BAB V PEMBAHASAN
5.1. Konstruksi Sumur Gali
Berdasarkan penelitian yang dilakukan, dapat dilihat bahwa ternyata sumur gali di Desa Patumbak Kampung yang memenuhi syarat yaitu konstruksi yang sempurna serta
jarak dengan sumber pencemaran minimal 10 meter hanya sebanyak 21,54 . Sebanyak 78,46 lainnya belum memiliki konstruksi sumur yang baik atau jarak dengan sumber
pencemaran yang masih dibawah 10 meter. Menurut asumsi peneliti bahwa konstruksi sumur gali yang tidak memenuhi
syarat disebabkan oleh banyak faktor diantaranya adalah aspek pengetahuan yang dimiliki si pemilik sumur terhadap dampak konstruksi sumur gali yang tidak memenuhi
syarat. Selain itu, aspek pengetahuan yang lain mencakup ketidaktahuan pemilik sumur tentang konstruksi sumur yang memenuhi syarat juga turut mempengaruhi.
Aspek lain yang mempengaruhi konstruksi sumur tidak memenuhi syarat adalah keadaan perekonomian masyarakat yang menggunakan sumur sebagai sumber air dimana
untuk membuat sumur dengan konstruksi sumur yang memenuhi syarat membutuhkan dana yang lebih besar seperti pengadaan semen dalam pembuatan lantai, dan dinding
sumur.hal ini dapat diketahui berdasarkan distribusi pendidikan serta pekerjaan di Desa Patumbak Kampung, dimana sebanyak 59,5 penduduk tidak tamat SD, serta mayoritas
penduduk bekerja sebagai petani 45,78 Sejalan dengan Entjang 2000, dikatakan bahwa untuk memiliki sumur gali yang
berkonstruksi baik memerlukan dana untuk membangunnya serta pengetahuan dari masyarakat mengenai syarat- syarat suatu sumur gali yang sehat. Hal ini sejalan dengan
Universitas Sumatera Utara
penelitian Harahap 2000, diketahui bahwa keadaan konstruksi sumur di Desa Aek Nauli sangat berhubungan pengetahuan serta tingkat ekonomi masyarakat.
Sumur gali yang memenuhi syarat kesehatan tentunya telah memiliki semua sarana konstruksi sumur gali seperti dinding sumur gali, bibir sumur gali, lantai sumur
gali, saluran pembuangan air limbah, tutup sumur gali dan terhindar juga dari sumber pencemaran seperti jarak sumur gali terhadap lubang sampah, jarak sumur gali terhadap
pembuangan air limbah, jarak sumur gali terhadap lubang resapan telah sesuai dengan yang ditetapkan. Apabila sumur gali sudah memenuhi persyaratan tersebut, harapanyya
kualitas air sumur seperti kualitas fisik, kimia serta bakteriologisnya akan terjaga serta terhindar dari pencemaran, dan ada proteksi terhadap kualitas air.
Dari hasil penelitian dapat dilihat bahwa dinding sumur gali yang memenuhi syarat sebanyak 30,75 yang berarti dinding sumur gali bagian bawah dari permukaan
tanah 3 meter atau lebih serta kedap air, dan sebanyak 30,75 kurang dari 3 meter tetapi kedap air, dan selebihnya 38,50 samasekali tidak diberi dinding yang diplester atau
langsung berdindingkan tanah. Bedasarkan ketetapan inspeksi sanitasi puskesmas terhadap sumur gali, dikatakan
bahwa dinding sumur gali yang telah memenuhi syarat kesehatan adalah dinding dinding sumur gali yang telah memiliki dinding yang kedap air dan kedalamannya minimal 3
meter dari permukaan tanah, hal ini didasarkan oleh karena kemampuan bakteri pathogen menembus tanah secara vertikal sedalam 3 meter, apabila sumur gali tidak mempunyai
kedalaman 3 meter akan dapat menyebabkan bakteri pathogen menembus tanah dan air yang dihasilkan oleh sumur gali akan menurun kualitasnya terutama kualitas
bakteriologisnya. Apabila hal ini terjadi dan kualitas air sumur menurun serta tidak
Universitas Sumatera Utara
dilakukan pengolahan, maka air dapat menjadi sumber penyakit seperti diare, penyakit kulit dan sebagainya.
