Hubungan Jarak Kandang Ternak, Perilaku Masyarakat Dan Konstruksi Sumur Gali terhadap Kualitas Bakteriologis Air Sumur Gali Penduduk Desa Sialang Buah Kecamatan Teluk Mengkudu Kabupaten Serdang Bedagai Tahun 2015

(1)

Lampiran 1. Kuesioner Penelitian

KUESIONER PENELITIAN

HUBUNGAN JARAK KANDANG TERNAK, PERILAKU MASYARAKAT, DAN KONSTRUKSI SUMUR GALI TERHADAP KUALITAS BAKTERIOLOGI AIR SUMUR GALI PENDUDUK DESA SIALANG BUAH KECAMATAN TELUK MENGKUDU KABUPATEN SERDANG

BEDAGAI TAHUN 2015 IDENTITAS RESPONDEN

1. Nomor Responden :

2. Nama :

3. Jenis Kelamin :

4. Umur :

5. Alamat :

6. Pendidikan :

PENGETAHUAN RESPONDEN

1. Menurut Saudara/i bagaimana sumur gali yang memenuhi syarat ? a. Konstruksi harus baik, mempunyai Saluran Pembuangan Air Limbah

(SPAL) dan jauh dari sumber pencemar. b. Jauh dari tumpukan sampah.

c. Galinya harus dalam.

2. Menurut Saudara/i, berapakah jarak sumur gali dari sumber pencemar seperti kandang ternak ?

a. > 10 meter b. 10 meter c. < 10 meter

3. Menurut Saudara/i, barapa kedalaman dinding sumur (cincin) yang memenuhi syarat kesehatan dari permukaan tanah ?

a. 3 meter b. 2 meter c. 1 meter


(2)

a. Agar tidak terjadi pelongsoran tanah dan mengindari bakteri agar tidak meresap masuk kedalam sumur melalui rembesan air yang ada

disekeliling sumur. b. Terlihat kuat dan kokoh. c. Tidak tahu.

5. Menurut Saudar/i, berapakah tinggi minimal bibir sumur ? a. 70 cm

b. 60 cm c. 50 cm

6. Menurut Saudara/i, berapakah lebar minimal lantai dan tepi bibir sumur? a. 1 meter

b. 2 meter c. 3 meter

7. Menurut Saudara/i, apa gunanya bagian dasar sumur diberi kerikil? a. Supaya air tidak keruh sewaktu ditimba.

b. Mencegah air keruh.

c. Supaya timba tidak menyentuh tanah.

8. Menurut Saudara/i , apa manfaat konstruksi sumur gali yang memenuhi syarat?

a. Agar terhindar dari penyakit. b. Agar air rembesan tidak masuk. c. Agar air tidak kotor.

9. Menurut Saudara/i, apakah manfaat air bersih? a. Bisa terhindar dari penyakit.

b. Aman untuk diminum. c. Dapat membersihkan badan.

10.Menurut Saudara/i, apa jenis sarana air bersih yang paling baik menurut kesehatan?

a. Perusahaan Air Minum (PAM) b. Sumur Pompa Tangan (SPT) c. Sumur Gali (SGL)

11.Menurut Saudar/i, penyakit apa saja yang dapat timbul apabila

mengkonsumsi air yang tidak sehat? a. Kolera dan disentri

b. Sakit perut c. Sakit gigi


(3)

12.Menurut Saudara/i, apa manfaat memasak air terlebih dahulu sebelum diminum?

a. Untuk membunuh bakteri dan kuman penyakit. b. Agar lebih segar.

c. Supaya enak diminum.

Lampiran 2

SIKAP RESPONDEN

1. Apakah Saudara/i setuju kalau sumur gali yang sehat harus mempunyai konstruksi yang baik?

a. Setuju b. Ragu-ragu c. Tidak setuju

2. Apakah Saudara/i setuju untuk menghindari pengotoran jarak sumur dengan lubang galian tinja harus lebih dari 10 meter?

a. Setuju b. Ragu-ragu c. Tidak setuju

3. Apakah Saudara/i setuju kalau sumur gali harus dilengkapi dengan cincin sumur?

a. Setuju b. Ragu-ragu c. Tidak setuju

4. Apakah Saudara/i setuju apabila sumur gali harus dilengkapi dengan bibir sumur yang kedap air minimal 70 cm ?

a. Setuju b. Ragu-ragu c. Tidak setuju

5. Saudara/i setuju apabila sumur gali harus dilengkapi dengan lantai sumur? a. Setuju

b. Ragu-ragu c. Tidak setuju


(4)

6. Bagaimana pendapat Saudara/i terhadap anjuran menyemen lantai sekeliling sumur lebih dari 1 meter?

a. Setuju b. Ragu-ragu c. Tidak setuju

7. Apakah Saudara/i setuju apabila selesai menimba air, timba harus digantung? a. Setuju

b. Ragu-ragu c. Tidak setuju

8. Apakah Saudara/i setuju sumur gali harus mempunyai Saluran Pembuangan Air Limbah (SPAL) yang terbuat dari bahan yang kedap air?

a. Setuju b. Ragu-ragu c. Tidak setuju

9. Bagaimana pendapat Saudara/i apabila dengan memiliki konstruksi sumur gali yang baik dapat mencegah timbulnya penyakit?

a. Setuju b. Ragu-ragu c. Tidak setuju

10.Apakah Saudara/i setuju air yang baik untuk diminum harus dimasak terlebih dahulu?

a. Setuju b. Ragu-ragu c. Tidak setuju


(5)

Lampiran 3

TINDAKAN RESPONDEN

No. Pernyataan Ya Tidak

1 Menggunakan sumber air bersih yang berasal dari sumur gali untuk keperluan sehari-hari

2 Sumur gali diberi jarak minimal 10 meter dari sumber pencemar 3 Sumur gali dilengkapi dengan cincin (dinding) sumur yang terbuat dari

bahan kedap air sedalam minimal 3 meter

4 Sumur gali dilengkapi dengan bibir sumur yang tingginya minimal 70 cm.

5 Menyemen disekitar sumur gali minimal radius 1 meter. 6 Sesudah menimba air, timba dibiarkan terletak dilantai. 7 Jika lantai sumur gali pecah, segera diperbaiki.

8 Melengkapi sumur gali dengan Saluran Pembuangan Air Limbah (SPAL) yang kedap air.


(6)

Lampiran 4. Observasi Konstruksi Sumur

Lembar Observasi Konstruksi Sumur Gali di Desa Sialang Buah Kecamatan Teluk Mengkudu Kabupaten Serdang Bedagai Tahun 2015

1. Keterangan

No. Responden :

Nama :

Tanggal Observasi :

Jumlah Pemakai :

2. Uraian Diagnosa Khusus

No. Konstruksi Sumur Gali Ket

1. Keadaan lebar lantai sumur gali :

- < 1 meter dan tidak kedap air - > 1 meter dan kedap air

2. Keadaan dinding sumur gali dari permukaan tanah :

- < 3 meter dan tidak kedap air - > 3 meter dari kedap air 3. Keadaan tinggi bibir sumur gali :

- <70 cm dan tidak kedap air - > 70 cm dan kedap air

4. Keadaan letak timba pengambil air sumur gali :

- Terletak di lantai - Digantung diatas sumur 5. Keadaan tutup sumur

- Tidak memiliki tutup - Memiliki tutup

6. Saluran Limbah sumur gali - Tidak ada

- Ada

7. memiliki sumber pencemaran seperti kandang ternak,tempat sampah, dan jamban

- Ada


(7)

Lampiran 9 Output Analisis Statistika Uji Univariat

Konstruksisumurgali

Frequency Percent Valid Percent umulative Percent

id

menuhi Syarat 12 37.5 37.5 37.5

ak Memenuhi Syarat 20 62.5 62.5 100.0

al 32 100.0 100.0

TotalColiformk

Frequency Percent Valid Percent umulative Percent

id

5 15.6 15.6 15.6

S 27 84.4 84.4 100.0

al 32 100.0 100.0

JarakkandangK

Frequency Percent Valid Percent umulative Percent

id

menuhi Syarat (> 10 meter) 11 34.4 34.4 34.4

ak Memenuhi Syarat (<10 meter) 21 65.6 65.6 100.0

al 32 100.0 100.0

PengetahuanResponden

Frequency Percent Valid Percent umulative Percent

id

k 2 6.3 6.3 6.3

up 24 75.0 75.0 81.3

ang 6 18.8 18.8 100.0

al 32 100.0 100.0

SikapResponden

Frequency Percent Valid Percent umulative Percent

id

k 11 34.4 34.4 34.4

up 17 53.1 53.1 87.5

ang 4 12.5 12.5 100.0

al 32 100.0 100.0

TindakanResponden

Frequency Percent Valid Percent umulative Percent

id

k 9 28.1 28.1 28.1

up 14 43.8 43.8 71.9

ang 9 28.1 28.1 100.0

al 32 100.0 100.0


(8)

P1

Frequency Percent Valid Percent umulative Percent

id

1 3.1 3.1 3.1

18 56.3 56.3 59.4

13 40.6 40.6 100.0

al 32 100.0 100.0

P2

Frequency Percent Valid Percent umulative Percent

id

3 9.4 9.4 9.4

19 59.4 59.4 68.8

10 31.3 31.3 100.0

al 32 100.0 100.0

P3

Frequency Percent Valid Percent umulative Percent

id

3 9.4 9.4 9.4

23 71.9 71.9 81.3

6 18.8 18.8 100.0

al 32 100.0 100.0

P4

Frequency Percent Valid Percent umulative Percent

id

1 3.1 3.1 3.1

23 71.9 71.9 75.0

8 25.0 25.0 100.0

al 32 100.0 100.0

P5

Frequency Percent Valid Percent umulative Percent

id

8 25.0 25.0 25.0

15 46.9 46.9 71.9

9 28.1 28.1 100.0

al 32 100.0 100.0

P6

Frequency Percent Valid Percent umulative Percent

id

10 31.3 31.3 31.3

14 43.8 43.8 75.0

8 25.0 25.0 100.0

al 32 100.0 100.0


(9)

Frequency Percent Valid Percent umulative Percent

id

8 25.0 25.0 25.0

17 53.1 53.1 78.1

7 21.9 21.9 100.0

al 32 100.0 100.0

P8

Frequency Percent Valid Percent umulative Percent

id

14 43.8 43.8 43.8

12 37.5 37.5 81.3

6 18.8 18.8 100.0

al 32 100.0 100.0

P9

Frequency Percent Valid Percent umulative Percent

id

9 28.1 28.1 28.1

15 46.9 46.9 75.0

8 25.0 25.0 100.0

al 32 100.0 100.0

P10

Frequency Percent Valid Percent umulative Percent

id

9 28.1 28.1 28.1

16 50.0 50.0 78.1

7 21.9 21.9 100.0

al 32 100.0 100.0

P11

Frequency Percent Valid Percent umulative Percent

id

12 37.5 37.5 37.5

7 21.9 21.9 59.4

13 40.6 40.6 100.0

al 32 100.0 100.0

P12

Frequency Percent Valid Percent umulative Percent

id

9 28.1 28.1 28.1

16 50.0 50.0 78.1

7 21.9 21.9 100.0


(10)

ASPEK SIKAP

S1

Frequency Percent Valid Percent umulative Percent

id

4 12.5 12.5 12.5

11 34.4 34.4 46.9

17 53.1 53.1 100.0

al 32 100.0 100.0

S2

Frequency Percent Valid Percent umulative Percent

id

4 12.5 12.5 12.5

7 21.9 21.9 34.4

21 65.6 65.6 100.0

al 32 100.0 100.0

S3

Frequency Percent Valid Percent umulative Percent

id

3 9.4 9.4 9.4

23 71.9 71.9 81.3

6 18.8 18.8 100.0

al 32 100.0 100.0

S4

Frequency Percent Valid Percent umulative Percent

id

4 12.5 12.5 12.5

19 59.4 59.4 71.9

9 28.1 28.1 100.0

al 32 100.0 100.0

S5

Frequency Percent Valid Percent umulative Percent

id

3 9.4 9.4 9.4

21 65.6 65.6 75.0

8 25.0 25.0 100.0

al 32 100.0 100.0

S6

Frequency Percent Valid Percent umulative Percent

id

5 15.6 15.6 15.6

17 53.1 53.1 68.8

10 31.3 31.3 100.0


(11)

