksaan Tanggungjawab
Universitas Sumatera Utara
c. Prosedur Otorisasi yang Tepat
Agar setiap pengawasan dapat berhasil dengan baik, setiap transaksinya harus diotorisasi dengan semestinya. Otorisasi ini dapat bebentuk umum maupun
khusus. Otorisasi umum berarti bahwa manajemen menetapkan kebijaksanaan yang dirumuskan untuk dilaksanakan dalam organisasi. Setiap orang
melaksanakan kebijakan ini dengan diberikan otorisasi untuk setiap transaksi dalam batasan yang telah ditetapkan oleh kebijaksanaan tersebut. Sedangkan
otorisasi khusus hanya berlaku pada transaksi saja.
d. Dokumen dan Data yang Memadai
Dokumen berfungsi sebagai penerus informasi di lingkungan organisasi atau di antara organisasi yang berbeda. Dokumen ini harus cukup memadai untuk
memnerikan jaminan bahwa aktiva telah berada dalam pengawasan yang semestinya dan setiap transaksi telah dicatat dengan benar.
e. Verifikasi Internal
Yaitu pemisahan tugas-tugas secara fungsional atau operasional, penerimaan dan pengeluaran kas, akuntansi dan setiap transaksi yang memerlukan
pertanggungjawaban dari perusahaan.
C. Tujuan Pengawasan Intern Kas
Dalam melakukan pengawasan intern kas dan untuk mencapai tujuan pengawasan intern kas harus diketahui sifat-sifat khusus dari kas dan tindakan yang mungkin terjadi
Universitas Sumatera Utara
untuk menggelapkan kas tersebut, karena kas mempunyai sifat-sifat tertentu, seperti bentuknya kecil, jenisnya sama, mudah dipergunakan dan disukai oleh semua orang.
Oleh karena begitu menarik dan pentingnya kas, maka kas sering dijadikan sarana untuk penyelewengan. Penyelewengan bukan hanya hanya langsung dengan mencuri dari
brankas, melainkan dengan cara penyelewengan dari pembukuan yang rapi dan teratur. Dengan
cara-cara penyelewengan
kas tersebut yang mungkin bahkan sering
dilakukan secara sengaja ataupun tidak sengaja akan sangat menghambat tercapainya tujuan pengawaasan intern kas. Alasan perusahaan untuk menerapkan sistem pengawasan
intern adalah untuk membantu perusahaan agar dapat mencapai tujuannya dengan cara yang lebih efisien.
Adapun tujuan diterapkannya sistem pengawasan intern kas bagi perusahaan adalah :
1. Untuk menyediakan data yang dapat dipercaya
Pengelola dalam mengambil suatu keputusan harus didasarkan pada informasi yang dapat diandalkan. Untuk itu, pengelola harus mempunyai informasi yang
diteliti dan dapat dipercaya. Kualitas informasi tergantung pada sistem pengawasan intern kas. Semakin baik sistem yang diterapkan semakin baik
informasi yang dihasilkan. 2.
Untuk melindungi harta kekayaan perusahaan Harta kekayaan perusahaan baik berbentuk fisik maupun non fisik dapat dicuri,
hilang atau disalahgunakan bila tidak diawasi dengan baik. Sebagian informasi perusahaan yang disimpan dalam komputer dapat dirusak bila tidak dilindungi
Universitas Sumatera Utara
denagn baik. Maka perlu diadakan perlindungan fisik terhadap harta perusahaan, misalnya dengan adanya tempat khusus untuk menyimpan aktiva tertentu.
3. Meningkatkan efisiensi perusahaan
Pengawasan dalam suatu organisasi berarti mencegah adanya duplikasi yang tidak perlu, mencegah terjadinya pemborosan pada setiap aspek perusahaan dan
mencegah pemakaian sumber-sumber perusahaan secara tidak efisien. 4.
Mendorong ditaatinya kebijaksanaan yang telah digariskan Manajemen menetapkan prosedur-prosedur dan aturan-aturan untuk mencapai
tujuan yang telah ditetapkan. Sistem pengawasan intern dapat dipakai untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan itu ditaati oleh karyawan. Misalnya: dengan cara memberi wewenang dan tanggung jawab yang jelas kepada setiap karyawan untuk melaksanakan prosesur-
prosedur yang menjadi tanggung jawabnya. Dari kebenaran dan bukti-bukti akurat yang diperoleh dari pelaksanaan
pengawasan intern dirasakan sangat menunjang pencapaian tujuan pengawasan intern perusahaan dalam mengamankan aktiva berupa kas dan dipatuhinya keputusan-keputusan
kebijaksanaan manajemen. Tercapainya sistem pengawasan intern kas dapat dilihat dari tingkat keamanan
harta perusahaan, ketelitian dan keandalan data akuntansi, meningkatnya efisiensi operasi perusahaan serta semakin dipatuhinya kebijaksanaan manajemen.
Universitas Sumatera Utara
D. Sumber Penerimaan dan Pengeluaran Kas