5.2. Kualitas Fisik Air Sumur Gali
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat diketahui bahwa masih terdapat sampel dengan kualitas fisik tidak memenuhi syarat sebagai sumber air keluarga
80 . Angka ini masih dirasakan tinggi mengingat pencapaiannya mendekati 100 sehingga diperlukan upaya yang maksimal dalam pemurnian fisik air sumur gali. Hasil
ini juga dapat memberikan indikasi bahwa penyakit yang berhubungan dengan water born disease insidensinya tinggi pada daerah pengambilan sampel. Kualitas fisik ini
berupa suhu air, bau dan rasa air serta kekeruhan air.
A. Suhu
Secara umum kualitas fisika air seperti suhu, bau dan rasa serta kekeruhan sering diabaikan apalagi daerah tersebut memang daerah yang sudah kesulitan akan air bersih,
sehingga hal ini bukan masalah bagi konsumen. Akan tetapi hal ini dapat mengurangi nilai estetika air, sehingga ada sebagian masyarakat terutama daerah perkotaan yang
menolak mengkonsumsinya jika dinilai tidak memenuhi syarat fisik seperti yang diinginkannya.
Dari hasil pemeriksaan yang dilakukan pada kualitas suhu air sumur gali di Desa Patumbak Kampung menunjukkan bahwa suhu pada air sumur gali 100 telah
memenuhi syarat, dimana semua suhu dari sampel air sumur gali masih berkisar 3 C
diatas suhu udara serta 3 C dibawah suhu udara. Suhu sebaiknya sejuk atau tidak panas
terutama agar tidal terjadi pelarutan zat kimia yang ada pada air yang dapat membahayakan kesehatan.
Suhu air sumur gali dapat bervariasi dan tergantung factor adanya pencemaran, misalnya pembuangan air limbah yang mencemari air dapat menyebabkan kenaikan
Universitas Sumatera Utara
temperaturesuhu perairan seperti air sumur gali, hal ini sejalan dengan penelitian Sutrisno 1996, dimana suhu perairan yang diteliti meningkat oleh akibat zat-zat yang
berasal dari limbah yang mencemari air. Kenaikan suhu menyebabkan penurunan oksigen terlarut dan organism dalam air
dapat berkembang pada suhu optimum tertentu serta pada suhu tinggi zat beracun sangat aktif sehingga berbahaya bagi kesehatan Soemirat, 2002.
B. Bau dan Rasa
Dari hasil pemeriksaan secara organoleptik dilapangan untuk kualitas bau dan rasa air dapat diketahui bahwa dari 15 sampel air yang memenuhi syarat yaitu tidak
berbau dan berasa hanya 3 sampel air sumur gali, dan ketiga sampel berasal dari sumur gali yang berkonstruksi baik. Dan 12 sampel lainnya berbau dan berasa bahkan ada yang
sangat berbau busuk dan anyir. Air yang berbau selain tidak estetis juga tidak diterima oleh masyarakat. Bau air
dapat memberi petunjuk akan kualitas air, bau anyir dikarenakan oleh karena adanya alga. Air biasanya tidak memberi rasa atau tawar. Air yang tidak tawar dapat
menunjukkan adanya berbagai zat yang dapat membahayakan kesehatan. Bau dan rasa dapat dihasilkan oleh kehadiran organism dalam air dan adanya gas-gas seperti H
2
S Soemirat, 2002.
C. Kekeruhan
Untuk tingkat kekeruhan air dapat diketahui bahwa dari 15 sampel air sumur gali yang diperiksa, hanya 5 sampel air sumur gali yang tingkat kekeruhannya dibawah 25
NTU dengan kata lain telah memenuhi persyaratan kekeruhan air sedangkan 10 sampel
Universitas Sumatera Utara
lainnya telah melewati baku mutu yang ditetapkan, dan kelima sampel yang memenuhi syarat ini berasal dari sumur gali yang berkonstruksi baik.
Kekeruhan biasanya disebabkan oleh adanya zat padat tersuspensi, baik yang bersifat organik maupun anorganik. Zat anorganik biasanya berasal dari lapukan batuan
dan logam, sedangkan organik berasal dari buangan industri yang dapat menjadi makanan bakteri.
Pada prinsipnya penyimpangan terhadap parameter bau, rasa dan kekeruhan akan mengganggu estetika, sehingga air tersebut tidak akan diterima masyarakat pengguna air
konsumen atau masyarakat akan mencari sumber air yang lain untuk memenuhi kebutuhannya. Kekeruhan juga dapat mempengaruhi efektivitas desinfeksi air. Dan untuk
bau dan rasa, biasanya disebabkan oleh bahan-bahan organik yang membusuk atau dari senyawa kimia lainnya seperti phenol Soemirat, 2002.
Berdasarkan hasil pemeriksan kualitas fisik air sumur gali terutama terutama tingkat kekeruhan yang tidak memenuhi syarat biasanya sangat dipengaruhi oleh keadaan
musim serta jarak sumur gali dengan sumber pencemaran dimana semakin dekat kurang dari 10 meter kemungkinan besar terjadinya pencemaran terhadap material kontaminan
terjadi dan berlangsung dengan cepat mengingat jarak yang relatif dekat. Sejalan dengan penelitian yang dilakukan Joeharno 2000 bahwa kualitas fisik air sumur gali di Sanur
bali sangat dipengaruhi oleh keadaaan antara jarak sumur gali dengan sumber pencemaran serta musim hujan akan tetapi factor konstruksi sumur gali hanya memberi
kontribusi yang kecil untuk mempengaruh kualitas air sumur gali.
Universitas Sumatera Utara
5.3. Kualitas Bakteriologis Air Sumur Gali