S7

Frequency Percent Valid Percent umulative Percent

id

7 21.9 21.9 21.9

15 46.9 46.9 68.8

10 31.3 31.3 100.0

al 32 100.0 100.0

S8

Frequency Percent Valid Percent umulative Percent

id

10 31.3 31.3 31.3

17 53.1 53.1 84.4

5 15.6 15.6 100.0

al 32 100.0 100.0

S9

Frequency Percent Valid Percent umulative Percent

id

10 31.3 31.3 31.3

14 43.8 43.8 75.0

8 25.0 25.0 100.0

al 32 100.0 100.0

S10

Frequency Percent Valid Percent umulative Percent

id

5 15.6 15.6 15.6

18 56.3 56.3 71.9

9 28.1 28.1 100.0

al 32 100.0 100.0

ASPEK TINDAKAN

T1

Frequency Percent Valid Percent umulative Percent

id

ak 5 15.6 15.6 15.6

27 84.4 84.4 100.0

al 32 100.0 100.0

T2

Frequency Percent Valid Percent umulative Percent

id

ak 14 43.8 43.8 43.8

18 56.3 56.3 100.0

al 32 100.0 100.0

T3


(12)

id

ak 15 46.9 46.9 46.9

17 53.1 53.1 100.0

al 32 100.0 100.0

T4

Frequency Percent Valid Percent umulative Percent

id

ak 14 43.8 43.8 43.8

18 56.3 56.3 100.0

al 32 100.0 100.0

T5

Frequency Percent Valid Percent umulative Percent

id

ak 12 37.5 37.5 37.5

20 62.5 62.5 100.0

al 32 100.0 100.0

T6

Frequency Percent Valid Percent umulative Percent

id

ak 11 34.4 34.4 34.4

21 65.6 65.6 100.0

al 32 100.0 100.0

T7

Frequency Percent Valid Percent umulative Percent

id

ak 15 46.9 46.9 46.9

17 53.1 53.1 100.0

al 32 100.0 100.0

T8

Frequency Percent Valid Percent umulative Percent

id

ak 20 62.5 62.5 62.5

12 37.5 37.5 100.0

al 32 100.0 100.0

T9

Frequency Percent Valid Percent umulative Percent

id

ak 22 68.8 68.8 68.8

10 31.3 31.3 100.0


(13)

ASPEK KONSTRUKSI SUMUR GALI

K1

Frequency Percent Valid Percent umulative Percent

id

ak 18 56.3 56.3 56.3

14 43.8 43.8 100.0

al 32 100.0 100.0

K2

Frequency Percent Valid Percent umulative Percent

id

ak 11 34.4 34.4 34.4

21 65.6 65.6 100.0

al 32 100.0 100.0

K3

Frequency Percent Valid Percent umulative Percent

id

ak 4 12.5 12.5 12.5

28 87.5 87.5 100.0

al 32 100.0 100.0

K4

Frequency Percent Valid Percent umulative Percent

id

ak 19 59.4 59.4 59.4

13 40.6 40.6 100.0

al 32 100.0 100.0

K5

Frequency Percent Valid Percent umulative Percent

id

ak 13 40.6 40.6 40.6

19 59.4 59.4 100.0

al 32 100.0 100.0

K6

Frequency Percent Valid Percent umulative Percent

id

ak 19 59.4 59.4 59.4

13 40.6 40.6 100.0

al 32 100.0 100.0

K7

Frequency Percent Valid Percent umulative Percent

id

ak 21 65.6 65.6 65.6

11 34.4 34.4 100.0

al 32 100.0 100.0


(14)

Lampiran 9 Analisis Statistika Uji Bivariat

JarakkandangK * TotalColiformk Crosstabulation

TotalColiformk Total

MS TMS

kkandangK

menuhi Syarat (> 10 meter) unt 5 6 11

within JarakkandangK 45.5% 54.5% 100.0% ak Memenuhi Syarat (<10

meter)

unt 0 21 21

within JarakkandangK 0.0% 100.0% 100.0%

al unt 5 27 32

within JarakkandangK 15.6% 84.4% 100.0% Chi-Square Tests

Value df ymp. Sig. (2-sided)

xact Sig. (2-sided)

xact Sig. (1-sided)

rson Chi-Square 11.313a 1 .001

ntinuity Correctionb 8.128 1 .004

elihood Ratio 12.579 1 .000

her's Exact Test .002 .002

ear-by-Linear Association 10.960 1 .001

f Valid Cases 32

cells (50.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 1.72. omputed only for a 2x2 table

Konstruksisumurgali * TotalColiformk Crosstabulation

TotalColiformk Total MS TMS

nstruksisumurgali

Memenuhi Syarat

Count 5 7 12

% within

Konstruksisumurg ali

41.7% 58.3% 100.0%

Tidak Memenuhi Syarat

Count 0 20 20

% within

Konstruksisumurg ali

0.0% 100.0% 100.0%

al

Count 5 27 32

within

Konstruksisumurgali


(15)

Chi-Square Tests

Value df ymp. Sig. (2-sided)

xact Sig. (2-sided)

xact Sig. (1-sided)

rson Chi-Square 9.877a 1 .002

ntinuity Correctionb 6.969 1 .008

elihood Ratio 11.437 1 .001

her's Exact Test .004 .004

ear-by-Linear Association 9.568 1 .002

f Valid Cases 32

cells (50.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 1.88. omputed only for a 2x2 table

PengetahuanResponden * TotalColiformk Crosstabulation

TotalColiformk Total

MS TMS

getahuanResponden

k unt 1 1 2

within PengetahuanResponden 50.0% 50.0% 100.0%

up unt 4 20 24

within PengetahuanResponden 16.7% 83.3% 100.0%

ang unt 0 6 6

within PengetahuanResponden 0.0% 100.0% 100.0%

al unt 5 27 32

within PengetahuanResponden 15.6% 84.4% 100.0%

Chi-Square Tests

Value df ymp. Sig. (2-sided)

rson Chi-Square 2.923a 2 .232

elihood Ratio 3.338 2 .188

ear-by-Linear Association 2.587 1 .108

f Valid Cases 32

cells (66.7%) have expected count less than 5. The minimum expected count is .31.

SikapResponden * TotalColiformk Crosstabulation

TotalColiformk Total

MS TMS

apResponden

baik unt 3 8 11

within SikapResponden 27.3% 72.7% 100.0%

cukup unt 2 15 17

within SikapResponden 11.8% 88.2% 100.0%


(16)

within SikapResponden 0.0% 100.0% 100.0%

al unt 5 27 32

within SikapResponden 15.6% 84.4% 100.0%

Chi-Square Tests

Value df ymp. Sig. (2-sided)

rson Chi-Square 2.065a 2 .356

elihood Ratio 2.531 2 .282

ear-by-Linear Association 1.982 1 .159

f Valid Cases 32

cells (66.7%) have expected count less than 5. The minimum expected count is .63.

TindakanResponden * TotalColiformk Crosstabulation

TotalColiformk Total

MS TMS

dakanResponden

k unt 4 5 9

within TindakanResponden 44.4% 55.6% 100.0%

up unt 1 13 14

within TindakanResponden 7.1% 92.9% 100.0%

ang unt 0 9 9

within TindakanResponden 0.0% 100.0% 100.0%

al unt 5 27 32

within TindakanResponden 15.6% 84.4% 100.0%

Chi-Square Tests

Value df ymp. Sig. (2-sided)

rson Chi-Square 8.101a 2 .017

elihood Ratio 8.167 2 .017

ear-by-Linear Association 6.532 1 .011

f Valid Cases 32

cells (50.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 1.41.


(17)

ASPEK

PENGETAHUAN

N0 P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10 P11 P12 Ptot

1 2 2 1 1 2 2 1 1 0 1 0 0 13

2 2 2 2 2 1 0 1 0 2 1 1 1 15

3 2 1 1 1 0 1 1 0 2 2 1 1 13

4 2 1 1 2 2 1 1 1 0 1 2 2 16

5 2 1 1 1 1 1 2 1 1 2 0 1 14

6 1 1 1 1 0 1 0 0 0 1 0 1 7

7 2 2 2 1 2 2 1 0 2 0 0 2 16

8 2 1 1 1 1 0 0 0 1 1 2 2 12

9 1 1 1 2 2 1 2 0 2 1 0 0 13

10 1 1 1 2 0 0 1 2 1 1 0 2 12

11 1 1 1 1 2 1 0 0 2 2 2 1 14

12 1 1 1 1 2 2 1 1 1 0 2 1 14

13 2 1 1 1 1 2 1 1 0 1 2 0 13

14 1 1 1 1 0 1 2 2 1 0 1 1 12

15 1 2 1 1 1 1 0 0 1 2 2 0 12

16 1 2 1 1 1 1 1 2 2 0 2 1 15

17 1 1 1 1 1 2 1 0 1 1 2 2 14

18 2 2 2 2 1 1 2 2 1 0 0 2 17

19 1 1 0 1 0 0 1 1 0 0 1 1 7

20 2 2 1 1 1 2 1 1 1 0 1 1 14

21 2 1 2 2 2 1 2 1 0 2 2 0 17

22 2 2 1 2 1 2 2 1 1 0 0 1 15

23 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 0 0 7

24 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 12

25 1 2 1 1 1 0 1 1 2 2 2 1 15

26 1 0 0 1 0 1 1 0 0 1 0 1 6

27 1 0 0 0 1 0 0 0 1 1 0 0 4

28 0 0 1 1 1 1 0 0 0 1 1 0 6

29 2 2 1 2 2 2 1 0 1 1 0 1 15

30 1 1 2 1 1 0 0 0 0 1 2 2 11

31 1 1 1 1 2 0 0 2 2 2 2 1 15


(18)

ASPEKSIKAP

N0 S1 S2 S3 S4 S5 S6 S7 S8 S9 S10 Stot

1 2 1 1 2 0 0 1 2 0 2 11

2 1 1 1 0 1 1 0 0 0 1 6

3 1 0 0 1 1 1 0 0 1 1 6

4 2 2 2 1 1 2 1 1 0 0 12

5 2 2 0 0 2 2 1 1 1 1 12

6 2 2 1 1 1 1 1 1 1 1 12

7 2 2 1 1 2 1 2 1 1 2 15

8 1 2 2 1 1 1 2 1 0 2 13

9 2 2 1 2 2 1 0 1 2 1 14

10 1 2 1 1 2 0 1 2 1 2 13

11 2 2 1 1 1 1 2 2 2 1 15

12 2 2 1 2 1 2 2 1 0 1 14

13 2 2 1 2 2 1 2 1 1 1 15

14 1 1 1 2 1 2 2 0 2 0 12

15 2 2 1 1 1 1 0 0 2 2 12

16 2 2 2 0 0 0 2 1 0 1 10

17 2 2 1 1 2 1 0 1 2 2 14

18 1 2 2 1 1 2 0 1 2 2 14

19 2 2 2 2 1 1 1 1 1 1 14

20 1 1 1 1 0 1 1 1 0 2 9

21 2 1 2 1 1 2 2 1 1 1 14

22 1 0 0 1 1 0 1 0 1 1 6

23 2 2 1 2 1 1 1 0 0 1 11

24 2 1 1 2 1 2 2 2 2 0 15

25 1 2 1 1 1 1 1 1 1 0 10

26 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 7

27 0 2 1 2 1 1 1 2 2 2 14

28 1 0 1 0 1 0 0 1 1 1 6

29 2 2 1 1 2 2 1 1 0 0 12

30 0 2 1 1 2 2 1 0 1 1 11

31 0 2 1 1 1 2 2 0 1 1 11


(19)

ASPEK

TINDAKAN

N0 T1 T2 T3 T4 T5 T6 T7 T8 T9 Ttot

1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 7

2 1 1 0 0 0 1 0 0 0 3

3 1 1 0 1 1 1 1 1 1 8

4 1 1 0 1 1 1 1 0 1 7

5 1 1 0 0 1 1 1 1 1 7

6 0 0 0 1 1 1 0 0 0 3

7 1 0 0 1 1 0 0 0 0 3

8 1 1 1 1 0 1 1 1 1 8

9 1 0 1 0 1 1 1 0 0 5

10 0 1 0 1 0 0 0 0 0 2

11 1 1 1 0 0 0 1 1 1 6

12 1 0 1 0 1 1 1 1 0 6

13 1 1 1 1 0 1 0 0 0 5

14 1 1 1 1 1 0 0 1 1 7

15 1 1 1 1 1 1 1 0 0 7

16 1 1 0 0 0 1 1 1 1 6

17 1 0 0 1 1 1 0 0 0 4

18 1 0 1 1 1 1 0 1 1 7

19 1 0 0 1 1 0 0 0 0 3

20 1 1 1 0 1 0 0 0 0 4

21 1 0 0 1 1 1 0 0 0 4

22 0 0 1 1 0 1 1 0 0 4

23 0 1 0 0 0 1 0 1 0 3

24 1 1 1 1 1 0 1 0 1 7

25 1 0 1 0 1 0 0 0 0 3

26 1 0 1 0 0 0 1 0 0 3

27 1 0 1 1 0 1 1 0 1 6

28 1 1 0 0 1 1 1 1 0 6

29 1 1 0 1 0 1 0 1 0 5

30 1 0 1 0 1 0 0 0 0 3

31 0 0 1 1 0 1 1 0 0 4


(20)