Sejalan dengan Chandra 2007 bahwa dinding sumur gali yang kokoh serta permanen akan jadi proteksi terhadap bakteri-bakteri pathogen maupun non-pathogen
yang ada dalam tanah, sehingga kualitas air dapat terjaga dan perembesan air permukaan yang telah tercemar tidak terjadi dan harus didukung oleh bibir sumur gali yang minimal
tingginya 0,8 m. Dari hasil pengolahan data dapat dilihat bahwa bibir sumur gali yang memenuhi
syarat kesehatan adalah 23,05 dan yang tidak memenuhi syarat sebanyak 76,95 . Bibir sumur gali yang memenuhi syarat kesehatan adalah bibir sumur gali yang
mempunyai ketinggian 80 cm dari permukaan tanah dan terbuat dari bahan yang kedap air, yang bertujuan agar air sumur gali terhindar dari pencemaran dan tidak
membahayakan bagi seseoranng yang akan mengambil air sumur gali. Apalagi anak-anak yang dikhwatirkan akan terjatuh kedalam sumur gali tersebut.
Bibir sumur gali yang tidak memenuhi syarat kesehatan berarti bibir sumur gali kedap air tapi tingginya kurang dari 80 cm, atau kedap air akan tetapi tingginya kurang
dari 80 cm, atau tidak memiliki bibir sumur samasekali. Bibir sumur yang tidak memenuhi persyaratan ini dapat diperbaiki dengan menambah ketinggian bibir sumur gali
sampai batas yang memenuhi persyaratan. Dinding sumur gali yang tidak parapet dan tidak sesuai standart dapat menjadi pemicu terjadinya pengotoran dari air permukaan
serta untuk aspek keselamatan. Sejalan dengan Machfoedz 2004 bahwa sumur gali yang didukung oleh bibir
sumur yang kedap air, permanen serta minimal setinggi 80 cm akan menghindari air
Universitas Sumatera Utara
kotor dari air banjir apabila daerah tersebut daerah banjir, serta mencegah pengotoran dari air permukaan serta air dari lantai sumur yang tergenang.
Selain dinding dan bibir sumur maka lantai sumur gali juga menjadi salah satu syarat konstruksi sumur gali yang sehat, Dari tabel yang telah disajikan dapat dilihat
bahwa lantai sumur gali yang memenuhi syarat kesehatan adalah 33,8 dan yang tidak memenuhi syarat kesehatan adalah 76,2
Lantai sumur gali yang memenuhi syarat kesehatan adalah lantai sumur gali yang lebarnya minimal 1 meter dari tepi bibir sumur gali dan terbuat dari bahan-bahan yang
kedap air yang bertujuan agar air limbah yang berasal dari sumur gali tidak merembes lagi kedalam sumur gali.
Lantai sumur gali yang tidak memenuhi syarat kesehatan seperti lantai kedap air akan tetapi lebarnya kurang dari 1 meter dari sumur gali dapat menyebabkan air yang
sudah digunakan tergenang disekitar sumur gali dan merembes masuk kembali kedalam sumur menyebabkan terjadi pencemaran air sumur gali. Azwar 1996 mengungkapkan
bahwa konstruksi lantai sumur gali, dinding serta jarak dengan sumber pencemaran sangat mempengaruhi kualitas E Coli didalam air, dan ini menjadi indicator telah terjadi
pencemaran bakteri pathogen maupun non - pathogen didalam air. Tutup sumur gali juga menjadi hal penting untuk menjaga kualitas air sumur gali,
karena tutup sumur gali yang rapat dan terjada dapat mencegah pencemaran serta menghindari resiko kecelakaan. Hal ini sejalan dengan yang dikemukan depkes 1999
bahwa sumur yang bertutup menjadi proteksi tersendiri bagi keamanan serta kesehatan masyarakat yang menggunakannnya. Berdasarkan observasi dilapangan, dari 65 sumur
gali yang dijadikan sampel, hanya 14 sumur gali yang memiliki tutup atau sebanyak
Universitas Sumatera Utara
21,50 . Hal ini mungkin disebabkan oleh faktor ketidaktahuan masyarakat bahwa tutup sumur dapat menjadi pencegah pencemaran juga kecelakaan yang mungkin terjadi
Hal-hal penting lainnya yaitu sumber-sumber pencemaran seperti septic tank, tempat pembuangan sampah, air genangan pembuangan air limbah, bahkan kandang
ternak harus berjarak minimal 10 meter dari sumber air sumur gali. Dari tabel yang telah disajikan dapat diketahui bahwa jarak smur gali dengan septic tank yang memenuhi
syarat adalah 35,38 dan yang tidak memenuhi syarat sebanyak 64,62 , sedangkan jarak sumur gali dengan sumber pencemaran lain seperti lubang pembuangan sampah
yang sesuai syarat kesehatan 53,65 , dan jarak sumur gali dengan genangan pembuangan air limbah yang memenuhi persyaratan kesehatan hanya 29,23 .
