23 Diagnosa Kanker Payudara Pencegahan Sekunder

puting. Pastikan mencakup seluruh payudara. Berikan perhatian khusus di daerah antara payudara dengan ketiak, termasuk bagian ketiak sendiri. Rasakan untuk setiap ganjalan yang tidak biasa atau benjolan di bawah kulit gambar 3 dan 4. Langkah 4 : Dengan lembut, pijit puting susu dan lihat jika ada cairan yang keluar. Tidak normal apabila keluar darah atau adanya cairan yang spontan gambar 5. Langkah 5 : Ulangi langkah 3 dan 4 dengan posisi berbaring. Berbaringlah di tempat dengan permukaan rata. Berbaringlah dengan lengan kanan di belakang kepala dan bantal kecil atau lipatan handuk diletakkan di bawah pundak. Posisi menyebabkan payudara menjadi rata dan membuat pemeriksaan lebih mudah. Lakukan gerakan melingkar yang sama seperti pada tahap 3 dan 4. Lakukan pula untuk payudara kiri gambar 6.

2.6.3. Pencegahan Sekunder

18, 23

Pencegahan sekunder ditujukan untuk mengobati para penderita dan mengurangi akibat-akibat yang lebih serius dari penyakit kanker payudara melalui diagnosa dan deteksi dini dan pemberian pengobatan.

1. Diagnosa Kanker Payudara

Diagnosa kanker payudara dapat dilakukan dengan beberapa pemeriksaan yaitu : A. Anamnesa 16 a. Anamnesa terhadap keluhan di payudara atau ketiak apakah ada benjolan, rasa sakit, edema lengan atau kelainan kulit. Universitas Sumatera Utara b. Anamnesa terhadap keluhan di tempat lain berhubungan dengan metastasis seperti nyeri tulang vertebrata, sesak, batuk dan lain-lain. c. Anamnesa terhadap faktor-faktor risiko usia, riwayat keluarga, riwayat kanker individu dan konsumsi lemak. B. Pemeriksaan Fisik Ketepatan mendiagnosa kanker payudara dengan pemeriksaan fisik sekitar 70. Pemeriksaan fisik dilakukan terhadap status lokalis payudara kanan atau kiri atau bilateral dan penderita harus diperiksa dalam posisi duduk dan terlentang. Kemudian payudara diperiksa sehubungan dengan perubahan kulit, perubahan puting susu, status kelenjar getah bening dan pemeriksaan pada lokasi metastasis jauh. 29 C. Pemeriksaan Biopsi Jarum Halus Pemeriksaan ini dilakukan pada lesi yang secara klinis dan radiologi dicurigai ganas. Biopsi jarum halus dilakukan dengan menusuk tumor dengan jarum halus dan disedot dengan spuit 10 cc sampai jaringan tumor lepas dan masuk ke dalam jarum. Kemudian jaringan tumor diperiksa di laboratorium oleh ahli Patologi Anatomi untuk mengetahui apakah jaringan tersebut ganas maligna atau jinak benigna. 11 D. Pemeriksaan Radiologik Pemmeriksaan radiologik dilakukan dengan menggunakan Mammografi dan USG Ultrasonografi payudara. Mammografi merupakan tindakan pemeriksaan payudara dengan menggunakan sinar X berintensitas rendah. Tujuan pemeriksaan ini adalah untuk melihat ada tidaknya benjolan pada Universitas Sumatera Utara payudara. Pemeriksaan ini dapat digunakan untuk perempuan dengan keluhan perihal payudara, baik setelah ditemukan maupun sebelum ditemukan adanya benjolan dan sebagai check up kanker payudara. American Cancer Society dalam programnya menganjurkan sebagai berikut : a. Untuk perempuan berumur 35-39 tahun, cukup dilakukan 1 kali mammografi dasar Baseline Mammogram. b. Untuk perempuan berumur 40-50 tahun, mammografi silakukan 1 atau 2 tahun sekali. c. Untuk perempuan berumur di atas 50 tahun, mammografi dilakukan setahun sekali. 22 USG sangat bermanfaat jika digunakan bersamaan dengan mammografi untuk tujuan diagnostik untuk membantu membedakan kista berisi cairan atau solid. Untuk menentukan stadium dapat menggunakan foto thoraks, USG abdomen, Bone Scanning Scan tulang dan CT Scan. 23

2. Pengobatan