ASPEK KONSTRUKSI

N0 K1 K2 K3 K4 K5 K6 K7 Ktot

1 1 1 1 1 1 0 0 5

2 0 1 1 0 0 1 0 3

3 1 0 0 0 0 1 1 3

4 0 0 1 0 1 1 0 3

5 0 1 1 0 1 1 1 4

6 1 0 1 1 1 1 1 6

7 0 0 1 1 1 0 0 3

8 0 1 1 0 1 0 0 3

9 1 1 1 0 1 1 1 6

10 0 1 1 0 1 0 0 3

11 1 1 1 0 1 1 0 5

12 1 1 1 1 0 1 0 5

13 0 0 1 0 1 1 0 3

14 1 0 1 1 1 0 1 5

15 1 1 1 1 0 0 1 5

16 1 0 1 1 0 0 1 4

17 1 1 1 0 0 0 0 3

18 1 1 0 1 0 0 1 4

19 0 1 1 0 0 0 1 3

20 0 1 0 0 1 0 1 3

21 0 1 0 0 1 1 0 3

22 0 1 1 0 0 0 0 2

23 0 0 1 0 0 1 1 3

24 1 0 1 1 1 1 0 5

25 0 1 1 0 1 0 0 3

26 1 1 1 0 0 0 0 3

27 0 1 1 1 1 0 0 3

28 0 0 1 1 1 1 0 4

29 0 0 1 1 1 0 0 3

30 0 1 1 0 1 0 0 3

31 1 1 1 0 0 0 0 3


(21)

(22)

Lampiran 12. MASTER DATA

Hubungan Jarak Kandang Ternak Perilaku Masyarakat dan Konstruksi Sumur Gali terhadap Kualitas Bakteriologis Air Sumur Gali Penduduk Desa Sialang Buah Kecamatan Teluk Mengkudu Kabupaten Serdang Bedagai Tahun 2015

No Jarak

Jarak kat ego

ri Jarak

konst r u k s i konstruk si kate gori penge t a h u a n pengetahuan kategori sika p sikap kat eg

ori tindakan

tindakan kate gori total colif orm total colifor m katego ri

1 12 1 MS 1 MS 2 cukup 2 cukup 1 baik 2 TMS (<50)

2 8 2 TMS 2 TMS 2 cukup 3 kurang 3 kurang 2 TMS (>50)

3 7 2 TMS 2 TMS 2 cukup 3 kurang 1 baik 2 TMS (>50)

4 10 2 TMS 2 TMS 2 cukup 2 cukup 1 baik 2 TMS (<50)

5 9 2 TMS 1 MS 2 cukup 2 cukup 1 baik 2 TMS (<50)

6 11 1 MS 1 MS 3 kurang 2 cukup 3 kurang 2 TMS (>50)

7 8 2 TMS 2 TMS 2 cukup 1 baik 3 kurang 2 TMS (<50)

8 9 2 TMS 2 TMS 2 cukup 2 cukup 1 baik 2 TMS (>50)

9 13 1 MS 1 MS 2 cukup 1 baik 2 cukup 2 TMS (<50)

10 5 2 TMS 2 TMS 2 cukup 2 cukup 3 kurang 2 TMS (>50)

11 6 2 TMS 1 MS 2 cukup 1 baik 2 cukup 2 TMS (>50)

12 16 1 MS 1 MS 2 cukup 1 baik 2 cukup 1 MS (<50)

13 8 2 TMS 2 TMS 2 cukup 1 baik 2 cukup 2 TMS (>50)

14 15 1 MS 1 MS 2 cukup 2 cukup 1 baik 1 MS (<50)

15 13 1 MS 1 MS 2 cukup 2 cukup 1 baik 1 MS (<50)

16 11 1 MS 1 MS 2 cukup 2 cukup 2 cukup 2 TMS (<50)

17 8 2 TMS 2 TMS 2 cukup 1 baik 2 cukup 2 TMS (>50)

18 18 1 MS 1 MS 1 baik 1 baik 1 baik 1 MS (<50)

19 8 2 TMS 2 TMS 3 kurang 1 baik 3 kurang 2 TMS (>50)

20 10 2 TMS 2 TMS 2 cukup 2 cukup 2 cukup 2 TMS (>50)

21 12 1 MS 2 TMS 1 baik 1 baik 2 cukup 2 TMS (>50)

22 7 2 TMS 2 TMS 2 cukup 3 kurang 2 cukup 2 TMS (>50)

23 8 2 TMS 2 TMS 3 kurang 2 cukup 3 kurang 2 TMS (>50)

24 18 1 MS 1 MS 2 cukup 1 baik 1 baik 1 MS (<50)

25 11 1 MS 2 TMS 2 cukup 2 cukup 3 kurang 2 TMS (>50)

26 9 2 TMS 2 TMS 3 kurang 2 cukup 3 kurang 2 TMS (>50)

27 4 2 TMS 2 TMS 3 kurang 1 baik 2 cukup 2 TMS (>50)

28 3 2 TMS 1 MS 3 kurang 3 kurang 2 cukup 2 TMS (>50)

29 6 2 TMS 2 TMS 2 cukup 2 cukup 2 cukup 2 TMS (>50)

30 5 2 TMS 2 TMS 2 cukup 2 cukup 3 kurang 2 TMS (>50)

31 4 2 TMS 2 TMS 2 cukup 2 cukup 2 cukup 2 TMS (>50)


(23)

Lampiran Gambar 1. Sumur gali yang memenuhi syarat


(24)

Lampiran Gambar 3. Observasi Konstruksi sumur gali


(25)

(26)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S., 2002. Manajemen Penelitian. Rineka Cipta. Jakarta.

Blakely, J. Blade H, 1998. Penerjemah: Srigandono. B., Ilmu Peternakan. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.

Asdak, C., 2007. Hidrologi dan Pengelolaan Daerah Sungai. Yogyakarta. Gadjah Mada University Press.

Azwar, A., 1996. Pengantar Ilmu Kesehatan Lingkungan. Jakarta: Mutiara Sumber Widya.

Chandra, B., 2007. Pengantar Kesehatan Lingkungan. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.

Chairunnisa, C., 2012. Pengaruh Jarak dan Konstruksi Sumur serta Tindakan Pengguna Air terhadap Jumlah Koliform Air Sumur Gali Penduduk di Sekitar Pasar Hewan Desa Cempeudak, Kecamatan Tanah Jambo Aye, Kabupaten Aceh Utara. Tesis

Chiroma T. M. et al., 2007. Environment Impact on The Quality of Water from Hand-Dug Well in Yola Environs. Leonardo Journal of Sciences.

Desvita. 2001. Hubungan Jarak Sumber Pencemar, Kondisi Fisik Sarana dan Perilaku terhadap Kualitas Air Sumur Gali di Keparakakan. Tesis.

Depkes RI. 1990. Peraturan Menteri Kesehatan RI NO. 416 /MENKES/ PER /IX/1990 tentang Syarat-Syarat dan Pengawasan Kualitas Air. Depkes RI. Jakarta.

---2002. Peraturan Menteri Kesehatan RI NO. 907/MENKES/SK/VII/2002 tentang Persyaratan dan Pengawasan Air Bersih.

Depkes RI. Jakarta.

---2010. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia NO. 492/MENKES/PER/IV/2010. tentang Persyaratan Kualitas Air Minum. Depkes RI. Jakarta.


(27)

Dinas Kesehatan Kabupaten Serdang Bedagai, 2014. Profil Kesehatan Kabupaten Serdang Bedagai, Serdang Bedagai.

Ditjen PPM dan PLP Depkes RI, 2000. Pengawasan Kualitas Air Aspek Mikrobiologi dan Biologi Air Minum dan Air Bersih. Jakarta.

Effendi, H., 2003. Telaah Kualitas Air Bagi Pengelolaan Sumber Daya dan Lingkungan Perairan. Kanisius, Yogyakarta.

Entjang, I., 2000. Ilmu Kesehatan Masyarakat. Bandung: Penerbit PT. Citra Aditya Bakti.

---2001. Sumur Gali dan Sarana Air Bersih yang Saniter. Penerbit Alumni, Bandung.

Fardiaz, S., 2011. Polusi Air dan Udara. Kanisius, Yogyakarta.

Gani, A., 2003. Mikrobiologi Sederhana. Penerbit Swabaya Media Utama.

Idhamsyah, 2008. Pengaruh Lingkungan Fisik dan Perilaku Pemakai Sumur Gali terhadap Kualitas Bakteriologis pada Air Sumur Gali di Kelurahan Jembatan Mas Kecamatan Pemayung, Kabupaten Batanghari, Provinsi Jambi .Tesis

Irianti, 2001. Resiko Pencemaran Bakteriologik Air Sumur Gali di Daerah Pedesaan Kabupaten Rembang. Tesis

Kusnoputranto, H., 2000. Kesehatan Lingkungan. Jakarta: Departemen Pendidikan & Kebudayaan UI, FKM.

Kusnaedi., 2006. Mengolah Air Gambut dan Air Kotor Untuk Air Minum. Jakarta: Penebar Swadaya.

Lemeshow, S., 1997. Besar Sampel dalam Penelitian Kesehatan. Yogyakarta: UGM. Press.

Marsono., 2009. Faktor-Faktor Yang Berhubungan dengan Kualitas Bakteriologis Air Sumur Gali di Permukiman, Studi di Desa Karanganom, Kecamatan Klaten Utara, Kabupaten Klaten. Tesis.

Nining, I., 2007. Pengaruh Kondisi Lingkungan terhadap Kandungan Bakteriologis Air Sumur Gali di Desa Manjung, Kecamatan Ngawen, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah. Tesis


(28)

Notoadmojo, S., 2003. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Penerbit Rineka Cipta.

Pelezar,Jr.Michael,and Chan, Esc., 2005. Dasar-Dasar Mikrobiologi, Penerjemah Ratna Siri Hadi Oetomo, Teja Imas, S, Sutarmi Tjitrosomo, Sri Lestari Angka, UI Press, Jakarta.

Prajawati, R., 2008. Hubungan Konstruksi dengan Kualitas Mikrobiologi Air Sumur Gali. Skripsi

Purnawijayanti, H,A., 2001. Sanitasi Hygiene dan Keselamatan Kerja Dalam Pengolahan Makanan. Jakarta: Kanisius.

Radjak, N,F., 2013. Pengaruh Jarak Septi tank dan Kondisi Fisik Sumur terhadap Keberadaan Bakteri Escherichia Coli. Skripsi.

Sarwono., 1997. Sosiologi Kesehatan. FKM: Gadjah Mada University Press.

Sihombing, D., 1997. Ilmu Ternak Babi. Yogyakarta: Gajah Mada University Press. Soemirat, J., 2002. Kesehatan Lingkungan. Yogyakarta: Gadjah Mada University

Press.

Soeparman dan Suparmin., 2002. Pembuangan Tinja dan Limbah Cair. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.

Sugiyono., 2005. Statistik Penelitian. Bandung: CV. Alfabeta.

Sutrisno,T., 2004. Teknologi Penyediaan Air Bersih. Jakarta: Rineka Cipta.


(29)

BAB III

METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian

Penelitian ini adalah survey yang bersifat deskriptif analitik dengan desain

cross sectional yaitu untuk mengetahui hubungan jarak kandang ternak, perilaku masyarakat dan konstruksi sumur gali terhadap kualitas bakteriologi air sumur gali

penduduk Desa Sialang Buah Kecamatan Teluk Mengkudu Kabupaten Serdang

Bedagai tahun 2015.

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian

3.2.1 Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian dilakukan di Desa Sialang Buah, Kecamatan Teluk

Mengkudu, Kabupaten Serdang Bedagai. Alasan memilih lokasi karena:

1. Sebagian besar masyarakat Desa Sialang Buah menggunakan sumur gali

sebagai sumber air bersih.

2. Sebagian besar masyarakat memiliki ternak Sus scrofa (babi) dan lokasi

kandang ternak sangat berdekatan dengan sumur gali.

3. Belum pernah dilakukan penelitian yang serupa.

4. Lokasi pemeriksaan sampel air dilakukan di Laboratorium Balai Teknik

Kesehatan Lingkungan (BTKL) Medan.

3.2.2 Waktu Penelitian


(30)

3.3 Populasi dan Sampel 3.3.1 Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah semua rumah tangga yang memiliki kandang

ternak Sus scrofa (babi) dan menggunakan sarana sumur gali sebagai sumber air

bersih yaitu sebanyak 46 KK.