Jarak minimal 10 meter ini bertujuan agar sumur gali terhindar dari berbagai macam pencemaran yang mungkin dapat merembes ke sumur. Jarak sumur gali yang
tidak memenuhi syarat kesehatan sangat memungkinkan berkembang biaknya bakteri pathogen yang menyebabkan terjadinya penyakit yang ditularkan melalui air.
Sejalan dengan Entjang 2000, jarak minimal bakteri dapat menembus tanah adalah secara vertical sedalam 3 meter dan kemampuan hidup bakteri pathogen selama 3
hari dan perjalanan air dalam tanah 3 meterharinya serta jarak sumur harus minimal 10 meter dan lebih tinggi dari sumber pencemaran seperti kakus,kandang ternak, tempat
sampah, dan sebagainya. Di desa patumbak kampung hal ini belum banyak dipenuhi, sehingga kemungkinan jumlah dan kadar pencemarn yang mungkin mengganggu kualiats
air akan semakin meningkat pada air sumur gali tersebut. Bila diamati dari segi konstruksi sumur gali tersebut serta jarak dengan sumber-
sumber pencemaran sumur gali di Desa Patumbak Kampung masih banyak yang belum
Universitas Sumatera Utara
memenuhi syarat kesehatan, hal ini sangat potensial bagi perkembangan penyakit seperti diare, kulit, saluran pencernaan dan penyakit-penyakit yang dapat ditularkan oleh air
lainnya. Selain itu, hal ini bisa menjadi peluang bagi pencemaran air sumur gali mengingat daerah ini merupakan daerah pertanian, perkebunan serta ada beberapa
industri. Kemungkinan penurunan kualitas bakteriologis, fisik serta kimia bisa saja terjadi. Resiko ini akan semakin nyata apalagi masyarakat tidak mengolah terlebih
dahulu air tersebut sebelum diminum. Sejalan dengan penelitian Ginting 2001, konstruksi sumur gali yang buruk di
Kelurahan Rambung Barat Binjai menjadi penyebab pencemaran bakteriologis yang tinggi pada air sumur gali didaerah tersebut, jumlah coli total yang ada pada air sumur
gali berkonstruksi tidak baik melewati baku mutu yang ditetapkan. Walaupun seluruh masyarakat Desa Patumbak Kampung selalu memasak air yang
digunakan untuk keperluan minum, namun kemungknan pencemaran terhadap manusia dari air yang tercemar tetap terbuka. Karena air sumur tersebut digunakan juga untuk
keperluan lainnya seperti mencuci peralatan dapur dan makan maupun untuk mencuci bahan makanan yang dimakan tanpa dimasak terlebih dahulu seperti sayur-sayuran yang
memang banyak terdapat di desa ini, sehingga pencemar yang telah ada diair masuk kedalam tubuh melalui cara pencucian tadi, bukan saja dari air minum tadi.
Konstruksi sumur gali yang memenuhi syarat sebenarnya hanya suatu bentuk proteksi dan penjagaan terhadapa kualitas air bersih seperti yang telah ditetapakan dalam
Permenkes RI No. 416 Tahun 1990, dimana kualitas air yang bersih dan sehat akan menjaga dan meningkatakan derajat kesehatan masyarakat yang menggunakan serta
mengkonsumsinya.
Universitas Sumatera Utara
5.2. Kualitas Fisik Air Sumur Gali