3.3.2 Sampel

Sampel dalam penelitian ini adalah sebagian masyarakat yang memiliki

kandang ternak dan menggunakan sumur gali sebagai sumber air bersih yaitu

sebanyak 32 KK. Perhitungan besa sampel dalam penelitian ini, menggunakan

rumus (Lemeshow, 1997):

Rumus:

Keterangan

Besar Sampel

Z = Tingkat Kepercayaan (95%)

P = Perkiraan proporsi suatu peristiwa(0,5)

d = Tingkat ketepatan yang diinginkan(0,1)


(31)

Berdasarkan perhitungan yang diperoleh maka jumlah sampel sebanyak

32 KK. Metode pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan

metodePurposive Sampling yaitu teknik pengambilan sampel didasarkan pada suatu pertimbangan peneliti sendiri berdasarkan ciri atau sifat-sifat populasi yang sudah

diketahui sebelumnya.

Adapun kriteria yang digunakan peneliti sebagai pertimbangan dalam

pengambilan sampel adalah:

a. Sarana sumur gali yang konstruksi fisiknya tidak memenuhi syarat

kesehatan

b. Sarana sumur gali yang konstruksi fisiknya memenuhi syarat

kesehatan

c. Jarak sumur gali dari sumber pencemaran (kandang ternak) < 10m

d. Jarak sumur gali dari sumber pencemaran (kandang ternak) > 10m

3.4 Metode Pengumpulan Data 3.4.1 Data Primer

Data primer diperoleh melalui peninjauan langsung ke lokasi penelitian untuk

mengetahui jarak antara kandang ternak dan sumur gali dengan melakukan

pengukuran dengan meter gulung, melakukan wawancara dimana peneliti melakukan

tanya jawab dengan responden menggunakan kuesioner untuk mengetahui perilaku

responden, dan melakukan observasi terhadap konstruksi sumur gali dan hasil

pemeriksaan laboratorium kualitas air.


(32)

Data sekunder diperoleh dari Kantor Kepala Desa Sialang Buah , Puskesmas

Sialang Buah Teluk Mengkudu Kabupaten Serdang Bedagai.

3.5 Defenisi Operasional

1. Jarak kandang ternak adalah panjang ( meter ) antara sumur gali dengan kandang

ternak yang diukur dengan meter gulung dan diukur dari dinding kandang ternak

yang terdekat dengan sumur gali.

2. TernakSus crofa( babi) adalah binatang/hewan ternak yang tidak tahan panas

yang dipelihara oleh masyarakat disekitar rumahnya dan dapat mencemari sarana

sumur gali sebagai sumber air bersih di Desa Sialang Buah.Babi termasuk dalam

phylumChordata(vertebrata), kelas Mamalia, ordo Artiodactyl,familySuidae (non ruminansia), genus Sus, spesies scrofa.

3. Perilaku adalah keadaan berpikir, bersikap, berpendapat dan sebagainya untuk

memberikan respons terhadap penggunaan sumur gali sebagai sumber air bersih.

Perilaku adalah pengetahuan, sikap dan tindakan yang dapat diperoleh melalui

wawancara dengan menggunakan kuesioner.

4. Pengetahuan adalah kemampuan responden dalam hal pemahamannya tentang

sumur gali.

5. Sikap adalah tanggapan responden terhadap sumur gali yang dihubungkan dengan


(33)

6. Tindakan adalah bentuk perbuatan atau aktifitas dari responden terhadap

penggunaan langsung sumur gali sebagai sumber air bersih.

7. Konstruksi sumur gali yang memenuhi syarat kesehatan adalah kondisi fisik

sumur gali yang sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan oleh Depkes RI, 1990

yaitu :

a. Jarak sumur gali dari pencemaran seperti kakus, lubang galian sampah,

lubang galian untuk air kotor minimal 10 meter dan letaknya tidak berada

dibawah sumber pencemaran.

b. Dinding sumur minimal 3 meter dari permukaan tanah dan terbuat dari

bahan yang kedap air.

c. Lebar lantai sumur minimal 1 meter dari bibir sumur dan terbuat dari bahan

yang kedap air.

d. Tinggi bibir sumur minimal 0,8 meter dari permukaan tanah.

e. Mempunyai Saluran Pembuangan Air Limbah minimal 10 meter terbuat dari

bahan yang kedap air.

8. Kualitas air sumur gali adalah keadaan mutu air sumur gali yang diteliti

berdasarkan hasil pemeriksaan laboratorium dan dibandingkan dengan Permenkes

RI No.416/Menkes/Per/ix/1990.

9. Parameter biologi adalah keadaan mutu air yang memenuhi persyaratan kualitas

bakteriologi (total coliform dan E.coli) dan dibandingkan dengan Permenkes RI


(34)

10.Permenkes RI No.416/Menkes/Per/ix/1990 adalah standard persyaratan tentang

syarat-syarat dan pengawasan kualitas air sebagai acuan terhadap hasil uji

laboratorium.

11.Berdasarkan hasil pemeriksaan dinyatakan memenuhi syarat apabila total

coliform tidak melebihi 50 MPN dan tidak memenuhi syarat apabila total coliformmelebihi 50 MPN.

3.6 Metode Pengukuran

Aspek pengukuran adalah kualitas air sumur yang meliputi kualitas

bakteriologis (baktericoliform) diukur dengan pemeriksaan laboratorium, memenuhi

syarat apabila total coliform tidak melebihi 50 MPN dan tidak memenuhi syarat

apabila total coliform melebihi 50 MPN.

Keadaan fisik (konstruksi) dari sumur gali diukur berdasarkan observasi 7

indikator keadaan konstruksi sumur gali, dimana konstruksi yang sudah memenuhi

persyaratan diberi nilai 1, konstruksi yang kurang atau tidak memenuhi persyaratan

diberi nilai 0. Berdasarkan jumlah nilai yang tertinggi yang dapat dicapai adalah 7.

Berdasarkan jumlah nilai yang ada dapat diklasifikasikan dalam 2 kategori, yaitu:

1. Memenuhi persyaratan, apabila jumlah nilai = 4-7

2. Tidak memenuhi persyaratan, apabila jumlah nilai = 0-3

Perilaku responden diukur dari 3 kategori yaitu:


(35)

Pengetahuan diukur melalui 12 pertanyaan, jika benar (a) nilai 2, (b) nilai 1,

dan (c) nilai 0. Berdasarkan jumlah nilai tertinggi yang dapat dicapai

responden adalah 24. Berdasarkan jumlah nilai yang ada dapat

diklasifikasikan dalam 3 kategori, yaitu (Arikunto, 2002):

1. Baik, apabila jumlah nilai = 17 – 24

2. Cukup, apabila jumlah nilai = 9 – 16

3. Kurang, apabila jumlah nilai = 0 – 8

2. Sikap Responden

Sikap diukur melalui 10 pertanyaan, jika setuju (a) nilai 2, ragu-ragu (b) nilai

1 dan tidak setuju (c) nilai 0. Berdasarkan jumlah nilai yang tertinggi yang

dapat dicapai responden adalah 20. Berdasarkan jumlah nilai yang ada dapat

diklasifikasikan dalam 3 kategori, yaitu:

1. Baik, apabila jumlah nilai = 14 – 20

2. Cukup, apabila jumlah nilai = 7 – 13

3. Kurang, apabila jumlah nilai = 0 – 6

3. Tindakan Responden

Tindakan diukur melalui 9 pertanyaan, jika menjawab ya nilai 1, dan tidak

nilai 0. Berdasarkan jumlah nilai tertinggi yang dapat dicapai responden

adalah 9. Berdasarkan jumlah nilai tertinggi yang ada dapat diklasifikasikan

dalam 3 kategori, yaitu:


(36)

2. Cukup, apabila jumlah nilai = 4 – 6

3. Kurang, apabila jumlah nilai = 0 – 3

3.7 Cara Kerja Pemeriksaan Sampel

3.7.1 Persiapan botol untuk pengambilan sampel.

a. Siapkan botol yang telah dilengkapi dengan tali dan pemberat logam yang

diikatkan pada bagian bawah botol.

b. Botol ditutup dengan mempergunakan kapas dan selanjutnya dibungkus

dengan kertas minyak.

c. Botol disterilkan pada oven hingga mencapai suhu 100o C dan

dipertahankan selama 1 jam.

d. Botol setelah dingin secara alami baru dapat dikeluarkan dari oven.

e. Botol sampel dimasukkan ke dalam tas sampel dan siap dipergunakan

untuk pengambilan sampel di lapangan.

3.7.2 Pengambilan Sampel di Lapangan

a. Tenggelamkan botol sampel secara perlahan-lahan pada kedalaman 10 cm

dari permukaan air sumur dan tidak boleh sampai menyentuh dasar dan

dinding dari sumur untuk menghindari terjadinya kekeruhan pada air sampel.

b. Setelah botol sampel terisi penuh, gulung kembali tali dan angkat botol

keatas.


(37)

d. Tutup kembali botol sampel dan segera diberikan label yang meliputi : Lokasi

sampel, Nomor urut sampel, Pemilik sarana, Jenis sampel, Waktu

pengambilan, dan Nama pengambil sampel.

e. Masukkan kembali botol sampel ke dalam tas sampel.

f. Sampel dibawa dan diperiksa di laboratorium.

3.7.3 Pemeriksaan Sampel di Laboratorium

a. Air tanpa ditapiskan dituang ke media : 5 tabung Lactosa Broth

TripleStrenght 1 ml dan 1 tabung Lactosa Broth Triple Strenght 0,1 ml. Kemudian dieramkan dalam inkubator dengan suhu 37oC selama 2 x 24 jam.

b. Lactosa Broth yang menunjukkan positif gas selanjutnya ditanam dengan

cara diinokulasikan masing-masing ke dalam 2 tabung BGLB (Brilliyan

GreenLaktosa Broth), satu seri tabung BGLB dieramkan pada suhu 37oC dan

satu seri dieramkan pada suhu 44oC selama 2 x 24 jam.

c. Dibaca dan dicatat berapa tabung BGLB yang menunjukkan positif gas,

selanjutnya angka yang diperoleh dicocokkan dengan tabel MPN dan angka

yang diperoleh menunjukkan untuk indeks MPN Coliform yaitu yang

dieramkan pada suhu 37oC dan angka yang menunjukkan indeks MPN Coli

tinja adalah yang dieramkan pada suhu 44oC.

3.8 Metode Analisis Data

Data yang telah dikumpulkan diolah dengan langkah – langkah sebagai


(38)

1. Editing yaitu data yang telah dikumpul selanjutnya dilakukan pengolahan

sehingga jelas sifat – sifat yang dimiliki oleh data tersebut.

2. Coding yaitu melakukan pengkodean data untuk mempermudah dalam

menganalisis data.

3. Tabulasi yaitu mengelompokkan data tersebut kedalam tabel tertentu menurut

sifat – sifat yang dimilikinya.

4. Entry yaitu pemindahan data kedalam komputer untuk diolah dengan computer.

Pengolahan data menggunakan program Statistical Product and Service

Solutions (SPSS).

3.8.1 Analisa Univariat

Analisis univariat dilakukan untuk mendapatkan gambaran tentang distribusi

frekuensi responden. Analisa ini dilakukan untuk memperoleh gambaran pada

masing-masing variabel independen. Data yang telah dikumpulkan melalui angket

dianalisis dengan metode deskriptif sehingga dapat diperoleh gambaran yang

sebenarnya mengenai variabel penelitian berdasarkan data.

3.8.2 Analisa Bivariat

Analisis data yang dilakukan adalah chi square merupakan analisis untuk

mengetahui hubungan semua variabel independen dengan variabel dependen yang


(39)

(derajat kepercayaan 95%). Bila nilai p < 0,05 maka hasil statistik dikatakan ada

hubungan, dengan menggambarkan rumus (Soegiyono, 2010) :

X2= Σ

keterangan : x2 : Chi kuadrat

fo : Frekuensi yang diobservasi

fn : Frekuensi yang diharapkan

metode ini digunakan untuk mendapatkan probabilitas kejadian. Jika P > 0,05

maka Ho diterima dan Ha ditolak yang berarti tidak ada hubungan antara variabel.

Sebaliknya jika P value < 0,05 maka Ho ditolak dan Ha diterima yang berarti ada

hubungan antara kedua variabel. Kemudian tabulasi silang dilakukan pada semua

variabel yang akan dianalisa. Variabel tersebut meliputi variabel dependen berupa

kualitas bakteriologi dengan variabel independen berupa jarak kandang ternak,

perilaku responden, dan konstruksi sumur gali. k(fo-fn)2

fn


(40)

BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1 Gambaran Lokasi Penelitian

4.1.1 Letak Geografis

Secara geografis letak Kecamatan Teluk Mengkudu terletak pada bagian

utara Kabupaten Serdang Bedagai. Luas wilayah Kecamatan Teluk Mengkudu

adalah 66,95 km2, sebagian besar merupakan dataran rendah. Berdasarkan luas desa

di Kecamatan Teluk Mengkudu, luas desa terbesar adalah Desa Matapao dengan luas

12,06 km2 dari total luas Teluk Mengkudu dan luas desa terkecil adalah Desa Sialang

Buah dengan luas 1,68 km2.

Kecamatan Teluk Mengkudu mempunyai batas wilayah sebagai berikut:

1. Sebelah Utara berbatasan dengan Selat Malaka.

2. Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Tanjung Beringin dan Kecamatan

Sei Rampah.

3. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Sei Rampah.

4. Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Perbaungan.

Desa Sialang Buah adalah salah satu Desa yang berada di Kecamatan Teluk

Mengkudu Kabupaten Serdang Bedagai, terletak di daratan tinggi dengan ketinggian

2 meter diatas permukaan laut dengan suhu rata-rata berkisar 30oC dengan curah

hujan rata-rata berkisar 2000mm/tahun.

Desa Sialang Buah mempunyai batas wilayah sebagai berikut:


(41)

2. Sebelah Selatan :Desa Pekan Sialang Buah, Pasar Baru, Pem. Guntung

3. Sebelah Barat :Desa Pekan Sialang Buah

4. Sebelah Timur :Desa Sentang dan Desa Pem. Guntung

4.1.2 Gambaran Demografi

Jumlah penduduk Kecamatan Teluk Mengkudu berdasarkan proyeksi

penduduk tahun 2013 sebanyak 41.851 jiwa, dengan jumlah penduduk laki-laki

sebanyak 21.078 jiwa (50,37%) dan jumlah penduduk perempuan sebanyak 20.773

jiwa (49,63%).

Dengan luas wilayah 66,95 km2, maka rata-rata kepadatan penduduk

Kecamatan Teluk Mengkudu mencapai 625 jiwa/km2. Desa Sialang Buah adalah

desa yang mempunyai kepadatan penduduk terbesar yaitu 1.991 jiwa/km2, dengan

jumlah penduduk 3.512 jiwa yang terdiri dari jumlah laki – laki 1.802 jiwa dan

perempuan 1.710 jiwa. Berdasarkan jumlah Kepala Keluarga desa ini dihuni oleh

783 KK. Mayoritas penduduk Desa Sialang Buah memiliki suku bangsa toba dan

melayu dengan jumlah masing – masing 2.052 dan 437. Perkiraan jumlah penduduk

menurut umur di Desa Sialang Buah pada usia 0-9 tahun yaitu 894, usia 10-19 tahun

yaitu 736, usia 20-29 tahun yaitu 505, usia 30-39 tahun yaitu 532, usia 40-49 tahun


(42)

4.2 Analisis Univariat

Analisis univariat dilakukan untuk distribusi frekuensi dari variabel atau

besarnya proporsi masing-masing variabel yang diteliti.

4.2.1 Distribusi Karakteristik Responden

Distribusi karakteristik responden berdasarkan umur, jenis kelamin,

pekerjaan, dan tingkat pendidikan. Hasil penelitian dapat dilihat pada Tabel 4.1

dibawah ini:

Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan Umur,JenisKelamin, Pekerjaan dan Pendidikan di Desa Sialang BuahTahun2015

No Karakteristik Jumlah (n) Persentase (%)

1. Umur

a. < 20 tahun 2 6,3

b. 20 – 30 tahun 18 56,3

c. > 30 tahun 12 37,5

Total 32 100

2. Jenis Kelamin

a. Laki - laki 11 34,4

b. Perempuan 21 65,6

Total 32 100

3. Pekerjaan

a. Ibu rumah tangga 20 62,5

b. PNS 3 9,4

c. Petani 8 25,0

d. Wiraswasta 1 3,1

Total 32 100

4. Pendidikan

a. Tidak sekolah 1 3,1

b. SD 4 12,5

c. SMP 12 37,5

d. SMA 10 31,3

e. PT 5 15,6


(43)

Berdasarkan Tabel 4.1 diketahui bahwa dari 32 orang responden, mayoritas

berumur 20-30 tahun yaitu sebanyak 56,3%, berdasarkan jenis kelamin, mayoritas

responden berjenis kelamin perempuan yaitu sebanyak 65,6%, berdasarkan

pekerjaan, mayoritas responden adalah ibu rumah tangga yaitu sebanyak 62,5% dan

mayoritas pendidikan responden adalah SMP sebanyak 37,5%.

4.2.2 Distribusi Jarak Sumur Gali

Distribusi jarak sumur gali berdasarkan jarak sumur gali dengan kandang

ternak. Jarak sumur gali tersebut diukur dengan menggunakan alat ukur meteran dan

dinyatakan dalam satuan meter. Hasil penelitian dapat dilihat pada Tabel 4.2 dibawah

ini:

Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Jarak Sumur Gali dengan Kandang Ternak diDesaSialang Tahun 2015

No Jarak Sumur Gali Jumlah (n) Persentase

(%)

1. Jarak > 10 meter (memenuhi syarat) 11 34,4

2. Jarak <10 meter (tidak memenuhi syarat) 21 65,6

Total 32 100

Berdasarkan Tabel 4.2 diatas menunjukkan bahwa jarak sumur gali dengan

kandang ternak< 10 meter sebanyak 21 sumur (65,6%)dan jarak > 10 meter


(44)

Tabel 4.3 Distribusi Total Coliform Berdasarkan Jarak Sumur Gali denganKandang Ternak di Desa Sialang Buah Tahun 2015

No No Responden Jarak Total Coliform

1. 28 3 350

2. 27 4 350

3. 31 4 920

4. 30 5 1600

5. 10 5 1600

6. 29 6 540

7. 11 6 350

8. 3 7 430

9. 22 7 1600

10. 32 7 1600

11. 2 8 220

12. 7 8 1600

13. 13 8 1600

14. 17 8 280

15. 19 8 220

16. 23 8 350

17. 5 9 350

18. 8 9 350

19. 26 9 540

20. 4 10 350

21. 20 10 1600

22. 25 11 540

23. 6 11 390

24. 16 11 350

25. 1 12 280

26. 21 12 350

27. 9 13 54

28. 15 13 45

29. 14 15 45

30. 18 15 35

31. 12 16 43

32. 24 18 35

Berdasarkan Tabel 4.3 diatas dapat diketahui bahwa terdapat 7 sumur gali

dengan jumlah Total Coliform tertinggi yaitu 1600/100 ml air masing – masing pada

jarak 5, 5, 7, 7,8,8 dan 10 meter dari kandang ternak. Jumlah coliform terendah yaitu


(45)

4.2.3 Distribusi Perilaku Masyarakat

Perilaku masyarakat berdasarkan pengetahuan, sikap dan tindakan . Hasil

penelitian dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Pengetahuan Responden tentang PenggunaanSumur Gali diDesa Sialang Buah Tahun 2015

No Pertanyaan a b c %

n % n % n %

1. Bagaimana sumur gali yang memenuhi syarat

13 40,6 18 56,3 1 3,1 100

2. Berapakah jarak sumur gali dari sumber pencemar

10 31,3 19 59,4 3 9,4 100

3. Berapa kedalaman dinding sumur

6 18,8 23 71,9 3 9,4 100

4. Manfaat penggunaan dinding sumur

8 25,0 23 71,9 1 3,1 100

5. Berapa tinggi minimal bibir sumur gal

9 28,1 15 46,9 8 25,0 100

6. Berapa lebar minimal lantai dan tepi lantai

8 25,0 14 43,8 10 31,3 100

7. Guna kerikil pada bagian dasar sumur

7 21,9 17 53,1 8 25,0 100

8. Manfaat konstruksi sumur gali

6 18,8 12 37,5 14 43,8 100

9. Manfaat air bersih 8 25,0 15 46,9 9 28,1 100

10. Jenis sarana air bersih yang paling baik

7 21,9 16 50,0 9 28,1 100

11. Penyakit yang timbul 13 40,6 7 21,9 12 37,5 100

12. Manfaat memasak air terlebih dahulu

7 21,9 16 50,0 9 28,1 100

Berdasarkan jawaban responden pada Tabel 4.4 diatas, maka dapat

disimpulkan bahwa pengetahuan dalam penggunaan air sumur gali di Desa Sialang

Buah Kecamatan Teluk Mengkudu Kabupaten Serdang Bedagai tahun 2015 dapat


(46)

Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Pengetahuan Pengguna Air Sumur Gali di DesaSialang Buah Tahun 2015

No Pengetahuan Pengguna Air Jumlah (n) Persentase (%)

1. Baik 2 6,3

2. Cukup 24 75,0

3. Kurang Baik 6 18,8

Total 32 100

Berdasarkan Tabel 4.5 diatas diketahui bahwa pengetahuan pengguna air

memiliki pengetahuan baik yaitu sebanyak 2 orang (6,3%), memiliki pengetahuan

cukup yaitu sebanyak 24 orang (75,0%) dan yang memiliki pengetahuan kurang baik

yaitu sebanyak 6 orang (18,8).

Tabel 4.6Distribusi Frekuensi Sikap Responden tentang Penggunaan Sumur GaliDiDesa Sialang Buah Tahun 2015

No Pertanyaan a b c %

n % n % n %

1. Setuju sumur gali memiliki konstruksi yang baik

17 53,1 11 34,4 4 12,5 100

2. Setuju menghindari pengotoran dengan galian tinja 10m

21 65,6 7 21,9 4 12,5 100

3. Setuju sumur dilengkapi cincin

6 18,8 23 71,9 3 9,4 100

4. Setuju sumur dilengkapi bibir

9 28,1 19 59,4 4 12,5 100

5. Setuju sumur dilengkapi lantai

8 25,0 21 65,6 3 9,4 100

6. Pendapat menyemen lantai 1 m

10 31,3 17 53,1 5 15,6 100

7. Setuju timba harus digantung

10 31,3 15 46,9 7 21,9 100

8. Setuju sumur memiliki SPAL

5 15,6 17 53,1 10 31,3 100

9. Setuju kinstruksi baik mencegah penyakit

8 25,0 14 43,8 10 31,3 100

10. Setuju air dimasak sebelum diminum


(47)

Berdasarkan jawaban responden pada Tabel 4.6 di atas, maka dapat

disimpulkan bahwa sikap responden dalam penggunaan air sumur gali di Desa

Sialang Buah Kecamatan Teluk Mengkudu Kabupaten Serdang Bedagai dapat di

lihat pada Tabel 4.7 berikut ini:

Tabel 4.7Distribusi Frekuensi Sikap Pengguna Air Sumur Gali di DesaSialangBuah Tahun 2015

No Sikap Pengguna Air Jumlah (n) Persentase (%)

1. Baik 11 34,4

2. Cukup 17 53,1

3. Kurang Baik 4 12,5

Total 32 100

Berdasarkan Tabel 4.7 diatas diketahui bahwa sikap penggunaan air memiliki

sikap baik yaitu sebanyak 11 orang (34,4%), sikap cukup yaitu sebanyak 17 orang

(53,1%) dan sikap kurang baik yaitu sebanyak 4 orang (12,5%).

Tabel 4.8Distribusi Frekuensi Tindakan Responden tentang PenggunaanSumur Gali diDesa Sialang Buah Tahun 2015

No Pertanyaan Ya Tidak %

n % n %

1. Menggunakan air sumur untuk keperluan sehari-hari

27 84,4 5 15,6 100

2. Sumur diberi jarak minimal 10 m dari sumber pencemar

18 56,3 14 43,8 100

3. Sumur gali dilengkapi dengan cincin sedalam 3 m

17 53,1 15 46,9 100

4. Sumur gali dilengkapi dengan bibir dengan tinggi 70 cm

18 56,3 14 43,8 100

5. Menyemen sekitar sumur gali dengan radius 1 m

20 62,5 12 37,5 100

6. Timba diletakkan dilantai 21 65,6 11 34,4 100

7. Jika lantai pecah segera diperbaiki 17 53,1 15 46,9 100

8. Melengkapi sumur gali dengan SPAL 12 37,5 20 62,5 100


(48)

Berdasarkan jawaban responden pada Tabel 4.8 diatas, maka

dapatdisimpulkan bahwa tindakan responden dalam penggunaan air sumur gali di

Desa Sialang Buah Kecamatan Teluk Mengkudu Kabupaten Serdang Bedagai dapat

di lihat pada Tabel 4.9 berikut ini:

Tabel 4.9 Distribusi Frekuensi Tindakan Pengguna Air Sumur Gali di DesaSialang Buah Tahun 2015

No Tindakan Pengguna Air Jumlah (n) Persentase (%)

1. Baik 9 28,1

2. Cukup 14 43,8

3. Kurang Baik 9 28,1

Total 32 100

Berdasarkan Tabel 4.9 diatas diketahui bahwa tindakan penggunaan air

memiliki tindakan baik yaitu sebanyak 9 orang (28,1%), tindakan cukup yaitu

sebanyak 14 orang (43,8%) dan tindakan kurang baik yaitu sebanyak 9 orang

(28,1%).

4.2.4 Distribusi Konstruksi Sumur Gali

Konstruksi sumur gali berdasarkan keadaan dinding sumur gali, lantai

sumurgali, bibir sumur gali, tutup sumur gali, saluran pembuangan limbah dan

sumberpencemar. Hasil penelitian dapat dilihat tabel pada tabel dibawah ini.

Tabel 4.10 Distribusi Frekuensi Kondisi Konstruksi Sumur Gali Penduduk diDesaSialang Buah Tahun 2015

No Konstruksi Sumur Gali Jumlah (n) Persentase (%)

1. Lebar lantai Sumur Gali

a.< 1 meter dan tidak kedap air 18 56,3

b.> 1 meter dan kedap air 14 43,8

Total 32 100

2. Tinggi dinding Sumur Gali

a.< 3 meter dan tidak kedap air 11 34,4

b.> 3 meter dan kedap air 21 65,6


(49)

3. Tinggi bibir Sumur Gali

a.< 70 cm dan tidak kedap air 4 12,5

b.> 70 cm dan kedap air 28 87,5

Total 32 100

4. Letak Timba

a.Diletakkan di lantai 19 59,4

b.Digantung diatas Sumur Gali 13 40,6

Total 32 100

5. Tutup sumur

a.Tidak memiliki tutup 13 40,6

b.Memiliki tutup 19 59,4

Total 32 100

6. Saluran Limbah Sumur Gali

a.Tidak ada 19 59,4

b.Ada 13 40,6

Total 32 100

7. Memiliki Sumber Pencemar

a.Ada 21 65,6

b.Tidak ada 11 34,4

Total 32 100

Berdasarkan Tabel 4.10 di atas diketahui bahwa sebagian besar lebar lantai

sumur gali < 1 meter dan kedap air yaitu sebanyak 18 sumur (56,3%). Berdasarkan

keadaantinggi dinding sumur gali, sebagian besar dinding sumur >3 meter dan kedap

air yaitu sebanyak 21 sumur (65,6%). Berdasarkan keadaan tinggi bibir sumur gali,

sebagian besar bibir sumur gali > 70 cm dan kedap air yaitu sebanyak 28

sumur(87,5%). Berdasarkan keadaan letak timba, sebagian besar diletakkan dilantai

yaitusebanyak 19 sumur (59,4%). Berdasarkan keadaan tutup sumur, sebagian

besarsumur gali tidak memiliki tutup yaitu sebanyak 13 sumur (40,6%).

Berdasarkankeadaan saluran limbah, sebagian besar saluran limbah ada dan kedap air

sebanyak 13sumur (40,6%). Berdasarkan keadaan sumber pencemar, sebagian besar


(50)

Tabel 4.11 Distribusi Frekuensi Konstruksi Sumur Gali Penduduk di Desa Sialang Buah Tahun 2015

No Kontruksi Sumur Gali Jumlah (n) Persentase (%)

1. Memenuhi syarat 12 37,5

2. Tidak memenuhi syarat 20 62,5

Total 32 100

Berdasarkan Tabel 4.11 diatas dapat diketahui bahwa sebagian

besarkonstruksisumur gali tidak memenuhi syarat yaitu sebanyak 20 sumur (62,5%)

danyang memenuhi syarat yaitu sebanyak 12 sumur (37,5%)

4.2.5 Distribusi Jumlah TotalColiform

Berdasarkan jumlah Coliform dalam air sumur gali yang

dihitungmenggunakanmetode MPN, didapatkan hasil seperti pada Tabel 4.11

dibawah ini:

Tabel 4.12Distribusi Frekuensi Jumlah Total Coliformpada air Sumur GaliPenduduk diDesa Sialang Buah Tahun 2015

No Jumlah Coliform Jumlah (n) Persentase (%)

1. < 50/100 ml (memenuhi syarat) 5 15,6

2. > 50/100ml (tidak memenuhi syarat) 27 84,4

Total 32 100

Berdasarkan Tabel 4.12 dapat diketahui bahwa jumlah Total Coliform yang <

50/100 ml (memenuhi syarat) yaitu sebanyak 5 sumur (15,6%) dan yang > 50/100ml

(tidak memenuhi syarat) yaitu sebanyak 27 sumur (84,4%).

4.3 Analisis Bivariat

Analisis bivariat dilakukan untuk mengetahui hubungan antara

variabelindependen terhadap variabel dependen. Uji statistik yang dilakukan pada

analisis


(51)

4.3.1 Analisis Hubungan Jarak Kandang Ternak Terhadap KualitasBakteriologis AirSumur Gali

Berdasarkan hasil analisis hubungan jarak kandang ternak terhadap

kualitasbakteriologis air sumur gali dapat dilihat pada Tabel 4.13 dibawah ini:

Tabel 4.13 Hubungan Jarak Kandang Ternak Terhadap Kualitas Bakteriologis Air Sumur gali penduduk di Desa Sialang Buah Tahun 2015

Jarak Kandang

Ternak

Kualitas Bakteriologis

Total P Value Memenuhi

Syarat

Tidak Memenuhi Syarat

n % n % n %

> 10 meter 5 45,5 6 54,5 11 100

0,001

< 10 meter 0 0 21 100 21 100

Berdasarkan Tabel 4.13 diatas menjelaskan dari 11 responden yang memiliki

sumur gali > 10 meter terdapat 5 sumur yang memiliki kualitas bakteriologis air yang

memenuhi syarat dan 6sumur yang tidak memenuhi syarat. Sedangkan dari 21

responden yang memiliki sumur < 10 meter terdapat 0yang memiliki kualitas

bakteriologis air yang memenuhi syarat dan 21yang tidak memenuhi syarat. Hasil

analisis bivariat dengan uji chi square didapatnilai p = 0,001 (p< 0,05), artinya ada

hubungan yang signifikan antara jarak kandangternak dengan kualitas bakteriologis

pada air sumur gali penduduk di Desa SialangBuah Kecamatan Teluk Mengkudu

Kabupaten Serdang Bedagai Tahun 2015.

4.3.2 Analisis Hubungan Perilaku Masyarakat Terhadap Kualitas Bakteriologis AirSumur Gali


(52)

Perilaku dalam bentuk pengetahuan diklasifikasikan dalam 3 kategori

yaitubaik (skor 17 - 24), cukup (skor 9 - 16) dan kurang (0 - 8).

Tabel 4.14Hubungan Pengetahuan Pengguna Sumur Gali Terhadap KualitasBakteriologis Air Sumur gali penduduk di Desa Sialang Buah Tahun 2015

Pengetahuan Responden

Kualitas Bakteriologis

Total P Value Memenuhi

Syarat

Tidak Memenuhi Syarat

n % n % n %

Baik 1 50,0 1 50,0 2 100

0,232

Cukup 4 16,7 20 83,3 24 100

Kurang 0 0 6 100 6 100

Berdasarkan Tabel 4.14 diatas menjelaskan dari 2 responden yang memiliki

pengetahuan baik terdapat 1 kualitas bakteriologis yang memenuhi syarat dan 1 yang

tidak memenuhi syarat. Sedangkan dari 24 responden yang memiliki pengetahuan

cukup terdapat 4 kualitas bakteriologis yang memenuhi syarat dan 20 yang tidak

memenuhi syarat. Sedangkan dari 6 responden yang memiliki pengetahuan kurang

terdapat 6 kualitas bakteriologis yang tidak memenuhi syarat. Hasil analisis bivariat

dengan uji chi square didapat nilai p = 0,232 (p< 0,05), artinya tidak ada hubungan

yang signifikan antara pengetahuan dengan kualitas bakteriologis pada air sumur gali

penduduk di Desa Sialang Buah Kecamatan Teluk Mengkudu Kabupaten Serdang

Bedagai Tahun 2015.

4.3.2.2 Perilaku dalam Bentuk Sikap

Perilaku dalam bentuk sikap diklasifikasikan dalam 3 kategori yaitubaik (skor


(53)

Tabel 4.15Hubungan Sikap Pengguna Sumur Gali Terhadap KualitasBakteriologis Air Sumur gali penduduk di Desa Sialang BuahTahun2015

Sikap Responden

Kualitas Bakteriologis

Total PValu e Memenuhi

Syarat

Tidak Memenuhi Syarat

n % n % n %

Baik 3 27,3 8 72,7 11 100

0,356

Cukup 2 11,8 15 88,2 17 100

Kurang 0 0 4 100 4 100

Berdasarkan Tabel 4.15 diatas menjelaskan dari 11 responden yang

memilikisikap baik terdapat 3 kualitas bakteriologis yang memenuhi syarat dan 8

yang tidakmemenuhi syarat. Sedangkan dari 17 responden yang memiliki sikap

cukup terdapat2 kualitas bakteriologis yang memenuhi syarat dan 15 yang tidak

memenuhi syarat.Sedangkan dari 4 responden yang memili sikap kurang baik

terdapat 4 kualitas bakteriologis yang tidak memenuhi syarat. Hasil analisis bivariat

dengan uji chi square didapat nilai p = 0,356 (p< 0,05), artinyatidak ada hubungan

yang signifikan antara sikap dengan kualitas bakteriologis padaair sumur gali

penduduk di Desa Sialang Buah Kecamatan Teluk MengkuduKabupaten Serdang

Bedagai Tahun 2015.

4.3.2.3 Perilaku dalam Bentuk Tindakan

Perilaku dalam bentuk tindakan diklasifikasikan dalam 3 kategori yaitu baik

(skor 7 - 9), cukup (skor 4 - 6) dan kurang (0 - 3).

Tabel 4.16Hubungan Tindakan Pengguna Sumur Gali Terhadap KualitasBakteriologis Air Sumur gali penduduk di Desa Sialang BuahTahun2015

Tindakan Responden

Kualitas Bakteriologis

Total P Value Memenuhi

Syarat

Tidak Memenuhi Syarat


(54)

n % n % n %

Baik 4 44,4 5 55,6 9 100

0,017

Cukup 1 7,1 13 92,9 14 100

Kurang 0 0 9 100 9 100

Berdasarkan Tabel 4.16 diatas menjelaskan dari 9 responden yang

memilikitindakan baik terdapat 4 kualitas bakteriologis yang memenuhi syarat dan 5

yang tidakmemenuhi syarat. Sedangkan dari 14 responden yang memiliki tindakan

cukup terdapat1 kualitas bakteriologis yang memenuhi syarat dan 13 yang tidak

memenuhisyarat. Sedangkan dari 9 responden yang memiliki tindakan kurang baik

terdapat 9 yang tidak memenuhi syarat. Hasil analisis bivariat dengan uji chi square

didapat nilai p = 0,017 (p< 0,05), artinya ada hubungan yang signifikan antara

tindakan dengan kualitas bakteriologis pada air sumur gali penduduk di Desa Sialang

Buah Kecamatan Teluk MengkuduKabupaten Serdang Bedagai Tahun 2015.

4.3.3 Analisis Hubungan Konstruksi Sumur Gali terhadap Kualitas Bakteriologis Air Sumur Gali

Berdasarkan hasil analisis hubungan konstruksi sumur gali dengan kualitas

bakteriologis air sumur gali dapat dilihat pada Tabel 4.17 dibawah ini:

Tabel4.17 Hubungan KonstruksiSumur Gali Terhadap KualitasBakteriologisAirSumur Gali

Konstruksi Sumur Gali

Kualitas Bakteriologis

Total P Value Memenuhi

Syarat

Tidak Memenuhi Syarat

n % n % n %

Memenuhi syarat

5 41,7 7 58,3 12 100

0,002 Tidak

memenuhi syarat


(55)

Berdasarkan Tabel 4.17 diatas menjelaskan dari 12 responden yang memiliki

konstruksi sumur gali yang memenuhi syarat terdapat 5 sumur yang memiliki

kualitas bakteriologis air yang memenuhi syarat dan 7sumur yang tidak memenuhi

syarat. Sedangkan dari 20 responden yang memiliki konstruksi sumur gali yang tidak

memenuhi syarat terdapat 0 yang memiliki kualitas bakteriologis air yang memenuhi

syarat dan 20 yang tidak memenuhi syarat. Hasil analisis bivariat dengan uji chi

square didapat nilai p = 0,002 (p< 0,05), artinya ada hubungan yang signifikan antara konstruksi sumur gali dengan kualitas bakteriologis pada air sumur gali penduduk di

Desa Sialang Buah Kecamatan Teluk Mengkudu Kabupaten Serdang Bedagai Tahun


(56)

BAB V PEMBAHASAN 5.1 Karakteristik Responden

Berdasarkan penelitian diketahui bahwa mayoritas responden berumur 20-30

tahun yaitu sebanyak 56,3%, berdasarkan jenis kelamin, mayoritas responden

berjenis kelamin perempuan yaitu sebanyak 65,6%, berdasarkan pekerjaan,

mayoritas responden adalah ibu rumah tangga yaitu sebanyak 62,5% dan mayoritas

pendidikan responden adalah SMP sebanyak 37,5%. Berdasarkan data diatas

menunjukkan bahwa responden adalah mayoritas berjenis kelamin perempuan dan

bekerja sebagai ibu rumah tangga, sehingga mengerti dan peduli akan kesehatan

lingkungan dan masih bisa menjaga kebersihan sarana dan prasarana dirumah

termasuk sarana sumur gali.

5.2 Kualitas Bakteriologis Air Sumur Gali di Desa Sialang Buah

Mikroorganisme yang terdapat di dalam air berasal dari berbagai sumber

seperti udara, tanah, sampah, lumpur, tanaman hidup atau mati, kotoran manusia atau

hewan, dan sebagainya. Air dapat merupakan medium pembawa mikroorganisme

petogenik yang berbahaya bagi kesehatan. Patogen yang sering ditemukan di dalam

air adalah bakteri penyebab saluran pencernaan seperti Vibrio cholera, Shigella

dysenteriae, Salmonella typhosa dan Entamoeba histolytica. Untuk mencegah penyebaran penyakit melalui air perlu dilakukan kontrol terhadap polusi air.


(57)

Escherichia coli adalah salah satu bakteri yang tergolong coliform dan hidup secara normal di dalam kotoran manusia dan hewan, oleh karena itu disebut juga

koliform fekal. Bakteri koliform yang berasal dari hewan dan tanaman mati disebut koliform nonfekal, misalnya enterobacter aerogenes (Fardiaz, 2011). Bakteri coliform adalah golongan bakteri intestinal, yaitu hidup di dalam saluran pencernaan manusia. Bakteri coliform merupakan bakteri indikator keberadaan bakteri patogenik

lain. Lebih tepatnya, bakteri coliform fecal adalah indikator adanya pencemaran

bakteri patogen. Penentuan coliform fecal menjadi indikator pencemaran karena

jumlah koloninya berkolerasi positif dengan keberadaan bakteri patogen. Contoh

bakteri coliform adalah Escherichia coli dan Enterobacter aerogenes (Pelezar, 2005).

Menurut Fardiaz (2011), tingginya kadarE. coli dapat disebabkan oleh

aktifitas masyarakat dan hewan karena pada prinsipnya E.coli adalah salah satu

bakteri patogen yang tergolong Coliform dan hidup secara normal dalam kotoran

manusia maupun hewan sehingga digunakan sebagai indikator pencemaran air yang

berasal dari kotoran hewan berdarah panas.

Pencegahan penyebaran penyakit melalui air dapat dilakukan dengan

pemeriksaan kualitas air bersih dengan menggunakan parameter fisika, kimiawi,

radioaktivasi dan mikrobiologi. Parameter mikrobiologi menggunakan bakteri total

coliform sebagai indikator organisme. Penentuan parameter mikrobiologi dimaksudkan untuk mencegah adanya mikroba patogen di dalam air bersih.

Berdasarkan Permenkes No. 416/MENKES/PER/IX/1990 bahwa yang dimaksud


(58)

kualitasnya memenuhi syarat kesehatan dan dapat diminum apabila telah dimasak.

Kriteria mikrobiologi untuk air bersih yaitu dengan menggunakan bakteri coliform

sebagai indikator dengan metode Jumlah Perkiraan Terdekat (JPT) atau Most

Probable Number (MPN)

Hasil pemeriksaan kualitas bakteriologis diketahui bahwa jumlah Total

Coliform yang < 50/100 ml (memenuhi syarat) yaitu sebanyak 5 sumur (15,6%) dan yang > 50/100 ml (tidak memenuhi syarat) yaitu sebanyak 27 sumur (84,4%).

Berdasarkan hasil pemeriksaan dilaboratorium dari 32 sampel yang diperiksa jumlah

bakteri Total coliform adalah 35-1600 MPN/100 ml ,yang berarti air bersih tersebut

telah tercemar oleh bakteri Total coliform. Hal ini terjadi karena adanya faktor yang

mempengaruhi kualitas air seperti jarak dari sumber pencemaran seperti kandang

ternak , konstruksi sumur gali yang tidak memenuhi syarat dan perilaku masyarakat

yang kurang baik terhadap penggunaan sumur gali. Sumber air bersih masyarakat ini

tercemar oleh tinja dan mengandung bakteri Total coliform yang dapat

mengakibatkan kualitas air bersih tidak sesuai dengan standar yang ditetapkan

sebagai sumber air bersih. Oleh karena itu, air bersih yang tercemar oleh bakteri

Total coliform harus diolah terlebih dahulu sebelum dikonsumsi sebagai air minum. Adanya coliform dalam air berasal dari kontaminasi tinja hewan dan manusia.

Pada penyediaan air yang tidak diolah, pencemaran tinja terjadi tergantung dari

aliran air permukaan atau adanya penyerapan limbah cair kedalam lapisan tanah.

Pada air yang diolah, kontaminasi dapat terjadi karena disenfeksi yang tidak


(59)

mengandung mikroorganisme petogen maka akan ada kemungkinan resiko terjadi

penularan penyakit, seperti penyakit diare, kolera, tipus, dan disentri.

5.3 Jarak Sumur Gali dengan Kandang Ternak di Desa Sialang Buah

Sebagian besar masyarakat Desa Sialang Buah menggunakan sumur gali

sebagai sarana penyediaan air bersih dalam menunjang kehidupan sehari-hari,

sehingga frekuensi pengambilan air sumur gali relatif sering, akibatnya laju aliran air

tanah menjadi lebih cepat untuk mengisi kekosongan, sehingga jarak antara sumber

pencemar dengan sumur gali harus diperhatikan (Chandra, 2007).

Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa jarak sumur gali dengan

kandang ternak < 10 (tidak memenuhi syarat) meter sebanyak 22 sumur (68,8%)

dan 21 sumur diantaranya memiliki kadar Total Coliform yang tidak memenuhi

syarat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang bermakna

antara jarak kandang ternak dengan sumur gali dengan nilai p = 0,001 (p< 0,05) yang

berarti semakin jauh jarak kandang ternak dari sumur gali maka semakin sedikit

jumlah total coliform, dan sebaliknya semakin dekat jarak kandang ternak dengan

sumur gali jumlah total coliform semakin banyak. Berdasarkan hasil observasi

dilapangan diketahui bahwa jarak terdekat sumur gali dengan kandang ternak adalah

3 meter dan terjauh adalah 18 meter. Terdapat 7 sumur gali dengan jumlah total

coliform tertinggi yaitu 1600/100 ml air masing – masing pada jarak 5, 5, 7, 7, 8, 8 dan 10 meter dari kandang ternak. Pada jarak > 10 meter pun masih ditemukan

adanya pencemaran total coliform. Hal ini terjadi karena jarak sumber pencemaran


(60)

terdapat sumber pencemaran lainnya seperti jarak sumur gali dari septic tank dan

jamban. Jarak jamban yang berdekatan mempunyai pengaruh terhadap kandungan

bakteri di dalam air sumur. Kontruksi jamban juga mempengaruhi kualitas air

dimana jamban berbentuk lubang tempat penampungan kotoran manusia dibuat tidak

memakai septik tank, yaitu dibuat dengan lubang penampungan biasa dan sebagian

lagi dibuat dengan penampungan permanen dengan bagian dasar atau lantainya

belum diplester. Hal ini menimbulkan resiko pencemaran air sumur, karena bak

penampungan tinja dan lantai tidak kedap air. Jarak yang berdekatan disebabkan

karena keterbatasan lahan yang membuat masyarakat membangun kandang ternak

berada pada jarak kurang dari 10 meter dari sumber air bersih, sehingga

memudahkan terjadinya pencemaran melalui tanah yang meresap ke dalam sumur

gali. Kotoran ternak terutama hewan yang berdarah panas serta yang sering

ditemukan pada manusia sebagai organisme patogen, terdapat mikroorganisme yang

salah satunya adalah bakteri coliform dalam jumlah yang besar rata-rata sekitar 50

juta per gram (Soeparman, 2002). Selain jarak , hal ini terjadi karena faktor lain

seperti konstruksi sumur dan perilaku pengguna sumur gali. Dengan demikian jarak

sumur dengan kandang ternak yang jauh sekalipun tidak menjamin kualitas

bakteriologis air memenuhi syarat.

Pada penelitian yang dilakukan oleh Gotaas, dkk dalam soeparman (2002),

sumber kontaminasi yang berupa tinja yang ditempatkan dalam lubang yang

menembus permukaan air tanah. Sampel positif organisme coliform didapatkan pada


(61)

keluar sampai kira-kira 2 meter pada titik yang berjarak sekitar 5 meter dari jamban

dan menyempit pada kira-kira 11 meter. kontaminasi tidak bergerak melawan arah

aliran air tanah. Setelah beberapa bulan, tanah sekitar jamban atau tempat

pencemaran akan mengalami penyumbatan, dan sampel yang positif dapat diperoleh

hanya pada jarak 2-3 meter dari lubang. Dengan kata lain, daerah kontaminasi tanah

telah menyempit. Pola pencemaran secara kimiawi sama bentuknya dengan

pencemaran bakteriologis, hanya jarak jangkaunya lebih jauh.

Menurut penelitian yang dilakukan Gotaas, dkk (2002) menemukan bahwa

bakteri dapat dipindahkan sampai jarak 30 meter dari titik pembuangannya dalam

waktu 33 jam. Selain itu terdapat penurunan cepat jumlah bakteri sepanjang jarak

karena terjadi filtrasi yang selektif dan kematian bakteri.

Penelitian Chairunnisa (2012), yang menyatakan jarak sumber pencemar

memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kualitas bekteriologis air sumur gali.

Hal ini mungkin disebabkan karena lapisan tanah yang akan menyaring semua

material yang melewatinya termasuk bakteri. Bakteri yang terdapat dalam tanah

dapat mencapai air tanah dengan proses infiltrasi. Proses infiltrasi dipengaruhi oleh

gaya gravitasi maupun gaya kapiler. Gaya gravitasi bersifat mengalirkan air secara

vertikal kedalam tanah sedangkan kapiler bersifat mengalirkan air secara tegak lurus,

keatas, kebawah dan arah horizontal. Sehingga semakin jauh semakin sedikit jumlah

bakteri karena mengalami penyaringan oleh tanah atau material penyusun tanah


(62)

Penelitian yang dilakukan Chiroma et al (2007) menyatakan bahwa sumur

yang dibangun dekat dengan sumber pencemaran seperti limbah domestik, jamban

dan genangan air memiliki kandungan total coliform yang tinggi.

Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian Prajawati (2008) yang

menyatakan bahwa adanya hubungan antara jarak lokasi sumur dengan sumber

pencemar terhadap kualitas mikrobiologi air sumur.

5.4Konstruksi Sumur Gali terhadap Kualitas Bakteriologis Air Sumur Gali di Desa Sialang Buah

Kondisi sumur gali ada yang memenuhi syarat dan ada yang tidak memenuhi

syarat, hal ini dapat dilihat dari lokasinya seperti jarak terhadap sumber pencemar

dan konstruksinya (Prajawati, 2008).

Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa terdapat 20 sumur yang

konstruksinya tidak memenuhi syarat, 20 sumur (100%) memiliki kualitas

bakteriologis yang tidak memenuhi syarat dan dari 12 sumur yang konstruksinya

memenuhi syarat, 7 sumur (58,3%) diantaranya memiliki kualitas bakteriologis yang

tidak memenuhi syarat. Hasil analisis bivariat dengan uji chi square didapat nilai p =

0,002 (p< 0,05), artinya ada hubungan yang signifikan antara konstruksi sumur gali

dengan kualitas bakteriologis pada air sumur gali.

Konstruksi sumur gali yang tidak memenuhi syarat dilihat dari keadaan lantai

sumur gali dominan memiliki lantai kurang dari 1 meter dan tidak kedap air dan

keadaan dinding sumur sebagian memiliki tinggi yang kurang dari 3 meter dan tidak


(63)

yang masuk kedalam lewat pori-pori tanah dan meresap kedalam dinding yang tidak

kedap air sehingga akan mempengaruhi kualitas bakteriologis air. Sebagian sumur

memiliki ketinggian air didalam sumur tidak mencapai 3 meter yang nantinya akan

membuat bakteri dapat bertahan hidup di kedalaman kurang dari 3 meter. Menurut

Depkes 1990 dalam Entjang (2001) menyatakan syarat fisik sumur gali yang

memenuhi syarat kesehatan seperti kondisi lantai harus kedap air dengan lebar

minimal 1 meter dari tepi bibir sumur, tidak retak/bocor, mudah dibersihkan,tidak

tergenang air, dan kemiringan 1-5% kearah saluran pembuangan air limbah agar air

bekas dapat mudah mengalir ke saluran air limbah. Dinding sumur minimal sedalam

3 meter dari permukaan lantai atau tanah, dibuat dari bahan kedap air dan kuat (tidak

mudah retak/longsor) untuk mencegah merembesnya air ke dalam sumur. Dinding

sumur yang kedap air dan lantai kedap air akan mencegah bakteri masuk kedalam

sumur gali dan akan mempengaruhi kualitas air sumur.

Meskipun keadaan bibir sumur gali responden dominan memiliki tinggi lebih

dari 70 cm dan kedap air dan keadaan tutup sumur sebagian memiliki tutup. Namun

pencemaran air sumur dapat saja terjadi karena keadaan konstruksi yang lain tidak

memenuhi syarat seperti letak timba dilantai, seharusnya pengambilan air dengan

timba sebaiknya harus selalu digantung dan tidak diletakkan di lantai sumur. Hal ini

untuk mencegah pencemaran air melalui timba (Entjang, 2001).

Berdasarkan hasil observasi sebagian responden tidak memiliki saluran

pembuangan limbah sumur gali dan tidak kedap air. Hal ini dapat mengakibatkan air


(64)

meresap melalui pori-pori tanah dan dapat mencapai air sumur bila konstruksi

dinding sumur tidak kedap air. Sumur gali masyarakat tidak memenuhi syarat karena

masih memiliki sumber pencemar lain seperti jarak sumur dengan septik tank dan

tempat pembuangan sampah karena akan mempengaruhi kualitas bakteriologis air

sumur (Entjang, 2001).

Kondisi fisik atau konstruksi sumber air bersih yang tidak memenuhi standar

kesehatan juga dapat menjadi sumber pencemar karena air yang sudah tercampur

dengan bakteri atau sumber pencemaran lain dapat merembes melalui pori-pori

dinding, bibir dan lantai sumber air bersih yang tidak kedap air dan masuk kedalam

sumber air bersih sehingga menyebabkan pencemaran (Radjak, 2013).

Konstruksi sumur gali yang tidak memenuhi syarat disebabkan oleh banyak

faktor diantaranya adalah aspek pengetahuan yang dimiliki si pemilik sumur

terhadap dampak konstruksi sumur gali yang tidak memenuhi syarat. Selain itu,

aspek pengetahuan yang lain mencakup ketidaktahuan pemilik sumur gali tentang

konstruksi sumur yang memenuhi syarat. Masyarakat mengetahui syarat konstruksi

sumur gali yang memenuhi syarat tetapi tindakan berupa memperbaiki konstruksi

sumur gali tidak nyata karena aspek seperti keadaan perekonomian masyarakat yang

menggunakan sumur sebagai sumber air bersih dimana untuk membuat sumur

dengan konstruksi sumur yang memenuhi syarat membutuhkan dana yang lebih

besar seperti penyediaan bahan bangunan seperti semen dalam pembuatan dinding

dan lantai yang kedap air. Aspek lain yang mempengaruhi adalah jumlah pemakai


(1)

terhadap Kualitas Bakteriologis Air Sumur Gali ... 59

4.3.2 Analisis Hubungan Perilaku Masyarakat

terhadap Kualitas Bakteriologis Air Sumur Gali ... . 60

4.3.2.1 Perilaku dalam Bentuk Pengetahuan .. . 60 4.3.2.2 Perilaku dalam Bentuk Sikap... . 61 4.3.2.3 Perilaku dalam Bentuk Tindakan... 61 4.3.3 Analisis Hubungan Konstruksi Sumur Gali

terhadap Kualitas Bakteriologis Air Sumur Gali ... . 62

BAB V PEMBAHASAN ... . 64

5.1 Karakteristik Responden ... . 64 5.2 Kualitas Bakteriologis Air Sumur Gali di Desa Sialang

Buah ... . 64 5.3 Jarak Sumur Gali dengan Kandang Ternak di Desa Sialang

Buah ... . 67 5.4 Konstruksi Sumur Gali terhadap Kualitas Bakteriologis Air

Sumur Gali di Desa Sialang Buah ... . 70 5.5 Perilaku Masyarakat terhadap Kualitas Bakteriologis Air

Sumur Gali di Desa Sialang Buah ... . 74

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN... . 78


(2)

6.2 Saran ... . 79

DAFTAR PUSTAKA ... 80 LAMPIRAN


(3)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1 Kriteria Mutu Bakteriologis Air Berdasarkan Kelas... 23 Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan

Umur, Jenis Kelamin, Pekerjaan dan Pendidikan di Desa Sialang Buah Tahun 2015 ... . 50 Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Jarak Sumur Gali dengan Kandang Ternak

di Desa Sialang Buah Tahun 2015 ... . 51 Tabel 4.3 Distribusi Total Coliform Berdasarkan Jarak Sumur Gali dengan

Kandang Ternak di Desa Sialang Buah Tahun 2015 ... . 52 Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Pengetahuan Responden tentang

Penggunaan Sumur Gali di Desa Sialang Buah Tahun 2015 ... . 53

Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Pengetahuan Pengguna Air Sumur Gali di Desa Sialang Buah Tahun 2015 ... . 54 Tabel 4.6 Distribusi Frekuensi Sikap Responden tentang Penggunaan

Sumur Gali Di Desa Sialang Buah Tahun 2015 ... . 54 Tabel 4.7 Distribusi Frekuensi Sikap Pengguna Air Sumur Gali di Desa

Sialang Buah Tahun 2015 ... . 55 Tabel 4.8 Distribusi Frekuensi Tindakan Responden tentang Penggunaan

Sumur Gali di Desa Sialang Buah Tahun 2015... . 55 Tabel 4.9 Distribusi Frekuensi Tindakan Pengguna Air Sumur Gali di

Desa Sialang Buah Tahun 2015 ... . 56 Tabel 4.10 Distribusi Frekuensi Kondisi Konstruksi Sumur Gali Penduduk

di Desa Sialang Buah Tahun 2015 ... . 56 Tabel 4.11 Distribusi Frekuensi Konstruksi Sumur Gali Penduduk di Desa


(4)

Tabel 4.12 Distribusi Frekuensi Jumlah Total Coliform pada air Sumur Gali Penduduk di Desa Sialang Buah Tahun 2015 ... . 58 Tabel 4.13 Hubungan Jarak Kandang Ternak Terhadap Kualitas

Bakteriologis Air Sumur gali penduduk di Desa Sialang Buah

Tahun 2015 ... . 59 Tabel 4.14 Hubungan Pengetahuan Pengguna Sumur Gali Terhadap

Kualitas Bakteriologis Air Sumur gali penduduk di Desa

Sialang Buah Tahun 2015 ... . 60 Tabel 4.15 Hubungan Sikap Pengguna Sumur Gali Terhadap Kualitas

Bakteriologis Air Sumur gali penduduk di Desa Sialang Buah

Tahun 2015 ... . 61 Tabel 4.16 Hubungan Tindakan Pengguna Sumur Gali Terhadap Kualitas

Bakteriologis Air Sumur gali penduduk di Desa Sialang Buah

Tahun 2015 ... . 62 Tabel 4.17 Hubungan Konstruksi Sumur Gali Terhadap Kualitas

Bakteriologis Air Sumur Gali ... . 63


(5)

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. Kuesioner Penelitian Perilaku Aspek Pengetahuan tentang

penggunaan Sumur Gali ... . 84

Lampiran 2. Kuesioner Penelitian Perilaku Aspek Sikap tentang penggunaan Sumur Gali ... . 86

Lampiran 3. Kuesioner Penelitian Aspek Tindakan tentang penggunaan Sumur Gali ... 88

Lampiran 4. Lembar Observasi Konstruksi Sumur Gali ... . 89

Lampiran 5. Surat Keterangan Penelitian di Laboratorium BTKL ... . 90

Lampiran 6. Surat Keterangan Penelitian dari Kepala Desa Sialang Buah . 91

Lampiran 7. Surat Permohonan Izin Penelitian ... . 92

Lampiran 8. Hasil Uji Statistika Analisis Univariat ... . 93

Lampiran 9. Hasil Uji Statistika Analisis Bivariat ... . 101

Lampiran 10.Dokumentasi Foto Penelitian... . 105

Lampiran 11.Hasil Laboratorium ... . 109


(6)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Elina Sopianna

Tempat/Tanggal Lahir : Sibolga, 16 April 1993

Suku Bangsa : Batak Toba

Agama : Kristen Protestan

Status : Belum Menikah

Alamat : Jl. Gaperta gg Swadaya No. 17A Medan

Jumlah Bersaudara : 4 orang

Nama Ayah : Eliston Samosir

Suku Bangsa Ayah : Batak Toba

Nama Ibu : Taruli Br. Napitupulu

Suku Bangsa Ibu : Batak Toba

Pendidikan Formal

1. TK : TK Tri Ratna Sibolga Tahun 1998-1999 2. SD : SD Tri Ratna Sibolga Tahun 1999-2005 3. SMP : SMP Tri Ratna Sibolga Tahun 2005-2008 4. SMA : SMA Tri Ratna Sibolga Tahun 2008-2011


Dokumen yang terkait

Keadaan Sumur Gali Di Desa Aek Nauli Kecamatan Padang Sidempuan Timur Kabupaten Tap-Sel Tahun 2000 (Ditinjau Dari Aspek Konstruksi)

0 38 57

Hubungan Jarak Kandang Ternak Dengan Kualitas Bakteriologis Air Sumur Gali Pemukiman Kumuh Di Lingkungan XIV Kelurahan Tegal Sari Mandala II Kecamatan Medan Denai

9 104 77

Gambaran Perilaku Masyarakat Tentang Konstruksi Sumur Gali Dan Kualitas Air Sumur Gali Di Desa Gunung Raya Kabupaten Labuhan Batu Rantau Prapat Tahun 2010

3 80 87

Analisa Kualitas Fisik, Bakteriologis Dan Kimia Air Sumur Gali Serta Gambaran Keadaan Konstruksi Sumur Gali Di Desa Patumbak Kampung Kecamatan Patumbak Kabupaten Deli Serdang Tahun 2010

9 73 99

Hubungan Jarak Kandang Ternak, Perilaku Masyarakat Dan Konstruksi Sumur Gali terhadap Kualitas Bakteriologis Air Sumur Gali Penduduk Desa Sialang Buah Kecamatan Teluk Mengkudu Kabupaten Serdang Bedagai Tahun 2015

8 83 127

Hubungan Jarak Septic Tank, Konstruksi Sumur Gali, dan Perilaku Masyarakat Terhadap Kandungan Bakteri Escherichia coli Air Sumur Gali Penduduk di Desa Mekar Makmur Kecamatan Sei Lepan Kabupaten Langkat Tahun 2016

2 42 156

ANALISIS KUALITAS AIR SUMUR GALI DI DESA PEMATANG KUALAKECAMATAN TELUK MENGKUDU KABUPATEN SERDANG BEDAGAI.

1 15 27

STUDI KUALITAS AIR SUMUR GALI PENDUDUK DILIHAT DARI FISIK, KIMIA DAN BAKTERIOLOGIS SERTA GAMBARAN KONSTRUKSI SUMUR GALI DI KECAMATAN PANCUR BATU KABUPATEN DELI SERDANG.

0 3 21

PEMETAAN INTRUSI AIR LAUT PADA SUMUR GALI DAN SUMUR BOR DENGAN METODE KONDUKTIVITAS LISTRIK DI KECAMATAN TELUK MENGKUDU KAB. SERDANG BEDAGAI.

1 4 20

HUBUNGAN KONTRUKSI SUMUR GALI TERHADAP KUALITAS BAKTERIOLOGIS AIR PADA SUMUR GALI DIKELURAHAN TEJOSARI KECAMATAN METRO TIMUR KOTA METRO TAHUN 2013

0 0 5